BAB I IDENTITAS PEMPRAKARSA

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENDAHULUAN. Dokumen Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Pembangunan SPBU Jrengik Sampang

BAB I PENDAHULUAN. berputar menggerakkan roda perekonomian di Kabupaten Mesuji.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perhatian terhadap dunia sudah mulai meningkat, tetapi kerusakan

Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Kebijakan BLHD Kota Tangerang Selatan dalam Pengelolaan Limbah. Oleh : DR. RAHMAT SALAM, M.Si

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Kesehatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 515 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH

-1- BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

I. PENDAHULUAN. Banyaknya minat untuk menjadi seorang dokter berpengaruh di dunia pendidikan.

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

B U P A T I S R A G E N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal. Kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik

- 1 - WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DAN GANGGUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN

ANALISIS MENGENAI DAMPAK INGKUNGAN

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 71 /KUM/2013

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2010 NOMOR 6

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG IJIN PEMBUANGAN DAN/ATAU PEMANFAATAN AIR LIMBAH DI KABUPATEN CILACAP

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PKMRS PADA PENYULUHAN KELOMPOU BAGI RS SWANTA SE JABAR BANDUNG, 5 JULI Dr. Henni Djuhaeni, MARS

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH

ABSTRAKSI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI POLEWALI MANDAR

a. bahwa balai pengobatan dan rumah bersalin merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta;

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan pengolahan limbah rumah sakit umum daerah Gambiran Kediri

PERLUKAH RAWAT INAP DI PUSKESMAS

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 7.1 TAHUN 2018 TENTANG TAHAPAN PEMBERIAN IZIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rumah Sakit Umum Kelas C Di Kabupaten Wonosobo

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BALANGAN

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia usaha semakin berkembang mengikuti perkembangan jaman.

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 30 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 02 TAHUN 2003 TENTANG

Transkripsi:

BAB I IDENTITAS PEMPRAKARSA 1.1. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan yang dapat diselenggarakan oleh Pemerintah dan atau masyarakat. Hal ini sesuai dengan ketentuan peraturanperundangan yang berlaku, dimana dalam pasal 56 ayat 1 dan 2 Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, sehingga puskesmas yang berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar atau sebagian upaya kesehatan rujukan dan atau kesehatan penunjang haruslah memberikan pelayanan kesehatan paripurna dengan inti pelayanan medik baik dari segi preventif, kuratif maupun promotif yang diselenggarakan secara terpadu. Puskesmas dalam melaksanakan fungsinya, tidak dapat dipisahkan dengan status kesehatan masyarakat karena status kesehatan atau derajat kesehatan masyarakat salah satunya dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan. dalam hal ini adalah keberadaan puskesmas. Puskesmas dalam beraktifitas juga dapat memberikan kontribusi terhadap menurunnya kualitas lingkungan apabila tidak memperhatikan pengelolaan dampak negatif yang ditimbulkan, seperti limbah medis berupa padatan maupun cair yang mengandung mikroorganisma patogen, buangan limbah beracun dan berbahaya (B3) serta adanya penyebaran infeksi nosokomial dan lain-lainnya. Oleh karena itu puskesmas sangat diharapkan menjadi pelopor gerakan sadar lingkungan dalam upaya pengelolaan lingkungan yang bersih, sehat dan tertib. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumberdayanya harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan guna mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan semula dititik beratkan pada upaya penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembang kearah keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh. Pembangunan kesehatan yang menyangkut upaya promosi kesehatan (promotif), peningkatan kesehatan (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan BAB-I 1

kesehatan (rehabilitatif) harus dilaksanakan secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan, dan dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dalam menunjang terciptanya pembangunan kesehatan, diperlikan sarana dan prasarana penunjang seperti klinik, puskesmas dan rumah sakit. Kesehatan menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan karena merupakan modal dasar bagi suatu bangsa untuk maju dan berkembang. Hal ini sudah menjadi perhatian pemerintah Indonesia, yang tercermin dalam visi Indonesia Sehat, dalam mengembangkan strateginya masing-masing dengan target-target tertentu yang diharapkan dapat menjadi titik awal tercapainya visi tersebut. Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 928/Menkes/Per/IX/1995 tentang Pedoman Teknis Penyusunan UKL-UPL bagi Rumah Sakit kelas C atau yang setara, dan Surat Permen LH No.. tentang Jenis Usaha/Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan dokumen lingkungan maka puskesmas dipandang perlu mempersiapkan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan dengan menyusun Dokumen DPLH. Pimpinan Dinas Kesehatan menyadari bahwa sejalan dengan peran positif dalam mendukung upaya pembangunan kesehatan masyarakat, ternyata juga dibarengi adanya dampak negatif yang memerlukan pengelolaan dan pemantauan, maka melalui studi ini diharapkan tersusunlah suatu Dokumen Lingkungan berupa Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (DPLH) sesuai dengan ketetapan yang diberlakukan. 1.2. Tujuan Dan Manfaat DPLH 1. Tujuan a. Terlaksananya kegiatan operasional pelayanan kesehatan melalui puskesmas yang berwawasan lingkungan. b. Menemukannya dan mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat operasional puskesmas. c. Tercapainya keselaraan hubungan antara keberadaan puskesmas dengan masyarakat di sekitarnya. d. Terpeliharanya mutu lingkungan di sekitar puskesmas. e. Meningkatkan upaya pelayanan puskesmas yang berwawasan lingkungan. f. Meningkatkan citra puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan. BAB-I 2

2. Manfaat a. Bagi Puskesmas: 1) Sebagai jaminan bahwa pelaksanaan kegiatan opersional tidak merugikan masyarakat sekitarnya baik secara sosial, ekonomi maupun kesehatan. 2) Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. 3) Sebagai sumber informasi penentuan masalah lingkungan yang timbul dan upaya penanggulangannya yang tepat. 4) Sebagi acuan dalam rencana pengembangan puskesmas. b. Bagi Pemerintah/Dinas Kesehatan : 1) Sebagai sarana pemantauan dalam rangka pembinaan terhadap Puskesmas Matang Suri, khususnya dalam upaya pemeliharaan lingkungan sekitarnya. 2) Sebagai masukan dalam pengambilan keputusan dan perbaikan kebijakan di bidang kesehatan lingkungan. c. Bagi masyarakat sekitar : 1) Masyarakat mengetahui adanya kegiatan operasional puskesmas memahami kemungkinan adanya dampak yang dittimbulkannya. 2) Masyarakat dapat berpartisipasi dalam upaya mengatasi dampak lingkungan. 1.3. Dasar Hukum Dalam Penyusunan dan pelaksanaan DPLH mengacu pada peraturan dan perundangan sebagai berikut : 1. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Ijin Lingkungan. 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang telah memiliki ijin dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki Dokumen Lingkungan Hidup (DPLH) BAB-I 3

4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 Tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan dampak lingkungan hidup. 5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang pedoman penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. 6. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Kalbar No.. 7. Keputusan Gubernur Kalbar No... 8. Peraturan Daerah Kabupaten Sambas No... 9. Keputusan Bupati Sambas No... 10. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 11. Undang Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 12. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 13. Undang Undang No. 7 Tahun 1981 tentang Wajip Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan, ke Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. 14. Undang Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 15. Undang Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. 16. Undang Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. 17. Undang Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 18. Undang Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 19. Undang Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 20. Peraturan Pemerintah Nomor: 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan lalu Lintas Jalan. 21. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 22. Peraturan Pemerintah Nomor: 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. 23. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Ijin Lingkungan. 24. Kepmen Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1988 tentang Baku Mutu Lingkungan. 25. Permen LH No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 26. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyususnan Dokumen Lingkungan Hidup. 27. Permen LH No. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan. BAB-I 4

28. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 17/KPTS/M/2003 Tentang Penetapan Jenis Usaha dan / atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah Yang Wajib Dilengkapi dengan UKL / UPL. 29. Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 416/menkes/PER/IX/1990 tentang Syaratsyarat dan Pengawasan Kualitas Air. 30. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik 31. Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Barat No. 120 tahun 1989 tentang Baku Mutu Lingkungan. 32. Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pontianak Tahun 20013 2023 33. Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2013 tentang Pengendalian pencemaran Air. 34. Peraturan Daerah Kota Pontianak No. 1 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua atas Perda No. 3 tahun 2004 tentang Ketertiban Umum. 35. Peraturan Walikota Pontianak No. 8 Tahun 2010 tentang Jadwal Pembuangan Sampah. 1.4.Identitas Penanggung Jawab dan Penyusunan UKL-UPL 1. Penanggungjawab UKL-UPL a. Nama Puskesmas : Puskesmas Matang Suri b. S t a t u s : c. Alamat Kantor : Jl. M.Bachri Tayep No.275 Matang Terap Kecamatan Jawai Laut d. Alamat kegiatan : Jl. M.Bachri Tayep No.275 Matang Terap Kecamatan Jawai Selatan. e. Nama Pimpinan : Heri Januardi, A.Md.Kep 2. Penyusun Dokumen UKL-UPL a. Penanggungjawab : Heri Januardi, A.Md.Kep b. Alamat : Jl. M.Bachri Tayep No.275 Matang Terap Telp. (0562) 201043 e-mail : pkm.mts@gmail.com BAB-I 5

c. Penyusun : Suprianti, A.Md.Kesling d. Tim Ahli : 1. Hadriyani, SKM 2. Marini, A.Md.Gizi 3. Iim Tribakti, A.Md.Kep BAB-I 6