BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. pembangunan yang bersifat sentralistik ke arah desentralistik yang. masing-masing Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Tujuan pembangunan di

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau seluruh masyarakat Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut diatas

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. dan Undang-undang No. 36 tahun 2010 tentang kesehatan, membawa

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Maka kesehatan merupakan kebutuhan dasar. manusia untuk dapat hidup layak dan produktif.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana pelayanan kesehatan

Pemerintah Kota Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. Industri jasa (service industry) saat ini berkembang dengan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB I PENDAHULUAN. terkendali biaya dan kualitasnya, seperti yang tercantum dalam Undang -

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. mewujudkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI RSUD DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global.hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuknya perilaku dapat dibedakan menjadi perilaku tertutup dan terbuka

BAB I PENDAHULUAN. kelima Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik. kebutuhan dasar hidup yang layak dan memberikan kepastian

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien sebagai pengguna jasa merupakan salah satu indikator dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. orang, tetapi seluruh masyarakat. Angka kesakitan (morbiditas) pada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan melalui berbagai upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu yang didukung oleh suatu sistem kesehatan nasional (Depkes RI Tahun 2009). Sejalan dengan amanat Pasal 28 H ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Berkaitan dengan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut termasuk salah satunya adalah Rumah Sakit. Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari institusi pelayanan kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung

penyelenggaraan upaya kesehatan. Rumah Sakit merupakan organisasi yang mempunyai karakteristik yang kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain. Rumah Sakit mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang mengarah pada tujuan nasional mewujudkan Visi dan Misi rencana strategis Depkes tahun 2010 2014 yaitu Masyarakat yang Mandiri dan Berkeadilan. Visi ini dituangkan menjadi 4 Misi yaitu : (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, (2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, serta (4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Untuk merealisasikan Visi dan Misi tersebut, yakni meningkatkan derajat kesehatan dan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang bermutu, maka sangat perlu diadakan peningkatan kualitas (mutu) pelayanan kesehatan. Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan berkembang. Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah lembaga penyedia jasa / layanan untuk selalu memanjakan konsumen / pelanggan dengan memberikan pelayanan

terbaik. Para pelanggan akan mencari produk berupa barang atau jasa dari perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepadanya (Assauri, 2003). Kualitas pelayanan merupakan indikator kinerja bagi penyelenggaraan pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit. Rumah Sakit akan semakin maju jika kinerjanya dapat dipertahankan. Oleh karena itu pelayanan Rumah Sakit harus berubah mengarah pada kekuatan pasar sehingga orientasi Rumah Sakit bergeser dari organisasi sosial ke arah sosial-ekonomi, dengan demikian mempertahankan pelanggan adalah tujuan utama yang harus dicapai. Untuk mempertahankan pelanggan, pihak Rumah Sakit dituntut selalu menjaga kepercayaan konsumen dengan memperhatikan secara cermat kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan. Konsumen Rumah Sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan pelayanan di Rumah Sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan medik dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf Rumah Sakit dengan pasien. Dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Dimasa kini dan mendatang pelayanan yang diberikan Rumah Sakit harus dapat dievaluasi para pelanggan dengan dimensi kualitas jasa yang utama, yaitu : bukti langsung (tangibels), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (empathy).

Menurut Hanjon dkk (2000) ada 7 (tujuh) dimensi kualitas dalam pelayanan kesehatan, yaitu : (1) jaminan, (2) empati, (3) kehandalan, (4) daya tanggap, (5) tampilan fisik, (6) pelayanan medis, dan (7) profesionalisme. Indikasi kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dapat tercermin dari persepsi pasien atas pelayanan kesehatan yang telah diterimanya. Persepsi pasien / pelanggan tentang kualitas pelayanan merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa atau pelayanan (Tjiptono, 2004). Kualitas pelayanan kesehatan yang menurun di Rumah Sakit - Rumah Sakit di Indonesia mengakibatkan banyaknya warga negara Indonesia yang berobat ke luar negeri. Dalam harian Analisa 24 Pebruari 2011, ada sekitar 500.000 orang Indonesia yang berobat keluar negeri khususnya Malaysia dan Singapura setiap tahunnya, data yang dipublikasikan International Medical Travel Journal tahun 2008. Menurut Wakil Gubernur Sumatera Utara Pujonugroho. G, Mengapa warga Indonesia banyak berobat keluar negeri, sebagian besar disebabkan karena kurang puasnya pasien akan pelayanan kesehatan di dalam negeri. Demikian pula pada harian Kompas 02 Pebruari 2010, Lamsudin. R, Prof. Dr. (Dekan Fak. Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta) ada sejumlah alasan mengapa kualitas pelayanan medis diluar negeri lebih dipilih masyarakat kita, diantaranya masalah komunikasi antara dokter dengan pasien yang kurang baik atau kurang puas, sehingga dampaknya sedikit masyarakat kita yang memanfaatkan Rumah Sakit dalam negeri. Demikian pula halnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Perdagangan Kabupaten Simalungun

yang merupakan satu-satunya Rumah Sakit umum kelas C dengan kapasitas 60 tempat tidur di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Selaras dengan Visi dan Misi rencana strategis Depkes tersebut, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun mempunyai Visi : Masyarakat Kabupaten Simalungun Yang Mandiri Dalam Hidup Sehat, dan dalam mewujudkan Visi tersebut diperlukan Misi yang merupakan pernyataan untuk menetapkan tujuan yang harus dicapai yakni : 1. 2. Menggerakkan Pembangunan Daerah yang berwawasan kesehatan. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. 3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. 4. Meningkatkan dan mengembangkan sistem manajemen kebijakan kesehatan. Di dalam pembangunan sektor kesehatan di Kabupaten Simalungun termasuk diantaranya adalah institusi Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan (RSUD) yang merupakan aset pemerintah Kabupaten Simalungun dengan tipe Rumah Sakit Umum Daerah kelas C, dibangun sejak tahun 2002, dengan Visi yaitu Rumah Sakit yang handal di Kabupaten Simalungun dan Misi Mewujudkan pelayanan yang bermutu, efisiensi dan efektif, terjangkau, tersedianya tenaga profesional dan tersedianya sarana dan prasarana di setiap unit pelayanan.

Ditinjau dari Misi tersebut diatas prioritas pertama adalah mewujudkan pelayanan yang bermutu (berkualitas) kepada seluruh pelanggan yang memanfaatkan fasilitas RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun. Cakupan wilayah kerja RSUD Perdagangan yaitu wilayah Kabupaten Simalungun yang mempunyai penduduk 846.329 jiwa, dengan letak posisi geografis di wilayah Kabupaten Simalungun tepat mengelilingi wilayah Kotamadya Pematangsiantar dengan jarak ± 40 Km, dengan waktu tempuh ± 30 menit. Kotamadya Pematangsiantar mempunyai satu unit Rumah Sakit Umum Daerah yaitu RSUD Dr. Djasamen Saragih dan enam Rumah Sakit umum swasta dan Rumah Sakit umum Kodam yang cukup besar. Permasalahan yang paling mendasar di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun adalah rendahnya pemanfaatan rawat inap yang merupakan dampak dari rendahnya kualitas pelayanan yang didapatkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan, sehingga masyarakat Kabupaten Simalungun lebih suka untuk memeriksakan kesehatan dan pengobatan keluar dari daerah Kabupaten Simalungun yaitu ke Rumah Sakit yang ada di Kotamadya Pematangsiantar dan Kota Medan. Profil RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun tahun 2010 memperlihatkan angka Bed Occupancy Rate (BOR) sebesar 41,1 %, Lenght Of Stay (LOS) selama 3,1 hari, Turn Over Interval (TOI) selama 3,5 hari, data ini terdiri dari pasien rawat inap umum, Jamkesmas (Askeskin) dan peserta askes Pegawai Negeri Sipil, dan dapat diperinci bahwa BOR rawat inap untuk pasien umum sebesar 20,0 %

dan 21,1 % lagi adalah para peserta Jamkesmas dan Askes Pegawai Negeri Sipil. Angka tersebut masih jauh dari angka ideal yang direkomendasikan Depkes RI yaitu BOR ideal 60-85 %. Berdasarkan persentase pasien tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang berobat ke RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun lebih didominasi oleh masyarakat miskin dan Askes Pegawai Negeri Sipil. Hal ini sesuai dengan pendapat Trisnantoro (2005), bahwa kondisi riil Rumah Sakit umum pemerintah di Indonesia saat ini mengalami penurunan daya saing karena hanya dimanfaatkan oleh masyarakat miskin yang tidak mempunyai pilihan. Posisi bersaing untuk mendapatkan pasien kelas menengah keatas tidak ada. Sedangkan perkembangan Rumah Sakit swasta dinilai semakin pesat karena dimanfaatkan oleh semua kalangan masyarakat. Berdasarkan wawancara mendalam dengan pasien pada tanggal 10 dan 11 Pebruari 2011, diketahui banyaknya keluhan mengenai kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun yang kurang baik seperti keterlambatan dalam menangani pasien, ketidakjelasan informasi tentang tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan dugaan pasien atau keluarga pasien terhadap kesalahan tindakan medis yang dilakukan oleh petugas RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun membuat citra RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun semakin tidak baik. Keluhan-keluhan tentang kualitas ini menjadi masalah yang harus diperhatikan oleh pihak RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun.

Persepsi mengenai rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun ini mengakibatkan masyarakat beralih mencari Rumah Sakit lain yang bisa memenuhi harapan. Hal ini didukung oleh laporan kunjungan pasien di Rumah Sakit pemerintah dan swasta di luar Kabupaten Simalungun terutama di Kotamadya Pematangsiantar pada tahun 2010. Salah satu contohnya adalah laporan kunjungan rawat inap pasien umum di keempat poliklinik spesialis dasar (penyakit dalam, penyakit anak, penyakit bedah dan kebidanan) di RSUD Dr. Djasamen Saragih Kotamadya Pematangsiantar diketahui rata-rata berasal dari masyarakat Kabupaten Simalungun. Ini mengindikasikan masyarakat Kabupaten Simalungun kurang percaya terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun, yang seharusnya RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun menjadi pusat rujukan bagi masyarakat Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan yang terdiri dari dimensi kualitas : bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati terhadap pemanfaatan kembali fasilitas rawat inap RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun.

1.2. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh persepsi pasien tentang kualitas pelayanan yang terdiri dari dimensi kualitas dari : bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati terhadap pemanfaatan kembali fasilitas rawat inap RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun. 1.3. Tujuan Penelitian Untuk menganalisis sejauh mana pengaruh persepsi pasien tentang kualitas pelayanan dengan mengadopsi 5 kelompok karakteristik dimensi kualitas, yaitu : bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati terhadap pemanfaatan kembali rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun. 1.4. Hipotesis Ada pengaruh persepsi pasien tentang kualitas pelayanan dengan mengadopsi 5 dimensi kualitas (bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati) terhadap pemanfaatan kembali rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini dapat memberikan informasi yang dibutuhkan bagi penyelenggara pelayanan di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun dalam meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik.

2. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit untuk membuat rencana strategis ke depan. 3. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang administrasi Rumah Sakit.