BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

BAB I PENDAHULUAN. umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan berbagai macam penyakit kanker dan penyakit kronis. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang. tidak asing lagi yang berkembang di kehidupan masa kini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

Hubungan Terpaan Gambar Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Motivasi dari Pasangan Terhadap Upaya untuk Berhenti Merokok

BAB I PENDAHULUAN. Fawzani dan Triratnawati (2005), masalah rokok juga menjadi persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan hal yang biasa di jumpai saat ini sehingga menjadi

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB I PENDAHULUAN. impotensi, emfisema, dan gangguan kehamilan (Pergub DIY, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa yaitu masa remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu hal yang seringkali menyerang remaja adalah perilaku merokok, yang

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.

Rivansyah Wirahadiutama (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2012)

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah perilaku yang tidak asing ditemukan di kehidupan seharihari,

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomis. Oleh. menurunkan kualitas hidup manusia (Aditama,1997).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

A. Latar Belakang Epidemik tembakau secara luas telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat dunia yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahkam teradi kecenderungan usia mullai merokok yang semakin muda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. faktor eksternal maupun faktor internal. Beberapa alasan yang diberikan sebagai

Deni Wahyudi Kurniawan

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN. (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat merugikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Perilaku merokok saat ini merupakan kebiasaan yang wajar dipandang oleh anggota masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari - hari dilingkungan rumah, kantor, maupun ditempat-tempat umum lainnya. Dan hampir setiap saat dapat disaksikan dan dijumpai orang yang sedang merokok, bahkan di lingkungan pendidikan, khususnya kampus yang seharusnya bebas dari asap rokok. Dan saat ini merokok sudah merambat kepada para kalangan remaja sekalipun (Anonim,2012). Bahkan sekarang banyak anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut. Merokok pada anak muda dengan kemauan sendiri disebabkan ingin menunjukan bahwa ia telah dewasa atau lebih tua dengan merokok. Anak-anak mulai merokok karena kemauan atau keinginan sendiri, rasa ingin tahu, coba-coba dan melihat teman-temannya, serta merokok memudahkan pergaulan. Umumnya bermula dari perokok pasif kemudian menjadi perokok aktif. Semula hanya melihat dan mencoba-coba kemudian ketagihan akan nikotin. Sifat gengsi dari pemakai rokok dan agar kelihatan hebat atau gagah juga dari rasa ingin mencoba (Budi, 2008) 1

2 Perawat sebagai bagian dari profesi kesehatan mempunyai tugas tanggung jawab dan peran yang sangat penting dalam upaya menghentikan kebiasaan merokok. Salah satu peran perawat dikomunitas adalah sebagai konselor dan pendidik kesehatan, yaitu memberikan pendidikan kesehatan, memberikan dukungan emosional dan intelektual kepada individu, kelompok dan masyarakat untuk menanamkan perilaku hidup sehat sehingga terjadi perubahan perilaku untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Zaidin,2010). Kebiasaan merokok merupakan perilaku yang sulit untuk dihentikan. Diperlukan upaya yang sinergis dari perokok, masyarakat, tenaga kesehatan dan pemerintah agar program anti rokok dapat berhasil. Upaya berhenti merokok merupakan salah satu pendekatan program berhenti merokok sebagai sarana penyampaian informasi tentang dampak buruk rokok terhadap kesehatan. Salah satu upaya berhenti merokok atau setidaknya mengurangi jumlah konsumsi rokok dengan cara mengunyah permen karet. Menggunakan permen karet dengan alasan mudah didapat dan harganya pun murah. Keuntungan tidak merokok sebagai upaya prevensi dan motivasi untuk menghentikan perilaku merokok. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok. Diharapkan akan membuat perokok mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal.

3 Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2013, epidemi tembakau telah membunuh sekitar 6 juta orang per tahun, 600 ribu orang di antaranya merupakan perokok pasif. Temuan ini diperkuat dengan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 yang menunjukan perokok usia di atas 15 tahun sebanyak 36,3 %. Sebagian besar dari mereka ialah perokok laki-laki dengan prevalensi 64,9% dan jumlah ini merupakan yang terbesar di dunia. Riset Kesehatan Dasar 2013 Kementrian Kesehatan RI menyatakan perilaku merokok penduduk usia 15 tahun ke atas masih belum terjadi penurunan dari 2007-2014, bahkan cenderung mengalami peningkatan dari 34,2% pada 2007 menjadi 36,2% pada 2014. Selain itu, data riset tersebut juga menunjukan bahwa pada 2014,sebanyak 64,9% warga yang masih menghisap rokok adalah berjenis kelamin laki-laki. Merokok itu sendiri sangat mengganggu bagi kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit yang telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kebiasaan merokok sedikitnya menyebabkan 30 jenis penyakit pada manusia. Dan dalam satu batang rokok mengandung sekitar 7.000 zat kimia, 200 jenis diantaranya bersifat karsinogenik, yaitu zat yang merusak gen dalam tubuh sehingga memicu terjadinya kanker, seperti kanker paru, empisema, kanker mulut dll. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang disekitarnya (Anonim, 2014).

4 Sebagian perokok tahu bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan dan lingkungannya, namun mereka memerlukan rokok dengan berbagai alasan. Seperti halnya Mahasiswa Keperawatan adalah seseorang yang sedang menjalankan studi atau sedang belajar tentang keperawatan dan kesehatan disebuah institusi pendidikan. Jadi jika alasan-alasan untuk merokok itu masih dipertahankan, sangat ironis dengan arti mahasiswa keperawatan itu sendiri. Lain halnya dengan mahasiswa umum, jika kebiasaan merokok masih dilakukan berarti dari kebanyakan mahasiswa umum masih belum sadar penuh akan bahaya rokok yang ditimbulkan lagi kesehatannya. Kalaupun dilihat dari perbedaan motivasi merokok antara mahasiswa keperawatan dan mahasiswa umum sangat jauh berbeda. Pastinya motivasi merokok yang dilakukan mahasiswa keperawatan lebih cenderung lebih kecil, karena mahasiswa keperawatan mengetahui bahaya-bahaya apa saja yang dapat disebabkan oleh rokok. Bukan hanya cuma tulisan yang ada dalam bungkus rokok, seperti rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan & janin, tapi lebih dari itu. Baik dari bahan-bahan apa saja yang dapat menyebabkan penyakit diatas, bagaimana jalannya bisa muncul penyakit diatas dan lain lain. Kebiasaan merokok yang masih dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa tersebut berawal dari faktor-faktor dan motivasi yang berbeda. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi tingkah laku antara lain, jenis kelamin, sifat fisik, sifat

5 kepribadian dan intelegensia. Sedangkan untuk faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain, pengaruh orang tua, pengaruh teman, pengaruh lingkungan,dan pengaruh media atau iklan. Selain faktor-faktor tersebut faktor predisposisi, faktor kemungkinan, dan faktor penguat juga mempengaruhi prilaku seseorang untuk memulai kebiasaan merokok (Kariyoso,2007). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto tedapat 237 mahasiswa laki-laki, didapatkan data sebanyak 105 (44,3%) yang merokok, alasan mereka merokok bermacam-macam ada yang pingin coba-coba, ada yang dipengaruhi teman dll, dan 132 (55,7%) yang tidak merokok, alasan mereka tidak merokok dikarenakan merokok dapat mengganggu kesehatan dan menimulkan beragai penyakit diantaranya kanker paru,kanker mulut dll. Dikampus Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, telah diterapkan aturan kampus bebas asap rokok namun demikian masih dijumpai perilaku merokok pada mahasiswa. Kebiasaan merokok yang mempunyai dampak negatif tersebut bisa dikurangi dengan menggunakan permen karet. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin membuat suatu inovasi baru tentang pengaruh mengunyah permen karet untuk mengurangi jumlah konsumsi rokok.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu apakah sesudah mengunyah permen karet, jumlah rokok yang dikonsumsi berkurang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menguji pengaruh mengunyah permen karet untuk mengurangi jumlah konsumsi rokok. 2. Tujuan Khusus a) Mengetahui karakteristik responden meliputi umur, lamanya merokok dan jumlah konsumsi rokok. b) Mendeskripsikan pengaruh mengunyah permen karet - Melihat rata-rata konsumsi rokok pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah perlakuan. - Menganalisis data pengaruh mengunyah permen karet pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat secara teoritis adalah bahwa penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dan tambahan wawasan bagi disiplin ilmu khususnya ilmu keperawatan, terutama tentang hal hal yang berhubungan dengan perilaku merokok. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang manfaat berhenti merokok terhadap kesehatan. b. Memberikan penguatan tentang pentingnya menjaga kelanggengan perilaku tidak merokok pada mahasiswa serta memberikan apresiasi kepada mahasiswa, sehingga tetap menjaga kelanggengan perilaku tidak merokok. E. Penelitian Terkait 1. Riska Rosita (2012), melakukan penelitian dengan judul Penentu Keberhasilan Berhenti Merokok Pada Mahasiswa. Penelitian ini menggunakan dengan pendekatan cross sectional. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor frekuensi merokok (p=0,001; OR=5,181) dan faktor niat berhenti merokok (p=0,001; OR=14,389) dengan keberhasilan berhenti merokok pada mahasiswa FIK UMS. Tidak ada hubungan antara jumlah rokok (p=0,158), lama merokok (p=0,093),

8 alasan berhenti merokok (p=0,155), dan faktor upaya berhenti merokok (p= 0,706) dengan keberhasilan berhenti merokok. 2. Lindi Wulandari (2015), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Teknik Modelling Terhadap Intensitas Merokok Pada Remaja Awal Laki-Laki Perokok Di SMP Negeri 02 Indralaya Utara. Penelitian ini menggunakan pre-eksperimental tanpa kelompok kontrol dengan rancangan one-group pretest-posttest. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh p value 0,001 (a= 0,05) yang menunjukan ada pengaruh yang bermakna dari pemberian teknik modelling terhadap intensitas merokok pada remaja awal laki-laki perokok. 3. Karl-Olov Fagerstom (2010), melakukan penelitian dengan judul Effects of Nicotine Chewing Gum and Follow-up Appointments in Physician-Based Smoking Cessation. Penelitian ini menggunakan desain experiment. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan Hasil pada 12 bulan adalah bahwa panjang tindak lanjut menunjukkan tren (P <0,12 ke arah yang lebih baik daripada singkat tindak lanjut, sementara permen karet nikotin secara signifikan lebih baik daripada tidak ada karet (P <0,05) dalam menjaga pantangan. 4. Alexandria (2012), melakukan penelitian dengan judul Which form of nicotine replacement therapy is more effective for quitting smoking? A study in Tehran, Islamic Republic of Iran. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan setelah 4 minggu berhenti merokok, 88,2% (246/279) melaporkan

9 berpantang dari merokok. tarif perawatan dilaporkan sendiri untuk berhenti adalah 54,9% setelah 6 bulan dan 36,2% setelah 12 bulan tindak lanjut. Sebuah hubungan yang signifikan ditemukan antara jenis pengganti nikotin dan tingkat berhenti. Menggunakan patch nikotin dan permen karet bersama-sama memiliki tertinggi berhenti tingkat (95,2%) setelah 4 minggu dan pada 12 bulan ikutan (62,5%). 5. Judith (2008), melakukan penelitian dengan judul Nicotine Gum and Self-Help Manuals in Smoking Cessation: An Evaluation in a Medical Context. Penelitian ini menggunakan desain experiment. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan penghentian awal. Pada enam minggu, efek dari kondisi pengobatan adalah sangat signifikan, X2 (2) = 16,11, p <0,001. Ada keuntungan yang jelas memiliki permen karet nikotin sebagai bagian dari program pengobatan: pasien gusi secara signifikan lebih mungkin untuk memiliki berhenti merokok (42% berpuasa) dibandingkan pasien dalam kondisi kontrol (11%), X2 (1) = 12.18, ~ <0,001, dan dari pasien dalam kondisi Self-Help (1%), x2 (1) = 7.29, ~<.01.6 Ada pengaruh yang signifikan dari kecanduan nikotin menunjukkan bahwa seluruh kondisi pengobatan, individu nikotindependent kurang mungkin telah berhenti dienam minggu (20%) daripada individu rendah ketergantungan nikotin (35%), x2 (1) = 4,48,p <0,05.