BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI. Populasi perusahaan adalah perusahaan manufaktur dan tidak termasuk perusahaan perbankan, kredit agensi, sekuritas, asuransi, konstruksi, real eastate dan property, investasi dan perusahaan telekomunikasi, karena penyajian laporan keuangannya berbeda dengan laporan keuangan pada umumnya, permasalahan dalam perusahaan manufaktur lebih kompleks sehingga diharapkan akan lebih mampu menggambarkan keadaaan perusahaan di Indonesia, untuk menghindari bias yang disebabkan oleh efek industri, sektor manufaktur memiliki jumlah emiten terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya dan memiliki laporan keuangan yang sangat terpengaruh oleh faktor regulasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014 yang tercatat laba pada laporan keuangan dan memiliki kelengkapan data. Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan data laporan keuangan setelah diaudit yang diperoleh website IDX (www.idx.co.id), jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sampai dengan Tahun 2014 sebanyak 146 perusahaan, meliputi sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi, Dengan demikian jumlah perusahaan yang menjadi populasi penelitian ini adalah sebanyak 146 perusahaan dan yang dijadikan sampel penelitian sesuai kriteria adalah sebanyak 40 perusahaan. 43
44 Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pemuatan produk. Sebuah perusahaan bisa dikatakan perusahaan manufaktur apabila ada tahapan input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu produk. Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transpormasi bahan mentah menjadi barang kadi yang dijual. Karakteristik utama industri manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Aktivitas perusahaan yang tergolong dalam kelompok industri manufaktur mempunyai kegiatan utama yaitu (Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal, Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Emiten atau Perusahaan Publik, 2002): 1. Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku. 2. Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atau perakitan atas bahan baku menjadi bahan jadi, 3. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi, Ketiga kegiatan utama tersebut harus tercermin dalam laporan keuangan pada perusahaan industri manufaktur. Jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2014 terdapat 512 emiten. Emiten pada Bursa efek Indonesia yang tergolong dalam industri manufaktur terdapat 146 emiten. Industri manufaktur dikategorikan menjadi 3 (tiga) sektor yaitu:
45 1. Sektor Industri Dasar dan kimia Sektor industri dasar dan kimia terdiri dari : a)semen, b)keramik, Porselen & Kaca, c)logam & sejenisnya, d)kimia, e)plastik dan kemasan, f)pakan Ternak, g)kayu & pengolahannya, h)pulp dan kertas. 2. Sektor Aneka industri Sektor aneka industri terdiri dari : a)mesin dan alat berat, b) Otomotif dan komponen, c)tekstil dan garment, d)alas kaki, e)kabel, f)elektronika. 3. Sektor Industri barang konsumsi Sektor industri barang konsumsi terdiri dari : a)makanan dan Minuman, b)rokok, c)farmasi, d)kosmetik dan barang keperluan Rumah Tangga, e)peralatan rumah Tangga. Observasi untuk penelitian ini berbeda-beda, hal ini disebabkan karena adanya outlier pada model. Outlier merupakan kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya. Ghozali (2006) ada empat penyebab timbulnya data outlier yaitu (1) kesalahan dalam meng-entri data, (2) gagal menspesifikasi adanya missing value dalam program computer, (3) outlier bukan merupakan anggota populasi yang diambil sebagai sampel, dan (4) outlier berasal dari populasi yang diambil sebagai sampel, tetapi distribusi dari variabel dalam populasi tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak berdistribusi normal. Corporate governance pada penelitian ini berdasarkan peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) No Kep-305/BEJ/07-2004 dan Keputusan Menteri BUMN No Kep 103/MBU/2002 yang mewajibkan corporate governance dilaksanakan
46 pada perusahaan-perusahaan terkait. Perusahaan yang menerapkan corporate governance diharapkan menghasilkan kinerja yang baik dan efisien karena corporate governance dapat memberikan perlindungan efektif bagi para stakeholder. Keputusan yang diambil perusahaan harus efektif, efisien dan tepat termasuk dalam penentuan kebijakan yang terkait tarif pajak efektif. Besaran tarif pajak efektif perusahaan bergantung pada beberapa aspek perusahaan seperti pemilihan metode akuntansi, adanya pengaruh langsung dari pemegang saham, adanya penetapan kinerja pengawasan yang dilakukan komisaris independen, maupun besaran kompensasi yang diterima para Direksi dan Komisaris. Berikut ini deskripsi perusahaan sampel yang sekaligus sebagai objek penelitian. Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Sampel Periode 2010-2014 No. Kode Nama Perusahaan Tanggal Berdiri 1 AISA PT. Tigapilar Sejahtera Food Tbk 26 Januari 1990 2 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 07 Oktober 1971 3 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk 05 Agustus 1992 4 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk 22 Februari 1993 5 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 15 Oktoober 1931 6 BTON PT. Beton Jaya Manunggal Tbk 27 Februari 1995 7 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 09 Desember 1980 8 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 07 Januari 1972 9 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 15 Juni 1970 10 DVLA PT. Daria Varia Laboratoria Tbk 05 Februari 1976 11 EKAD PT. Ekadharma International Tbk 20 November 1981 12 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 26 Juni 1968 13 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk 24 Agustus 1951 14 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk 19 Oktober 1963 15 INAI PT. Indal Alumunium Industry Tbk 16 Juli 1971 16 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 14 Agustus 1990
47 No. Kode Nama Perusahaan Tanggal Berdiri 17 INDS PT. Indospring Tbk 05 Mei 1978 18 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 16 Januari 1985 19 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 18 Januari 1971 20 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 23 Januari 1969 21 KBLM PT. Kebelindo Murni Tbk 11 Oktober 1979 22 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk 09 Januari 1973 23 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk 11 Januari 1974 24 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 10 September 1966 25 LION PT. Lion Metal Works Tbk 16 Agustus 1972 26 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 14 Desember 1982 27 MERK PT. Merck Tbk 14 Oktober 1970 28 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 03 Juni 1929 29 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 17 Februari 1977 30 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 27 November 1976 31 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 12 Desember 1987 32 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 08 Maret 1995 33 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing Tbk 09 November 1970 34 SMGR PT. Semen Indonesia Tbk 25 Maret 1953 35 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 19 Januari 1976 36 SRSN PT. Indo Acidatama Tbk 07 Desember 1982 37 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 05 November 1969 38 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 20 Mei 1970 39 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry and Trad.Co.Tbk 02 November 1971 40 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 05 Desember 1933 Sumber : Website BEI (www.idx.co.id), 2015. Objek penelitian diatas merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014, tidak termasuk kedalam perusahaan perbankan, kredit agensi, sekuritas, asuransi, kontruksi, real eastate, dan property,investasi dan perusahaan telekomunikasi, tercatat laba pada laporan keuangan dan memiliki kelengkapan data.