PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KANTONG BILANGAN DI SD ARTIKEL PENELITIAN.

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN KETERLIBATAN SISWA SECARA AKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

PENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS III SD

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERBANTUAN POWERPOINT DI SDS KANISIUS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 08 PADANG PIO ARTIKEL PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN 3 ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PELAJARAN IPS ARTIKEL PENELITIAN

ASSESSMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa ul Gummah, Samsun Hidayat. Pendidikan Fisika ABSTRAK

Sumarni Elda SD Negeri 024 Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MEDIA KONKRIT KELAS II SDN 16 SAHEK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Oleh Saryana PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA KANTONG BILANGAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

Economic Education Analysis Journal

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF DI KELAS V SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII MTsN SUBANG ANAK KABUPATEN TANAH DATAR

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SEKOLAH DASAR 17 KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Majid (2007:176) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

Transkripsi:

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KANTONG BILANGAN DI SD ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ISWAN EFENDI F 34212112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KANTONG BILANGAN DI SD Iswan Efendi, Tahmid Sabri, Abdussamad Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email : rachmatkurniawan_11@yahoo.com Abstrak: Tujuan penelitian ini meningkatkan aktivitas fisik, aktivitas mental, dan aktivitas emosional peserta didik. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk survei kelembagaan. Seting dan subjek penelitian dilakukan di dalam kelas subjek penelitian adalah guru dan 17 peserta didik dengan komposisi 8 laki-laki dan 9 perempuan. Siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi langsung dan refleksi. Hasil penelitian: 1 Aktivitas fisik pengamatan awal 27% pada siklus III 90%, peningkatan sebesar 63% dengan kategori tinggi. 2 Aktivitas mental pengamatan awal 19% pada siklus III 82%, peningkatan sebesar 63% dengan kategori tinggi. 3 Aktivitas emosional pengamatan awal 13% pada siklus III 89%, peningkatan sebesar 76% dengan kategori tinggi. Dengan demikian, pembelajaran matematika dengan menggunakan media kantong bilangan berdampak positif dan bermakna bagi peserta didik. Kata kunci : Aktivitas, Pembelajaran Matematika, Kantong Bilangan Abstract: The purpose of this research is to increase physicaly activity, mentaly activity, and students emotinaly activity. The method of this research is descriptive method with institutional survey form. Researches set and subject do in research subject class is teacher and 17 students with 8 boys and 9 girls composition. The scycle consists of plan, implementation, direct observation and reflection. The result of research is : 1. Initial observations of phisicaly activity is 27%, on 3rd cycle become 90%, increase 63%, High Category. 2. Initial observations of mentaly activity is 19%, on 3rd cycle become 82%, increase 63%, High Category. 3. Initial observations of emotionaly activity is 13%, on 3rd cycle become 89%, increase 76%, High Category. Mathematic learning using a number of media bag make positive impact and meaningful for students. Keyword: Activity, mathematic learning, numeral pocket media B erdasarkan pengalaman peneliti sebagai guru bahwa mata pelajaran Matematika SD sebagian besar peserta didik di SDN 10 Sandai mengalami kesulitan dalam belajar, khususnya kelas II tentang penjumlahan pada sub pokok bahasan penjumlahan dua bilangan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran pokok bahasan di atas, peserta didik banyak melakukan kesalahan, hampir semua peserta didik salah dalam menjumlahkan hasil akhir dari penjumlahan tersebut tanpa ada benda konkrit yang membantu peserta didik. Masalah-masalah yang sering muncul dalam penjumlahan dua bilangan adalah: 1. kurangnya Konsep penguasaan nilai tempat. 2. peserta didik kurang aktif. Berdasarkan temuan-temuan kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam penjumlahan dua bilangan menyebabkan nilai peserta didik selalu rendah. Hal ini terlihat dari nilai peserta didik pada latihan latihan mengerjakan soal. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendiknas RI No. 41, 2007: 6). Apabila dicermati apa yang dikemukakan dalam Permen tersebut menunjukkan bahwa peran aktif peserta didik dalam pembelajaran merupakan suatu keharusan. Hal ini menunjukkan bahwa mengajar yang didesain guru harus berorientasi pada aktivitas peserta didik yang dimaksud adalah: 1) pemberian informasi, perintah, dan pertanyaan oleh guru mestinya hanya sekitar 10 sampai dengan 30 %, selebihnya sebaiknya berasal dari peserta didik; 2) peserta didik mencari informasi, mencari dan memilih serta menggunakan sumber informasi 3) peserta didik mengambil inisiatif lebih banyak; 4) peserta didik mengajukan pertanyaan; 5) peserta didik berpartisipasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran; dan 6) ada penilaian diri dan ada penilaian sejawat. Untuk mengetahui kadar aktifitas peserta didik di dalam pembelajaran, tentunya perlu bagi seorang guru mengetahui tentang pengertian aktifitas dan bagaimana cara mengukurnya. (As ari.2000.0nline.http://p4tkmatematika.org/file/artikel/artikel%20pendidi kan/aktifitas%20siswa supinah.pdf) Dari latar belakang di atas maka peneliti terdorong untuk memecahkan permasalahan pada kelas II materi penjumlahan melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Media Kantong Bilangan di Kelas II Sekolah Dasar Negeri 10 Sandai Ketapang. Dengan menggunakan media kantong bilangan dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Jenis-Jenis Aktivitas Menurut Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2010: 101) menggolongkan jenis aktivitas sebagai berikut : 1. Visual activities (kegiatan-kegiatan visual), seperti membaca, memperhatikan gambar, memperhatikan demonstrasi percobaan pekerjaan orang lain. 2. Oral activities (kegiatan-kegiatan lisan), seperti menyatakan, merumuskan

bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities (kegiatan-kegiatan mendengarkan), seperti mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4. Writing activities (kegiatan-kegiatan menulis), seperti menulis: cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activitie (kegiatan-kegiatan menggambar), seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities (kegiatan-kegiatan metrik), seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, mereparasi model, bermain, berkebun, berternak. 7. Mental activities (kegiatan-kegiatan mental), seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan,mengambil keputusan. 8. Emotional activities (kegiatan-kegiatan emosional), seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. (online: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2194568-jenis-jenisaktifitas-belajar/#ixzz1kzzcwlpp diakses tanggal 1 Agustus 2014) Berdasarkan pergertian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan atau tingkah laku siswa yang terjadi selama proses belajar mengajar. Bedasarkan apa yang diuraikan oleh Paul B. Diedrich aktivitas peserta didik ada 8 kelompok, penulis dalam meneliti memberi batasan aktivitas peserta didik pada tiga hal yaitu : a. Aktivitas fisik meliputi: peserta didik membaca, partisipasi peserta didik dalam menyimak materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, peserta didik mencatat/menulis pada proses pembelajaran, dan peserta didik melakukan percobaan terhadap materi yang telah disampaikan. b. Aktivitas mental meliputi: peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mengajukan pertanyaan pada guru atas materi yang belum dipahami, partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan/menanggapi guru maupun peserta didik lain mengenai materi pembelajaran, dan partisipsi peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal latihan di depan kelas. c. Aktivitas emosional meliputi: peserta didik merasa senang dan tertarik dalam menerima dan mengikuti materi yang sedang dibahas, memperhatikan penjelasan guru dari awal sampai akhir pembelajaran, peserta didik bersemangat saat diminta untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tidak mengobrol dan melakukan aktivitas lain yang mengganggu proses pembelajaran, dan peserta didik berkomunikasi bersama teman lainnya atau guru membahas materi yang sedang dibahas. Media Kantong Bilangan Pengertian Media Kantong Bilangan Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Jadi, dalam pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.

Banyak ahli dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menurut Syaiful Bahri Djamarah: Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan. 2. Menurut Schram: Media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. 3. Menurut National Education Asociation (NEA): Media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya. 4. Menurut Briggs: Media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar. 5. Asociation of Education Comunication Technology (AECT): Media adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan. 6. Menurut Gagne: Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. 7. Menurut Miarso: Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. (Online: http://www.pengertianahli.com/2014/07/pengertian-media-dan-jenismedia.html, 1 Agustus 2014) Media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) adalah kantong bilangan, dimana mengembangkan kompetensi peserta didik dalam meningkatkan keterampilan operasi hitung penjumlahan. Secara umum media pembelajaran menurut Ruseffendi (1991: 54) adalah Sesuatu alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan pembelajaran Pembelajaran adalah sebuah proses kemunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Kemunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan dan media. Menurut Heinich, (1985: 75) bahwa : Media Pembelajaran adalah mediamedia yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran, sedangkan menurut Martin dan Briggs, (1986 : 105) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan kemunikasi dengan si belajar. Menurut Heruman (2007: 8) kantong bilangan merupakan media pembelajaran yang terbuat dari beberapa kantong plastik transparan yang berbentuk saku, saku sebagai tempat penyimpanan yang diletakkan pada selembar kain ataupun papan, kemudian menggunakan sedotan limun, kelereng, lidi atau benda lainnya sebagai benda bilangan. Kantong bilangan media pembelajaran yang dirancang untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran khususnya pada operasi bilangan penjumlahan. Dengan demikian kantong bilangan adalah sebuah media yang memberikan motivasi untuk meningkatkan ketrampilan operasi hitung penjumlahan sebuah bilangan.

METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Yang menggambarkan apa adanya hasil temuan di lapangan, berdasarkan hasil observasi atau pengamatan. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Actioan Research). Bentuk penelitian tindakan kelas terhadap aktivitas belajar adalah observasi langsung pada peserta didik kelas II Sekolah Dasar Negeri 10 Sandai Ketapang. Aspek yang diobservasi pada penelitian ini adalah aktivitas peserta didik yang meliputi aktivitas fisik, aktivitas mental, dan aktivitas emosional. Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 10 Sandai Ketapang. Subjek penelitian adalah guru kelas II dan peserta didik kelas II tahun ajaran 2014/2015. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Tahap Perencanaan Tindakan Pada tahap ini refleksi awal, peneliti melihat aktivitas peserta didik dalam menerima pembelajaran yang berkaitan dengan penjumlahan dua bilangan yaitu dengan memberikan penjelasan. Pada siklus ini dijadikan kriteria pertama untuk mengukur manfaat penerapan tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam proses pembelajaran. Hasil analisis kerja digunakan untuk menerapkan : 1. Rumusan tujuan pembelajaran 2. Menyusun rencana pembelajaran yang berkaitan dengan penjumlahan dua bilangan. 3. Membuat lembar pengamatan. Tahap Tindakan Dalam proses penelitian, peneliti melakukan tindakan yaitu mengimplementasikan kegiatan pembelajaran yang langkah-langkahnya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Tahap Pengamatan Tindakan yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran dipantau kolaborator dengan menggunakan instrumen observasi untuk peserta didik. Tahap Refleksi Dari hasil pemantauan terhadap peserta didik akan dianalisis peneliti kemudian dikomunikasikan dengan kolaborator. Melalui dialog yang dilakukan antara peneliti dan kolaborator diharapkan dapat memperoleh suatu kesepakan tentang langkah-langkah mengajar yang telah direncanakan dan disepakati. Hasil kesepakatan itu dijadikan dasar untuk pelaksanaan proses penelitian siklus berikutnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Setelah melakukan 3 (tiga) siklus pada pembelajaran tematik dengan tema selalu berhemat energi yang dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan Ibu Ernawati, S.Pd, diperoleh rekapitulasi aktivitas peserta didik kelas II SDN 10 Sandai. Berdasarkan tabel IV.5 dapat dilihat peningkatan yang terjadi pada setiap indikator kinerja aktivitas peserta didik dengan menggunakan pembelajaran tematik dengan tema selalu berhemat energi menggunakan pendekatan saintifik.

1. Aktivitas Fisik Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan aktivitas fisik peserta didik disetiap siklus mengalami peningkatan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran matematika menggunakan media kantong di kelas II dapat meningkatkan aktivitas fisik peserta didik. Pada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik yaitu peserta didik membaca buku, berpartisipasi menyimak materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, peserta didik mencatat/menulis pada proses pembelajaran dan peserta didik melakukan percobaan terhadap materi yang sudah disampaikan. Rata-rata nilai aktifitas fisik yang muncul pada base line sebesar 27% menjadi 52% pada siklus I, terjadi peningkatan sebesar 25%. Dari siklus I sebesar 52% menjadi 69% pada siklus II. Terjadi peningkatan sebesar 17%. Dari siklus II 69% menjadi 90% pada siklus III dengan peningkatan sebesar 21%. Dengan demikian kenaikan aktivitas fisik dapat dikategorikan rendah. Tabel 1 Aktivitas Fisik Peserta Didik No Aspek yang Diamati Base Line Siklus I Siklus II Siklus III Aktivitas Fisik/Jasmani 1 Membaca buku 47% 59% 76% 94% 2 Menyimak materi 18% 29% 59% 88% 3 Mencatat/menulis 24% 59% 71% 100% 4 Melakukan percobaan 18% 59% 71% 90% Rata-rata 27% 52% 69% 90% 2. Aktivitas Mental Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan aktivitas mental peserta didik disetiap siklus mengalami peningkatan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran matematika menggunakan media kantong di kelas II dapat meningkatkan aktivitas mental peserta didik. Aktivitas mental peserta didik pada beberapa kegiatan yang dilakukan peserta didik yaitu peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mengajukan pertanyaan pada guru atas materi yang belum dipahami, peserta didik berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan/menanggapi guru maupun peserta didik lain mengenai materi pembelajaran dan peserta didik berpartisipasi dalam menyelesaikan soal-soal latihan di depan kelas. Rata-rata nilai aktivitas mental pada base line sebesar 19% menjadi 31% pada siklus I, terjadi peningkatan sebesar 12%. Dari siklus I sebesar 31% menjadi 68% pada siklus II, terjadi peningkatan sebesar 67% dan dari siklus II sebesar 68%

menjadi 82% pada siklus III dengan peningkatan sebesar 14%. Dengan demikian kenaikan aktivitas mental dapat dikategorikan rendah. Tabel 2 Aktivitas Mental Peserta Didik No Aspek yang Diamati Base Line Siklus I Siklus II Siklus III Aktivitas Fisik/Jasmani 1 Mengerjakan tugas 35% 41% 82% 100% 2 Mengajukan pertanyaan 6% 18% 47% 53% 3 Menjawab pertanyaan 6% 18% 65% 76% 4 Menyelesaikan soal-soal 29% 47% 76% 100% Rata-rata 19% 31% 68% 82% 3. Aktivitas Emosional Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan aktivitas emosional peserta didik disetiap siklus mengalami peningkatan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran matematika menggunakan media kantong di kelas II dapat meningkatkan aktivitas emosional peserta didik. Aktivitas emosional yang dilakukan oleh peserta didik yaitu peserta didik merasa senang dan tertarik dalam menerima dan mengikuti materi yang sedang dibahas, memperhatikan penjelasan guru dari awal sampai akhir pembelajaran, peserta didik bersemangat saat diminta untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tidak mengobrol dan melakukan aktivitas lain yang meangganggu proses pembelajaran dan peserta didik berkomunikasi bersama teman lainnya atau guru membahas materi yang sedang dibahas. Rata-rata nilai aktivitas emosional yang muncul pada base line sebesar 13% menjadi 33% pada siklus I, terjadi peningkatan sebesar 20%. Dari siklus I sebesar 33% menjadi 76% pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 43% dan dari siklus II sebesar 76% pada siklus II menjadi 89% pada siklus III terjadi peningkatan sebesar 13%. Dengan demikian kenaikan aktivitas emosional dikategorikan rendah. Tabel 3 Aktivitas Fisik Peserta Didik No Aspek yang Diamati Base Line Siklus I Siklus II Siklus III Aktivitas Fisik/Jasmani 1 Tertarik dengan materi 12% 27% 88% 100% 2 Memperhatikan 18% 41% 76% 88%

3 4 5 penjelasan guru Bersemangat mengerjakan tugas 12% 35% 76% 88% Tidak mengobrol saat proses pembelajaran 12% 35% 82% 76% Membahas materi dengan teman/guru 12% 24% 59% 94% Rata-rata 13% 33% 76% 89% Pembahasan Berdasarkan rekapitulasi hasil penelitian dapat dilihat peningkatan yang terjadi pada setiap indikator kinerja aktivitas peserta didik pada pembelajaran matematika dengan menggunakan media kantong sebagai berikut. 1. Aktivitas Fisik Tabel 4 Peningkatan Aktivitas Fisik Peserta Didik No Siklus Persentase 1 BaseLine 27% 2 Siklus I 52% 3 Siklus II 69% 4 Siklus III 90% 5 Persentase peningkatan 63% Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat peningkatan aktivitas fisik yang besar dari base line terhadap siklus yang telah dilaksanakan yaitu 27% dari base line menjadi 52% pada siklus I dengan selisih sebesar 25%, kemudian dari siklus I 52% menjadi 69% pada siklus II dengan selisih sebesar 17%, dan dari siklus II 69% menjadi 90% ke siklus III dengan selisih sebesar 21%. Adapaun selisih keseluruhan dari base line ke siklus III sebesar 63%. Dengan demikian kenaikan aktivitas fisik dapat dikategorikan tinggi. 2. Aktivitas Mental Tabel 5 Peningkatan Aktivitas Mental Peserta Didik No Siklus Persentase 1 BaseLine 19% 2 Siklus I 31% 3 Siklus II 68% 4 Siklus III 82% 5 Persentase peningkatan 63%

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat peningkatan aktivitas fisik yang besar dari base line terhadap siklus yang telah dilaksanakan yaitu 19% dari base line menjadi 31% pada siklus I dengan selisih sebesar 12%, kemudian dari siklus I 31% menjadi 68% pada siklus II dengan selisih sebesar 67%, dan dari siklus II 68% menjadi 82% ke siklus III dengan selisih sebesar 14%. Adapaun selisih keseluruhan dari base line ke siklus III sebesar 63%. Dengan demikian kenaikan aktivitas mental dapat dikategorikan tinggi. 3. Aktivitas Emosional Tabel 5 Peningkatan Aktivitas Emosional Peserta Didik No Siklus Persentase 1 BaseLine 13% 2 Siklus I 33% 3 Siklus II 76% 4 Siklus III 89% 5 Persentase peningkatan 76% Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat peningkatan aktivitas fisik yang besar dari base line terhadap siklus yang telah dilaksanakan yaitu 13% dari base line menjadi 33% pada siklus I dengan selisih sebesar 20%, kemudian dari siklus I 33% menjadi 76% pada siklus II dengan selisih sebesar 43%, dan dari siklus II 76% menjadi 13% ke siklus III dengan selisih sebesar 13%. Adapaun selisih keseluruhan dari base line ke siklus III sebesar 76%. Dengan demikian kenaikan aktivitas mental dapat dikategorikan tinggi. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media kantong dapat meningkatkan aktivitas peserta didik kelas II SDN 10 Sandai, sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dan proses pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru (teacher centered) namun sebaliknya didominasi oleh peserta didik (student centered) sedangkan guru hanya menjadi pembimbing dalam proses pembelajaran atau menjadi pendorong bagi peserta didik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti melalui penerapan pembelajaran Matematika menggunakan media kantong bilangan di kelas II Sekolah Dasar Negeri 10 Sandai Ketapang, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) RPP yang dirancang oleh guru berdampak positif dan bermakna bagi peserta didik. 2) Pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan media kantong bilangan berdampak positif dan bermakna bagi peserta didik. 3) Aktivitas fisik dari pengamatan awal yaitu 27% dan pada siklus III 90%, mengalami peningkatan sebesar 63% dengan kategori tinggi. 4) Aktivitas mental dari pengamatan awal yaitu 19% dan pada siklus III 82%, mengalami peningkatan sebesar 63% dengan kategori tinggi. 5) Aktivitas emosional dari pengamatan awal yaitu 13% dan pada siklus III 89%, mengalami peningkatan sebesar 76% dengan kategori tinggi.

Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 1) Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru dapat menggunakan model pembelajaran yang menarik, agar materi dapat disampaikan secara tuntas. 2) Pembelajaran menggunakan media kantong bilangan lebih tepat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik agar lebih mudah untuk memahami materi yang dirasakan sulit. 3) Proses penerapan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran kantong bilangan dapat lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan aktifvitas belajar peserta didik terhadap pembelajaran Matematika khususnya materi tentang penjumlahan. 4) Untuk lebih memasyarakatkan penggunaan media pembelajaran kantong bilangan, terutama bagi guru yang mengajarkan Matematika khususnya kelas II, perlu adanya penelitian lanjutan oleh pihak lain pada materi yang sama atau materi yang berbeda. Pada kelas yang sama atau kelas yang berbeda di Sekolah Dasar. DAFTAR RUJUKAN As ari. 2000. Aktivitas Siswa (0nline). http://p4tkmatematika.org/file/artikel/artikel%20pendidikan/aktifit AS%20SISWA supinah.pdf diakses tanggal 3 Agustus 2014) Mayasa. 2012. Media Pembelajaran Sedotan (Drinking Straws) dan Kantong Bilangan (online). (http://m4y-a5a.blogspot.com/2012/04/media-pembelajaransedotan-drinking.html diakses tanggal 3 Agustus 2014) Nahel, Bintu. 2012. Definisi Aktivitas Siswa (online). (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253227-definisi-aktivitassiswa/#ixzz1kzopuu7j diakses tanggal 17 Agustus 2014) Wardhani,IGAK dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.