BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Materi USULAN KEBIJAKAN KHUSUS PRESIDEN R.I

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

KEADAAN UMUM. Gambaran Umum Kota Depok

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : "Bali Mandara Jilid 2", Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

SULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015


BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Katalog BPS :

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

KEADAAN UMUM WILAYAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

D A F T A R I S I Halaman

BAB IV ANALISIS. Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna pada Berbagai Sektor Tahun

PENDAHULUAN. Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

Terwujudnya Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segi Tiga Karang Dunia

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

DR. H. YUSRON IHZA. L.L.M & H. YUSRONI YAZID, SE, MM

Permasalahan Mendasar Daerah

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

Visi dan Misi Calon Bupati Kolaka Timur Periode GAMBARAN UMUM KABUPATEN KOLAKA TIMUR A. Kondisi Wilayah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

REPORT MONITORING MANGROVE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI KABUPATEN WAKATOBI

Transkripsi:

36 4.1. Kondisi Geografis BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH Gugus Pulau terletak di Gugusan Kepulauan Wakatobi dikenal juga dengan sebutan Kepulauan Tukang Besi merupakan salah satu gugusan pulau-pulau kecil di jazirah Pulau Sulawesi bagian Tenggara. Kepulauan Wakatobi terdiri atas 4 gugus pulau yaitu Gugus Pulau Wangi-Wangi, Gugus Pulau, Gugus Pulau Tomia dan Gugus Pulau Binongko. Nama Wakatobi berasal dari singkatan nama empat gugus pulau tersebut. Kabupaten Wakatobi terdiri atas 48 buah pulau dimana 28 pulau diantaranya berada pada kawasan Gugus Pulau. Seiring dengan perkembangan reformasi sistem pemerintahan dari sentralistik ke sistem pemerintahan otonomi daerah, pada tahun 23 Kepulauan Wakatobi resmi menjadi kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Buton melalui UU No 29/23 tentang Pembentukan Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi, dan Kabupaten Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara. Disamping sebagai daerah otonom, Kepulauan Wakatobi sejak tahun 1996 menjadi salah satu kawasan konservasi negara dengan status sebagai Taman Nasional Laut yang ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan RI nomor 393/Kpts-VI/1996, pada tahun 1995 masih berstatus sebagai Taman Wisata Alam Laut (SK Menteri Kehutanan RI nomor 462/KPTS-II/1995). 4.1.1. Letak Geografis Letak Kabupaten Wakatobi membentang dari Utara ke Selatan diantara 5 12 6 1 LS (sepanjang kurang lebih 16 km) dan 123 2 124 39 BT (sepanjang kurang lebih 12 km). Adapun batas wilayah Kabupaten Wakatobi sebagai berikut; sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Buton, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda, sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Utara. Kabupaten Wakatobi terbagi atas 8 wilayah administrasi kecamatan, dimana Gugus Pulau terbagi atas 2 wilayah kecamatan dan 26 desa/kelurahan yaitu; (1) Kecamatan yang terdiri atas 16 desa/kelurahan, dan (2) Kecamatan Selatan, terdiri atas 1 desa/kelurahan. Batas Gugus Pulau

37 adalah; sebelah Utara berbatasan dengan laut Banda, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda dan sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Buton. 4.1 2. Luas Wilayah Luas total wilayah daratan Gugus pulau sekitar 9 Km 2 atau sebesar 19,58% dari wilayah daratan Kabupaten Wakatobi. Pulau terluas adalah Pulau dengan luas 65,2 Km 2 atau sekitar 72,8% dari total luas Gugus Pulau. Penggunaan lahan di Gugus Pulau sebahagian besar dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan perkebunan yaitu seluas 4845 ha (54,12%), kawasan hutan seluas 3162 ha (35,33%) dan untuk kawasan pemukiman seluas 942, 76 ha (1,53%). Dari 28 pulau yang ada di Gugus Pulau, hanya 4 pulau yang berpenghuni yaitu; Pulau, Pulau Lentea, Pulau Darawa dan Pulau Hoga. Tabel 5 Pembagian desa berdasarkan pola penggunaan lahan tahun 27 di Gugus Pulau No Nama Kecamatan Nama desa/kelurahan 1 Sombano 2 Lauloua 3 Ambeua 4 Lewuto 5 Ambeua raya 6 Sama bahari 7 Lagijaya 8 Horuo 9 Mantigola 1 Kalimas 11 Ollo 12 Ollo selatan 13 Buranga 14 Waduri 15 Balasuna 16 Balasuna Selatan 17 selatan Langge 18 selatan Sandi 19 selatan Tanomeha 2 selatan Tanjung 21 selatan Lentea 22 selatan Darawa 23 selatan Pajam 24 selatan Tampara 25 selatan Kasuari 26 selatan Peropa Sumber: Olahan GIS (Rasman 27) Lahan Total (Ha) 1114.194 127.378 125.958 249.229 13.824 16.123 427.593 696.91 13.916 175.23 152.369 53.49 93.411 31.6 253.98 74.167 356.98 451.949 298.555 157.69 1694.118 39.866 254.16 365.41 375.373 898.82 Kabun (ha) 47.249 78.957 68.235 153.165 63.452 255.41 483.41 137.7 117.63 28.479 6.766 1.848 27.786 16.239 67.581 248.325 18.56 45.581 1221.16 358.736 131.976 213.143 323.627 65.434 Hutan (ha) 37.877 9.91 3.225 45.23 6.113 24.839 6.616 89.59 69.733 25.13 74.69 57.439 24.283 745.326 Manrove (ha) 239.724 2.651 2.768 1.799.282 138.497 12.12.2 2.313 36.55 26.72 83.513 154.863 8.35 178.72 44.752 47.438 Terbangun (ha) 33.344 35.869 51.73 4.35 4.9 15.823 33.695 33.376 13.616 38.196 35.36 25.11 32.645 2.156 42.999 21.423 57.858 59.495 36.73 34.341 44.244 32.13 47.431 49.77 27.463 4.622

38 4.1.3 Keadaan Iklim Iklim Gugus Pulau sama dengan iklim Kabupaten Wakatobi pada umumnya yaitu beriklim tropis. Keadaan musim yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas nelayan adalah musim angin barat dan musim angin timur. Musim angin barat terjadi antara bulan Desember sampai bulan Maret yang ditandai dengan angin dan gelombang besar sehingga pada musim ini sebagian besar nelayan jarang melaut. Musim timur terjadi antara bulan Juni sampai September yang biasanya teduh dan aktivitas melaut nelayan lebih tinggi. Curah hujan di Gugus Pulau dan Wakatobi pada umumnya relatif rendah. Curah hujan Kabupaten Wakatobi selama 1 tahun (1995-24) menunjukkan bulan-bulan kering terjadi pada bulan Juli-Oktober sedangkan bulan basah terjadi pada bulan November Juni. Curah hujan tahunan sebesar 1.74,8 mm/thn dengan curah hujan bulanan berkisar 9,1 mm/bln 234,7 mm/bln. Sumber mata air di Kabupaten Wakatobi umumnya berasal dari air tanah (ground water) dan gua-gua karst. Muka air tanah di seluruh Kepulauan Wakatobi dipengaruhi oleh naik turunnya muka air laut. Tabel 6 Data curah hujan selama sepuluh tahun pengamatan (1995-24) di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi Bulan Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des 1995 1996 1997 1998 1999 2 21 22 23 24 223 25 17 174 187 264 432 25 18 198 29 18 153 228 292 125 15 349 294 172 329 282 95 147 25 242 164 196 129 168 196 15 25 452 21 26 199 165 23 246 327 14 67 53 46 329 141 122 246 75 259 81 68 288 39 368 154 64 241 134 62 163 33 337 185 38 18 3 53 13 13 66 17 63 14 4 2 3 8 56 1 11 15 54 98 366 53 59 8 119 12 257 338 273 12 263 74 213 156 142 114 72 98 236 128 148 Jumlah 2265 298 1957 234 2347 1966 95 182 91 638 1348 137 Rata-2 226,5 29,8 195,7 23,4 234,7 196,6 9,5 18,2 9,1 63,8 134,8 13,7 Sumber : KPK Wangi-Wangi, 24 Jenis tanah di Gugus Pulau relatif sama dengan jenis tanah Kabupaten Wakatobi pada umumnya. Klasifikasi tanah berdasarkan klasifikasi tanah PPT (1983) dan Soil Taxonomi Soil Survei Staff (1999) adalah Litosol dan Mediteran. Peta geologi Lembar Kepulauan Wakatobi Sulawesi Tenggara skala 1:25. tahun 1994 menunjukkan bahwa secara umum formasi geologi

39 Kepulauan Wakatobi dikelompokkan dalam 2 jenis yakni formasi geologi Qpl dengan jenis bahan induk yaitu batu gamping coral. Kondisi tanah tersebut menyebabkan wilayah Kepulauan Wakatobi relatif kurang subur untuk lahan pertanian dan perkebunan. 4.2. Kondisi Demografi Sesuai data BPS Kabupaten Wakatobi hasil sensus potensi desa tahun 28 jumlah penduduk Gugus Pulau sebanyak 17.28 jiwa yang tersebar di 2 kecamatan yaitu; 1.651 jiwa berada di Kecamatan dan 2.152 jiwa di Kecamatan Selatan. Jumlah penduduk di Gugus Pulau tersebut mewakili 16,37% dari total jumlah penduduk Kabupaten Wakatobi dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,45% pada tahun 27. Tingkat kepadatan penduduk di kawasan Gugus Pulau cukup tinggi yaitu sebesar 19,2 jiwa/km 2. Angka tersebut melampaui angka rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Wakatobi sebesar 111 jiwa/km 2. Struktur usia penduduk Gugus Pulau didominasi oleh penduduk usia muda (berusia 15 tahun ke bawah) yaitu sebesar 35,27% dari total jumlah penduduk. Angka ini melampaui rata-rata presentase penduduk usia muda Kabupaten Wakatobi yaitu sebesar 34,55% atau sebesar 31.61 jiwa. Sedangkan rata-rata jumlah tanggungan keluarga di Gugus Pulau sebesar 3,4 jiwa/keluarga dengan rata-rata 2,85 kepala keluarga/rumahtangga. Namun besarnya angka beban tanggungan keluarga diatas lebih rendah yaitu sekitar 38,64%, jika dibandingkan dengan rata-rata angka tanggungan keluarga Kabupaten Wakatobi sebesar 67,96%, (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas).

4 Tabel 7 Struktur usia penduduk Gugus Pulau menurut umur tahun 27 Kelompok Umur -4 5-9 1-14 15-19 2-24 25-29 3-34 35-39 4-44 45-49 5-54 55-59 6-64 65+ (Jiwa) 1122 1293 118 829 525 689 71 728 67 492 514 398 418 327 Sumber : BPS Kab. Wakatobi (28) Kecamatan Selatan (Jiwa) 858 978 737 648 365 515 536 525 58 39 376 37 35 246 Presentase (%) 11.63 13.34 1.31 8.67 5.23 7.7 7.32 7.36 6.92 5.18 5.23 4.14 4.25 3.37 4.3. Ketenagakerjaan Pekerjaan penduduk Gugus Pulau sebagian besar tergantung pada sumberdaya kelautan. Pekerjaan penduduk di Gugus Pulau sebagian besar didominasi oleh sektor kelautan dan perikanan yaitu; keluarga nelayan sebesar 1.535 kepala keluarga (31.89%), dan budidaya agar-agar sebesar 1.26 kepala keluarga (21,38%). Untuk keluarga yang bekerja di sektor pertanian dan perkebunan sebesar 1.63 kepala keluarga (22%), dan sebagian lainnya bekerja disektor jasa, perdagangan, tambang/galian dan industri sebesar 1.185 kepala keluarga atau sekitar 24,62% dari total keluarga. Sumber; BPS Kab. Wakatobi (28) Gambar 6 Kelompok keluarga di Gugus Pulau menurut lapangan pekerjaan tahun 27

41 4.4 Struktur Ekonomi Produksi wilayah Gugus Pulau masih relatif kecil. Nilai produksi wilayah tahun 27 menurut harga berlaku sekitar 37 milyar rupiah atau sekitar 2% dari PDRB Kabupaten Wakatobi. Struktur perekonomian di Gugus Pulau tersebut didominasi oleh kegiatan nilai tambah dari produksi perikanan dan kelautan. Nilai Produksi sektor perikanan di Gugus Pulau sekitar 6,385,15 milyar rupiah atau sekitar 17,52%, tahun 27 dari total pendapatan wilayah. Angka tersebut, diatas rata-rata presentase sumbangan sub-sektor perikanan Kabupaten Wakatobi terhadap PDRB yaitu hanya sebesar 11,31% pada tahun 27. Sedangkan Pendapatan wilayah dari produksi budidaya agar sebesar 12,279 milyar rupiah atau sekitar 33,18% dari total pendapatan wilayah. Sedangkan nilai produksi sektor pertanian dan perkebunan tahun 27 sebesar 4,236 milyar rupiah atau sekitar 11,45% dari total pendapatan wilayah, jasa umum sebesar 5,312 milyar rupiah atau sekitar 14,36%, perdagangan sebesar 3,3 milyar rupiah atau 8,18%, angkutan/transportasi sebesar 2,25 milyar rupiah atau sekitar 6,8%, dan industri/pengolahan sebesar 3,3 milyar rupiah atau sekitar 8,19%. Rendahnya pendapatan wilayah tersebut menyebabkan tingkat kemiskinan di kawasan Gusus Pulau masih cukup tinggi. Indikator tingkat kemiskinan dapat dilihat dari rendahnya pendapatan perkapita masyarakat Gugus Pulau yaitu sebesar 2,73 juta rupiah tahun 27. Dari data BPS hasil sensus Podes 28 menunjukkan bahwa sebanyak 1588 kepala keluarga yang mendapat kartu miskin atau sekitar 31,86% dari jumlah kepala keluarga. Tabel 8 Peranan sektor ekonomi Gugus Pulau terhadap pendapatan wilayah atas dasar harga berlaku tahun 27 No Lapangan Usaha Jumlah(Rp) Presentase(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 Pertanian dan Perkebunan Budidaya Agar Tambang/Galian Perdagangan Angkutan/trasportasi Jasa umum lainnya Perikanan Industri/pengolahan 4236.859 12278.62 482.53 329.96 225.734 5312.271 6385.15 33.48 11.449 33.18 1.339 8.1876 6.82 14.355 17.254 8.189 Sumber: Fokani dan BPS Kab. Wakatobi (28) Produksi komoditas ekonomi di Gugus Pulau dalam ukuran ton masih didominasi oleh produksi pertanian tanaman pangan dan palawija yaitu

42 sekitar 2916 ton tahun 27, atau sekitar 36,9% dari total produksi komoditas ekonomi wilayah. Tabel 9 Daerah berdasarkan komoditas ekonomi Gugus Pulau tahun 27 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 21 22 23 24 25 26 Kecamatan Selatan Selatan Selatan Selatan Selatan Selatan Selatan Selatan Selatan Selatan Desa/ Kelurahan Sombano Lauloua Ambeua Lewuto Ambeua Raya Sama Bahari Lagijaya Horuo Mantigola Kalimas Ollo Ollo Selatan Buranga Waduri Balasuna Balasuna Selatan Langge Sandi Tanomeha Tanjung Lentea Darawa Pajam Tampara Kasuari Peropa Palawija (ton) 268.185 49.388 36.817 94.865 39.886. 88.519 297.245. 89.963 78.74 11.453 42.24 4.759 133.339 8.952 48.416 158.182 13.374 28.934 741.369 29.846 87.88 138.622 199.33 46.1 Buah Buahan (Ton) 12, 2.548 2.25 4.577 2.21. 6.57 12.79. 14.273 3.675.912 2.68.396 6.116.531 1.764 7.354 1.32 1.764 31.513 9.713 3.797 5.826 8.586 1.635 Kelapa (ton) 14.925 25.691 22.214 48.446 21.266. 157.498 143.888. 44.17 37.7 9.238 2.181 3.75 65.37 5.39 2.42 78.293 3.758 15.947 367.295 19.636 41.187 65.347 98.234 19.477 Sayuran (ton) 12.7 2.696 2.333 4.844 2.339. 6.886 12.783. 4.522 3.889.965 2.189.419 6.473.562 1.866 7.783 1.76 1.866 18.351 1.28 4.19 6.165 9.87 1.73 Perika nan (ton) 73.1 31.1 38.4 15.4 21 224.1 4.7 9.1 217.5 3.5 41.6 31.7 29.4 31 41.5 4.8 49.9 62.9 36.8 51.6 119.4 126.3 42.1 85.5 59.1 9.9 Agar- Agar (Ton) 49.25 39.46 42.53 57.59 33.54 68.72 57.81 42.2 51.94 6.49 36.31 15.41 42.17 87.36 41.74 86.36 99.4 118.89 87.13 95.77 62.38 69.87 8.34 9. 18.62 9.34 Total 2916. 4 143.367 1565.6 126.51 1722.4 1427.46 Sumber: BPS Kab. Wakatobi (28) 4.5. Pendidikan Pendidikan merupakan faktor utama dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Salah satu indikator dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah angka partisipasi murni (APM). Di Gugus Pulau penduduk yang berusia sekolah Taman Kanak-kanak (4-6 tahun) sebanyak 134 jiwa atau sekitar 31% dari penduduk belum berijazah. Jumlah penduduk berusia sekolah dasar (7-12 tahun) sebesar 2416 jiwa atau sekitar 63,34% dari penduduk berijazah SD, jumlah penduduk berusia sekolah SMP (13-17 tahun) sekitar 1939 jiwa atau sekitar 61,98% berijazah SMP dan 947 jiwa penduduk berusia sekolah SMU atau sekitar 2,38% penduduk berijazah SMU. Presentase jumlah penduduk menurut pendidikan yang ditamatkan dapat dilihat pada tabel berikut.

43 Tabel 1 Persentase penduduk Gugus Pulau menurut ijazah yang ditamatkan tahun 27 (%) Pendidikan yang ditamatkan Pulau Tidak Tamat SD 27.95 SD 25.35 SLTP 21.42 SLTA 2.79 DI/II/III 3,24 DIV/S1/S2 1.22 Jumlah 1 (1541) Sumber : Kecamatan dalam angka 27 Kabupaten Wakatobi 41,98 28,45 17,66 9,81,95 1,15 1, (73516) Prov Sultra 29,66 3,11 17,99 17,81 1,88 2,55 1, (1.485.513) Ketersediaan sarana prasarana menjadi penting untuk menunjang kegiatan pendidikan. Ketersediaan sarana pendidikan di Gugus Pulau tergolong cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan sarana gedung sekolah seperti; gedung Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 6 unit, Sekolah Dasar (SD) 23 unit, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 6 unit, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) 4 unit. Ketersediaan sarana pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 11 Jumlah sarana sekolah di Gugus Pulau tahun 27 No Fasilitas Sekolah Satuan Jumlah 1 Taman kanak-kanak negeri Unit 6 2 Sekolah dasar negeri Unit 23 3 SLTP Negeri unit 6 4 SLTA Negeri unit 4 Sumber : BPS Kab. Wakatobi (28) 4.6. Kesehatan Kondisi kesehatan masyarakat di Gugus Pulau dapat dilihat dari ketersediaan sarana-prasarana kesehatan. Ketersediaan sarana kesehatan di Gugus Pulau dan Kabupaten Wakatobi pada umumnya cukup tinggi. Hal ini terjadi setelah wilayah ini menjadi kabupaten dengan kebijakan pemerintah daerah yang mendorong peningkatan pelayanan di bidang kesehatan. Sarana kesehatan di Gugus Pulau terdiri atas; 3 unit puskesmas dan 2 unit puskesmas pembantu, 25 unit polindes dan 1 toko obat. Sedangkan jumlah tenaga para medis terdiri atas; 4 orang tenaga dokter, 11 orang bidan, serta 48 orang dukun bayi. Sarana dan prasarana kesehatan dan tenaga medis di Gugus Pulau tahun 27, disajikan pada tabel di bawah ini.

44 Tabel 12 Keadaan sarana kesehatan dan tenaga medis di Gugus Pulau tahun 27 No Sarana dan Prasarana Kesehatan dan Tenaga Medis Satuan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 Dokter pria Dokter wanita Bidan Mantri Kesehatan Dukun Bayi Rumah sakit Polindes Puskesmas Puskesmas pembantu Toko obat Tempat praktek dokter Sumber : BPS Kab. Wakatobi (28) orang orang orang orang orang Unit Unit Unit Unit Unit Unit 4 11 17 48 25 3 2 1 4.7. Infrastruktur dan Sarana umum Ketersediaan sarana-prasarana dan infrastruktur umum menjadi penting dalam mendorong pembangunan wilayah. Setelah Kepulauan Wakatobi resmi menjadi kabupaten pada tahun 23 kegiatan pembangunan oleh pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur pembangunan semakin meningkat. Ketersediaan infrastruktur umum dapat dilihat dari ketersediaan sarana dan infrastruktur transportasi darat. Dari total panjang jalan 12,55 Km di Gugus Pulau, sepanjang 52,54 Km atau sekitar 43,55% permukan jalan sudah teraspal. Sepanjang 36,1 Km merupakan jalan setapak dengan permukaan semen (29,92%) dan sisanya yaitu sepanjang 32 km atau 26,52% masih permukaan tanah. Tabel 13 Keadaan sarana jalan berdasarkan permukaan jalan di Gugus Pulau tahun tahun 27 No Permukaan Jalan Panjang (Km) Presentase (%) 1 2 3 Aspal Tanah Sepatak 52.54 32 36.1 43.55 26.52 29.92 Sumber : BPS Kab. Wakatobi (28) Pasokan energi listrik untuk penerangan rumahtangga menunjukkan sebagian besar perumahan di Gugus Pulau sudah mendapat pasokan energi. Data BPS hasil Podes tahun 28 menggambarkan bahwa sebanyak 381 keluarga atau sekitar 61,81% keluarga sudah mendapat pasokan listrik. Jumlah tersebut terdiri atas 2395 kepala keluarga sumber penerangan dari PLN atau sekitar 48,51% dan sebanyak 686 kepala keluarga dari non PLN atau sekitar

45 13,89%. Sedangkan keluarga yang belum mendapat pasokan energi listrik sebanyak 192 keluarga atau sekitar 38,18% dari total jumlah keluarga. Tabel 14 Kepala keluarga berdasarkan sumber listrik di Gugus Pulau tahun 27 No Sumber Penerangan Utama Jumlah (KK) Presentase (%) 1 2 PLN Non PLN 2395 686 48.511 13.895 Sumber : BPS Kab. Wakatobi (28) 4.8. Arah Kebijakan Ekonomi Makro Kabupaten Wakatobi Dalam rangka mewujudkan kemajuan pembangunan daerah dan tujuan pembangunan nasional, pemerintah Kabupaten Wakatobi menetapkan Visi Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi tahun 211 yaitu Terwujudnya Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segitiga Karang Dunia. Visi tersebut mengandung nilai-nilai atau makna sebagai berikut: surga nyata menunjukkan arti simbolik yang bermakna kesejahteraan dan kemakmuran baik secara ekonomi, sosial dan lingkungan hidup dalam rangka mewujudkan masyarakat Wakatobi bermoral dan berdaya saing tinggi. Bawah laut, menunjukkan potensi utama yang dimiliki oleh Kabupaten Wakatobi yang menjadi leading sector pembangunan Wakatobi yakni potensi sumberdaya dan jasa lingkungan perikanan dan kelautan. Jantung segitiga karang dunia, menunjukkan letak Wakatobi yang strategis (geostrategis) yakni pada pusat segitiga karang dunia yang mempunyai keanekaragaman hayati tinggi. Untuk mewujudkan visi Kabupaten Wakatobi 211 dimaksud maka upaya utama yang akan dilakukan adalah pengembangan secara terus menerus berbagai cara/upaya untuk memanfaatkan potensi sumberdaya dan proses yang berkelanjutan terhadap program pembangunan, pemeliharaan dan pelayanan, yang selanjutnya dinyatakan dalam misi sebagai berikut : 1. Mengembangkan kualitas sumberdaya manusia yang bertumpu pada kualitas iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. 2. Melakukan pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah dengan mengoptimalkan potensi daerah melalui penerapan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan hidup.

46 3. Meningkatkan pelayanan publik dan menerapkan tata pemerintahan yang baik serta menegakkan hukum dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. 4. Meningkatkan sarana prasarana kewilayahan dan mengembangkan teknologi komunikasi dan informatika untuk meningkatkan daya saing wilayah. 5. Mengembangkan hubungan kerjasama dengan pihak luar yang saling menguntungkan dalam mengeksplorasi dan meningkatkan nilai tambah sumberdaya alam baik lokal, regional, nasional maupun internasional. 4.8.1. Prioritas Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi Tahun 28 Sebagai penjabaran dari visi tersebut rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) Kabupaten Wakatobi tahun 28, kebijakan ekonomi makro diarahkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui upaya peningkatan peranan sektor perikanan dan kelautan serta pariwisata. Meningkatkan peranan dari kedua sektor penggerak utama perekonomian ditujukan agar dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi daerah serta menciptakan lapangan kerja baru dan/atau memperluas lapangan kerja serta memecahkan masalah-masalah kemiskinan sehingga diharapkan menurunnya kesenjangan masyarakat miskin terhadap aksesibilitas sumberdaya-sumberdaya produktif, pendidikan dan kesehatan. Di sisi lain, menurunkan angka pengangguran dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan. Oleh karena itu, langkah-langkah diambil oleh pemerintah daerah adalah menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam bentuk rasa aman, kemudahan-kemudahan teknis bagi para investor yang ingin menanamkan modal di Kabupaten Wakatobi serta meningkatnya daya tarik ekonomi daerah melalui penyediaan dan pembangunan infrastruktur ekonomi dasar seperti jalan, sarana-prasarana pelabuhan, kemudahan perizinan dan kepastian berusaha serta memprioritaskan peningkatan sarana dan prasarana di wilayah-wilayah yang memiliki potensi dan daya dorong lebih baik untuk dikembangkan dengan tetap memperhatikan wilayah lainnya secara seimbang. Dengan mengacu pada program prioritas nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara serta merujuk pada target kinerja pencapaian Visi Pembangunan Kabupaten Wakatobi Tahun 26-211, prioritas pembangunan Kabupaten Wakatobi pada tahun 28 adalah sebagai berikut;

47 1. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana wilayah serta perkantoran. Sasaran pengembangan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana wilayah pada tahun 28 adalah terjadinya peningkatan kuantitas dan kualitas jalan dan terjadinya peningkatan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara. 2. Peningkatan aksesibilitas masyarakat pada pemenuhan kebutuhan dasar penduduk, pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat. Sasaran pembangunan peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk dalam bidang pendidikan dan kesehatan sampai akhir tahun 28 adalah terjadinya kemudahan untuk mengakses dan memenuhi kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan. 3. Peningkatan pembangunan pariwisata daerah dengan tetap memperhatikan kearifan lokal; Sasaran pengembangan pariwisata daerah pada tahun 28 adalah terjadinya peningkatan kunjungan wisatawan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka program prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 28 adalah sebagai berikut; (1) Program pengelolaan keragaman budaya; (2) Program pengembangan pemasaran pariwisata; (3) Program pengembangan destinasi pariwisata dan (4) program pengembangan kemitraan. 4. Peningkatan pemanfaatan potensi daerah khususnya kelautan dan perikanan dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat dan pembukaan/ perluasan lapangan kerja. 5. Peningkatan kerjasama dengan pihak luar dalam rangka meningkatkan investasi; Sasaran dari prioritas pembangunan ini adalah terjadinya aliran investasi di Kabupaten Wakatobi dalam rangka memperkuat struktur pembiayaan pembangunan. 6. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia aparatur dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik; Sasaran dari prioritas peningkatan kualitas pelayanan publik pada tahun 28 adalah terselenggaranya sistem pemerintahan yang mampu mengoptimalkan mutu pelayanan publik yang didukung oleh ketersediaan aparatur yang profesional.

48 7. Peningkatan ketersediaan data dan dokumen perencanaan; Sasaran dari prioritas pembangunan ini adalah untuk meningkatkan ketersediaan data, informasi dan dokumen perencanaan di Kabupaten Wakatobi. 8. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Sasaran pembangunan peningkatan kualitas lingkungan pada tahun 28 difokuskan pada penurunan tingkat pencemaran lingkungan dan terciptanya lingkungan permukiman yang bersih dan sehat. 4.8.2 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Wakatobi Untuk mewujudkan rencana kebijakan pembangunan daerah di atas perlu didukung oleh suatu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerah yang sinergis dengan kegiatan pembangunan daerah dan nasional. Arahan pengembangan ruang tercantum dalam rencana pembangunan jangka panjang dan menengah daerah (RPJP/RPJMD). Kebijakan pengembangan ruang didasarkan atas satuan gugus pulau yang dibagi atas 4 satuan wilayah pembangunan (SWP). Gugus pulau Wangi-Wangi merupakan satuan wilayah pengembangan I yang terdiri atas 3 fungsi wilayah yaitu; kawasan bisnis, kawasan wisata dan kawasan perikanan. Gugus Pulau merupakan satuan wilayah pengembangan II yang terdiri atas 4 fungsi kawasan yaitu; (1) kawasan pengembangan budaya, (2) kawasan pengembangan wisata, (3) kawasan olahraga, serta (4) kawasan perikanan. Gugus Pulau Tomia merupakan satuan wilayah pengembangan III yang terdiri atas 3 fungsi kawasan yaitu: (1) kawasan pendidikan dan riset, (2) kawasan pengembangan wisata, dan (3) kawasan perikanan. Gugus Pulau Binongko merupakan satuan wilayah pengembangan IV yang terdiri atas 3 fungsi kawasan yaitu: (1) kawasan pengembangan industri ramah lingkungan, (2) kawasan pengembangan wisata, dan (3) kawasan perikanan. Kabupaten Wakatobi berdasarkan satuan wilayah pengembangan dapat dilihat pada peta berikut;

49 Wangi-Wangi SWP I: kawasan Bisnis, Wisata dan Perikanan SWP II: kawasan Wisata, Budaya, Olahraga dan Perikanan Tomia SWP III: kawasan Pendidikan dan riset, Wisata dan Perikanan Binongko SWP IV: kawasan Industri ramah lingkungan, Wisata dan Perikanan Gambar 7 Peta Gugusan Kepulauan Wakatobi berdasarkan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) Daerah Sedangkan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) laut Kabupaten Wakatobi terintegrasi dengan kebijakan zonasi Taman Nasional Kepulauan Wakatobi yang merupakan revisi dari zonasi sebelum Kabupaten Wakatobi terbentuk. Zonasi Taman Nasional tersebut disusun bersama antar berbagai pihak seperti; Balai Taman Nasional, pemerintah daerah dan masyarakat serta lembaga support system taman nasional seperti; The Natural Contervatoin (TNC) dan WWF sehingga struktur ruang laut telah disesuaikan dengan kebutuhan ruang untuk rencana kegiatan pembangunan pemerintah daerah. Zonasi tersebut ditetapkan melalui SK Dirjen PHKA Departemen Ketuhanan no 37 tahun 27 yang terdiri atas 6 fungsi ruang/zona yaitu; (1) zona inti selaus 1.32 ha, (2) zona perlindungan bahari seluas 36.454 ha, (3) zona pariwisata seluas 6.179 ha, (4) zona pemanfaatan lokal seluas 84.858 ha, (5) zona pemanfaatan umum seluas 54.374 ha, dan (6) zona daratan seluas 46.372 ha. Tabel 15 Zonasi Taman Nasional Laut Kepulauan Wakatobi sesuai SK Dirjen PHKA Departemen Kehutanan no 37 tahun 27 No Zona Luas (Ha) Persentase (%) 1 Inti 1.32,1 2 Perlindungan Bahari 36.454 2,6 3 Pariwisata 6.179,4 4 Pemanfaatan Lokal 84.858 57,5 5 Pemanfaatan Umum 54.374 36, 6 Zona Khusus (Daratan) 46.372 3,3 Sumber: Balai Taman Nasional Kepulauan Wakatobi (27)

5 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa zonasi Taman Nasional Laut Kepulauan Wakatobi sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi yaitu; pemanfaatan lokal sebesar 57%, pemanfaatan umum sebesar 36%, dan kegiatan pariwisata sebesar 2,6%. Sedangkan untuk kawasan konservasi laut terdiri atas; zona inti sebesar,1% dan zona perlindungan bahari sebesar 36%.