KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG Iwan Cahyono e-mail : iwan.ts@undar.ac.id Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Darul Ulum e-mail : iwan.suraji@yahoo.co.id Abstrak Berdirinya Toserba (Toko Serba Ada) di wilayah Kota Jombang sejak 5 tahun belakangan ini, hal ini menimbulkan dampak terhadap lalulintas yang ada disekitarnya. Adanya tarikan pergerakan ini mengakibatkan kepadatan kendaraan bahkan kemacetan di jalan-jalan utama disekitar Toserba. Hal ini dikarenakan ketersediaan lahan parkir tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan parkir kendaraan pengunjung. Oleh karena itu perlu diketahui berapa besar tarikan pergerakan oleh toserba ini, sehingga kebutuhan lahan parkir dapat direncanakan. Menurut Foley, 1981, bahwa studi yang telah dilakukan di Adelaide Australia terhadap 23 supermarket, menunjukkan bahwa besarnya tarikan pergerakan oleh supermarket-supermarket tersebut sangat dipengaruhi oleh luas lantai dan luas halaman parkir supermarket. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi adalah pelayanan angkutan umum, fasilitas yang tersedia di supermarket tersebut, keindahan dan kenyamanan supermarket serta banyaknya promosi yang dilakukan oleh supermarket. Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah luas lantai, luas halaman parkir, kepadatan penduduk disekitar lokasi toserba dan jumlah kendaraan yang datang. Dengan analisa regresi linier maka dicari beberapa model yang potensial. Model yang terbaik yang diperoleh adalah Y = 0,626 X2 + 0,535 X4-1890,81 (R 2 = 0,526), dimana X2 adalah luas halaman parkir yang tersedia dan X4 adalah kepadatan penduduk.. Kata Kunci : Toserba, tarikan pergerakan, regresi linear. Pendahuluan Jombang merupakan suatu daerah kabupaten di Jawa Timur, yang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan guna meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dan laju pembangunan di segala bidang. Salah satunya adalah pembangunan pusat perbelanjaan baik yang dikelola oleh pemerintah ataupun swasta. Toserba- toserba di Kab.Jombang pengelolaannya sebagian besar oleh swasta, dan selalu banyak menarik animo masyarakat untuk berbelanja di tempat tersebut. Kebiasaan berbelanja pada toserba tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya perubahan gaya hidup, meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi, serta munculnya bentuk-bentuk baru dari pedagang eceran. Untuk itu perlu diketahui seberapa besar pengaruh berdirinya suatu toserba khususnya tarikan pergerakan yang ditimbulkan terhadap daerah sekitarnya. Dengan tujuan memberikan informasi yang dapat digunakan toserba baru untuk mengestimasi kebutuhan lahan parkir maupun dampak arus lalulintas yang mungkin timbul dari pembangunan toserba tersebut. Adapun yang menjadi permasalahan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel apa saja yang potensial menarik pergerakan ke toserba-toserba di Kota Jombang? 2. Bagaimana model hubungan antara luas lantai toserba dengan tarikan pergerakan? Tujuan pada penelitian ini adalah : 1. Mengetahui variabel yang menarik perjalanan ke toserba di wilayah Kota Jombang. 2. Mendapatkan model yang menggambarkan hubungan antar jumlah pergerakan kendaraan (the vehicle trip rate) dengan luas lantai, lahan parkir, atau variabel lain di tiga (3) toserba. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan pada pemberian ijin toserba baru oleh pihak yang berwenang. Tinjauan Pustaka Bangkitan dan Tarikan pergerakan menurut Tamin (2000), adalah : tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 4 Vol. 1/Agustus-2016 ISSN. 2442-3238, e-issn. 2527-5364 407
pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona. Pergerakan lalulintas merupakan fungsi tata guna lahan yang menghasilkan pergerakan lalulintas. Bangkitan ini mencakup : Lalulintas yang meninggalkan suatu lokasi Lalulintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi. Bangkitan dan tarikan pergerakan dapat dilihat secara diagram pada gambar 1 (Wells, 1975). i d Pergerakan yang berasal dari zona i Pergerakan yang menuju zona d Gambar 1 : Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan lalulintas berupa jumlah kendaraan, orang, atau angkutan barang per satuan waktu, misalnya kendaraan/jam. Kita dapat dengan mudah menghitung jumlah orang atau kendaraan yang masuk atau keluar dari suatu luas tanah tertentu dalam satu hari (atau satu jam) untuk mendapatkan bangkitan dan tarikan pergerakan. Bangkitan dan tarikan lalulintas tersebut tergantung pada dua aspek tata guna lahan : Jenis tata guna lahan dan Jumlah aktifitas (dan intensitas) pada tata guna lahan tersebut. Jenis tata guna lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan, dan komersial) mempunyai ciri bangkitan lalulintas yang berbeda : Jumlah arus lalulintas Jenis lalulintas (pejalan kaki, truk, mobil) Lalulintas pada waktu tertentu. Jumlah dan jenis lalulintas yang dihasilkan oleh setiap tata guna lahan merupakan hasil dari fungsi parameter sosial dan ekonomi, seperti contoh di Amerika Serikat (Black, 1978). 1 ha perumahan menghasilkan 60-70 pergerakan kendaraan per minggu; 1 ha perkantoran menghasilkan 700 pergerakan kendaraan per hari; dan 1 ha tempat parkir umum menghasilkan 12 pergerakan per hari. Menurut S.P. Foley (1981) : Tarikan perjalanan oleh supermarket dipengaruhi oleh : a. Aksesibilitas dari supermarket b. Luas tempat parkir yang tersedia c. Persaingan dari supermarket yang berdekatan d. Servis transportasi umum e. Karakteristik sosial ekonomi dari orang-orang di daerah perdagangan f. Fasilitas yang tersedia di supermarket g. Keindahan dan kenyamanan dari suatu supermarket h. Banyaknya promosi yang dilakukan oleh supermarket Studi yang dilakukan Foley di Adelaide, Australia terhadap 23 supermarket menunjukkan bahwa makin besar luas lantai supermarket makin besar trip rate yang dihasilkan. Dari 3 hari survey di Adelaide, Australia yaitu pada hari Kamis, Jum at dan Sabtu diperoleh ; pergerakan kendaraan terbanyak terjadi pada hari Kamis. Volume jam sibuk akibat tarikan lalulintas oleh supermarket terjadi antara : - Pukul 17.00-18.00 pada hari Kamis. - Pukul 16.00-17.00 pada hari Jum at. - Pukul 10.00-11.00 pada hari Sabtu. Metode Penelitian Pada dasarnya pelakasanaan penelitian ini dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu survei pendahuluan, survei dan analisa data, hasil penelitian. Bentuk hubungan kegiatan diatas adalah sebagai berikut : Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 4 Vol. 1/Agustus-2016 ISSN. 2442-3238, e-issn. 2527-5364 408
PRA-SURVEI Cek toserba obyek Menentukan lokasi surveyor Menentukan metode mengukur luas lantai SURVEI Interview/Wawancara Menghitung kendaraan yang datang Mengukur luas lantai Mengukur luas lahan parkir ANALISIS DATA Menentukan korelasi antara variabel-variabel yang dipilih HASIL PENELITIAN Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Gambar 2: Diagram Alur Penelitian Pra-survei meliputi penjajakan toserba-toserba yang akan disurvei, strategi penempatan tenaga surveyor di masing-masing toserba serta pemilihan metode yang tepat untuk mengukur luas lantai toserba dan luas lahan parkir. Survei dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 2-8 Maret 2015, di 3 (tiga) toserba yang ada di Kota Jombang, yaitu B-Mart, Mitra, dan Gajah Mada. Survei dimulai jam 09:00 saat toserba mulai dibuka hingga jam 21:00 saat toserba ditutup. Di setiap toserba di tempatkan 3 orang tenaga surveyor yang bertugas untuk mencatat jumlah setiap jenis kendaraan yang masuk dan keluar dari lahan parkir mulai jam 09.00 pagi hingga jam 21.00 malam hari. Jenis kendaraan yang dicatat adalah kendaraan roda 4 (mobil) dan kendaraan roda 2 (motor). Jumlah kendaraan yang masuk dan yang keluar dari lahan parkir setiap jam dicatat pada formulir yang tersedia. Selisih antara jumlah kendaraan yang masuk dengan yang keluar merupakan jumlah kendaraan yang parkir di toserba tersebut dalam satu jam, sehingga akumulasi parkir setiap jam dapat diketahui. Berdasarkan bilangan ini, maka kebutuhan sesungguhnya akan lahan parkir dapat ditentukan. Data lain yang juga di kumpulkan adalah luas lantai toserba serta luas lahan parkirnya. Untuk mengukur luas lantai toserba, dilakukan dengan mengukur bagian luar bangunan toserba. Lebar dan panjang bangunan sangat mudah diidentifikasi dari luar. Luas lantai ini tidak bisa dilakukan di bagian dalam toserba karena semua lantai telah terpakai dan terisi oleh barang dagangan, sehingga menyulitkan proses pengukuran. Data yang diperoleh pada prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu : Data kendaraan yang keluar-masuk ke halaman toserba, yang telah dikonversikan kesatuan mobil penumpang, Data luas lantai toserba, Data luas lahan parkir. Prosedur analisa data digambarkan pada bagan alir berikut ini. Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 4 Vol. 1/Agustus-2016 ISSN. 2442-3238, e-issn. 2527-5364 409
(X1) Y Jumlah kendaraan Keluar-masuk Toserba Luas Lantai Toserba Luas lantai + Luas Lahan Parkir Luas Halaman Parkir (X 1 ) (X 2 ) (X 3 ) Kalibrasi persamaan Y= ax1 + b Y= ax 2 + b Y= ax3 + b Hitung koefisien korelasi Untuk masing-masing persamaan yang diperoleh ADA Koefisien korelasi > 0,5 Pilih pers. Dengan R 2 terbesar TIDAK ADA SELESAI Y Jumlah kendaraan Keluar-masuk toserba Kepadatan jumlah Penduduk Luas lantai Toserba Jumlah luas lantai + Jumlah luas lahan Parkir Luas halaman (X 1 ) (X 2 ) (X 3 ) (X 4 ) Kalibrasi persamaan Y= ax1 + bx4 + c Y= ax2 + bx4 + c Y= ax3 + bx4 + c Hitung koefisien korelasi Pilih persamaan Untuk masing-masing persamaan dengan nilai R 2 Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi yang 4 Vol. diperoleh 1/Agustus-2016 ISSN. 2442-3238, e-issn. terbesar 2527-5364 410
Hubungan ke tiga data tersebut dibuatkan suatu model matematis yang cocok, yaitu dengan cara mengkalibrasi model tersebut dengan data yang diperoleh dari hasil survei di lapangan. Gambar 3 : Bagan Alur Analisis Dengan analisa regresi, dicoba beberapa model sebagai berikut : a. Y = ax 1 + b b. Y = ax2 + b c. Y = ax3 + b dimana : Y = jumlah pergerakan kendaraan yang keluar dan yang masuk ke toserba pada suatu hari survei. X1 = luas lantai toserba (m 2 ) X2 = luas lahan parkir toserba (m 2 ) X3 = total luas lantai dan luas lahan parkir toserba (m 2 ) Dari hasil analisa regresi, diperoleh nilai parameter untuk ketiga persamaan diatas seperti tercantum pada tabel 1. Tabel 1 : Model Tarikan Pergerakan Hasil Analisis Regresi dengan Variabel Tunggal Model No. Hari Persamaan Koef. Korelasi 1 Senin Y = - 0,2701 X1 + 611,89 0,314 2 Selasa Y = - 0,2235 X1 + 541,86 0,317 3 Rabu Y = - 0,2769 X1 + 603,48 0,196 4 Kamis Y = - 0,2664 X1 + 480,54 0,353 5 Jum at Y = - 0,2071 X1 + 517,53 0,362 6 Sabtu Y = - 0,2425 X1 + 508,62 0,280 7 Minggu Y = - 0,3308 X1 + 690,09 0,308 8 Senin Y = - 1,7026 X2 + 1390,80 0,453 9 Selasa Y = - 1,2818 X2 + 1327,17 0,444 10 Rabu Y = - 1,2726 X2 + 1117,80 0,390 11 Kamis Y = - 1,3580 X2 + 1244,62 0,380 12 Jum at Y = - 1,2126 X 2 + 1331,44 0,471 13 Sabtu Y = - 1,3071 X2 + 1309,45 0,453 14 Minggu Y = - 1,2701 X2 + 1260,99 0,490 15 Senin Y = - 0,0503 X3 + 180,17 0.035 16 Selasa Y = - 0,0326 X 3 + 208,35 0,026 17 Rabu Y = - 0,0270 X3 + 271,08 0,028 18 Kamis Y = - 0,0198 X3 + 305,08 0,271 19 Jum at Y = - 0,0233 X3 + 144,53 0,018 20 Sabtu Y = - 0,0318 X3 + 227,01 0,034 21 Minggu Y = - 0,0571 X3 + 201,26 0,053 Dimana :Y = Total Kendaraan dalam suatu mobil penumpang yang keluar dan masuk dari lahan parkir X1 = Luas lantai toserba (m 2 ) X2 = Luas lahan parkir (m 2 ) X3 = Total luas lantai dan lahan parkir (m 2 ) Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 4 Vol. 1/Agustus-2016 ISSN. 2442-3238, e-issn. 2527-5364 411
Dari persamaaan- persamaaan yang dicoba pada tabel diatas, ternyata semua koefesien korelasi menunjukkan angka yang lebih kecil dari 0,50. Ini berarti bahwa hubungan/korelasi antara jumlah kendaraan yang datang ke toserba tidak mempunyai hubungan yang kuat/signifikan terhadap luas lantai, luas lahan parkir ataupun penjumlahan kedua-duanya. Oleh karena itu untuk mendapatkan suatu hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel tak bebas, maka perlu dicoba lagi persamaan-persamaan yang lain dengan memasukkan variabel lain yaitu kerapatan penduduk di sekitar toserba. Data kerapatan penduduk untuk setiap desa/kelurahan di Kabupaten Jombang diperoleh dari Jombang dalam Angka/Biro Pusat Statistik Kabupaten Jombang untuk tahun 2014. Hasil uji kalibrasi untuk model dengan 2 variabel ini dicantum pada tabel 2. Tabel 2 : Model Tarikan Pergerakan Hasil Analisis Multiple Regresi (2 Variabel) Model No. Hari Persamaan Koef. Korelasi 1 Senin Y = - 0,108 X1 + 0,490 X4-1944,62 0,435 2 Selasa Y = - 0,171 X1 + 0,602 X4-1607,08 0,326 3 Rabu Y = - 0,135 X1 + 0,509 X4-1971,17 0,517 4 Kamis Y = - 0,017 X1 + 0,488 X4-1626,85 0,398 5 Jum at Y = - 0,126 X 1 + 0,317 X 4-1508,44 0,453 6 Sabtu Y = - 0,453 X1 + 0,526 X4-1544,45 0,422 7 Minggu Y = - 0,171 X1 + 0,602 X4-1689,90 0,117 8 Senin Y = 0,253 X2 + 0,486 X4-1903,26 0,417 9 Selasa Y = 0,233 X2 + 0,508 X4-1671,80 0,344 10 Rabu Y = 0,626 X2 + 0,535 X4-1890,81 0,526 11 Kamis Y = 0,166 X2 + 0,482 X4-1571,62 0,392 12 Jum at Y = 0,335 X2 + 0,408 X4-1417,08 0,481 13 Sabtu Y = 1,144 X2 + 0,453 X4-1462,71 0,490 14 Minggu Y = 1,391 X2 + 0,480 X4-1384,26 0,189 Dimana : Y = Total Kendaraan dalam suatu mobil penumpang yang keluar dan masuk dari lahan parkir. X1 = Luas lantai toserba (m 2 ) X2 = Luas lahan parkir (m 2 ) X3 = Total luas lantai dan lahan parkir (m 2 ) X4 = Kepadatan penduduk di sekitar toserba yang ditinjau. Pembahasan Hasil penelitian yang dilakukan Foley di Australia yang menunjukkan adanya hubungan ya ng kuat antara perjalanan yang ditarik oleh supermarket-supermarket di Australia dengan luas lantai dan luas halaman parkir supermarket disana. Dari hubungan ini dapat kita simpulkan bahwa dengan adanya kemajuan tingkat ekonomi suatu negara, maka seiring dengan tingkat ekonomi masyarakat yang juga tinggi, sehingga tingkat kepemilikan mobil masyarakat Australia juga secara otomatis akan tinggi. Faktor jarak dari rumah ke supermarket adalah tidak begitu penting bagi masyarakat seperti di Australia. Semua supermarket memiliki peluang yang sama untuk dikunjungi oleh masyarakatnya, karena mereka umumnya memiliki kendaraan pribadi. Dengan demikian, segala fasilitas yang berhubungan dengan kemudahan parkir bagi kendaraan pribadi mereka sangat diperlukan khususnya ditempat-tempat umum. Setiap penambahan luas lantai supermarket, maka akan diikuti pula dengan penambahan luas halaman parkir. Oleh karena itulah untuk negara seperti Australia, hubungan langsung antara variabel bebas (jumlah trip yang ditarik oleh supermarket) dengan luas lantai dan luas halaman parkir cukup kuat (signifikan). Sedangkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara antara variabel bebas (jumlah pergerakan yang ditarik oleh toserba) dengan luas lantai dan luas lahan parkir tidak significan yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (R 2 ) yang lebih kecil dari 0,5. Hasil penelitian ini menunjukkan Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 4 Vol. 1/Agustus-2016 ISSN. 2442-3238, e-issn. 2527-5364 412
bahwa, meskipun suatu toserba di Jombang memperluas lantai dan memperluas lahan parkirnya, belum tentu toserba tersebut akan dapat menarik pergerakan atau menarik pengunjung yang lebih besar. Agar lebih memahami fenomena ini, maka perlu dilihat terlebih dahulu struktur ekonomi masyarakat, tingkat pertumbuhan ekonomi Kab. Jombang, tingkat pengangguran, income per-kapita penduduk, tingkat kepemilikan mobil, serta budaya masyarakat Jombang yang lebih suka berbelanja di pasar-pasar tradisional dan faktor-faktor lainnya, seperti jarak dari rumah ke toserba. Faktor-faktor tersebut, ternyata membentuk pola tarikan pergerakan oleh toserba yang ada di Jombang, dan ternyata berbeda dengan masyarakat di Australia. Apabila dilihat dari hasil pengujian kalibrasi pada model diatas, ternyata ada factor/variabel lain yang mempengaruhi tarikan pergerakan oleh toserba di Jombang, yaitu kepadatan penduduk rata-rata di sekitar lokasi toserba. Korelasi yang dihasilkan cukup signifikan seperti tampak dengan naiknya nilai koefisien korelasi (R 2 ) yang dihasilkan. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa, pada toserba di Jombang penambahan luas lantai dan luas lahan parkir, tidak akan secara langsung menghasilkan tarikan pergerakan/perjalanan yang lebih besar. Masyarakat di Jombang, sangat bergantung dengan toserba yang ada di sekitar rumahnya. Untuk mengunjungi toserba lainnya yang lebih jauh dari rumahnya tidak mungkin akan dilakukan atau sangat jarang terjadi. Hal ini dapat dimengerti, karena tingkat pendapatan masyarakat masih relatif kecil, tingkat kepemilikan mobil masih rendah, sehingga aksessibilitas toserba bagi mereka menjadi sangat kecil. Kesimpulan Beberapa kesimpulan di tarik dari hasil penelitian ini adalah : 1. Diantara beberapa variabel yang mempengaruhi tarikan pergerakan oleh toserba, ada 3 faktor yang dominan, yaitu luas lantai, luas lahan parkir serta kepadatan penduduk disekitar toserba. 2. Model yang paling cocok untuk menggambarkan hubungan antara total pergerakan kendaraan yang keluar dan yang masuk ke toserba dengan luas lantai, luas lahan parkir, serta kepadatan penduduk adalah : Y = 0,626 X2 + 0,535 X4-1890,81 (R 2 = 0,562). DAFTAR PUSTAKA Akhmadali. 2000. Tarikan Lalulintas Oleh Pasar Swalayan Di Pontianak, Prosiding FSTPT, Bandung. Black, J.A. 1981. Urban Transport Planning : Theory and Practice. London, Foley. S.P. Traffic Generated by Shopping Center in Adelaide, Australia Road Research, Vol. 11, No. 2, June 1981. Morlok, Edward K. 1988. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Penerbit Erlangga, Jakarta, Tamin, Ofyar Z (2002), Perencanaan Dan Permasalahan Transportasi, Institut Teknologi Bandung. Wells, G.R. 1975. Comprehensive Transport Planning. London, Charles Griffin. Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 4 Vol. 1/Agustus-2016 ISSN. 2442-3238, e-issn. 2527-5364 413