BAB I PENDAHULUAN. bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan diperoleh secara otodidak.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. berbagai upaya dalam mengoptimalkan komponen komponen pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai standar yang telah disesuaikan UU No 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan. Menurut Rusman, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesinya sebagai seorang

BAB I PENDAHULUAN. akan berorientasi kepada tujuan pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Tuntutan itu sangat wajar dan masuk akal serta bukan termasuk isu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan

Oleh Justianus Tarigan Dr. Abdurahman A., M.Hum.

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di laksanakan di MTs Negeri Model Limboto.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Di dalam penilaian tersebut guru merancang jenis penilaian yang seperti

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. agar hasil yang ingin dicapai menjadi lebih baik. Salah satu upaya dalam

BAB I PENDAHULUAN. (student centered active learning). Siswa ditempatkan sebagai subyek. belajarnya dengan bantuan fasilitator (guru).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

BAB 1 PENDAHULUAN. ditetapkan dalam kurikulum, maka dalam kegiatan pembelajaran diperlukan suatu

kelayakan instrumen untuk mengukur sejauh mana instrumen tersebut dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik. Reliabel terjadi ketika suatu

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Menurut Abidin (2016:

BAB III METODE PENELITIAN

atau siswa yang mendapatkan sekor lebih tinggi daripada kemampuan yang sebenarnya (spuriously high). Sekor bisa menjadi tidak wajar ketika responden

PEMETAAN BUTIR SOAL DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH BATURETNO NASKAH PUBLIKASI

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif murni atau

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMAHAMAN MATERI FUNGSI KOMPOSISI SISWA KELAS XI SEMESTER 2 MAN PESANGGARAN TAHUN PELAJARAN

PERKULIAHAN 4: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI (LANJUTAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMPN 12 Bandung, di Kota Bandung

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.SD) Pada Program Studi PGSD. Karya Ilmiah Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. memainkan peranan hidup secara tepat. 1. pasal 3). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

PENGERTIAN TUJUAN ATAU FUNGSI PENILAIAN PENDIDIKAN BESERTA CONTOHNYA MAKALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya membangun interaksi bermakna antara guru dengan peserta didik lewat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia khususnya pembelajaran matematika harus. informasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

BAB III METODE PENELITIAN

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

BAB III METODO PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, untuk mencapai proses pembelajaran yang bermutu baik. pendidikan yang berkualitas. Sampai detik ini komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi (penilaian) dan

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perwujudan masyarakat Indonesia yang berkualitas dalam rangka

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

2014 PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KONSEP FOTOSINTESIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dengan menggunakan metode eksperimen semu (quasy

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN IPA DALAM PEMBUATAN SOAL ULANGAN DI SMP NEGERI 5 PURWODADI

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu penelitian akan mendapatkan hasil yang memuaskan apabila didukung

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaanpertanyaan tes agar diperoleh perangkat

BAB I PENDAHULUAN. ke waktu mengalami perubahan dan perbaikan. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Menurut Ambarjaya (2012:7) pendidikan merupakan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran.

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (2006), penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

ANALISIS SOAL UJIAN KELAS VII SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPA TERPADU SMP NEGERI 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tes tertulis. Seperti halnya di kabupaten Klaten, evaluasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti sempit merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Sedangkan dalam arti luas, pendidikan diartikan sebagai pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan biasanya terjadi dibawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan diperoleh secara otodidak. Peningkatan kualitas pendidikan dari tahun ketahun terus dilakukan secara inovatif baik dari sistem maupun teknik pengajaran oleh para guru dikelas. Peningkatan yang dapat dilakukan salah satunya dengan melakukan berbagai upaya dalam mengoptimalkan komponen-komponen pengajaran. Komponen dalam pembelajaran meliputi: tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Ketiga komponen tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam proses belajar mengajar termasuk penugasan, materi selalu berorientasi pada tujuan pembelajaran dan apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum, baru akan terjawab setelah diadakannya evaluasi. Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Pencapaian perkembangan siswa perlu diukur, baik posisi siswa sebagai individu maupun posisinya di dalam kegiatan kelompok. Hal yang demikian perlu disadari oleh seorang guru karena pada umumnya siswa masuk 1

2 kelas dengan kemampuan yang berbeda (Sukardi, 2010: 2). Kegiatan evaluasi memiliki manfaat yang besar dalam dunia pendidikan, begitu juga dalam kegiatan pembelajaran. Sebab melalui evaluasi dapat diketahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan, dan dari hasil tersebut dapat ditentukan tindak lanjut yang akan dilakukan. Evaluasi dalam pembelajaran memegang peran yang penting. Arikunto (2007: 6-7) menyatakan makna penilaian atau evaluasi dapat ditinjau dari berbagai segi, diantaranya dari segi siswa, guru maupun sekolah. Adapun makna evaluasi bagi siswa ialah siswa dapat mengetahui sejauh mana dia telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasilnya dapat memuaskan, namun dapat juga tidak memuaskan. Makna bagi guru, yaitu guru dapat mengetahui hasil belajar siswanya. Selain itu, guru juga apat mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk mengajar selanjutnya tidak perlu membuat perubahan, Serta guru juga dapat mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Yang terakhir yakni makna evaluasi bagi sekolah. Bagi sekolah, evaluasi dapat dijadikan sebagai cermin bagi tercapainya harapan sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengubah kurikulum untuk masa yang akan datang, atau sebagai pedoman bagi sekolah dalam mencapai standar skolah. Pentingnya evaluasi pembelajaran di sekolah sebagaimana telah diuraikan di atas, menuntut agar setiap guru untuk mampu melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Selanjutnya, guru juga harus menemukan dan

3 menggunakan alat evaluasi yang sesuai sehingga dapat mengetahui secara pasti tentang sejauh mana keberhasilan metode yang digunakan. Keberhasilan sebuah kegiatan evaluasi tidak terlepas dari alat evaluasi yang digunakan. Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efesien (Arikunto, 2007:26). Alat evaluasi ini berfungsi untuk mengukur atau mengevaluasi sesuatu dengan hasil seperti yang dievaluasi. Secara garis besar, alat evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes dan nontes. Adapun alat evaluasi yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar adalah tes. Tes sebagai alat ukur berisikan serangkaian pertanyaan atau tugas yang harus dijawab atau dilaksanakan oleh responden yang mengikuti tes. Beberapa defenisi tes, diantaranya dinyatakan oleh Wester s Collegiate (dalam Arikunto, 2007: 32) adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Defenisi tes tersebut sejalan dengan Susetyo (2015: 2), yaitu alat atau instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan, kecakapan individu pada aspek tertentu baik yang tampak maupun yang tidak tampak dan hasilnya berupa angka atau skor. Dari kedua pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tes ialah alat atau instrument berupa pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi individu atau kelompok. Adapun hasil dari pelaksanaan tes yakni berupa angka atau skor.

4 Berdasarkan defenisi diatas, dapat terlihat pentingnya tes dalam mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan dan pemahaman siswa. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Ditinjau dari segi kegunaannya untuk mengukur siswa, tes dibedakan dalam 3 macam tes, yaitu: tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif (Arikunto. 2007:33). Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Tes formatif ialah tes yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Terakhir, yakni tes sumatif ialah tes yang dilaksanakan setelah berakhir pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah, tes formatif dapat diartikan ulangan harian sedangkan tes sumatif dapat disamakan dengan tes ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir semester. Salah satu contoh dari ujian sumatif ini yaitu ujian akhir sekolah. Ujian akir sekolah merupakan bagian dari tes sumatif karena ujian akhir sekolah hanya diberikan diakhir pendidikan untuk menguji kemampuan siswa. Ujian akhir sekolah atau sering disebut UAS hanya berlaku untuk setiap siswa yang berada di tingkat akhir pendidikannya. Ujian akhir sekolah merupakan salah satu syarat bagi peserta didik menamatkan pendidikannya di satuan pendidikan. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

5 Indonesia No.97 tahun 2013 UAS dilaksanakan oleh satuan pendidikan untuk semua mata pelajaran. Dalam hal ini, penyusunan soal dilakukan oleh guru bidang studi yang ada di sekolah tersebut dan penilaian terhadap hasil ujiannya pun dilakukan oleh guru tersebut. meskipun demikian, ujian akhir sekolah tetap di bawah koordinasi Dinas Pendidikan Kabupaten Kota. Sebelum soal diujikan kepada siswa, instrumen evaluasi tersebut harus telah teruji. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu tes dalam mengukur kemampuan dan ketercapaian siswa. Suatu tes dikatakan sebagai alat ukur yang baik jika memenuhi persyaratan dalam hal; validitas, reliabilitas, objektivitas, daya beda soal, efektivitas distrakor, tingkat kesukaran dan penyebaran soal. Selain itu, soal-soal yang akan diujikan juga arus sesuai dengan isi yang terkandung di dalam kurikulum yang berlaku. Sebagai salah satu syarat baik atau tidaknya sebuah tes, tingkat kesulitan soal merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh guru. Tingkat kesulitan (difficult index) adalah derajat kesukaran atau taraf kesukaran butir dalam suatu tes bagi peserta yang dinyatakan dengan p (proporsinal). Atau dengan kalimat sederhana, tingkat kesukaran adalah seberapa sukar suatu butir dijawab oleh peserta tes atau responden (Susetyo, 2015: 184). Suatu tes dapat dirancang menjadi terasa sulit, sedang, atau mudah untuk dijawab bagi responden. Tinggi-rendah tingkat kesulitan tes merupakan perkiraan umum yang berlaku bagi rata-rata atau kebanyakan responden, bukan bagi masing-masing individu. Tingkat kesukaran soal ini diperoleh dari kualitas dari aitem-aitemnya.

6 Dalam menentukan kriteria soal, apakah soal itu termasuk soal yang mudah, sedang atau sukar dapat dilakukan dengan menggunakan Judgment dari guru berdasarkan pertimbangan-pertimbangan asibilitas yang diukur dalam soal. Untuk bidang kognitif, aspek pengetahuan atau ingatan dan pemahaman termasuk kategori mudah, aspek penerapan dan analisis termasuk kategori sedang dan aspek sintesis dan evaluasi termasuk kategori sukar (Martondang, 2009: 111). Berdasarkan hasil pengamatan pada beberapa penelitian yang telah ada, peneliti melihat masih sangat sedikit perhatian tentang bagaimana tingkat kesulitan soal. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Justianus Tarigan, yang berjudul Analisis Validitas Isi dan Ketepatan Konstruksi Butir Soal Ujian Akhir Sekolah Bahasa Indonesia Tahun 2013/2014 Kelas XII SMA Swasta Berastagi, sebelum soal diujikan kepada siswa, maka instrument evaluasi tersebut harus telah teruji. Teruji maksunya disini adalah soal tersebut harus telah memenuhi syarat validitas dan ketepatan konstruksi butir tes. Pada penelitian tersebut, justianus hanya memfokuskan penelitiannya pada analisis validitas isi dan ketepatan konstruksi butir soal, padahal tingkat kesulitan soal juga perlu diketahui oleh guru dalam memprediksi alat ukur (soal) dan kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan. Penelitian di atas membuktikan bahwa beberapa penelitian tentang kualitas soal yang telah ada, sebagian besar hanya terfokus pada validitas, reliabilitas dan konstruksi butir soal. Meskipun demikian, sudah ada penelitian mengenai tingkat kesukaran soal meskipun masih terbatas. Seperti penelitan yang dilakukan oleh Ayu Dian Samudra Suky, dengan judul Analisis Perbedaan Tingkat Kesulitan 20

7 Paket Ujian Nasional Soal Matematika tingkat SMA/MA jurusan IPA Tahun 2013, ia melakukan penelitian terhadap tingkat kesulitan terhadap 20 paket soal ujian nasional untuk mengetahui perbedaan tingkat kesulitan soal namun hanya pada tahap membandingkan tingkat kesulitan antara satu paket dengan lainnya. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana tingkat kesulitan soal ujian akhir sekolah. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri Kuala dengan alasan sekolah tersebut tidak jauh dari pusat kota hingga transportasi menjadi lebih mudah. Selain itu, sepengetahuan peneliti, belum ada meneliti permasalahan yang sama di sekolah tersebut. Adapun judul dari penelitian ini yakni Analisis Tingkat Kesulitan Soal Ujian Akhir Sekolah Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Kuala tahun Ajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu sebagai berikut: 1. penelitian tentang menganalisis tingkat kesulitan soal masih sangat sedikit padahal penting. 2. beberapa penelitian tentang menganalisis kualitas soal yang telah ada, sebagian besar hanya terfokus pada validitas, reliabilitas dan konstruksi butir soal. 3. meskipun sudah ada, penelitian mengenai tingkat kesulitan soal masih sebatas membandingkan.

8 C. Batasan Masalah Penelitian harus terfokus pada tujuan. Karena tidak mungkin semua permasalahan terselesaikan secara ilmiah dalam satu kali penelitian. Banyaknya permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang mengharuskan adanya suatu pembatasan. Berdasarkan hal tersebut, pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Analisis Tingkat Kesulitan Soal Ujian Akhir Sekolah Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Kuala tahun Ajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, dapat diketahui bahwa yang menjadi fokus masalah adalah analisis tingkat kesulitan soal ujian akhir sekolah Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Kuala tahun ajaran 2014/2015. Oleh sebab itu, masalah yang harus dijawab dalam penelitian ini yakni sebagai berikut: 1. bagaimana kesesuaian naskah soal ujian akhir sekolah Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Kuala tahun ajaran 2014/2015 dengan kurikulum? 2. bagaimana tingkat kesulitan soal ujian akhir sekolah Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Kuala tahun ajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Perumusan tujuan penelitian harus disesuaikan dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian. Tujuan penelitian sangat penting sebagai penentu arah

9 bagi langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni: 1. untuk mendeskripsikan kesesuaian naskah soal ujian akhir sekolah bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Kuala dengan kurikulum. 2. untuk mendeskripsikan tingkat kesulitan soal ujian akhir sekolah Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Kuala tahun ajaran 2014/2015. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang evaluasi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. 2. Manfaat Praktis (1). Sebagai masukan bagi guru Bahasa Indonesia untuk menyesuaikan naskah soal dengan kurikulum. (2). Sebagai masukan bagi guru Bahasa Indonesia untuk menganalisis butirbutir soal dilihat dari tingkat kesulitan soal. (3). Sebagai bahan rujukan bagi peneliti yang bermaksud mengadakan penelitian dengan permasalahan sejenis.