1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar permasalahan kesehatan di Indonesia dapat diatasi dengan memberikan adanya pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya bagi ibu dan anak Indonesia. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan perawatan bayi baru lahir (Profil Kesehatan Indonesia, 2015;103). Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4.Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dbandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cangkupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun (Profil Kesehatan Indonesia, 2015;h.106). Capaian KN lengkap si Indonesia pada tahan 2015 sebesar 77,31%. Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 merupakan indicator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-8 jam setelah lahir yang meliputi, antara lain kunjungan menggunakan pendekatan Menejemen Terpadu Balita Muda 1
2 (MTBM) termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI ekslusif, Pemberian vitamin K1 injeksi, dan Hepatitis B0 injeksi bila belum diberikan (Profil Kesehatan Indonesia 2015;h.126) KN 3 pada umur 8-28 hari yaitu memberitahu ibu hasil pemerikasaan, menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi, menganjurkan ibu agar tetap memberikan ASI ekslusif sampai umur 6 bulan, memberikan konseling imunisasi BCG dan polio 1 serta menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi BCG dan polio 1.(Profil Kesehatan Indonesia (2014;h.110) Pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai 3 hari pasca persalinan, pada hari ke 4-28 hari pasca persalinan, dan pada hari ke 29 42 hari pasca persalinan. Cakupan kunjungan nifas di Indonesia dalam kurun waktu delapan puluh tahun terakhir secara umum mengalami kenaikan. Capaian indicator yang meningkat dalam selapan tahun terakhir merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah untuk dokter dan bidan terus dilaksanakan (Profil Kesehatan Indonesia, 2015;h.114-115). KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Selain itu program KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualita keluarga agar dapat mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin (Profil Kesehatan Indonesia, 2015; h.120).
3 Kasus kematian ibu (AKI) di Profinsi Jawa tengah pada tahun 2015 mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan tahun 2014,mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selaa kehamilan sampai dengan pasca persalinan yang mempengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan social ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetric.berbeda jika dibandingkan degan angka kematian bayi (AKB), terjadi penurunan tetapi tidak signifikan,menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat keberhasilan program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015 ; h.13). Angka Kematian Ibu ( AKI ) di Kabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 114.73 per 100.00 kelahiran hidup, menurun disbanding tahun 2013 sebesar 124,13 per 100.000 kelahiran hidup. Target AKI di Provinsi Jawa Tengah, aitu 60 per 100.000 kelahiran hidup, Maka Kabupaten Banyumas melebihi target. (Profil Kehatan Kabupaten Banyumas, 2014 ;h.10-11). Sedangkan AKB di Kabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 9,04 per 1000 kelahiran hidup, kondisi tersebut mengalami penurunan disbanding tahun 2013 sebesar 12,34 per 1000 kelahiran hidup dikarenakan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program
4 KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan social ekonomi (Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2014;h. 7-8). Bidan memiliki peran penting dalam dalam melaksanakan asuhan komprehensif yang mandiri, kolaborasi, maupun melakukan rujukan yang tepat.oleh karena itu bidan dituntut untuk mampu mendeteksi dini adanya tanda dan gejala komplikasi kehamilan, memberikan pertolongan kegawatdaruratan. Dengan demikian saya tertarik untuk memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Hamil, Persalian, Nifas, Bayi Baru Lahir (BBL), dan Keluarga berencana untuk membantu mendeteksi dini adanya resiko komplikasi yang mengarah pada kegawatdaruratan baik kepada ibu maupun bayi untuk menurunkan AKI dan AKB di Banyumas dengan mengambil kasus di Puskesmas Kembaran II. Diharapkan dengan Asuhan Kebidanan Komprehensif ini dapat membantu menurunkan AKI dan AKB di Banyumas dengan mendeteksi dini adanya komplikasi. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kasus ibu hamil, persalinan, nifas, bayi baru lahir (bbl), dan perencanaan keluarga berencana (KB) menggunakan pendekatan menejemen varney sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
5 2. Tujuan Khusus Setelah menyelesaikan karya tulis ilmiah mahasiswa mampu : a. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, dan evaluasi pada ibu selama kehamilan trimester II dan trimester III dan pendokumentasian dengan SOAP. b. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada persalinan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi pada ibu selama bersalin dan pendokumentasian dengan SOAP. c. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi baru lahir (BBL) mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pendokumentasian dengan SOAP. d. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada masa nifas mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pendokumentasian dengan SOAP. e. Pada kasus Ny.L, penulis mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada perencanaan keluarga berencana (KB) mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pendokumentasian dengan SOAP.
6 C. Ruang Lingkup 1. Sasaran Pada ibu hamil mulai dari Trimester II sampai Masa Antara Keluarga Berencana pada Ny. L 2. Tempat Pengambilan Kasus ini dilakukan di Puskesmas Kembaran II dan di rumah Ny.L Di Desa Sambeng Kulon Rt 04 Rw 05, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. 3. Waktu a. Pengambilan Kasus dilaksanakan pada bulan Januari 2017 b. Penyusunan KTI dimulai dari bulan Januari 2017 D. Metode Pengumpulan Data 1. Pengumpulan data primer a. Wawancara Wawancara merupakanpertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonruksikan makna dalam suatu topik terentu (Sugiyono, 2014) b. Observasi dan pengamatan Dalam observasi peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari klien yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data (Sugiyono, 2014)
7 c. Pemeriksaan fisik 1) Inspeksi Inspeksi merupakan teknik pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara melihat sering juga disebut dengan pandang karena indera pengelihatanlah yang berperan (Martalia, 2014) 2) Palpasi Teknik pemeriksaan palpasi dilakukan secara sentuhan atau rabaan dengan menggunakan jari-jari tangan (Martalia, 2014). 3) Perkusi Teknik pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mengetuk dapat dilakukan tanpa alat (dengan menggunakan jari-jari tangan pemeriksaan) dan dapat juga dilakukan dengan mengggunakan alat seperti reflek hamer (Martalia 2014). 4) Auskultrasi Teknik pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengar biassanya dilakukan menggunakan alat bantu stetoskop untuk memperjelas pendengaran (Martalia, 2014). 5) Pemeriksaan penunjang Merupakan gambaran real time pada layar ultrasonic yang dihasilkan oleh gelombang suara yang di pantulkan kembali dari organ, cairan dan jaringan yang berhadapan dengan janin di dalam uterus sehingga dapat mengetahui usia gestasi, perkembangan janin, dan deteksi abnormalisasi pada janin dan plasenta (Williams, 2002).
8 2. Pengumpulan data dasar a. Studi pustaka Penulis menggunakan buku yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan KB (Aziz, 2014 hal. 98) b. Media elektronika Dengan membuka situs/webside yang ada kaitannya dengan studi kasus yang dilakukan (Aziz, 2014 hal. 98) E. Sistematika Penulisan 1. BAB I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. 2. BAB II Tinjauan teori Bab ini berisi tentang tinjauan teori yang berisi asuhan komperhensif dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir (bbl), dan keluarga berencana (kb). 3. Bab III: Tinjauan Kasus Dalam bab ini berisi tentang asuhan kebidanan pada klien yang diperoleh dari pengkajian yaitu data subyektif, obyektif, pemeriksaan fisik dan didokumentasikan dala bentuk SOAP.
9 4. Bab IV: Pembahasan Bab ini menyajikan tenang kesenjangan antara teori dan praktek pada asuhan kebidanan secara komprehensif. 5. Bab V: Penutup Berisi tentang kesimpulan dan saran. 6. Daftar Pustaka Berupa daftar buku. 7. Lampiran