BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility. sosial perusahaan, serta prosedur pengukurannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengukur tingkat kesehatan keuangan (financial health) suatu perusahaan. yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan atau Corporate Social

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya melaksanakan kegiatan usaha sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengungkapan Sukarela (Voluntary disclosure) maupun secara sukarela dilakukan perusahaan, yang berupa laporan euangan,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu tentang Corporate Governance dan penerapannya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan informasi perusahaannya. Peran perusahaan tidak. hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial.

SKRIPSI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

BAB II LANDASAN TEORI. Tanggungjawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) perusahaan adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh akuntansi selama ini hanya berpihak pada shareholder.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya,

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pelaporan keuangan tahunan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan tahunan perusahaan yang go public di Bursa Efek, merupakan media UKDW

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

Repositori STIE Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditur, dan pemerintah. Pengungkapan laporan keuangan dapat

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial berkaitan dengan perkembangan bisnis di era global. Perkembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasyarakat meningkat, hal ini dapat dilihat pada banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan risiko tersebut kepada pihak lain. terdiri dari pengungkapan kuantitatif dan kualitatif. Untuk pengungkapan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pesatnya perkembangan dunia bisnis menyebabkan perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility merupakan komitmen perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, serta perbankan. Perkembangan perusahaan yang. membentuk ikatan-ikatan ekonomi dunia untuk mendorong perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan dioperasikan oleh orang-orang yang mempunyai

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Teori legitimasi dan teori

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham


BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Konsep Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan dalam hal ukuran perusahaan, profitabilitas,

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stockholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004). Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. Suatu konsep dimana perusahaan mengintegrasikan permasalahan sosial dan lingkungan dalam interaksinya dengan pemangku kepentingan secara sukarela. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus

mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Tanggung jawab sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Penerapan CSR dalam perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki komitmen finansial kepada pemilik atau pemegang saham (shareholders), tapi juga memiliki komitmen sosial terhadap para pihak lain yang berkepentingan, karena CSR merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Adapun tujuan dari CSR adalah : a. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik, b. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial, c. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor. Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan kini mulai ramai diperbicangkan, namun belum terdapat kesamaan definisi dari berbagai kalangan. Menurut The World Business Council on Sustainable Development (dalam Hardiansyah, 2008) menyatakan bahwa

CSR adalah suatu komitmen dari perusahaan untuk melaksanakan etika keperilakuan (behavioural ethics) dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic development), bekerja dengan para karyawan dan keluarganya, masyarakat setempat dan masyarakat secara luas dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) perlu diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada masyarakat. 2. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan Pengungkapan adalah pengeluaran informasi yang ditujukan bagi pihak pihak yang berkepentingan. Tujuan dari pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure) adalah agar perusahaan dapat menyampaikan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan perusahaan dalam periode tertentu. Penerapan CSR dapat diungkapkan perusahaan dalam media laporan tahunan (annual report) perusahaan yang berisi laporan tanggung jawab sosial perusahaan selama kurun waktu satu tahun berjalan. Menurut Ebert dan Griffin dalam Saputri (2011) pengungkapan adalah suatu usaha perusahaan untuk menyeimbangkan komitmen komitmennya terhadap kelompok dan individual dalam lingkungan perusahaan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham. ada dua pendekatan yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut Murtanto (2006) dalam Media Akuntansi, pengungkapan kinerja perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela (voluntary disclosure) oleh perusahaan. Ada beberapa alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosialnya secara sukarela. a. Internal decision making. Manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan.walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun analisis secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali. b. Product differentiation. Manajer perusahaan memiliki insentif untuk membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat. Hal tersebut mendorong perusahaan yang peduli sosial untuk mengungkapkan informasi tersebut sehingga masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain.

c. Enlightened self interest. Perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan. Menurut Saputri (2011), Pengungkapan sosial dalam tanggung jawab perusahaan sangat perlu dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh nilai tambah dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan sumber-sumber sosial (social resources). Jika aktivitas perusahaan menyebabkan kerusakan sumber-sumber sosial maka dapat timbul adanya biaya sosial (social cost) yang harus ditanggung oleh masyarakat, sedang apabila perusahaan meningkatkan mutu social resources maka akan menimbulkan manfaat sosial (social benefit). 3. Faktor faktor pelaporan pengungkapan tanggung jawab sosial Menurut Saputri (2011), Ada dua jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Adapun ungkapan yang pertama adalah ungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu informasi yang harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu Negara. Ungkapan yang kedua adalah ungkapan sukarela (voluntary disclosure), yaitu ungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang sifatnya sukarela. Karenanya, perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki filosofis manajerial yang berbeda dan keluasan dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat. Standar pelaporan pertanggungjawaban sosial sampai saat ini belum mempunyai standar yang baku, hal ini dikarenakan adanya permasalahan yang

berhubungan dengan biaya dan manfaat sosial. Perusahaan dapat membuat sendiri model pelaporan pertanggungjawaban sosialnya. Dalam menyusun dan mengungkapkan informasi tentang aktivitas pertanggungjawaban sosial perusahaan diidentifikasikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan, yaitu sebagai berikut : a. Lingkungan Bidang ini meliputi aktivitas pengendalian pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup dan pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan. b. Energi Bidang ini meliputi aktivitas dalam pengaturan penggunaan energi dalam hubungannya dengan operasi perusahaan dan peningkatan efisiensi terhadap produk perusahaan dan konservasi energi, efisien energi. c. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) pada perusahaan seharusnya melingkupi segi lingkungan, kesehatan dan kenyamanan sehingga dapat mewariskan kondisi kehidupan yang layak bagi generasi muda mendatang yang bekerja di perusahaan tersebut. Selain itu juga dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk industri. Tenaga kerja dapat terjamin kesehatan dan keselamatan kerjanya, maka perlu keseimbangan yang

menguntungkan dari faktor beban kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja. d. Lain-lain tentang tenaga kerja Tanggung jawab sosial lain-lain tentang tenaga kerja meliputi antara lain mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan, persentasi gaji untuk pensiun, jumlah staf, rencana pembagian keuntungan, program untuk kemajuan dan lain-lain. 4. Karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan Karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan sosial diproksikan kedalam profitabilitas, tingkat leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham publik. a. Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal sendiri (shareholders equity) (Raharjaputra, 2009: 205). Hubungan kinerja keuangan dengan tanggung jawab sosial perusahaan menurut Pian KS (2010), paling baik diekspresikan dengan profitabilitas, hal itu disebabkan karena pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaanmemperoleh laba. Selain itu tingkat profitabilitas dapat menunjukkan seberapa baik pengelolaan manajemen perusahaan, oleh sebab itu semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka cenderung semakin luas corporate social responsibility disclosure. Manfaat rasio profitabilitas antara lain mengetahui besarnya tingkat laba

yang diperoleh perusahaan dalam satu periode, mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu, mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. b. Leverage Leverage mencerminkan risiko keuangan perusahaan karena dapat menggambarkan struktur modal perusahaan dan mengetahui resiko tak tertagihnya suatu utang. Semakin tinggi leverage suatu perusahaan, maka perusahaan memiliki risiko keuangan yang tinggi sehingga menjadi sorotan dari para debtholders. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung ingin melaporkan laba lebih tinggi agar dapat mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang. Anggraini (2006) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat leverage (rasio utang/ ekuitas) semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Perusahaan akan mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial. c. Ukuran perusahaan (size) Size perusahaan merupakan variabel independen yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan keuangan perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan skala pengukuran atas suatu perusahaan baik dari segi aset maupun unsur lainnya seperti jumlah tenaga kerja. Perusahaan besar

merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Teori agensi menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan, maka biaya keagenan yang muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas. d. Kepemilikan saham publik Anggraini (2006) menemukan hubungan signifikan antara persentase kepemilikan saham dengan pengungkapan informasi sosial. Semakin besar kepemilikan saham oleh publik dalam suatu perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Persentase jumlah saham ini dapat dilihat dalam annual report. Kepemilikan saham adalah kekuasaan seseorang atau suatu kelompok yang didukung secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sejumlah saham yang dimiliki secara eksklusif terhadap suatu perusahaan dan menggunakannya untuk tujuan pribadi. Rasio kepemilikan saham publik yang tinggi diprediksikan akan melakukan tingkat pengungkapan sosial yang lebih, hal ini dikaitkan dengan tekanan dari pemegang saham, agar perusahaan lebih memperhatikan tanggung jawabnya terhadap masyarakat. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini terdapat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama dan No Tahun Penelitian 1. Sembiring (2005) 2. Romasita (2007) 3. Sitepu (2008) 4. Marpaung (2010) Variable Penelitian Variabel Independen : Ukuran perusahaan, tipe industri (profile), ukuran dewan komisaris, profitabilitas, tingkat leverage. Variabel Dependen : Pengungkapan tanggung jawab sosial. Variabel Independen: Persentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan (size), profitabilitas. Variabel Dependen: Pengungkapan informasi lingkungan. Variabel Independen: Ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas. Variabel Dependen : Pengungkapan informasi sosial. Variabel Independen: Kepemilikan saham, tingkat leverage, profitabilitas, size, ukuran perusahaan. Variabel Dependen: Hasil Penelitian Variabel ukuran perusahaan, tipe industri, ukuran dewan komisaris berpengaruh positif sedangkan profitabilitas, tingkat leverage berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang tercatat di BEJ. Menunjukkan kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan (size), dan profitabilitas secara bersama-sama memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur. Ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara bersama-sama atau simultan memiliki kemampuan mempengaruhi jumlah informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negatif sedangkan tingkat leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sosial dalam

5. Saputri (2011) 6. Sari (2012) 7. Politon (2013) Pengungkapan sosial. Variabel Independen : Profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan (size), kepemilikan saham publik. Variabel Independen : Pengungkapan tanggung jawab sosial. Variabel Independen : Tipe industri (profile), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan (growth) Variabel Dependen : Pengungkapan tanggung jawab sosial. Variabel Independen : Ukuran perusahaan, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris, leverage, kepemilikan institusional, kepemilikan asing. Variabel Dependen : Pengungkapan tanggung jawab sosial. laporan tahunan. Variabel profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Variabel tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif terhadap CSRD, sedangkan leverage dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap CSRD pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri, dewan komisaris, leverage, kepemilikan institusional, kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur. 1. Eddy Rismanda Sembiring (2005) Eddy Rismanda Sembiring (2005) dengan judul penelitian Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (size), profitabilitas, tipe industri (profile), ukuran dewan komisaris, leverage sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Data yang digunakan semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta

tahun 2002.Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan ukuran perusahaan, tipe industri, ukuran dewan komisaris berpengaruh positif sedangkan profitabilitas, tingkat leverage berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. 2. Hardhina Rosmasita (2007) Hardhina Rosmasita (2007) dengan judul penelitian Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur. Variabel independen dalam penelitian ini adalah presentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan (Size), profitabilitas, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan informasi lingkungan. Data yang digunakan adalah data sekunder, berupa laporan keuangan tahun 2004-2005. Uji yang digunakan dalam penelitian adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan (Size), dan profitabilitas secara bersama-sama memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur. 3. Andre Christian Sitepu (2008) Andre Christian Sitepu (2008) dengan judul penelitian Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ukuran dewan

komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan sosial. Data yang digunakan adalah berupa laporan keuangan pada tahun 2007. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara bersama-sama atau simultan memiliki kemampuan mempengaruhi jumlah informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. 4. Anggita Zoraya Marpaung (2010) Anggita Zoraya Marpaung (2010) dengan judul penelitian Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan. Variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan saham, tingkat leverage, profitabilitas, size, ukuran perusahaan, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan sosial. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahun 2006-2008. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negatif sedangkan tingkat leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. 5. Ririn Saputri (2011) Ririn Saputri (2011) dengan judul penelitian Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen

yang digunakan adalah profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham public sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan 2007-2009. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik berpengaruh positif sedangkan tingkat leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur. 6. Rizkia Anggita Sari (2012) Rizkia Anggita Sari (2012) dengan judul penelitian Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah karakteristik perusahaan yang diproksikan dengan tipe industri (profile), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, leverage dan pertumbuhan perusahaan (growth) sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan 2008-2010. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif terhadap CSRD, sedangkan leverage dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap CSRD. 7. Sontry Oktaviana Politon (2013) Sontry Oktaviana Politon (2013) dengan judul penelitian Karakteristik

Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Go Public. Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan (size), profitabilitas, tipe perusahaan (profile), ukuran dewan komisaris, leverage, kepemilikan institusional, kepemilikan asing sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility Disclosure). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan 2010-2011. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri, dewan komisaris, leverage, kepemilikan institusional, kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur. C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka konseptual Menurut Erlina (2008) kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan bahwa profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham publik memiliki pengaruh dalam pengungkapan tanggung jawab sosial. Maka dirumuskan kerangka konseptual sebagai berikut.

Profitabilitas (X1) Financial leverage (X2) Ukuran perusahaan (X3) Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Y) Kepemilikan saham publik (X4) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Gambar diatas merupakan kerangka konseptual yang merupakan model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor- faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Model yang terdiri dari Profitabilitas, financial leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham publik yang merupakan variabel X, memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Kerangka Konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel- variabel penelitian yaitu dengan variabel terikat. Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi kepentingannya sendiri, tapi juga harus memberi manfaat bagi stakeholder. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat leverage (rasio hutang/ekuitas) semakin besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan

laba sekarang lebih tinggi oleh karena itu perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang rendah. Size perusahaan diukur melalui total aktivanya, apabila jumlah aktivanya besar maka perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan besar. Semakin besar perusahaan maka semakin luas pengungkapan sosialnya. Publik sebagai salah satu stakeholder juga wajib mengetahui tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh satuan perusahaan. Sebagai salah satu stakeholder, peran publik sebagai pemegang saham bisa menjadi salah satu dorongan perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham oleh publik dalam suatu perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. 2. Hipotesis penelitian Menurut Erlina dan Mulyani (2007) hipotesis merupakan proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris, dan hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tangugung jawab sosial perusahaan manufaktur. H2 : Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur. H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur. H4 : Kepemilikan Saham Publik berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur. H5 : Profitabilitas, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur.