GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

dokumen-dokumen yang mirip
Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN/SKEMA... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Masalah... 1

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. design dengan rancangan time series design, dimana dilakukan beberapa

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BALITA

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adversity Quotient dan Problem Focused Coping berdasarkan jenis

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini berlangsung

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RETARDASI MENTAL DENGAN MEKANISME KOPING PADA ORANG TUA ANAK RETARDASI MENTAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Proses Hemodialisa Di RSUD Dr. Hardjono Ponorogo.

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA di TK TUNAS HARAPAN JETIS MOJOKERTO. Sarmini Moedjiarto *)

GAMBARAN STRES PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK AUTIS SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi. Oleh MERRY CHRISTINE SITORUS

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

ABSTRAK. Kata kunci: Brand Experience, Brand Trust, Brand Satisfaction, Brand Loyalty. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

Naskah Publikasi SKRIPSI. Disusun oleh : LELY ERNAWATI 0302R00019

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan terhadap 50 anak usia prasekolah, yaitu anak-anak usia 3-

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Variabel penelitian adalah atribut atau sifat yang dimiliki oleh objek,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Terletak di Sebelah Utara jalan, dengan alamat Jalan Wates Km.5.5. Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. adalah aktifitas untuk mencapai tugas perkembangan melalui toilet training.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Menuju Desa Siaga Sehat Jiwa

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Faktor-faktor yang mempengaruhi... (Sinta Armalita) 1

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

Jurnal Kesehatan Kartika 1

Perbedaan Stres Ditinjau dari Ibu bekerja dan Ibu Tidak Bekerja

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI SAAT ANTENATAL DAN INTRANATAL DENGAN BOUNDING ATTACHMENT PADA IBU POST PARTUM DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

ABSTRAK GAMBARAN STRESOR DAN KOPING STRES DALAM PROSES PENYELESAIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

PENELITIAN TINGKAT KECEMASAN MASYARAKAT YANG MENGALAMI PROSES PENUAAN. Di Dusun Besar Desa Prayungan Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

ABSTRAK. Kata kunci : Resiliensi kerja, responden. vii. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES MAHASISWA DALAM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN SWASTA DI SEMARANG

PERAN IBU PEKERJA DALAM PERAWATAN BALITA DI DESA SELOPAMIORO KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL

Transkripsi:

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA Rachel Satyawati Yusuf 1, Novy Helena Catharina Daulima 2 1. Program Studi Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia 2. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail : rachelsatyawati@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran stres dan strategi koping pada ibu bekerja yang memiliki anak diasuh oleh asisten rumah tangga. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Sampel yang diteliti adalah ibu bekerja yang mempunyai anak diasuh asisten rumah tangga di Kelurahan Pondok Cina. Jumlah sampel yang diteliti adalah ibu dan dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak diasuh asisten rumah tangga berada pada tingkat stres sedang. Dari hasil penelitian sumber stres menunjukkan, bahwa sumber stres tekanan internal lebih besar dibandingkan sumber stres tekanan eksternal. Untuk hasil strategi koping, problem focused coping lebih banyak digunakan dibandingkan dengan emotion focused coping. Kata kunci : stres, strategi koping, ibu bekerja Abstract The aim of the study was to look at the picture of stress and coping strategies on working mothers who have children cared for by household assistant. The study design used is simple descriptive. The samples studied were working mothers who have children taken care of by an assistant housekeeping in the Kelurahan Pondok Cina. The number of samples studied were mothers and selected by purposive sampling technique. Results showed that mothers of children cared for household assistants are at moderate stress levels. From the results of the study indicate a source of stress, sources of stress that the internal pressure is greater than external pressure source of stress. For the coping strategies, problem focused coping is more widely used than emotion focused coping. Keywords: stress, coping strategies, working mother Pendahuluan Bekerja merupakan suatu aktivitas yang menjadi sarana bagi manusia untuk menciptakan eksistensi dirinya menjadi lebih berarti. Pada era modern ini, jumlah perempuan yang berada dalam dunia kerja baik yang bekerja secara aktif maupun yang masih mencari pekerjaan semakin banyak. Di negara maju dan negara industri seperti Inggris dan Amerika Serikat (AS) 2/3 dari jumlah ibu adalah pekerja. Menurut data statistik Office for National Statistics (ONS, 211), di Inggris terdapat 71 % wanita yang merupakan pekerja dan merupakan wanita yang sudah menikah dan sudah memiliki anak. Peningkatan jumlah perempuan yang bekerja di luar rumah tidak hanya terjadi di luar negeri seperti Inggris dan Amerika Serikat. Peningkatan ibu yang bekerja di luar rumah juga terjadi di Indonesia. Peningkatan angka perempuan yang bekerja di Indonesia dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik. Prosentase tertinggi pekerja perempuan di daerah perkotaan yang bekerja sebagai buruh atau pegawai yaitu sebesar 52.98 %, lebih tinggi dibanding prosentase pekerja laki-laki pada jenispekerjaan yang sama yaitu 5.14 % (BPS, 21).

Penduduk Jakarta yang berumur 15 tahun keatas dan berdasarkan kegiatan serta jenis kelamin, mengalami peningkatan jumlah prosentase perempuan yang bekerja dari 37.3 % tahun 25 menjadi 44.86 % tahun 21; sedangkan prosentase perempuan yang tinggal dan mengurus rumah tangga menurun yaitu dari 43.32 % tahun 25 menjadi 38.77 % tahun 21 (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi DKI Jakarta, 211). yang tinggal di kota besar lebih banyak memilih bekerja karena faktor kepribadian dan untuk menunjukkan eksistensi dirinya melalui karir profesional. Tren meningkatnya jumlah ibu bekerja saat ini menimbulkan resiko baru terutama dalam hal pengasuhan anak. yang bekerja akan menghadapi dilema dalam hal pengasuhan anak, dimana ibu akan memilih menggunakan jasa babby sitter dengan biaya yang cukup mahal atau ibu akan memilih memberikan pengasuhan anak kepada asisten rumah tangga meskipun sangat berisiko bagi tumbuh kembang dan keamanan anak. Pengasuhan anak oleh asisten rumah tangga selama ibu bekerja dapat mengakibatkan ibu mengalami stres. Organisasi Wahdah Islamiyah mengungkapkan bahwa sumber stres pada ibu bekerja yang mempunyai anak diasuh oleh asisten rumah tangga yaitu: (1) ibu merasa sangat dituntut untuk memberikan perhatian kepada anaknya sepulang bekerja meskipun ibu dalam kondisi yang sangat lelah; (2) masalah pengasuhan terhadap anak, biasanya dialami oleh para ibu yang memiliki anak kecil/balita/batita (semakin kecil usia anak, maka semakin besar tingkat stres yang dirasakan oleh ibu); (3) rasa bersalah karena meninggalkan anak untuk seharian bekerja apalagi jika asisten rumah tangga yang mengasuh tidak dapat diandalkan/dipercaya, sementara tidak ada famili yang mengasuh anak (Handayani, 28). yang bekerja diluar rumah membutuhkan koping yang tepat ketika mengalami stres saat memberikan pengasuhan anaknya kepada asisten rumah tangga dan menyesuaikan diri terhadap keputusannya untuk tetap menjadi wanita karir setelah memiliki anak (Rini, 22). Koping yang dapat dilakukan ketika ibu merasa stres adalah dengan berfokus pada masalah atau dengan menggunakan emosi. Penggunaan koping secara tepat dan benar akan dapat menyelesaikan masalah yang dialami dan dihadapi. Fenomena terkait stres yang muncul pada ibu bekerja yang memiliki anak diasuh asisten rumah tangga ini, sangat menarik untuk diteliti. Oleh karena itu, peneliti tertarik mengidentifikasi stres (sumber stres dan tingkat stres) ibu serta strategi koping yang digunakan oleh ibu bekerja yang mempunyai anak diasuh oleh asisten rumah tangga untuk mengatasi stres yang dialami. Metode Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif sederhana yang bertujuan untuk mengetahui gambaran stres dan strategi koping pada ibu bekerja yang memiliki anak diasuh oleh asisten rumah tangga. Populasi penelitian ini adalah ibu bekerja yang memiliki anak diasuh asisten rumah tangga di Kelurahan Pondok Cina. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling. Kriteria inklusi yang dimiliki sampel dalam penelitian ini adalah ibu bekerja yang berusia 25-5 tahun, anak yang diasuh asisten rumah tangga berada dalam rentang 6 bulan-12 tahun, dan bersedia untuk menjadi responden. Instrumen penelitian berisikan 2 pernyataan terkait stres dan 1 pernyataan terkait strategi koping yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan menggunakan Skala Likert. Hasil uji validitas kuesioener stres dari 3 responden diketahui nilai r >,346 dan uji reliabilitas memiliki nilai cronbach alpha yaitu, 925. Hasil uji validitas kuesioner strategi koping dari 3 responden diketahui nilai r >,361 dan uji reliabilitas memiliki nilai cronbach alpha yaitu, 822. Penelitian ini melibatkan ibu bekerja yang memiliki anak diasuh asisten rumah tangga dan dilakukan di Kelurahan Pondok Cina secara door to door. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pondok Cina karena di kelurahan ini memiliki cukup banyak komunitas ibu bekerja yang memiliki anak diasuh asisten rumah tangga. Oleh karena itu, peneliti tertarik mengambil responden di Kelurahan Pondok Cina untuk melihat gambaran stres dan strategi koping pada ibu bekerja yang memiliki anak diasuh asisten rumah tangga.

Hasil Tabel 1. Karakteristik Usia Bekerja Yang Memiliki Anak Diasuh Asisten Rumah Tangga di Kelurahan Pondok Cina (n=) Variabel Mean Median Modus Sd Minimal Maksimal Usia 34,28 34, 34 6,229 25 5 Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata ibu bekerja yang memiliki anak diasuh oleh asisten rumah tangga berdasarkan kelompok usia adalah 34,28 dan di dominasi oleh ibu yang berusia 34 tahun Tabel 2. Karakteristik Pekerjaan dan Usia Anak Yang Diasuh Asisten Rumah Tangga di Kelurahan Pondok Cina (n=) Variabel Frekuensi (n) Persentase (%) Pekerjaan Pegawai 73,9 % Non-pegawai 26,1 % Usia Anak Yang Diasuh Oleh Asisten Rumah Tangga Bayi 26 29,5 % 21,9 % Pra 15 17, % 26 29,5 % Tabel 2 menunjukkan bahwa subjek penelitian didominasi oleh ibu yang bekerja sebagai pegawai yaitu sebanyak orang dan sisanya adalah ibu yang bekerja sebagai non-pegawai berjumlah orang. Berdasarkan distribusi usia anak yang diasuh oleh asisten rumah tangga, terdapat usia anak bayi dan sekolah yang paling banyak diasuh asisten rumah tangga. Tabel 3. Tingkat Stres Yang Dirasakan Berdasarkan Pekerjaan (n=) Pekerjaan Tingkat Stres Responden Responden Ringan Sedang Tinggi Pegawai 29 36 (33, %) (4,9%) (,%) Non pegawai 1 12 1 (11,4 %) (13,6 %) (1,1 %) 39 48 1 (44,3 %) ( 54,5 %) (1,1 %) Tabel 3 menunjukkan bahwa responden paling banyak merasakan stres dalam tingkat sedang. Responden yang bekerja sebagai pegawai lebih banyak mengalami stres tingkat sedang dibandingkan dengan responden yang bekerja sebagai non pegawai. Tabel 4. Tingkat Stres Yang Dirasakan Berdasarkan Usia Anak Yang Di Asuh Asisten Rumah Tangga (n=) Usia Anak Tingkat Stres Responden Ringan Bayi 11 (12,5 %) 12 (13,6 %) Prasekolah 7 (8, %) 9 (1,2 %) 39 (44,3 %) Sedang 14 (15,9%) 9 (1,2 %) 8 (9,1 %) 17 (19,3 %) 48 ( 54,5 %) Tinggi 1 (1,1%) ( %) ( %) ( %) 1 (1,1 %) 26 (29,5%) 21 (,9 %) 15 (17, %) 26 (29,5 %) Tabel 4 menunjukkan bahwa responden yang memiliki anak dengan usia bayi dan sekolah lebih banyak merasakan tingkat stres sedang. Tabel 5. Sumber Stres Tekanan Internal Yang Dirasakan Berdasarkan Pekerjaan (n=) Pekerjaan Pegawai 29 (33, %) Non pegawai 9 (1, 2%) 38 (43, 2%) Sumber Stres Tekanan Internal 36 (4,9%) 12 (13,6 %) 48 ( 54,5 %) (,%) 2 (2,3 %) 2 (2,3 %) Tabel 5 menunjukkan bahwa ibu yang bekerja sebagai pegawai dan non pegawai cukup banyak merasakan sumber stres dari tekanan internal.

Tabel 6. Sumber Stres Tekanan Internal Yang Dirasakan Berdasarkan Usia Anak Yang Diasuh Asisten Rumah Tangga (n=) Usia Anak Sumber Stres Tekanan Internal Bayi 9 (1,2 %) 15 (17,%) 2 (2,3 %) 26 (29,5%) Pra 14 (15,9 %) 8 (9,1 %) 7 (8, %) 7 (8, %) 7 (8, %) 19 (21,6 %) (, %) (, %) (, %) 21 (,9 %) 15 (17, %) 26 (29,5 %) 38 (43, 2%) 48( 54,5%) 2 (2,3 %) (1,%) Tabel 6 menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak berusia bayi dan sekolah lebih banyak merasakan sumber stres tekanan internal dalam rentang cukup. Tabel 7. Sumber Stres Tekanan Eksternal Yang Dirasakan Berdasarkan Pekerjaan (n=) Pekerjaan Sumber Stres Tekanan Eksternal Pegawai 29 32 4 (33,%) (36,4%) (4,5 %) Non 14 7 2 pegawai (15, 9%) (8, %) (2,3 %) 43 39 6 (48,9%) ( 44,3 %) (6,8 %) Tabel 7 menunjukkan bahwa ibu yang bekerja sebagai pegawai lebih banyak merasakan sumber stres tekanan eksternal dalam rentang cukup. Sedangkan ibu yang bekerja sebagai non pegawai lebih banyak merasakan sumber stres tekanan eksternal dalam rentang sedikit. Tabel 8. Sumber Stres Tekanan Eksternal Yang Dirasakan Berdasarkan Usia Anak Yang Diasuh Asisten Rumah Tangga (n=) Usia Anak Pra Sumber Stres Tekanan Eksternal Bayi 15 (17,%) 9 (1,2 %) 2 (2,3 %) 26 (29,5%) 9 (1,2 %) 1 (11,4 %) 2 (2,3 %) 21 (,9%) 5 (5,7 %) 9 (1,2%) 1 (1,1 %) 15 (17, %) 14 (15,9 %) 11 (12,5 %) 1(1,1 %) 26 (29,5 %) 43 (48,9%) 39 (44,3%) 6(6,8 %) (1,%) Tabel 8 menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak usia bayi, toodler, pra sekolah, dan sekolah lebih banyak merasakan sumber stres tekanan eksternal dalam rentang sedikit. Dilihat dari nilai skor total masing-masing pernyataan sumber stres, sumber stres tekanan internal lebih besar dirasakan oleh ibu dibandingkan dengan sumber stres tekanan eksternal. Skor total tekanan internal adalah 2225 sedangkan skor total tekanan eksternal adalah 1441. Tabel 9. Problem Focused Coping Berdasarkan Pekerjaan (n=) Pekerjaan Problem Focused Coping Pegawai 4 4 21 (4,5 %) (45,5%) (,9%) Non 2 17 4 pegawai (2,3 %) (19,3 %) (4,5 %) 6 57 25 (6,8%) ( 64,8%) (28,4 %) Tabel 9 menunjukkan bahwa ibu yang bekerja sebagai pegawai dan non pegawai cukup banyak yang menggunakan problem focused coping. Tabel 1. Problem Focused Coping Berdasarkan Usia Anak Yang Diasuh (n=) Usia Anak Problem Focused Coping Bayi 1 (1,1 %) 15 (17,%) 1 (11,4 %) 26 (29,5%) Pra 4 (4,5 %) (,%) 1 (1,1 %) 12 (13,6 %) 11 (12,5 %) 19 (21,6 %) 5 (5,7 %) 4 (4,5 %) 6 (6,8 %) 21 (,9%) 15 (17, %) 26 (29,5 %) 6 (6,8 %) 57 (64,8 %) 25 (28,4 %) (1,%) Tabel 1 menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak berusia bayi, toodler, pra sekolah, dan sekolah cukup banyak yang menggunakan strategi koping problem focused coping. Tabel 11. Emotion Focused Coping Berdasarkan Pekerjaan (n=) Pekerjaan Emotion Focused Coping Pegawai 1 (11,4%) 46 (52,3%) 9 (1,2 %) Non pegawai 7 (8, %) 14 (15,9 %) 2 (2,3 %) (26,1%) 17 (19,3%) 6( 68,2%) 11 (12,5 %) (1,%) Tabel 11 menunjukkan bahwa ibu yang bekerja sebagai pegawai dan non pegawai cukup banyak yang menggunakan emotion focused coping. Tabel 12. Emotion Focused Coping Berdasarkan Usia Anak Yang Diasuh (n=) Usia Anak Emotion Focused Coping Bayi 6 (6,8 %) 17 (19,3%) 3 (3,4 %) 26 (29,5%) Pra 6 (6,8 %) 1 (1,1 %) 4 (4,5 %) 14 (15,9 %) 12 (13,6 %) 17 (19,3 %) 1(1,1 %) 2 (2,3 %) 5 (5,7 %) 21 (,9 %) 15 (17, %) 26 (29,5 %) 17 (19,3 %) 6 (68,2 %) 11 (12,5 %) (1,%)

Tabel 12 menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak berusia bayi, toodler, pra sekolah, dan sekolah cukup banyak yang memakai strategi koping emotion focused coping. Dilihat dari nilai skor total masing-masing pernyataan penggunaan strategi koping problem dan emotion focused coping, problem focused coping lebih banyak digunakan dibandingkan dengan emotion focused coping. Skor total penggunaan problem focused coping adalah 151 sedangkan skor total penggunaan emotion focused coping adalah 898. Pembahasan Stres dan strategi koping pada ibu bekerja yang mempunyai anak diasuh asisten rumah tangga dipengaruhi oleh karakteristik responden penelitian. Tingkat stres yang dirasakan dan sumber stres yang ditemui ibu, dipengaruhi oleh usia ibu, pekerjaan ibu, dan usia anak yang diasuh asisten rumah tangga. Karakteristik usia ibu dalam rentang 25-5 tahun, merupakan masa dewasa tengah yang berada pada tahap perkembangan psikososial Erikson (generativitas vs stagnasi) Erikson (1963 dalam Mansur & Budiarti, 214). yang gagal pada tahap generativitas (melakukan pengasuhan kepada anak), akan mengalami tahap stagnasi. Pada tahap stagnasi, ibu mengalami krisis dari dalam diri karena tidak memiliki waktu untuk membimbing serta mengasuh anak, sehingga ibu merasa stres dalam tingkat ringan hingga berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu bekerja yang memiliki anak diasuh asisten rumah tangga berada pada tingkat sedang. bekerja yang berada pada tingkat stres sedang, dapat dilihat berdasarkan pekerjaan dan usia anak yang diasuh asisten rumah tangga. yang bekerja sebagai pegawai lebih banyak yang merasakan stres tingkat sedang dibandingkan dengan ibu yang bekerja sebagai non pegawai. Hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja sebagai pegawai lebih memiliki beban kerja dan tuntutan kerja yang tinggi di tempat kerja (Adnamazinda, 212). bekerja dalam hal ini bisa saja menjadi tidak maksimal dalam melaksanakan tugas dan beban kerjanya baik sebagai pegawai dikantor maupun sebagai ibu bagi anak-anaknya dirumah. yang memiliki anak berusia bayi dan sekolah lebih banyak merasakan tingkat stres sedang. Anak berusia bayi akan memasuki tahap perkembangan psikososial percaya versus tidak percaya (Erikson, 1963 dalam Mansur & Budiarti, 214). Pada penelitian ini, anak berusia bayi yang diasuh oleh asisten rumah tangga akan lebih cenderung percaya kepada asisten rumah tangga dibandingkan dengan ibunya yang sangat sibuk bekerja. Hal ini terjadi karena kebutuhan fisik dan emosional anak lebih banyak dipenuhi oleh asisten rumah tangga dibandingkan dengan ibunya. Jika ibu tidak memiliki waktu dan strategi khusus untuk berinteraksi dengan anak yang ditinggalkan sewaktu bekerja, anak (bayi) akan merasa cemas serta tidak nyaman ketika bersama ibu. Hal inilah yang membuat ibu bekerja menjadi stres. Anak berusia sekolah akan memasuki tahap perkembangan psikososial industri versus inferioritas (Erikson, 1963 dalam Mansur & Budiarti, 214). bekerja memiliki keterbatasan waktu untuk bersama dengan anak. bekerja yang memiliki anak usia sekolah tidak mempunyai cukup waktu mendampingi anak belajar dan mengerjakan PR dari sekolah. yang sangat sibuk dalam pekerjaannya, merasa stres karena ibu tidak dapat memantau keterampilan dan kemampuan yang dimiliki anak dalam dunia sekolahnya. Pemakaian strategi koping pada ibu bekerja, dipengaruhi juga oleh karakteristik usia ibu. yang berada dalam rentang umur 25-3 akan lebih cenderung menggunakan emotion problem coping dibandingkan problem focused coping (Chamberlain & Lyons, 26). Dalam penelitian ini, rata-rata umur ibu bekerja yang memiliki anak diasuh oleh asisten rumah tangga adalah 34,28 tahun dan lebih banyak yang menggunakan problem focused coping ketika menyelesaikan masalah dibandingkan menggunakan emotion focused coping. Berdasarkan riset penelitian yang dilakukan oleh Dewi (21) mengenai strategi koping pada pekerja dan penelitian yang dilakukan oleh Miranda (213) terkait strategi koping pada ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus, strategi koping yang lebih efektif dan sering digunakan adalah problem focused coping, ketika terdapat suatu masalah, individu dapat menyelesaikan masalah secara langsung. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh peneliti, hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu bekerja yang memiliki anak diasuh oleh asisten rumah tangga lebih banyak yang menggunakan problem focused

coping ketika menyelesaikan masalah dibandingkan menggunakan emotion focused coping. Hal ini dapat disebabkan karena ibu bekerja yang mempunyai anak diasuh asisten rumah tangga mempunyai ketahanan, kegigihan, dan keteguhan dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada sehingga permasalahan dapat terselesaikan secara langsung. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan analisis terhadap data yang didapatkan, bahwa rata-rata umur ibu yang menjadi responden adalah 34,28 tahun. Pekerjaan ibu bekerja yang mempunyai anak diasuh oleh asisten rumah tangga didominasi oleh ibu yang bekerja sebagai pegawai. Pada penelitian ini, anak yang diasuh oleh asisten rumah tangga di dominasi oleh anak usia (6 bulan- 12 tahun (bayi)) dan anak usia sekolah (5-12 tahun (usia sekolah)). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ibu bekerja yang memiliki anak diasuh asisten rumah tangga berada pada tingkat stres sedang. Sumber stres yang dirasakan oleh ibu paling banyak didapat dari tekanan internal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor total dari stresor tekanan internal lebih besar dibandingkan stresor tekanan eksternal. Strategi koping yang sering digunakan oleh ibu bekerja yang mempunyai anak diasuh oleh asisten rumah tangga adalah problem focused coping. Dari hasil penelitian, skor total problem focused coping lebih besar dibandingkan emotion focused coping. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang perlu menjadi bahan pertimbangan untuk beberapa pihak yang terkait. 1. Pelayanan Keperawatan Perawat komunitas, jiwa, dan juga keluarga sebaiknya melakukan sosialisasi terkait stres dan pemakaian strategi koping pada ibu bekerja yang memiliki anak diasuh asisten rumah tangga. Perawat juga dapat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan tingkat stres yang dirasakan oleh masing masing individu. 2. Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan stres dan strategi koping pada ibu bekerja yang mempunyai anak diasuh oleh asisten rumah tangga. Penelitian selanjutnya yang tertarik dengan penelitian terkait stres dan strategi koping ibu bekerja yang memiliki anak diasuh asisten rumah tangga, sebaiknya melakukan penelitian kualitatif. Peneliti tidak hanya menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data, tetapi juga melakukan wawancara yang lebih mendalam kepada ibu. Selain itu, peneliti juga dapat menghubungkan karakteristik usia ibu, pekerjaan ibu, dan usia anak yang diasuh asisten rumah tangga dengan tingkat stres, sumber stres, dan strategi koping pada ibu bekerja yang memiliki anak diasuh asisten rumah tangga. 3. Pendidikan Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, khususnya koordinator mata ajar keperawatan jiwa dan komunitas, dapat menjadikan Kelurahan Pondok Cina sebagai lahan praktik mahasiswa keperawatan. Sehingga mahasiswa keperawatan dapat memberikan edukasi kepada komunitas ibu bekerja yang memiliki anak diasuh asisten rumah tangga terkait stres dan strategi koping dan tindakan keperawatan untuk menangani stres yang dialami masing-masing individu. Mahasiswa juga dapat bekerja sama dengan kader-kader di Kelurahan Pondok Cina untuk memberikan penyuluhan mengenai cara-cara mengatasi stres dengan pemakaian strategi koping yang sesuai. Referensi Adnamazinda, R. (212, Desember 9). Jadi wirausaha lebih baik daripada pegawai?. Suara Merdeka. Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Perempuan Dan Keluarga Berencana Provinsi DKI Jakarta. (211). Profil Statistik Gender Provinsi DKI Jakarta Tahun 211. Jakarta: Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Perempuan Dan Keluarga Berencana Provinsi DKI Jakarta. Badan Pusat Statistik Kota Depok (BPS Kota Depok). (212). Kota Depok dalam angka 212. Depok: BPS - Statistic of Depok Municipality. BPS (21, 28 Juni). Badan Pusat Statistik. September 25, 213.

Chamberlain, K. & Lyons. (26). Health Psychology. Cambridge: Cambridge University Press. Handayani (28, 29 Mei). Wanita bekerja. Oktober 1, 213. http://wahdah.or.id/muslimah/wanita bekerja.html ONS. 211. Office for national statistic. September 2, 213. Mansur, H. & Budiarti, T. (214). Psikologi ibu dan anak untuk kebidanan. Penerbit Salemba Medika. Rini, F.J. (22, 28 Mei). Wanita Bekerja. Diambil pada tanggal 28 April 214 dari http://www.epsikologi.com/artikel/individual/ wanita-bekerja copy right tahun 25-211