BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Kelas V SDN Randegan Wetan II yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah tempat penulis

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas, di

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sumedang. Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa :

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat hubungan antara subjek penelitian, seperti yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah SDN Orimalang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi/ tempat penelitian adalah Taman Kanak-kanak Satu Atap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Telaga pada Semester Ganjil Tahun Ajaran Objek dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau (Classroom Action Research).Penelitian tindakan kelas merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis. Dalam melaksanakan

B. Model Penelitian Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari beberapa model yaitu: Model PTK Kurt Lewin Model PTK Kemmis dan Mc Taggart

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Wardhani, dkk. (2007 :14), Penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas menurut Kemmis (1983, dalam Rochiati Wiraatmadja, 2009 :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metodologi penelitian menurut Sukardi (2004: 19) adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari Kemmis dan Taggart dalam Pargito (2011: 37), yaitu: (1) plan

BAB III. model yang mudah dipahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang akan

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Bab ini peneliti akan menguraikan tentang metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara khusus

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemitraan antara peneliti dengan guru SD dalam memecahkan masalah aktual

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Fokus pada bab ini adalah membahas mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di lapangan (TK), sekaligus mencari jawaban

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut dipilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid.valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Jenis metode penelitian berupa metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode kuantitatif data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode kualitatif dinamakan metode baru, disebut juga metode artistic, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Teknik Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), eksperimen, responden, seminar, diskusi, dan lainlain. Pengumpulan data dari sumbernya adalah dari sumber primer secara langsung

30 dan sumber sekunder melalui dokumen atau lewat orang lain. Dari segi data,maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Penelitian ini akan dilakukan dengan model berdasarkan adaptasi oleh Kemmis, dan Taggart dalam Hopkins: 1993) Identifikasi Permasalahan Penelitian Penyusunan Rencana Tindakan SIKLUS I Rencana Pelaksanaaan Tindakan Observasi Rencana SIKLUS II Revisi Refleksi Analisis Pelaksanaaan Tindakan Revisi Observasi Analisis Refleksi B. Model Penelitian (PTK) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Wardhana (2007) dapat diartikan sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, dengan tujuan

31 untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Dalam penelitian tindakan kelas guru harus melakukan introspeksi diri mengenai pembelajaran dan secara reflektif melakukan tindakan agar dapat memperbaiki diri dan meningkatkan pembelajaran di kelas. Menurut Wibawa 2003 (Suparyat E, 2006:29) Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis, reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai dengan peneliti terhadap tinadakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Penelitian dilakukan secara partisipatori dan kolaborasi dengan guru yang proses pelaksanaannnya dilakukan secara bersiklus (cycle), siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga mencapai tujuan yang diinginkan, dengan mengadaptasi model siklus berbentuk spiral refleksi diri yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Hopkins,1993:48), dimulai dengan perencanaan (plan), kemudian pelaksanaan (act), dan pengawasan (observe) dilanjutkan dengan refleksi (reflect), setelah itu perencanaan kembali dan seterusnya. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian kualitatif untuk penelitian kelas dapat berupa peristiwa, manusia, dan situasi yang diamati. (Hopkins:1993)

32 Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Naringgul yang berjumlah 27 orang, terdiri atas 13 orang siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Seluruhnya diambil sebagai subjek penelitian dalam upaya perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa secara keseluruhan. Sekolah beralamat di Jalan Raya Naringgul Nomor 1, Kecamatan Naringgul yang berjarak 130 KM dari Kota Cianjur dan kurang lebih 90 KM dari Kabupaten Bandung. Kecamatan Naringgul berbatasan dengan wilayah Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. 85% penduduk di Kecamatan Naringgul bermatapencaharian sebagai petani, 10% sebagai wiraswasta dan 5% sebagai pegawai atau PNS. Lokasi Sekolah Dasar Negeri Naringul terletak berada di pinggir selatan kota Kecamatan Naringul Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat dan merupakan Sekolah Dasar yang cukup strategis yang ada di Kecamatan Naringul, berdiri sejak tahun 1977/ 1978. D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya, dimana PTK merupakan penelitian yang mengikut sertakan secara aktif peran guru dan siswa dalam berbagai tindakan, adanya kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran, dan evaluasi ) dilakukan berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi. Selain itu adanya tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi

33 pembelajaran dilakukan dengan segera dan dilakukan secara praktis, dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran. Dalam pelaksanaannnya PTK tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran dan tugas mengajar guru, tidak boleh terlalu banyak menghabiskan waktu, karena itu PTK harus dirancang dan dipersiapkan degan rinci dan matang, tindakan hendaknya dibuat dengan konsisten dengan rancangan yang dibuat. Masalah yang dikaji hendaknya merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru. Pelaksanaan PTK harus selalu mengikuti etika kerja yang berlaku (memperoleh izin dari kepala sekolah, membuat laporan, dan lain-lain), bertujuan untuk menjadikan adanya perubahan atau peningkatan mutu proses dan hasil belajar, melalui serangkaian bentuk tindakan pembelajaran dan di maksudkan pula untuk membelajarkan guru agar meningkat dalam kemauan dan kemampuan berfikir kritis dan sistematis, menbiasakan guru menulis, membuat catatan, dan berbagai kegiatan akademik ilmiah lainnya. Permasalahan PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam.ptk dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Selanjutnya siklus tersebut akan dibahas lebih jauh pada langkah-langkah PTK. Penelitian dilakukan secara partisipatori dan kolaborasi dengan guru yang proses pelaksanaannnya dilakukan secara bersiklus (cycle), siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga mencapai tujuan yang diinginkan,

34 dengan mengadaptasi model siklus berbentuk spiral refleksi diri yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Hopkins,1993:48), dimulai dengan perencanaan (plan), kemudian pelaksanaan (act), dan pengawasan (observe) dilanjutkan dengan refleksi (reflect), setelah itu perencanaan kembali dan seterusnya. Siklus kegiatan ini digambarkan sebagai berikut: Identifikasi Permasalahan Penelitian Penyusunan Rencana Tindakan SIKLUS I Rencana Pelaksanaaan Tindakan Observasi Rencana SIKLUS II Revisi Refleksi Analisis Pelaksanaaan Tindakan Revisi Observasi Analisis Refleksi 3.1 Gambar Prosedur Penelitian (berdasarkan adaptasi oleh Kemmis dan Taggart dalam Hopkins: 1993)

35 I. Tahap menyusun rancangan tindakan a. Kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian 1. Memohon perizinan kepada Kepala Sekolah untuk melakukan penelitian di kelas V pada pelajaran IPS. 2. Memberitahu kepada semua rekan sejawat (guru) tentang akan dilaksanakannya penelitian di kelas V pada pelajaran IPS, sekaligus meminta bantuan seorang guru untuk menjadi observer pada penelitian yang akan berlangsung. 3. Mempersiapkan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian, dan menyiapkan media yang akan digunakan agar lebih mendukung kenyamanan belajar. b. Kegiatan yang berhubungan langsung dengan penelitian 1. Membuat lembar observasi untuk melihat aktifitas siswa pada saat belajar IPS, sebelum menggunakan media peta. 2. Membuat lembar observasi untuk melihat aktifitas guru pada saat mengajar IPS sebelum menggunakan media peta. 3. Menelaah kurikulum, mementukan Standar Kompetensi,Kompetensi Dasar,dan pokok bahasan yang akan diajarkan pada pelaksanaan tindakan. 4. Membuat rencana tindakan yang diperkirakan dapat memperbaiki kondisi awal siswa. 5. Menyusun rencana tentang apa yang akan dilakukan guru dan siswa pada saat berlangsungnya tindakan pada proses pembelajaran.

36 6. Menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan yang dapat mendukung pelaksanaan tindakan. 7. Membuat lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa pada saat pembelajaran IPS dengan menggunakan media peta. II. Tahapan Pelaksanaan Tindakan Berdasarkan model yang digunakan pada penelitian ini yaitu Kemmis dan MC.Tagart, sebagai berikut: a. Siklus 1 Kegitan yang dilakukan adalah: 1. Melakukan tindakan (proses pembelajaran), yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi awal siswa. Materi pokok yang dipelajari pada Siklus I adalah Kenampakan alam dan buatan di Indonesia. 2. Melakukan observasi selama berlangsungnya proses pembelajaran. Selain mengobservasi, dan mengontrol agar tindakan tidak menjauhi sasaran juga perlu dilakukan untuk efisiensi dan efektivitas tindakan. 3. Refleksi I, melakukn penelahan dengan melihat perbandingan kondisi awal dengan setelah dilakukan tindakan untuk melihat perbandingan kondisi awal dengan setelah dilakukan tindakan untuk melihat kekurangan-kekurangan yang menjadi penyebab belum optimalnya perbaikan kondisi awal. b. Siklus II Kegiatan yang dilakukan adalah:

37 1. Melakukan tindakan yang telah direncanakan untuk memperbaiki kekurangan pada tindakan di Siklus I. Materi pokok yang dipelajari di siklus II adalah Kenampakan alam dan buatan di Indonesia. 2. Melakukan observasi selama berlangsungnya proses pembelajaran. 3. Refleksi II melakukan penelaahan dengan melihat perkembangan yang terjadi dalam seluruh aktifitas tindakan untuk mencari tindakan yang dapat mengoptimalkan pencapaian tujuan. c. Siklus III Kegiatan yang dilakukan pada siklus ini adalah 1. Melakukan tindakan yang direncanakan untuk memperbaiki kekurangankekurangan pada tindakan siklus II. Materi pokok yang dipelajari pada siklus III adalah Kenampakan alam dan buatan di Indonesia. 2. Melakukan observasi selama berlangsungnya proses pembelajaran. 3. Refleksi III melakukan penelaahan dengan melihat perkembangan, peningkatan, dan perubahan, setelah dilakukan beberapa kali tidakan sebagai dasar untuk membuat kesimpulan. E. Instrumen Penelitian Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini terdiri dari data primer, yang didapat secara langsung hasil dari interaksi dan proses pembelajaran siswa, dan dari data sekunder yang didapat dari berbagai informasi-informasi yang dibutuhkan yang berasal dari dokumen-dokumen.

38 Data penelitian ini didapat melalui instrumen penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama mengadakan penelitian, yakni sebagai berikut: 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 1.1) 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) (lampiran 1.2) 3. Observasi. (lembar observasi pada lampiran 3 dan 5) Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data dilakukan dengan format observasi yang telah disusun termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Manfaat observasi sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Kasbolah (1998:91-92) adalah: Manfaat observasi bagi penelitian tindakan adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya. Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan. 4. Wawancara (lembar wawancara pada lampiran 4 dan 6) Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Wawancara dilakukan untuk memperoleh data-data yang akurat yang sesuai dengan penelitian ini.

39 5. Test Hasil Belajar Alat pengumpul data tes hasil belajar yang berbentuk lembaran soal lebih dititik beratkan terhadap kegiatan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan program pembelajaran yang telah dilakukan (Engkoswara,dkk,1996:46 6. Dokumen Melaksanakan Pengajaran 3.2 Foto Sedang Mengajar

40

41

42 F. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan tes hasil belajar selanjutnya direduksi yang dilakukan dengan jalan menyusun abstraksi. Abstraksi yang merupakan rangkuman dari hal-hal inti berupa, a. Katagori data Data penelitian disusun berdasarkan data konsep awal dan konsep akhir, aktivitas guru, dan siswa dalam proses pembelajaran. b. Validitas data Menggunakan teknik Triangulasi yaitu dengan melakukan beberapa tindakan: - Menggunakan cara yang bervariasi untuk memperoleh data yang sama, misal: untuk hasil belajar dengan tes tertulis dan wawancara. - Menggali data yang sama dari sumber yang berbeda, misalnya peneliti mengkonfirmasikan data temuan data yang diperoleh kepada guru maupun siswa melalui refleksi pada setiap siklus sampai keseluruhan pelakssanaan tindakan yang akhirnya diperoleh data yang lengkap dan memiliki validasi tinggi. - Mempertimbangkan pendapat mitra peneliti untuk mengcrosscheck keshahihan data, serta sebagai masukan dalam memepertajam analisis dan memperoleh validitas tinggi. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang

43 menggunakan tes maupun non tes. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik, buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Pengertian penilaian yang ditekankan pada penentuan nilai suatu objek yang dikemukakan oleh Nana Sudjana, ia mengatakan bahwa penilaian adalah proses menentukan nilai suatu objek dengan menggunakan ukuran atau kriteria tertentu seperti baik, sedang, jelek. Ngalim Purwanto mengemukakan prinsip penilaian adalah penilaian hendaknya didasarkan pada hasil pengukuran yang komprehensif, hrus dibedakan antara penskoran (scoring) dengan penilaian (grading), hendaknya disadari betul tujuan penggunaan pendekatan penilaian (PAP dan PAN), penilaian hendaknya merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar, penilaian harus bersifat komparabel dan sistem penilaian yang digunakan hendaknya jelas bagi siswa dan guru. Berdasarkan kurikulum 2004, penilaian berpedoman pada acuan kriteria atau patokan yang meneliti asumsi bahwa semua siswa dapat belajar apa saja, namun hanya jumlah waktu yang dibutuhkan yang berbeda (bersifat kualitatif). Dengan demikian, keputusan penilaian bukan hanya berdasarkan pengukuran melainkan hasil pengamatan (Depdiknas: 2004). Penilaian terhadap siswa harus memenuhi kaidah tujuan pembelajaran yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai dengan taksonomi Bloom. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif (Supardi, 2006: 131). Terhadap perolehan hasil belajar IPS dianalisis secara kuantitatif dengan memberikan nilai pada hasil belajar siswa. Data-data tersebut dianalisis mulai dari siklus satu dan siklus dua untuk dibandingkan dengan teknik

44 deskriptif, presentase. Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskriptif prosentase, yang dikelompokkan dalam lima kategori yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang sebagai berikut: Table 3.1 Klasifikasi Kategori Tingkatan dan Prosentase Hasil Belajar Kriteria Nilai Penafsiran Score Baik sekali 85-100 Baik 70-84 Cukup 60-69 Kurang 50-59 Sangat kurang <50 (Depdiknas, 2002: 4) Hasil observasi dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.