BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kebijakan Akuntansi Perusahaan. Dalam pelaksanaan kebijakan akuntansi yang mana diterapkan oleh perusahaan untuk mengetahui penentuan posisi keuangan dan hasil usahanya. Dasar penyajian laporan keuangan perusahaan diselenggarakan berdasarkan konsep Tahun Buku adalah sama dengan tahun buku takwin yaitu dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang bersangkutan. Dimana Laporan Keuangan meliputi Neraca, yang mana Neraca meliputi kelompok aktiva yang di susun berdasarkan Likuiditas, Kelompok Kewajiban disusun berdasarkan urutan jatuh tempo serta Kelompok Modal sendiri disusun berdasarkan sifat kekalannya dan Laba/Rugi meliputi Penjualan, Retur, Harga Pokok Penjualan serta Biayabiaya dan Pendapatan diluar usaha dan biaya diluar usaha. PT. SPEKTRUM MEGA PERSADA adalah suatu jenis usaha yang bergerak dibidang penjualan Handphone China yang berbagai macam jenis-jenis handphone sesuai dengan keinginan konsumen dalam pelaksanaan penyerahan dan perolehan barang tersebut, perusahaan Terhutang Pajak Pertambahan Nilai dalam bidang usaha penjualan barang (penyerahan Barang Kena Pajak) dalam hal ini penjualan-penjualan handphone, perusahaan juga memungut Pajak Pertambahan Nilai atas transaksi Penjualan. Adapun gambaran pengendalian interen dan sistem Akuntansi Perusahaan adalah sebagai berikut : 58
59 1. Pengendalian Intern a. Perusahaan membuat gambar (Struktur) organisasi yang memisahkan tugas atau wewenang dan tanggung jawab. b. Perusahaan telah melaksanakan pendelegasian wewenang dari atasan kepada karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perusahaan yang telah di tentukan. c. Perusahaan telah melaksanakan pengawasan terhadap kepatuhan karyawan dalam melaksanakan tugas baik langsung maupun tidak langsung. 2. Sistem Akuntansi a. Setiap tugas atau pekerjaan telah dibuatkan sistem akuntansi dengan adanya perkiraan yang memisahkan masing-masing perkiraan sesuai dengan pos-pos Neraca dan Laba/Rugi. b. Setiap penerimaan dan pengeluaran uang harus ada otorisasi yang telah ditentukan sesuai dengan limit yang telah di tetapkan oleh direktur. c. Setiap transaksi harus didukung adanya bukti-bukti atau dokumen pendukung. d. Setiap transaksi harus di catat dan dibukukan sesuai dengan bukti atau dokumen pendukung. e. Setiap transaksi harus dibuat rekapan dengan tujuannya untuk mempermudah mengecek atau mencari selisih.
60 f. Setiap transaksi yang berkaitan dengan keuangan harus dilaporkan kepada direktur. B. Penerapan Pajak Pertambahan Nilai pada PT.SPEKTRUM MEGA PERSADA. Sesuai Keputusan Direktur Pajak No : PEM-00384/WPJ.21/KP.010/2011 tentang pengukuhan pengusahan menjadi Pengusaha Kena Pajak, mengukuhkan PT.SPEKTRUM MEGA PERSADA dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 03.040.378.6-041-000 sebagai pengusaha kena pajak,keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 14 Maret 2011. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian oleh Pengusaha Kena Pajak sebagai berikut : 1. Memungut Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% sesuai dengan ketentuan Undang-undang perpajakan No.42 Tahun 2009 atas barang Kena pajak atau Jasa Kena pajak. 2. Membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak /Jasa Kena Pajak. 3. Melakukan penyetoran pajak yang terhutang ke Kas Negara selambatlambatnya 15 (lima belas) hari setelah akhir masa pajak. 4. Menyampaikan laporan perhitungan pajak dengan Surat Pemberitahuan Masa dalam jangka waktu 20 hari setelah akhir Masa Pajak. 5. Menyimpan Faktur Pajak dengan rapih.
61 6. Menyelengarakan pencatatan dalam pembukuan perusahaan mengenai pelaporan dan penyerahan Barang Kena Pajak. 7. Melampirkan daftar rekapan pembelian dan daftar rekapan penjualan pada Surat Pemberitahuan Masa (SPM). PT. SPEKTRUM MEGA PERSADA merupakan wajib pajak badan, dimana perusahaan ini melakukan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh perusahaan adalah PPh pasal 21, PPh pasal 23, PPh pasal 4 ayat (2), PPh pasal 25, PPh pasal 22 dan PPN karena itu penerapan dalam perhitungan, penyetoran dan Pelaporan dilakukan sendiri dan tepat waktu. Pajak Pertambahan Nilai dilaksanakan di tempat kegiatan usaha atau tempat kedudukan perusahaan, begitu juga dengan Faktur Pajak terhadap penjualan barang. Sehubungan dengan adanya penjualan BKP akan di kenakan pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% (sepuluh persen) maka akan dijelaskan PPN tersebut adalah sebagai berikut : 1. Penerapan Perhitungan Pajak Masukan Dalam pelaksanaan PPN di perusahaan di dapat dari PPN Keluaran dan PPN Masukan, yang mana PPN Masukan di peroleh dari pembelian barang dan atau jasa yang di pakai perusahaan. Dimana dari bulan Mei sampai dengan Desember 2011 yang dapat dikreditkan sebagai berikut : a. Pajak Masukan Import adalah sebesar Rp.1.652.302.000,- b. Pajak Masukan Dalam Negeri adalah sebesar Rp.63.398.136.
62 Dengan demikian sebagian besar perolehan PPN Masukan berasal dari pembelian BKP yang berasal dari impor sebesar 96% berasal dari luar daerah pabean dan perolehan barang dari Dalam Negeri hanya 6%. 2. Penerapan Perhitungan Pajak Keluaran Dalam hal PPN Keluaran atas penyerahan barang yang diterbitkannya Faktur Pajak, perusahaan baru mulai adanya penjualan pada pertengahan Juni 2011, maka mulai dipungut PPN dari bulan Juni sampai dengan desember 2011 sebesar Rp.1.413.940.709,- dalam perolehan PPN Keluaran berasal dari 100% (seratus persen) penjualan barang 100%. Perusahaan telah melaporkannya dalam lampiran Pajak Keluaran yang berasal dari penjualan dalam negeri pada daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak pada Formulir 1111 A2. Setelah di perhitungkan pada akhir tahun Desember 2011 antara jumlah PPN Masukan dapat dikreditkan dengan dikurangkan dengan jumlah PPN Keluaran yang terhutang dan jika ada selisih merupakan hutang pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Sedangkan PPN Masukan lebih besar daripada PPN Keluaran maka kelebihannya dapat direstitusi atau dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. Dalam hal ini perusahaan ada kelebihan PPN maka kelebihan PPN tersebut perusahaan tidak mengambil kembali (restitusi) melai nkan dilakukan kompensasi untuk Masa Pajak berikutnya.
63 3. Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai ke Kas Negara dilakukan setiap tanggal akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum surat pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan sesuai dengan Pasal 15A (UU No.42 Tahun 2009) yang tercantum dalam Pasal 9 ayat 3. Perusahan melakukan penyetoran SPT Masa PPN Formulir 1111 Setiap tanggal 30 bulan berikutnya. 4. Pelaporan PPN Pelaporan PPN dilakukan setelah di perhitungkan PPN. Perusahaan telah melaporkan SPT Masa PPN Formulir 1111 dari Masa Pajak Mei sampai dengan Desember 2011 ke Kantor Pelayanan Pajak Penjaringan, dan untuk SPT Masa PPN Formulir 1111 Masa Pajak Desember 2011 telah dilaporkan pada tanggal 31 Januari 2012 dimana saat dengan melampirkan Formulir 1111 AB, A2, B1, B2 dengan demikian perusahaan belum melewati batas waktu penyampaian atas pelaporan SPT Masa PPN. Setelah di perhitungkan PPN untuk dilaporkan ternyata ada kompensasi kelebihan PPN karena pembetulan SPT PPN Masa bulan September 2011 sebesar Rp.1.191.818, maka Perusahaan telah melaporkan pada tanggal 31 januari 2012 dengan demikian perusahaan belum melewati batas waktu penyampaian atas pelaporan SPT Masa PPN formulir 1111. Dalam hal ini SPT Masa PPN formulir 1111 merupakan sarana untuk perusahaan melaporkan perhitungan dan atau pembayaran Pajak, yang telah
64 ditentukan peraturan perundang-undangan perpajakan. Perusahaan melaporkan SPT Masa PPN formulir 1111 dengan masa pajak Juni sampai dengan Desember 2011 ke Kantor Pelayanan Pajak penjaringan pada tanggal 30 bulan berikutnya. Objek pajak atau bukan objek pajak dan harta atau kewajiban, menurut ketentuan undang-undang No.24 tahun 2009. Perusahaan telah melaporkan SPT Masa PPN formulir 1111 tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak Penjaringan dan perusahaan akan menerima Bukti Penerimaan Surat. Dengan demikian perusahaan belum melewati batas waktu penyampaian atau pelaporan SPT Masa PPN. Sebagai bukti perusahaan telah melaporkan SPT Masa PPN Formulir 1111 dari pihak KPP Penjaringan mengeluarkan atau menerbitkan Bukti Penerimaan Surat (KP.PDIP 3.16-96) dimana Bukti Penerimaan dapat dilihat pada Lampiran II. Pada saat rekonsiliasi Laporan PPN Masukan dan PPN keluaran dengan laporan Pembukuan Akuntansi pada bulan September 2011 ada terjadi selisih sebesar Rp.1.191.818,- (satu juta seratus sembilan puluh satu ribu delapan ratus delapan belas rupiah) yang dikarenakan adanya pembatalan penjualan maka perusahaan akan melakukan koreksi PPN Keluaran dan segera melakukan melaporkann ke kantor pajak pada tanggal 31 januari 2012. Menurut Undang-undang Perpajakan di Indonesia perusahaan wajib menghitung, membayar dan melaporkan sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang.
65 C. Analisa dan Pembahasan Dalam bagian ini akan dibahas mengenai penerapan Pajak Pertambahan Nilai pada perusahaan PT. SPEKTRUM MEGA PERSADA yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan No.42 Tahun 2009, maka dalam pemungutan dan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan barang Kena Pajak yaitu penjualan Handphone yang dilakukan di tempat kegiatan usaha. Dalam hal ini sesuai dengan variable yang dimasukkan dalam penelitian, perbandingan kesesuaian atau kekurangan terhadap dasar hukum atau PSAK tentang PPN akan ditampilkan dalam table sebagai berikut: Tabel 4.1 Perbandingan penerapan PPN PT. Spektrum Mega Persada dengan UU PPN no 42 tahu 2009 Sub indikator Menurut UU Pajak No No Variabel perlakuan 42 tahun 2009 1 PPN Masukan Penerapan Pasal 7 (1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen). 2 PPN Keluaran Penerapan Pasal I, ayat (25) Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak. 3 Harga Jual Penerapan Pasal 1 ayat ( 18). Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua Realisasi Perusahaan Perusahaan akan mengenakan PPN 10% dari setiap pembelian barang / jasa tetapi proses pencatatan akuntansi belum tepat waktu. Peusahaan mengenakan PPN 10 % dari setiap Penjualan Barang (Handphone). Namun pencatatan akuntansinya belum tepat waktu, sehingga laporan bagian akuntansi dan bagian pajak terjadi perbedaan. Perhitungan harga jual berdasarkan dari pembelian barang Keterangan
66 4 Dasar Pengenaan Pajak Penerapan biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. Pasal 1 ayat (17). Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang. dengan menghitung semua biaya selain PPN Perusahaan menghitung Dasar Pengenaan Pajak di ambil dari Harga penjualan yang di bagi 1.1 5 Faktur Pajak Pelaporan Pasal 13 (1) Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak 6 SPT Masa PPN Penyetoran, Pelaporan (2a) Faktur Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan. Pasal 15A (1) Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan. (2) Surat Pemberitahuan Masa Pelaporan faktur Pajak setiap akhir bulan berikutnya dimana Faktur pajak yang dilaporkan berdasarkan dari Penjualan ( Faktur Pajak Keluaran) dan dari Pembelian barang dan jasa (F aktur Pajak Masukan) serta PPN impor yang dapat dikreditkan form faktur Pajak Masukan dan Keluaran. Bagian Administrasi filing faktur belum terjadi koordinasi maksimal antara bagian. Financial dengan admin pajak. Penyetoran dan pelaporan dilakukan setiap bulan pada akhir bulan berikutnya yang mana nilai penyetoran berdasarkan PPN Masukan dikompensasikan dengan PPN Keluaran maka perusahaan untuk periode Juni sd Desember 2011 adanya kelebihan PPN maka sisa dari kelebihan tersebut di kompensasikan untuk
67 Sumber : Pajak.co.id Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak. periode berikutnya yang mana Form SPT dan bukti Penerimaan Surat (BPS). Nilai yang dilaporkan dengan pembukuan akuntansi terjadi perberbedaan, sehingga perlu diantisipasi. Dari table 4.1. diatas dapat di uraikan bahwa PT Spektrum Mega Persada secara umum telah mengikuti peraturan perundang-undangan yang ditetapkan pemerintah sesuai dengan UU Pajak No. 42 tahn 2009. Hal ini dibuktikan dengan perlakuan terkait terhadap PPN Masukan, dari pembelian barang dan atau jasa yang di pakai perusahaan. Dimana perusahaan melakukan pembelian barang sebagai DPP pada bulan Mei Desember tahun 2011 Rp 16.523.020.000 untuk impor dan Rp.633.981.329. Perhitungan pajak masukan adalah sebagai berikut : Pajak Masukan Impor = Rp 16.523.020.000 x 10% = Rp1.652.302.000 Pajak Masukan dalam Negeri = Rp633.981.329 x 10% = Rp 63.398.136 Jadi total Pajak Masukan Impor dan dalam negeri adalah Rp.1.715.700.136 Perusahaan telah melaporkannya dalam lampiran I, Pajak Masukan yang berasal dari Import pada daftar pajak masukan yang dapat dikreditkan atas import BKP pada Folmulir 1111 B1 dan Pajak Masukan yang berasal dari dalam negeri pada daftar pajak masukan yang dapat dikreditkan atas perolehan BKP/JKP pada Folmulir 1111 B2. Permasalahan yang sering terjadi pada perusahaan PT. Spektrum Mega Persada dalam hal pajak masukan adalah proses pencatatan adalah berbedanya saat penyerahan barang kena pajak dan saat pembuatan faktur pajak. Hal ini menyebabkan pencatatan pada bagian akuntansi dan pada bagian pajak untuk
68 melaporkan SSP terjadi selisih. Dengan demikian pemahaman terhadap proses pencatatan dan pelaporan harus lebih teliti dan jelas, karena jika tidak terdapat report selisih tersebut akan menyebabkan pemahaman yang rancu antara bagian akuntansi dan bagian pajak. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sebaiknya perusahaan mengusahaan dengan system yang lebih professional untuk bias menyamakan antara pembuatan faktur pajak dan saat penyerahan barang. Namun secara umum Perusahaan tidak melanggar UU Pajak tentang pajak masukan tetapi untuk proses pencatatan harus ditertibkan. Selanjutnya dengan pajak keluaran adalah bahwa setiap melakukan penjualan, maka perusahaan memungut pajak keluaran. Pada perusahaan PT. Spektrum Mega Persada telah melakukan proses pajak keluaran. Hal ini ditunjukkan data penjualan pada periode Juni Desember 2012 bahwa perusahaan melakukan penjualan sebesar Rp14.239.407.301. Sehingga perhitungan pajak keluaran adalah Pajak keluaran = DPP x 10% = Rp14.239.407.301 x 10% = Rp Rp1.413.940.709 Namun permasalahan yang masih muncul adalah hampir sama dengan pajak masukan. Namun kejadian yang sering terjadai adalah komunikasi antara bagian keuangan kepada bagian administrasi pajak. Keterlambatan dalam memberikan berkas kepada bagian pajak, akan menyebabkan pelaporan pajak keluaran dan pencatatan pada bagian administrasi keuangan akan menjadi berbeda. Secara umum perusahaan sudah memenuhi UU pajak karean pelaporan
69 pajak keluaran sudah dilaporkan pada periode bulan selanjutnya. Dengan demikian pembenahan SDM dalam hal komunikasi dan ketertiban administrasi antar bagian perlu di tingkatkan sehingga akan meminimalisir kesalahan dalam pelaporan. Penetapan harga jual adalah merupakan kebijakan perusahaan, dimana ditetapkan dengan melihat pasar secara umum. Harga jual merupakan dasar pemungutan pajak atau untuk melihat besaran pajak keluaran yang harus dikenakan. PT. Spektrum Mega Persada telah menerapkan perhitungan sesuai dengan ketetapan UU no 42. Tahun 2012 dimana kaitannya dengan penjualan yang telah dikenaka pada Pajak masukan tersebut di atas. PT. Spektrum Mega Persada dalam melakukan perdagangannya melakukan transaksi impor dan juga dalam negeri. Sehingga pengenaannya disesuaikan dengan pembelian yang dilakukan. Permasalahan yang mucul adalah pada saat penjualan kepada pelanggan, barang diserahkan terlebih dahulu sedangkan faktur pajak baru dibuat kemudian hari. Hal ini mengakibatkan terjadinya pencatatan dua kali didalam pembukuannya pada saat penyerahan barang dan pada saat dikeluarkannya faktur pajak, sedangkan menurut pajak pencatatan yang diperlukan hanya satu kali pada saat diterbitkannya faktur pajak karena tanggal yang tercantum pada faktur pajak menentukan masa pajaknya. Dalam UU Pajak pasal 13 ayat (1) ditetapkan bahwa setiap pengusaha kena pajak wajib membuat faktur Pajak. Hal ini telah di lakukan oleh PT. Spektrum Mega Persada dimana pelaporan faktur Pajak setiap akhir bulan berikutnya. Faktur pajak yang dilaporkan berdasarkan dari Penjualan ( Faktur
70 Pajak Keluaran) dan dari Pembelian barang dan jasa ( faktur Pajak Masukan) serta PPN impor yang dapat dikreditkan form faktur Pajak masukan. Hal yang perlu diperhatikan dalam daministrasi faktur pajak adalah penyerahan berkas yang tertib dari bagian keuangan kepada bagian administrasi pajak, agar tidak menimbulkan perbedaan pelaporan. Penyetoran dan pelaporan SPT Masa dilakukan setiap bulan pada akhir bulan berikutnya yang mana nilai penyetoran berdasarkan PPN Masukan dikompensasikan dengan PPN Keluaran. Dalam operasinya perusahaan untuk periode Juni sd Desember 2011 adanya kelebihan PPN maka sisa dari kelebihan tersebut akan di kompensasikan ke periode berikutnya. Dalam UU Pajak No 42. PAsal 15A ayat (2) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak. Dengan demikian Perusahaan dalam penyampaian SPT Masa telah mengikuti aturan yang berlaku pada UU pajak. Secara umum pelaporan dipengaruhi oleh pencatatan yang tertib pada bagian akuntansi, keuangan dan administrasi pajak. PT. Spektrum Mega Persada sudah melaporkan dengan baik, tetapi agar lebih maksimal dan tidak terjadi koreksi yang signifikan, maka ketertiban administrasi perlu ditingkatkan kembali.