Makalah WORKSHOP Memperkuat Justisiabilitas Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya : Prospek dan Tantangan Yogyakarta, 13-15 November 2007 Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Oleh: Ifdhal Kasim, S.H. (KOMNAS HAM RI)
Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Ifdhal Kasim
I. Konteks Kelahiran Hak PerangDingin Ekosob Pemisahan Hak Sipil-Politik dengan Hak Ekosob Disahkan PBB tahun 1966
Konteks Dunia Saat ini Kemenangan neo-liberalisme ekonomi; Privatisasi sektor2 publik
II. Status Hukum Hak Ekosob Bagian dari International Bill of Human Rights Telah diratifikasi oleh 143 Negara, termasuk Indonesia
III. Persepsi Umum Hak Ekosob bukan hak yang riel Hak Ekosob Tergantung dengan Sistem Ekonomi tertentu; Merupakan Hak Positif Hak Ekosob bersifat non-justiciable
IV. Hakikat Hukum undertakes to take steps.. (mengambil langkahlangkah) to the maximum of its available resources (memaksimalkan sumberdaya negara yang tersedia) to achieving progressively the full realization of the rights recognized in the present covenant (mencapai secara bertahap perwujudan penuh dari hak-hak )
Prinsip2 Limburg Prinsip ke-16: All states parties have an obligation to begin immediately to take steps toward full realization of the rights Prinsip ke-22: Some obligation unders the Covenant require immediate in full by all States parties, such as the probihation of discrimination in article 2 (2)
Isi Kovenan Ekosob Hak menentukan Nasib Sendiri; Hak atas pekerjaan, upah dan kebebasan berserikat; Hak atas jaminan sosial; Perlindungan terhadap Keluarga dan hak reproduksi; Perlindungan anak2 dan orang muda dari eksploitasi
Isi Kovenan Hak atas pangan; Hak bebas dari Kelaparan; Reformasi sistem agraria; Hak atas Kesehatan; Hak atas Perumahan Hak atas Pendidikan; Hak atas partisipasi dlm Budaya, menikmati kemajuan ilmu, karya ilmiah, sastra atau seni
V. Justiciability Hak Ekosob Pasal 3; jaminan hak yg sama laki2-perempuan Pasal 7 (a) dan (i); jaminan kondisi kerja yg adil Pasal 8; membentuk SB, dan bergabung dgn SB Pasal 10 (2), (3) dan (4); perlindungan kpd keluarga, anak2 dan anak muda. Pasal 15 (3); partisipasi dlm kehidupan budaya, seni dan iptek
VI. Kewajiban Negara Kewajiban Menghormati (obligation to respect) Kewajiban Melindungi (obligation to protect) Kewajiban Memenuhi (obligation to fulfil)
VI.1. Pedoman Maastricht Pelanggaran karena tindakan Negara atau Aktor bukan-negara (acts of commission) Pelanggaran karena pembiaran oleh Negara atau Aktor bukan-negara (acts of omission)
VI.2. Acts of Commission Penghapusan secara formal atau penundaan UU yang penting bagi pemenuhan ekosob; Pengingkaran aktif atas hak tersebut bagi induvidu atau kelompok tertentu; Pemberlakuan UU atau kebijakan yang jelas-jelas bertentangan dengan Kovenan ini; Pengurangan atau pengalihan pengeluaran publik, yang berakibat tidak terpenuhinya hak ekosob.
VI.3. Acts of Ommission Gagal mengambil langkah2 yang tepat sesuai yang disyaratkan Kovenan; Gagal mengubah atau mencabut UU yang jelas2 tidak sejalan dengan Kovenan; Gagal memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara maksimal ke arah pemenuhan hak-hak dalam Kovenan; Gagal memenuhi standar minimum yang ditetap masyarakat internasional
Tujuan Pembangunan Milenium Tujuan 1 : Mengurangi Kemiskinan dan Kelaparan Tujuan 2 : Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Tujuan 3 : Mendorong Kesetaraan Jender dan Pembedayaan Perempuan Tujuan 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak Tujuan 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu Tujuan 6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya Tujuan 7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Perbedaannya dgn Ekosob Komitmen politik pemerintah Tidak ada sanksi apabila melanggar Tujuannya jangka panjang, yaitu 2015 Pemantauannya tidak akurat Penentuan target secara kuantitatif
Terima kasih