BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai pengajaran yang komunikatif oleh karena itu, dalam pembelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. minatnya serta dapat menerapkan keterampilan berbahasa Indonesia secara tepat,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS PANTUN MELALUI TEKNIK COPY THE MASTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Shinta Rizki N, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting di

2015 PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

ARTIKEL. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan MengikutiWisuda. Sarjana Pendidikan di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia OLEH SARLIN SUNGE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan bahasa sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dibekali kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Sekolah Dasar disebutkan bahwa standar kompetensi menulis untuk kelas

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI TARAB E- JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

tentang Standar Nasional Pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

MAKALAH OLEH: LUKY LUKMANSYAH NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Nikke Permata Indah Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. karangan terutama karangan narasi. Data yang diperoleh juga menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ema Rosalita, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi.

PENERAPAN TEKNIK BERCERITA DALAM MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK DONGENG SISWA KELAS V SDN 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

MODEL PEMBELAJARAN PROSA DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IXA SMP PASUNDAN 2 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tertulis dapat dilihat dari kemampuan menulisnya. manusia yang lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks.

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa Indonesia tahun 2006 bertujuan untuk menjadikan pengajaran Bahasa sebagai pengajaran yang komunikatif. Artinya bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa dituntut untuk dapat menyampaikan informasi yang ia maksud dengan lugas dan jelas agar pihak penerima informasi dapat menangkap informasi tersebut (mengerti). Informasi yang dimaksud dapat berupa informasi lisan maupun tulisan. Oleh karena itu dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kemampuan berbahasa dibagi menjadi empat aspek keterampilan yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Astuti (2009:6) menyebutkan bahwa dari keempat keterampilan tersebut, keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling sulit jika dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Menulis merupakan wujud kemahiran berbahasa yang mempunyai manfaat besar bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Dengan menulis siswa dapat menuangkan segala keinginan hati, perasaan, keadaan hati di saat susah atau senang, sindiran, kritikan dan lainnya. Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya di SMA terdapat mata pelajaran menulis cerpen. Pembelajaran menulis cerita pendek 1

2 (cerpen) penting bagi siswa, karena cerpen dapat dijadikan sebagai sarana untuk berimajinasi dan menuangkan pikiran, juga dapat dijadikan sebagai bekal life skill. Seperti apa yang dikatakan Nuryatin (2008) dalam Konferensi Internasional Kesusastraan XIX/HISKI Keterampilan menulis karya sastra cerpen akan dapat dijadikan sebagai bekal life skill bagi para siswa, yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai salah satu mata pencaharian Selain sebagai sarana untuk berimajinasi, menuangkan pikiran, dan sebagai bekal life skill, pembelajaran menulis cerpen juga berfungsi untuk melatih atau membiasakan siswa agar dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya. Pembelajaran menulis cerpen yang dipandang sebagai pengajaran sastra juga memiliki fungsi menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri (BNSP 2006). Dalam menulis cerpen diperlukan keterampilan mengolah bahasa untuk menyajikan cerita sesuai dengan kehendak dan tujuan pengarang, keterampilan tersebut perlu dilatihkan, diantaranya melalui (1) latihan menentukan tema; (2) mengembangkan alur (awal, tengah, dan akhir); (3) menggambarkan karakter tokoh melalui dialog, monolog, dan komentar pengarang; (4) mendeskripsikan latar; (5) mengembangkan cerita melalui dialog, narasi, dan komentar pengarang, dan; (6) merevisi hasil cerpen dengan memperhatikan pilihan kata, tanda baca, dan ejaan, dan mempublikasikan hasil karya secara tertulis dan lisan. Namun pada kenyataanya pembelajaran menulis cerpen belum sampai pada aspek-aspek diatas. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, berupa

3 wawancara dan diskusi dengan guru dan siswa kelas X SMA Negeri 5 Cimahi, peneliti mendapat berbagai temuan meliputi kendala dalam pengajaran menulis cerpen. Kendala tersebut antara lain, biasanya dalam pembelajaran menulis cerpen siswa sering merasa kesulitan untuk memulai menulis karena tidak adanya ide, sehingga motivasi belajar siswa menurun, siswa putus asa dan merasa tidak berbakat, padahal ada tidak adanya bakat dapat dilihat dengan cara berlatih atau pembiasaan. Sementara dalam pembelajaran, guru tidak mengajarkan bagaimana mengatasi kendala tersebut. Pembelajaran menulis cerpen di sekolah hanya menggarap (mengkaji) unsur intrinsik dalam sebuah contoh cerpen saja. Siswa tidak dilatih bagaimana cara menulis cerpen yang baik. Hal tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan guru menyajikan proses pembelajaran menulis cerpen yang disebabkan oleh, antara lain, (1) guru tidak memiliki kompetensi dalam menulis cerpen dan kompetensi dalam membimbing siswa menulis cerpen; (2) terbatasnya media dan alat peraga; (3) belum tersedianya perangkat pembelajaran menulis cerpen yang efektif dan efisien. Termasuk di dalam perangkat pembelajaran dimaksud adalah teknik pembelajaran penulisan cerpen yang menekankan pada aktivitas siswa dan proses pembuatan cerpen. Seperti halnya diungkapkan oleh Ni Wayan Arini (2008) menyatakan bahwa: Pembelajaran menulis seharusnya ditekankan pada proses menulis. Dengan demikian, pembelajaran akan berpusat pada siswa, serta aktivitas siswa lebih terarah dan terbimbing untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sementara Graves (1978) dalam Muhamad Yunus (2002:4) mengatakan

4 bahwa: Seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Ketidaksukaan tak lepas dari pengaruh lingkungan, keluarga, dan masyarakatnya, serta pengalaman pembelajaran menulis atau pelajaran mengarang di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat. Smith (1981) dalam Muhamad Yunus (2002:4) mengatakan bahwa: Pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri. Umumnya guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya. Karena itu untuk menutupi keadaan yang sesungguhnya munculah berbagai mitos atau pendapat yang keliru tentang menulis dan pembelajarannya. Untuk mengatasi masalah tersebut guru harus memilih teknik yang cocok untuk melatih siswa menulis cerpen, agar siswa menyadari pentingnya pembelajaran menulis cerpen bagi kehidupan mereka. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan merencanakan teknik pembelajaran yang menarik. Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti berusaha untuk memberikan alternatif teknik pembelajaran menulis yang kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan fasilitas dan media yang sederhana. Teknik pembelajaran yang ditawarkan adalah teknik copy the master modifikasi yang merupakan pengembangan dari teknik copy the master. Teknik copy the master ini pernah di terapkan oleh Ismail Marahimin dalam bukunya Menulis Secara Populer. Teknik ini awalnya berasal dari teknik melukis. Pada zaman dahulu orang yang ingin menjadi pelukis akan diberi sebuah lukisan yang sudah jadi dan baik, biasanya yang dibuat oleh master, yaitu ahli melukis atau pelukis kenal, lukisan itu harus ditiru semirip mungkin, sampai

5 seseorang tersebut mampu melukis berdasarkan bentuk yang khas dan sesuai dengan kepribadiaannya. (Marahimin, 1994:11). Pada akhirnya teknik ini pun dianggap efektif dalam pembelajaran menulis. Putera (2006) mengatakan bahwa: Copy the master bukanlah sesuatu yang baru dalam kehidupan kita. Proses perkembangan psikis dan psikologi manusia sejak lahir sampai proses pertumbuhannya adalah melalui kegiatan meniru. Ketika proses itu berlangsung dan berhasil meniru, maka reaksi selanjutnya adalah munculnya identitas diri yang sudah berbeda dengan contoh yang ditiru sebelumnya. Metode demikian dipergunakan oleh seluruh aspek kehidupan di semua jenjang dan kebutuhan. Begitu juga dalam penulisan cerpen. Pernyataan tersebut memperkuat bahwa manusia belajar, tumbuh dan berkembang bermula dengan meniru hingga muncul identitas diri. Begitu pula dalam penulisan cerpen, teknik ini akan memudahkan siswa untuk mulai menulis hingga mampu menemukan karakteristik penulisannya, didukung dari sisi psikologis siswa SMA yang cenderung masih mencari ke-akuan (jati diri). Dengan mengunakan teknik copy the master modifikasi siswa akan lebih terarah untuk menemukan karakteristik penulisan cerpen karena disuguhkan contoh (master) yang tepat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia, Alis Lisnawaty (2007) tentang penggunaan salah satu teknik copy the master dalam apresiasi cerpen yang berjudul Penggunaan Teknik Ganti Tokoh dalam Pembelajaran Apresiasi Cerpen di Kelas X SMA Lab School UPI Bandung Tahun Ajar 2006/2007 menunjukkan hasil bahwa pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan teknik ganti tokoh dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta mendapat respon yang baik dan disukai oleh siswa.

6 Kemudian penelitian yang serupa juga dilakukan oleh, Fatonah (2009) Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Eksipositoris dengan Menggunakan Teknik Meniru Model (Penelitian Eksperimen Semu Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009), Wahyu Hidayat (2006) Pembelajaran Menulis Surat Resmi Menggunakan Teknik Meniru Model Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Garut Tahun Ajaran 2005/2006, dan Putri Vahlepy Nurkusumah (2009) Pembelajaran Menulis Cerpen Dengan Menggunakan Teknik Latihan Melanjutkan Cerita Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009. Hasil dari penelitian-penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa setelah mengunakan teknik copy the master berupa pengembangan teknik ganti Tokoh, dan melanjutkan cerita, serta teknik meniru model itu sendiri. Berdasarkan berbagai pengembangan materi teknik copy the master dan hasil pengamatan peneliti terhadap penelitian terdahulu, peneliti menyimpulkan bahwa salah satu pengembangan yang dapat menstimulus ide dan menumbuhkan motivasi siswa adalah dengan cara membuat atau memodifikasi cerpen yang dijadikan master dengan meminjam ending cerita untuk dikembangkan oleh siswa sesuai imajinasi mereka. Sehingga muncul style baru khas siswa. Peneliti menyebut teknik tersebut sebagai teknik copy the master modifikasi. Teknik meminjam ending ini adalah modifikasi dari teknik copy the master, teknik ini belum pernah dilakukan dalam penelitian sebelumnya. Dengan meminjam ending, siswa tidak akan mengalami kebuntuan ide dan bisa leluasa bermain dengan imajinasinya.

7 Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti memberi judul penelitian ini, Upaya Meningkatkan Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik Copy The Master Modifikasi (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2009/2010) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil pengamatan peneliti mengetahui bahwa kegagalan pembelajaran menulis cerpen disebabkan oleh beberapa hal berikut: 1) Siswa seringkali merasa bahwa kemampuan menulis cerpen adalah bakat. Oleh karena itu, ketika dalam proses pembelajaran menulis cerpen mereka kesulitan menulis cerpen, maka mereka merasa tidak berbakat. 2) Siswa sering mengalami kebuntuan ide. 3) Siswa merasa menulis cerpen tidak ada manfaatnya. 4) Penggunaan teknik pembelajaran menulis cerpen selama ini kurang bervariasi sehingga kurang bisa menarik motivasi siswa. 5) Penggunaan teknik yang tepat dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. 1.3 Batasan Masalah Untuk mencegah meluasnya pembahasan, dan agar penelitian fokus pada tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini dibatasi pada penelitian tindakan kelas di kelas X SMAN 5 Cimahi, dan diarahkan pada upaya peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa dengan menerapkan teknik copy the master modifikasi.

8 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis cerpen menggunakan teknik copy the master modifikasi di kelas X SMA Negeri 5 Cimahi? 2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen menggunakan teknik copy the master modifikasi di kelas X SMA Negeri 5 Cimahi? 3) Bagaimana hasil yang diperoleh dari pembelajaran menulis cerpen menggunakan teknik copy the master modifikasi di kelas X SMA Negeri 5 Cimahi? 1.5 Cara Pemecahan Masalah Berdasarkan pengalaman peneliti, banyak kendala yang dirasakan ketika mengajarkan bagaimana cara menulis cerpen diantaranya, siswa kadang merasa enggan ketika ditugaskan untuk membuat (menulis) sebuah cerpen, mereka seringkali mengalami kebuntuan ide, sehingga merasa tidak berbakat untuk menulis. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kompetensi guru, dan ketidak tepatan dalam memilih teknik. Untuk memecahkan masalah tersebut dibutuhkan sebuah teknik yang dapat menstimulus ide siswa untuk memulai menulis cerpen. Pemilihan teknik yang tepat dalam hal ini teknik copy the master modifikasi sebenarnya akan dapat memecahkan masalah yang dialami guru maupun siswa karena dengan teknik tersebut siswa akan mendapatkan inspirasi untuk menulis cerpen, dimulai dengan

9 motivasi yang diberikan guru, kemudian siswa membaca ending cerpen yang menjadi master, setelah itu siswa menuangkan ide lain yang menjadi khas siswa untuk membuat cerita yang utuh dengan menghidupkan konflik hingga sampai pada ending cerita yang sama dengan ending cerpen yang menjadi master tersebut, dengan demikian siswa bisa leluasa berekspresi menuangkan ide dengan mengelola alur, penokohan, dan menghidupkan konflik hingga sampai pada ending yang sama dengan ending cerpen yang menjadi master. 1.6 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan teknik copy the master modifikasi. 2) Menambah motivasi siswa untuk menulis cerpen dengan menggunakan teknik copy the master modifikasi. 3) Mendeskripsikan teknik copy the master modifikasi sebagai teknik yang efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen.

10 1.7 Manfaat Penelitian Penggunaan teknik copy the master modifikasi dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan memberikan kontribusi untuk memperbaiki pembelajaran di kelas, sehingga manfaat teknik tersebut akan terasa oleh guru, siswa, dan pihak-pihak yang terkait dengan PTK ini. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut: 1) Guru dapat menggunakan teknik copy the master modifikasi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. 2) Motivasi siswa dalam menulis cerpen akan bertambah. 3) Siswa tidak akan lagi mengalami kebuntuan ide. 4) Kemampuan siswa dalam menulis cerpen akan meningkat. 1.8 Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran-penafsiran yang berbeda terhadap judul penelitian ini, maka penulis menjelaskan definisi operasional variabel sebagai berikut: 1) Pembelajaran menulis cerpen adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa untuk merencanakan dan menulis cerita pendek dengan melalui tahap meniru dan mengolah sesuai dengan pengalaman dan pengembangan secara kreatif. 2) Teknik copy the master modifikasi adalah suatu teknik dalam pembelajaran menulis yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk meniru sebuah model tulisan dan mengembangkannya dengan cara meminjam ending cerita. Teknik ini merupakan suatu rangkaian kegiatan

11 dalam proses belajar mengajar yang menuntut siswa meniru sebuah model tulisan dan mengembangkannya berdasarkan ide kreatif masing-masing. 1.9 Anggapan Dasar Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak penelitian yang sebenarnya dapat diterima oleh penyidik (Winarno dalam Arikunto, 1997:60). Dalam penelitian ini, peneliti memiliki anggapan dasar sebagai berikut: 1) Keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling sulit jika dibandingkan dengan keterampilan lainnya. 2) Menulis cerpen merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat bagi kehidupan siswa karena dapat dijadikan bekal life skill sesuai dengan kurikulum pengajaran Bahasa Indonesia. 3) Untuk meningkatkan pembelajaran menulis cerpen diperlukan suatu teknik pembelajaran menulis yang efektif dan efisien bagi siswa. 4) Penggunaan teknik yang tepat dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam menulis cerpen.