BAB I PENDAHULUAN. Siti Rahayu, 2014 Pengembangan aksara Lampung braille Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dengan keanekaragaman adat istiadat yang terdiri dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

Pentingnya Simbol Fonetik Braille. Bagi Para Tunanetra Indonesia. Drs. Didi Tarsidi. Desember 1999

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan. Sebagai bagian dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dalam memperoleh pengetahuan untuk digunakan dalam

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era

PENGGUNAAN UNSUR AKSARA NUSANTARA PADA HURUF MODERN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai makna tertentu. Sebagai sistem lambang bunyi yang mempunyai makna,

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem penulisan tidak dapat menggambarkan bunyi yang diucapkan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain

BAB III AKSARA SUNDA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aini Loita, 2014 Pola Pewarisan Budaya Membatik Masyarakat Sumedang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. terhadap api dan segala bentuk benda tajam. Seni dan budaya debus kini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

B i o s a i n s, The spirit of life Mencetak SDM cerdas mandiri, membina SDA lestari

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang berbeda dan lain-lain. Perbedaan dari latar belakang etnis yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM

PEDOMAN FORMAT BRAILLE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Amanda Putri Selvia, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian dalam bidang struktur atau kaidah bahasa-bahasa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

Pengertian Universal dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jawa merupakan salah satu dari empat ratus bahasa daerah dan dialek yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

CARA CEPAT DAN MUDAH MENGAJARAKAN MATERI MENULIS AKSARA JAWA PADA ANAK SEKOLAH RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di daerah tertentu, misalnya bahasa Bugis, Gorontalo, Jawa, Kaili (Pateda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Profil Kesulitan Membaca Pemulaan Pada Anak Yang Mengalami. Kesulitan Membaca Permulaan di Kelas Satu SD.

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan perasaan, pikiran, ide, dan kemauannya kepada orang lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

T. H GEOGRAFI DIALEK BAHASA SIMALUNGUN DALAM PENGEMBANGAN LEKSIKON BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pula bahasa Jawa juga mengalami perkembangan. Dari bahasa Jawa kuno

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan masing-masing perbedaan, baik fisik maupun mental.

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

ANALISIS FONOLOGI DAN LEKSIKOLOGI BAHASA JAWA DI DESAPAKEM KECAMATAN GEBANGKABUPATEN PURWOREJO

POLA INTERAKSI GURU DAN SISWA TUNANETRA SMPLB A BINA INSANI BANDAR LAMPUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa seseorang memiliki sifat serta pengetahuan yang baik. memadukan kalimat-kalimat yang kita tulis dan ucapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu (lih. Sumarsono, 2010:21).

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang beragam pula. Walaupun telah ada bahasa Indonesia sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

ANIS SILVIA

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BAHASA, SASTRA, DAN AKSARA JAWA

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada bentuknya yang sekarang sudah pasti bahasa-bahasa itu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan membaca yang diperoleh pada tahap membaca permulaan akan

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menjadi perhatian utama dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya masing-masing. Setiap wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahwa di Wakatobi terdapat dua kelompok bahasa yaitu kelompok Wangi-Wangi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sikap Bahasa Siswa Sekolah Dasar Terhadap Bahasa Daerah Dan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BAHASA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Gorontalo (selanjutnya disingkat BG) adalah bahasa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sosial. Dalam

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi perlu memperhatikan pilihan kalimat yang digunakan agar. penutur baik secara lisan maupun tulisan.

Setiap kegiatan yang bersifat ilmiah tentu mempunyai objek. Begitu juga dengan linguistik, yang mengambil bahasa sebagai objeknya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional yang memberikan kontribusi dalam perkembangan bahasa Indonesia, baik itu ditinjau dari unsur fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Dengan kata lain, bahasa daerah merupakan cikal bakal lahirnya bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sudah selayaknya bahasa daerah harus dilestarikan dan diwariskan secara turun temurun sebagai identitas dan kebanggaan bagi masyarakat penggunanya. Bahasa Lampung merupakan salah satu bahasa daerah yang tumbuh dan berkembang di nusantara sebagai ciri khas dan kebanggaan bagi masyarakat Lampung. Menurut Sujadi (2013: 81) mendefinisikan bahasa Lampung sebagai sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Ulun Lampung di Provinsi Lampung, selatan Palembang dan pantai barat Banten. Sujadi (2013: 22) juga berpendapat berdasarkan peta bahasa, bahasa Lampung memiliki dua subdialek yaitu, dialek A (api) dan subdialek O (Nyo). Hal ini sejalan dengan pendapat Royan dalam Sujadi (2013: 22) bahasa Lampung diklasifikasikan menjadi dua sub dialek yaitu, dialek Belalau atau dialek Api dan dialek Nyow. Namun idealis konseptual ini tidak sejalan dengan fakta di lapangan, karena bahasa mayor yang saat ini berkembang di provinsi Lampung adalah bahasa Indonesia, sehingga berdampak pada bergesernya nilai bahasa Lampung sebagai identitas daerah Lampung. Bahasa Lampung juga merupakan salah satu bahasa daerah yang harus mampu bertahan dalam kuatnya arus globalisasi yang sudah begitu banyak mengikis budaya kita.keadaan ini tidak terlepas dari peran pemerintah provinsi Lampung yang membuat kebijakan menjadikan bahasa Lampung sebagai mata pelajaran Muatan Lokal yang wajib diikuti oleh seluruh siswa jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di provinsi Lampung, baik itu di sekolah reguler maupun di sekolah segregasi. 1

2 Dengan mempelajari bahasa Lampung, diharapkan siswa dapat mengenal dan turut melestarikan salah satu unsur budaya Lampung yaitu bahasa Lampung. Hal ini diperkuat dengan lahirnya Peraturan Daerah Provinsi Lampung No 2 Tahun 2008 Tentang pelestarian aset budaya Lampung. Fenomena di lapangan saat ini menunjukkan bahwa tunanetra belum memiliki kesempatan untuk mempelajari bahasa Lampung secara utuh sebagaimana orang awas pada umumnya, terutama pada materi aksara Lampung atau yang lebih dikenal dengan istilah Had Lampung (aksara Kaganga) karena belum adanya aksara Lampung bentuk huruf Braille yang dapat diakses oleh tunanetrasehingga tunanetra menjadi terhambat dalam mengenal, mempelajari dan melestarikan aksara Lampung. Aksara Lampuang (Had Lampung) menurut Sujadi (2013: 81) adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan Akasara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam huruf Arab, dengan menggunakan tanda-tanda pada baris atas dan tanda-tanda pada baris bawah tetapi tidak menggunakan tanda pada baris depan, melainkan menggunakan tanda di belakang, dimana masing-masing tanda memiliki nama tersendiri. Huruf Braille latin yang ada saat ini terdiri dari 21 huruf konsonan dan lima huruf vokal belum mampu mengakomodasi lambang-lambang yang ada pada aksara Lampung yang terdiri dari 20 huruf induk (kelabai surat), 12 anak huruf (benah surat), beberapa tanda baca dan angka. Kondisi ini membutuhkan suatu alternatif tindakan guna memenuhi kebutuhan orang tunanetra yaitu aksara Lampung dalam huruf Braille sebagai kompensasi atas hilangnya fungsi penglihatan. Menurut Tarsidi. (2004) Teknik alternatif adalah cara khusus (baik dengan atau pun tanpa alat bantu khusus) yang memanfaatkan indra-indra nonvisual atau sisa indra penglihatannya untuk melakukan kegiatan yang normalnya dilakukan dengan indra penglihatan. Oleh karena itu pembuatan aksara Lampung Braille yang mudah dipahami bagi para penggunanya merupakan salah satu alternatif/kompensatoris terhadap potensi masalah yang ada di lapangan.

3 Had Lampung dipengaruhi oleh dua unsur yaitu aksara Pallawa dan huruf Arab. Oleh karena itu, dalam merumuskan aksara Lampung Braille pun didasarkan pada perpaduan antara teori huruf Braille indonesia dan teori Arab Braille yang mengikuti kaidah-kaidah teori aksara Kaganga, sehingga dihasilkan aksara Lampung Braille bagi tunanetra yang berada pada wilayah geografis provinsi Lampung. Berdasarkan kenyataan di atas, melalui Research and Development menginspirasi peneliti untuk merumuskan dan menawarkan aksara Lampung Braille bagi tunanetra yang selama ini belum tersentuh oleh pendidik dan budayawan Lampung. B. Fokus Dan Pertanyaan Penelitian Fokus dalam penelitian ini adalah Pengembangan aksara Lampung Braille. Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pertimbangan apa saja yang melandasi pengembangan aksara Lampung Braille? 2. Bagaimana proses pengembangan aksara Lampung Baille? 3. Bagaimana proses uji coba aksara Lampung Braille yang telah dikembangkan? 4. Bagaimana pendapat siswa tunanetra selaku pengguna terhadap aksara Lampung yang telah dikembangkan? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan aksara Lampung Braille yang mudah dipahami dan digunakan oleh tunanetra. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan tunanetra di provinsi Lampung berupa aksara Lampung Braille yang mudah dipahami dan dapat digunakan dalam setting formal

4 maupun nonformal serta memperkaya aset budaya Lampung dalam bentuk aksara Lampung Braille. E. Definisi Istilah Penelitian ini menggunakan beberapa istilah yang jarang ditemui dan mungkin akan menimbulkan penapsiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu,untuk membantu para pembaca dalam menemukan maknanya, berikut ini akan dijelaskan beberapa istilah, sebagai berikut: 1. Braille Istilah Braille diambil dari nama penciptanya seorang tunanetra berkebangsaan Perancis yaitu Louis Braille. Braille adalah tulisan yang digunakan oleh tunanetra, dibangun dari pola kombinasi enam titik timbul dengan posisi tiga titik vertikal dan dua titik horizontal dimana masingmasing titik diberi nomor tetap yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Keenam titik tersebut dapat disusun sedemikian rupa hingga menghasilkan 64 macam kombinasi yang melambangkan abjad, tanda baca, angka, tanda musik, simbol matematika dan lainnya. 2. Aksara Lampung Aksara Lampung adalahabjad atau bentuk tulisan khusus milik masyarakat Lampung berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam huruf Arab, dengan menggunkan tanda-tanda pada baris atas dan baris bawah tetapi tidak menggunakan tanda pada baris depan, melainkan menggunakan tanda di belakang, dimana masing-masing tanda memiliki nama tersendiri. 3. Aksara Lampung Timbul Aksara Lampung timbul adalah aksara Lampung yang dibuat atau dicetak timbul mengikuti bentuk aslinya sehingga selain dapat diakses oleh penglihatan juga dapat diakses melalui perabaan 4. Aksara Lampung Braille Aksara Lampung Braille adalah kombinasi dari enam titik Brailleyang sebelumnya telah digunakan pada bidang lain kemudian dirumuskan secara

5 khusus untuk melambangkan simbol tertentu mengikuti kaidah penulisan dalam aksara Lampung sehingga dihasilkan aksara Lampung Braille.