LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT MEDIA LITERASI UNTUK MENANGKAL MEMBAGI INFORMASI HOAX DI MEDIA SOSIAL Latar Belakang Globalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta interaksi antar umat manusia. Pertumbuhan sarana dan prasana teknologi informasi dan komunikasi tersebut, telah memfasilitasi tersedianya informasi yang semakin cepat, masif dan menjangkau lebih banyak orang dalam waktu singkat. Informasi menjadi kebutuhan bagi setiap individu antara lain sebagai upaya mengikuti perkembangan lingkungan, menyusun perencanaan, mengurangi kecemasan bahkan sebagai sumber keyakinan untuk pengambilan keputusan. Updating terhadap perkembangan informasi telah menjadi sebuah kebutuhan setiap kalangan, tidak memandang usia dan status sosial ataupun pendidikan. Informasi yang tersaji tidak hanya melalui media massa seperti TV, media cetak dan majalah namun juga memasuki ruang-ruang privat setiap individu melalui perangkat komputer ataupun gadget yang memanfaatkan sambungan internet. Teknologi internet tampaknya berlahan tapi pasti akan menggeser peran media-media mainstream sebelumnya seperti koran, majalah bahkan televisi. Selain karena persoalan kecepatan waktu dalam menyediakan berita, media cetak maupun elektronik sering dituduh menyajikan berita yang kurang obyektif karena dianggap lebih sering merepresentasikan kepentingan pemilik media daripada kebutuhan konsumen media. Konsep citizen journalis menjadi sangat populer sebagai sumber penghasil informasi alternatif, yang dianggap paling jujur tanpa ada kepentingan penulis mengenai baik atau buruknya orang/ perusahaan/ institusi yang sedang diinformasikan, lebih cepat dan update serta yang lebih luar biasa, siapapun dapat memproduksi berita dan meyebarkannya. Jika ingin mencari ataupun membagi informasi cukup dengan sekali klik maka citizen di seluruh dunia bisa memberi, menerima dan saling berbagi informasi. Hanya dengan sebuah gadget maka segala informasi ada dalam genggaman. Apalagi menurut data Kominfo tahun 2014, sejumlah 84 juta penduduk Indonesia telah dapat mengakses internet melalui berbagai
sarana seperti komputer, tablet maupun handphone. (kominfo.go.id). Dari jumlah tersebut, 80% diantaranya adalah remaja dengan rentang usia 15 19 tahun (ibid). Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Puskakom UI merilis jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta orang. Jika satu orang mengirimkan setidaknya tiga informasi setiap harinya, maka akan tersaji sekurangkurangnya 264,9 juta informasi di lini masa media sosial. Maka bisa dibayangkan betapa hingar bingarnya informasi yang ada di media sosial sehingga mau tidak mau setiap orang pun dituntut untuk mengais kebenaran di rimba informasi. Apalagi tidak semua informasi yang tersaji dan berseliweran di media sosial tersebut selalu menampilkan infomasi yang benar dan sesuai dengan realitas atau bentuk provokasi terkait dengan isu hangat yang sedang terjadi. Sebuah contoh kasus tentang beredarnya informasi-informasi maupun berita yang cenderung memprovokasi, mengadu domba, serta mengganggu kerukunan dan kehidupan beragama di Indonesia, menyebarkan paham radikalisme dan/ atau sebagai simpatisan radikalisme yang bisa mengancam stabilitas nasional, menyebabkan pemerintah melakukan tindakan tegas dengan memblokir 22 situs/website seperti arrahmah.com; voa-islam.com; panjimas.com; ghur4ba.blogspot.com; dahwatuna.com dan lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan Kominfo berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berdasarkan surat Nomor: 149/K.BNPT/3/2015, yang secara langsung atau tidak menyebabkan keresahaan dalam kehidupan masyarakat. Contoh yang lain adalah berita yang tersebar di medio bulan Juli 2016 di media sosial seperti facebook, twitter dan whatsapp tentang terjadinya kerumunan massa yang mengarah pada demonstrasi anarkhis, didominasi pelajar asal Papua di Jl. Kusumanegara Yogyakarta yang dihadang oleh aparat keamanan yang mengerahkan perangkat anti huru-hara. Berita ini diikuti oleh penyebaran foto-foto demonstrasi yang rusuh dan didominasi tindakan kekerasan oleh polisi terhadap pelajar Papua tersebut. Padahal dalam kenyataannya, pada saat yang sama tidak ada kejadian seperti yang digambarkan dalam media sosial tersebut. Hal tersebut tentu berpotensi menimbulkan keresahan, kekhawatiran, ketakutan serta dikhawatirkan memicu konflik terbuka. Belum lagi peristiwa penyebaran informasi melalui broadcast sms yang menjadi viral akan terjadinya tsunami di Yogyakarta pasca terjadinya gempa Bantul 2006 yang menyebabkan kepanikan warga masyarakat yang tinggal di daerah selatan dan eksodus ribuan orang dalam waktu bersamaan menuju ke utara
Yogyakarta untuk menyelamatkan diri. Kondisi kacau dan kepanikan ini kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab untuk menjarah barangbarang yang ditinggalkan warga. Dari contoh kasus tersebut diatas, tampaknya diperlukan sebuah upaya memberikan kesadaran dan kehati-hatian serta upaya untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi masyarakat ketika menerima dan menyebarkan berita yang beredar disekitar mereka. Sebelum dibagikan kepada yang lain maka sebaiknya mempertimbangkan THINK terlebih dahulu, yaitu is it True? is it Hopeful? is it Inspiring? is it Necessary? is it Kind?). Dengan memperhatikan fenomena tersebut, proposal pengabdian ini dibuat dengan menyelenggarakan ceramah dan pemaparan tentang bijak menggunakan media sosial dan membagi informasi dengan mengambil mitra Dusun Toino Desa Pandowoharjo Sleman Yogyakarta, yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 10 Februari 2017 dengan mengundang karang taruna dan remaja. Dusun tersebut dipilih karena memiliki potensi sebagai dusun penggerak kemajuan, mengingat partisipasi warganya yang tinggi dan sangat bersemangat untuk bergerak maju dan untuk terus belajar, khususnya karang taruna dan kegiatan remaja. Selain itu potensi ekonomi yang cukup baik, memungkinkan setiap warganya memilik peralatan komunikasi canggih seperti tablet, hp dan komputer, sementara proporsi tingkat pendidikan relatih masih memiliki kesenjangan yang tinggi. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak terhadap kemampuan menyaring informasi yang masuk melalui alat elektroniknya rendah PELAKSANAAN Pengabdian ini dilaksanakan pada 10 Februari 2017 di Dusun Toino Kelurahan Pandowo Harjo Sleman Yogyakarta dan diikuti oleh remaja anggota Karang Taruna LAMPIRAN Daftar Hadir
1. Surat Permohonan Narsum
2. Materi