INSTRUMEN ASSESSMENT PENERAPAN KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PENJABARAN KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

STANDAR MINIMAL AKUNTABILITAS LSM

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

Lembaga Pengkajian Dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) ANGGARAN DASAR BAB I ORGANISASI. Pasal 1 Nama, Waktu dan Kedudukan

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011

PANDUAN BAGI LSM ANGGOTA KONSIL LSM INDONESIA

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA BAB I PERWAKILAN KONSIL LSM INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 33 SERI E

ANGGARAN RUMAH TANGGA

FORMULIR PENDAFTARAN SELEKSI CALON DIREKTUR LAYANAN DAN PENGEMBANGAN USAHA LPP RRI PENGGANTI ANTAR WAKTU TAHUN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 41 Tahun 2016 Seri E Nomor 30 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI D

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

ANGGARAN DASAR-ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 2 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2010

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan dapat:

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI.

PASAL I Nama dan Lokasi. PASAL II Tujuan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR PENGELOLA BUMDES (SOP PENGELOLA)

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

Pedoman Kerja Komite Audit

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PELALAWAN Dan BUPATI PELALAWAN MEMUTUSKAN :

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PERHOTELAN KABUPATEN BANYUWANGI

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran Hasil Wawancara ANALISIS PENERAPAN PRINSIP AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN PADA LEMBAGA

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PT LIPPO CIKARANG Tbk. Piagam Dewan Komisaris

Akuntabilitas. Belum Banyak Disentuh. Erna Witoelar: Wawancara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA BARAT DAYA,

Pedoman Kerja Dewan Komisaris

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH WISMA MAROS KABUPATEN MAROS

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BKPD KABUPATEN CIAMIS

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017

KETETAPAN MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02/MUBESMA IKM FIK UI/IV/2014

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNIKA Soegijapranata Semarang

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA NEW INDONESIA Hasil keputusan Rapat Umum Anggota Jaringan, 9 Juni 2013

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

Peraturan Lembaga Manajemen Kelembagaan dan Organisasi. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kelembagaan dan Organisasi

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA

konsil lsm indonesia

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KAPUAS INDAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN DAFTAR REFERENSI

Transkripsi:

INSTRUMEN ASSESSMENT PENERAPAN KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA No I. INTEGRITAS. I.a Non Pemerintah. ASPEK 1. Aktivis Konsil LSM menduduki jabatan struktural di pemerintahan: 1. Ada aktivis Konsil LSM menduduki jabatan struktural di pemerintahan. 2. Tidak ada aktivis Konsil LSM yang menduduki jabatan struktural di pemerintahan. 2. Rangkap jabatan Personil Badan Pelaksana Harian (BPH) dengan PNS: 1. Ada personil BPH Konsil LSM yang merangkap jabatan sebagai PNS. 2. Tidak ada personil BPH Konsil LSM yang merangkap jabatan sebagai PNS. 3. Rangkap jabatan aktivis Konsil LSM dengan jabatan TNI/Polri: 1. Aktivis Konsil LSM merangkap jabatan TNI/Polri. 2. Tidak ada aktivis Konsil LSM merangkap jabatan TNI/Polri. I.b Non Partisan. 4. Keterlibatan aktivis Konsil LSM dalam kepengurusan partai politik: 1. Ada Aktivis Konsil LSM yang menjadi pengurus partai politik. 2. Tidak ada Aktivis Konsil LSM yang menjadi pengurus partai politik. 5. Keterlibatan aktivis Konsil LSM dalam organisasi sayap (Onderbow) partai politik dan atau ormas Partai Politik: 1. Ada Aktivis Konsil LSM yang menjadi pengurus organisasi sayap dan atau ormas partai politik. 2. Tidak ada Aktivis Konsil LSM yang menjadi pengurus organisasi sayap dan atau ormas partai politik. 6. Keterlibatan Sekretariat/Anggota Konsil LSM dalam aktivitas kampanye atau aktivitas mendukung caloncalon untuk jabatan politik: 1. Sekretariat/Anggota Konsil LSM terlibat dalam aktivitas kampanye atau mendukung calon-calon untuk jabatan politik. 2. Sekretariat/Anggota Konsil LSM tidak terlibat dalam aktivitas kampanye atau mendukung calon-calon 1

untuk jabatan politik. ASPEK 7. Keterlibatan aktivis Konsil LSM dalam aktivitas kampanye atau mendukung calon-calon untuk jabatan politik: 1. Ada aktivis Konsil LSM terlibat dalam aktivitas kampanye atau mendukung calon-calon untuk jabatan politik. 2. Tidak ada aktivis Konsil LSM terlibat dalam aktivitas kampanye atau mendukung calon-calon untuk jabatan politik. 8. Keterlibatan Sekretariat/Anggota Konsil LSM dalam penggalangan dana untuk tujuan mendapatkan jabatan politik: 1. Sekretariat/Anggota Konsil LSM menghimpun dan atau menggunakan dana lembaga untuk tujuan mendapatkan jabatan politik. 2. Sekretariat/Anggota Konsil LSM tidak menghimpun dan atau menggunakan dana lembaga untuk tujuan mendapatkan jabatan politik. 9. Keterlibatan aktivis Konsil LSM dalam pengalangan dana untuk tujuan mendapatkan jabatan politik: 1. Aktivis Konsil LSM menghimpun dan atau menggunakan dana lembaga untuk tujuan mendapatkan jabatan politik. 2. Aktivis Konsil LSM tidak menghimpun dan atau menggunakan dana lembaga untuk tujuan mendapatkan jabatan politik. 10. Pengerahan masyarakat 1 dampingan/anggota oleh Sekretariat/Anggota Konsil LSM untuk tujuan mendapatkan jabatan politik: 1. Sekretariat/Anggota Konsil LSM mengerahkan masyarakat dampingan untuk tujuan mendapatkan jabatan politik. 2. Sekretariat/Anggota Konsil LSM tidak mengerahkan masyarakat dampingan untuk tujuan mendapatkan jabatan politik. 11. Pengerahan masyarakat dampingan oleh Aktivis Konsil LSM untuk tujuan mendapatkan jabatan politik: 1. Aktivis Konsil LSM mengerahkan masyarakat dampingan untuk tujuan mendapatkan jabatan 1 Indikator pengerahan dukungan oleh lembaga antara lain: penggunaan fasilitas lembaga, pernyataan dukungan oleh pimpinan, keterlibatan langsung pimpinan eksekutif dan atau pengurus. 2

ASPEK politik. 2. Aktivis Konsil LSM tidak mengerahkan masyarakat dampingan untuk tujuan mendapatkan jabatan politik. 12. Aktivis Konsil LSM menjadi konsultan politik 2 caloncalon untuk jabatan politik: 1. Aktivis Konsil LSM menjadi konsultan politik caloncalon untuk jabatan politik. 2. Aktivis Konsil LSM tidak menjadi konsultan politik calon-calon untuk jabatan politik. 13. Aktivis Konsil LSM yang mencalonkan diri untuk jabatan politik: 1. Ada aktivis Konsil LSM yang mencalonkan diri untuk jabatan politik. 2. Tidak ada aktivis Konsil LSM yang mencalonkan diri untuk jabatan politik. 14. Aktivis Konsil LSM yang mencalonkan diri untuk jabatan politik. 1. Tidak mengundurkan diri (cuti, dan non aktif). 2. Mengundurkan diri. 15. Aktivis Konsil LSM yang menjadi tim sukses, konsultan politik, untuk mendukung calon untuk jabatan politik. 1. Tidak mengundurkan diri (cuti). 2. Non Aktif. 3. Mengundurkan diri. I.c Anti Diskriminasi dan Penghormatan terhadap HAM. 16. Peraturan Sekretariat dan anggota Konsil LSM tentang rekrutmen Staf berdasarkan prinsip anti diskriminasi: 1. Tidak ada aturan tertulis. 2. Tidak ada aturan tertulis tapi faktanya dijalankan sesuai prinsip atau ada aturan tertulis tapi tidak dilakukan secara konsisten. 3. Ada aturan tertulis dan dijalankan secara konsisten. 17. Kebijakan/aturan dan program Sekretariat dan anggota Konsil LSM berdasarkan prinsip anti-diskriminasi 3 : 1. Ada kebijakan/aturan dan program lembaga yang bertentangan dengan prinsip anti diskriminasi. 2. Tidak ada kebijakan/aturan dan Program lembaga yang bertentangan dengan prinsip anti diskriminasi. 2 Konsultan politik yang dimaksud adalah mereka yang secara tertulis merupakan anggota tim konsultan (tim sukses) calon tertentu. 3 Definisi anti-diskriminasi mengacu pada penjabaran Kode Etik 3

ASPEK 18. Kebijakan affirmative action Sekretariat dan anggota Konsil LSM untuk keberagaman: 1. Tidak ada kebijakan affirmative action untuk mendorong keberagaman. 2. Adanya kebijakan affirmative action untuk keberagaman. 19. Kesesuaian visi, misi, nilai, kebijakan dan aktivitas Konsil LSM dengan HAM: 1. Ada visi, misi, nilai, kebijakan dan aktivitas Konsil LSM bertentangan dengan HAM. 2. Visi, misi, nilai, kebijakan dan aktivitas Konsil LSM tidak bertentangan dengan HAM. 20. Akomodasi kepentingan kelompok marginal dalam kebijakan/aturan dan program Konsil LSM: 1. Tidak ada kebijakan/aturan dan program yang mengakomodasi kepentingan kelompokmarginal. 2. Tidak ada kebijakan namun dilakukan atau ada kebijakan namun dijalankan secara konsisten. 3. Ada kebijakan/aturan dan program yang mengakomodasi kepentingan kelompok marginal dan dijalankan secara konsisten. I.d Keberpihakan pada Masyarakat Marginal. 21. Orientasi kebijakan dan program Konsil LSM pada kebutuhan masyarakat marginal 4 : 1. Ada kebijakan dan program yang tidak berorientasi pada kebutuhan masyarakat marginal. 2. Semua kebijakan dan program berorientasi pada kebutuhan masyarakat marginal. I.e Nirlaba dan Kerelawanan. 22. Praktek pemberian dana/aset Konsil LSM kepada aktivisnya 5 : 1. Aktivis Konsil LSM diperbolehkan mendapat dana/aset organisasi selain haknya berdasarkan UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 2. Aktivis Konsil LSM tidak boleh mendapat pembagian dana/aset selain haknya berdasarkan UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Catatan: Pertanyaan ini wajib masuk dalam pertanyaan FGD. 4 Definisi masyarakat marginal mengacu pada penjabaran Kode Etik. 5 Penghargaan diberikan ketika personil mengundurkan diri atau diberhentikan/dipecat menurut UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 4

ASPEK 23. Penggunaan dana mandiri (own income) lembaga - dana yang tidak berasal dari lembaga dana/sponsor, sumbangan individual/lembaga, atau dana yang tidak mempunyai ikatan dengan lembaga lain. 1. Tidak ada dana mandiri lembaga yang digunakan untuk program (sesuai dengan fokus program lembaga). 2. Semua atau sebagian dana mandiri lembaga digunakan untuk melaksanakan program 24. Sistim penggajian yang adil digunakan Sekretariat/Anggota Konsil LSM sesuai dengan sistem penggajian standar organisasi yang mengacu pada posisi dan fungsi (minimal sesuai standar Upah Minimum Provinsi UMP). 1. Sistim penggajian berdasarkan besarnya hasil materi yang disumbangkan oleh staf (proposal yang ditulis disetujui oleh lembaga dana, besarnya hasil dari jasa konsultansi, besarnya penjualan produk tertentu, dll). 2. Sistim penggajian sesuai dengan sistem penggajian standar organisasi yang mengacu pada posisi dan fungsi. Catatan: Pertanyaan ini harus masuk dalam pertanyaan FGD. 25. Penguasaan fasilitas organisasi oleh aktivis Konsil LSM untuk kepentingan pribadi. 1. Ada fasilitas organisasi yang digunakan oleh aktivis Konsil LSM untuk kepentingan pribadi. 2. Tidak ada fasilitas organisasi yang digunakan oleh aktivis Konsil LSM untuk kepentingan pribadi. 26. Pemberian gaji atau imbalan secara rutin dari Sekretariat/Anggota Konsil LSM kepada aktivis Konsil LSM selain Staf Pelaksana: 1. Ada Aktivis Konsil LSM selain Staf Pelaksana yang memperoleh gaji secara rutin karena jabatannya. 2. Tidak ada Aktivis Konsil LSM selain Staf Pelaksana yang memperoleh gaji karena jabatannya namun mendapat penggantian biaya transportasi, komunikasi dan makan serta honor berdasarkan tugas yang berkaitan dengan keahliannya. 27. Kebijakan di Sekretariat/Anggota Konsil LSM untuk memberikan kesempatan personilnya bekerja sebagai 5

ASPEK relawan untuk pekerjaan kemanusiaan. 1. Tidak ada kebijakan untuk kesempatan bagi personil bekerja sebagai relawan bagi kerja-kerja kemanusiaan. 2. Ada kebijakan untuk kesempatan bagi personil bekerja sebagai relawan bagi kerja-kerja kemanusiaan. 28. Kebijakan tentang sumbangan kepada lembaga oleh aktivis Konsil LSM untuk keberlanjutan lembaga. 1. Tidak ada kebijakan. 2. Tidak ada kebijakan tetapi prakteknya dijalankan atau ada kebijakan tetapi prakteknya tidak dijalankan. 3. Ada kebijakan dan dijalankan secara konsisten. I.f Keberlanjutan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. 29. Sekretariat/anggota Konsil LSM memiliki kebijakan tentang pemanfaatan bahan daur ulang, hemat energi, paperless, mengurangi penggunaan alat yang berdampak pada kerusakan lingkungan dalam operasional organisasi: 1. Tidak ada kebijakan tentang pemanfaatan bahan daur ulang, hemat energi, paperless, mengurangi penggunaan alat yang berdampak pada kerusakan lingkungan operasional organisasi. 2. Ada kebijakan tentang pemanfaatan bahan daur ulang, paperless, hemat energi, mengurangi penggunaan alat yang berdampak pada kerusakan lingkungan dalam operasional organisasi. 30. Kebijakan lembaga tentang keberlanjutan lingkungan. 1. Tidak ada kebijakan tentang keberlanjutan lingkungan. 2. Ada kebijakan lembaga tentang keberlanjutan lingkungan (misalnya anti tambang terbuka open maining) namun tidak dijalankan, atau tidak ada kebijakan tentang keberlanjutan lingkungan namun dilakukan. 3. Ada kebijakan tentang keberlanjutan lingkungan dan dijalankan secara konsisten. 6

ASPEK 31. Ada kebijakan tidak bekerja sama dengan lembagalembaga atau organisasi perusak lingkungan 6. 1. Tidak ada kebijakan. 2. Ada kebijakan namun tidak dijalankan atau tidak ada kebijakan namun tidak dijalankan. 3. Ada kebijakan dan dijalankan secara konsisten. I.g Anti Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme 32. Hubungan keluarga antar personil Badan Pengurus/Pembina (Board) Konsil LSM: 1. Ada hubungan keluarga secara langsung (pasangan, anak, adik, dan kakak) dan tidak langsung (mertua, besan, menantu, dan keponakan) antar anggota Badan Pengurus/pembina (Board). 2. Tidak ada hubungan keluarga secara langsung (pasangan, anak, adik, dan kakak) dan tidak langsung (mertua, besan, menantu, dan keponakan) antara personil Badan Pengurus/pembina (Board). 33. Hubungan keluarga antar anggota Badan Pengawas Konsil LSM: 1. Ada hubungan keluarga secara langsung (pasangan, anak, adik, dan kakak) dan tidak langsung (mertua, besan, menantu, dan keponakan) antar anggota antar Badan Pengawas. 2. Tidak ada hubungan keluarga secara langsung (pasangan, anak, adik, dan kakak) dan tidak langsung (mertua, besan, menantu, dan keponakan) antar anggota Badan Pengawas. 34. Hubungan keluarga antar personil dalam Badan Pelaksana Konsil LSM: 1. Ada hubungan keluarga secara langsung (pasangan, anak, adik, dan kakak) dan tidak langsung (mertua, besan, menantu, dan keponakan) antar staf Badan Pelaksana. 2. Tidak ada hubungan keluarga secara langsung (pasangan, anak, adik, dan kakak) dan tidak langsung (mertua, besan, menantu, dan keponakan) antar staf Badan Pelaksana. 35. Hubungan keluarga antara anggota di dalam Badan Pengurus/Pembina (Board) dengan Badan Pengawas Konsil LSM: 1. Ada hubungan keluarga secara langsung (pasangan, 6 Perusahaan perusak lingkungan mengacu pada penjabaran Kode Etik. 7

ASPEK anak, adik, dan kakak) dan tidak langsung (mertua, besan, menantu, dan keponakan) antara anggota Badan Pengurus/pembina (Board) dengan anggota Badan Pengawas. 2. Tidak ada hubungan keluarga secara langsung (pasangan, anak, adik, dan kakak) dan tidak langsung (mertua, besan, menantu, dan keponakan) antara anggota Badan Pengurus/Pembina (Board) dengan anggota Badan Pengawas. 36. Hubungan keluarga antara Badan Pengawas dengan Badan Pelaksana Konsil LSM: 1. Ada hubungan keluarga secara langsung (pasangan, anak, adik, dan kakak) dan tidak langsung (mertua, besan, menantu, dan keponakan) antara anggota Badan Pengawas dengan Badan Pelaksana. 2. Tidak ada hubungan keluarga secara langsung (pasangan, anak, adik, dan kakak) dan tidak langsung (mertua, besan, menantu, dan keponakan) antara anggota Badan Pengawas dengan Badan Pelaksana. 37. Hubungan keluarga antara Badan Pengurus/Pembina (Board) dengan Badan Pelaksana Konsil LSM. 1. Ada hubungan keluarga secara langsung (pasangan, anak, adik, dan kakak) dan tidak langsung (mertua, besan, menantu, dan keponakan) antara anggota Badan Pengurus/pembina (Board) dengan Badan Pelaksana. 2. Tidak ada hubungan keluarga secara langsung (pasangan, anak, adik, dan kakak) dan tidak langsung (mertua, besan, menantu, dan keponakan) antara anggota Badan Pengurus/pembina (Board) dengan Badan Pelaksana. 38. Kelengkapan Aturan Operasional organisasi (nama lain yang fungsinya sama dengan SOP) di Sekretariat dan anggota Konsil LSM: 1. Tidak ada SOP organisasi yang mencakup Manajemen, Kepegawaian dan Keuangan. 2. Ada SOP organisasi yang mencakup Manajemen, Kepegawaian dan Keuangan tapi tidak dijalankan secara konsisten. 3. Ada SOP organisasi yang mencakup Manajemen, Kepegawaian dan Keuangan dan dijalankan secara konsisten. 8

ASPEK 39. Aturan Sekretariat dan anggota Konsil LSM tentang pengadaan barang dan jasa: 1. Tidak ada aturan tertulis. 2. Ada aturan tertulis yang sesuai dengan prinsip dan standar umum yg berlaku tentang pengadaan barang dan jasa namun tidak dijalankan secara konsisten. 3. Ada aturan tertulis yang sesuai dengan prinsip dan standar umum yg berlaku tentang pengadaan barang dan jasa, dan dijalankan secara konsisten. 40. Aturan Sekretariat dan anggota Konsil LSM tentang sanksi penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang bertujuan memperkaya diri sendiri, orang lain dan kelompok/golongan: 1. Tidak ada sanksi tertulis. 2. Ada sanksi tertulis namun tidak dijalankan secara konsisten. 3. Ada sanksi tertulis dan dijalankan secara konsisten. 41. Aturan Sekretariat dan anggota Konsil LSM tentang rekrutmen Staf: 1. Tidak ada aturan tertulis. 2. Ada aturan tertulis tentang proses seleksi yang terbuka minimal lewat milis, termasuk menggunakan sistem magang, tetapi tidak dijalankan secara konsisten. 3. Ada aturan tertulis tentang proses seleksi yang terbuka minimal lewat milis dan dijalankan secara konsisten. 42. Unsur yang terlibat dalam rekrutmen Staf Sekretariat dan anggota Konsil LSM sekurang-kurangnya: 1. Direktur Eksekutif atau Ketua Badan Pengurus/Pembina (Board). 2. Direktur Eksekutif dan Badan Pengurus/Pembina (Board). 43. Kode Etik Sekretariat/Anggota Konsil LSM: 1. Tidak memiliki Kode Etik. 2. Memiliki Kode Etik namun tidak memiliki sanksi dan tidak dijalankan secara konsiten. 3. Memiliki Kode Etik yang dilengkapi dengan sanksi dan dijalankan secara konsisten. 44. Rekening bank milik Sekretariat dan anggota Konsil LSM: 1. Atas nama pribadi yang ditandatangani oleh satu 9

ASPEK orang. 2. Atas nama pribadi yang ditandatangani oleh dua orang yang terdiri dari unsur Pengurus/Pembina (Board) dan Direktur Eksekutif (Pimpinan Eksekutif). 3. Atas nama lembaga yang ditandatangani oleh 2 orang atau lebih. 4. Atas nama lembaga yang ditandatangani oleh dua orang yang terdiri dari unsur Pengurus/Pembina (Board) dan Direktur Eksekutif (Pimpinan Eksekutif). 45. Audit tahunan laporan keuangan Sekretariat dan anggota Konsil LSM oleh akuntan publik: 1. Tidak pernah diaudit. 2. Diaudit tapi tidak rutin atau yang diaudit hanya proyek-proyeknya. 3. Diaudit setiap tahun. II. II.a TRANSPARANSI INFORMASI DAN PARTISIPASI Transparansi Informasi 46. Dokumen kebijakan Konsil LSM dapat diakses oleh: 1. Hanya oleh Direktur Eksekutif dan Staf Keuangan. 2. Direktur Eksekutif, Staf Keuangan dan Pengurus/ Pembina (Board) dan Pengawas. 3. Direktur Eksekutif, Staf Keuangan, Pengurus/Pembina (Board), Pengawas dan Staf Pelaksana lainnya. 4. Direktur Eksekutif, Staf Keuangan, Pengurus/Pembina (Board), Pengawas dan Staf Pelaksana lainnya, dan pemangku kepentingan. 47. Laporan kegiatan dan keuangan tahunan Sekretariat dan anggota Konsil LSM dapat diakses oleh: 1. Hanya oleh Direktur Eksekutif dan Staf Keuangan. 2. Direktur Eksekutif, Staf Keuangan dan Pengurus/Pembina (Board) dan Pengawas. 3. Direktur Eksekutif, Staf Keuangan, Pengurus/Pembina (Board), Pengawas dan Staf Pelaksana lainnya 4. Direktur Eksekutif, Staf Keuangan, Pengurus/Pembina (Board), Pengawas, Staf Pelaksana lainnya, dan Kelompok dampingan dan publik. 48. Laporan kegiatan dan keuangan tahunan Sekretariat/anggota Konsil LSM dilaporkan kepada 10

ASPEK Komite Pengarah Nasional/Pengurus (Board): 1. Tidak ada. 2. Ada tetapi tidak dilakukan secara reguler setiap tahun. 3. Ada dan dilakukan secara reguler setiap tahun. 49. Kelengkapan unsur-unsur organisasi Sekretariat/Anggota Konsil LSM: 1. Ada Badan Pengurus/Pembina (Board) atau Badan Pelaksana (Direktur Eksekutif). 2. Ada Badan Pengurus/Pembina (Board), Badan Pengawas (khusus untuk Badan Hukum Yayasan) serta Badan Pelaksana (Direktur Eksekutif). 50. Rapat Pengurus/Pembina/Komite Pengarah (Board) Konsil LSM: 1. Tidak ada. 2. Ada tetapi tidak dilakukan secara reguler. 3. Ada dan dilakukan secara reguler minimal 6 (enam) bulan sekali. 51. Pemisahan personal di dalam organisasi (Badan Pengurus/Pembina (Board), Pengawas dengan Badan Pelaksana) Konsil LSM: 1. Satu orang atau lebih anggota Pengurus/Pembina (Board) dan Pengawas merangkap sebagai Badan Pelaksana. 2. Tidak ada anggota Pengurus/Pembina (Board) dan Pengawas yang merangkap sebagai Badan Pelaksana. 52. Periodesasi jabatan Badan Pengurus/Pembina (Board) dan Pengawas Konsil LSM: 1. Tidak ada aturan atau ada aturan tapi masa jabatan lebih dari 8 (delapan) tahun. 2. Ada aturan tentang satu (1) kali periode jabatan selama maksimum 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali periode jabatan berikutnya namun tidak dilaksanakan secara konsisten, atau lebih dari 2 kali periode tapi tidak lebih dari 8 (delapan) tahun berturut-turut. 3. Ada aturan tentang satu (1) kali periode jabatan selama maksimum 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali periode jabatan berikutnya dan dijalankan secara konsisten. 53. Periodesasi jabatan Direktur Eksekutif (Pimpinan 11

ASPEK Pelaksana) Sekretariat dan anggota Konsil LSM: 1. Tidak ada aturan tertulis, atau ada aturan tapi masa jabatan lebih dari 8 (delapan) tahun. 2. Ada aturan tertulis tentang satu (1) kali periode jabatan selama maksimum 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali periode jabatan berikutnya, namun tidak dilaksanakan secara konsisten, atau lebih dari 2 kali periode tapi tidak lebih dari 8 (delapan) tahun berturut-turut. 3. Ada aturan tertulis tentang satu (1) kali periode jabatan selama maksimum 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali periode jabatan berikutnya dan dijalankan secara konsisten. 54. Kelengkapan Aturan Dasar Sekretariat dan anggota Konsil LSM: 1. Tidak ada AD/ART. 2. Ada AD/ART tapi tidak dipedomani/dilaksanakan secara konsisten. 3. Ada AD/ART dan dipedomani/dilaksanakan konsisten. 55. Pemisahan Fungsi dan personal Kasir dengan Pembukuan Sekretariat dan anggota Konsil LSM: 1. Tidak ada pemisahan fungsi dan personal. 2. Ada pemisahan fungsi dan personal. 56. Sistem Pembukuan Sekretariat dan anggota Konsil LSM yang berlaku umum (Buku Penerimaan/Pengeluaran Bank, Buku Besar, Buku Kas Kecil, Kwitansi Standar Lembaga, Bukti Penerimaan Uang, Neraca Akhir Tahun, Laporan Aktivitas): 1. Pencatatan Transaksi Keuangan hanya terdiri dari Buku Kas Kecil dan Buku Penerimaan Pengeluaran Bank. 2. Pencatatan Transaksi Keuangan terdiri dari Buku Penerimaan/Pengeluaran Bank, Buku Besar, Buku Kas Kecil, Kwitansi Standar Lembaga, Bukti Penerimaan Uang. 3. Pencatatan Transaksi Keuangan dan Pembukuan terdiri dari Buku Penerimaan/Pengeluaran Bank, Buku Besar, Buku Kas Kecil, Kwitansi Standar Lembaga, Bukti Penerimaan Uang, Neraca Akhir Tahun, Laporan Aktivitas Neraca Akhir Tahun, Laporan Aktivitas. 12

ASPEK 57. Perbandingan biaya operasional dengan biaya program Sekretariat dan anggota Konsil LSM: 1. Biaya operasional lebih besar dari pada biaya program. 2. Biaya operasional sama besar dengan biaya program. 3. Biaya operasional lebih kecil daripada biaya program. Catatan: Pertanyaan ini harus masuk dalam pertanyaan FGD. 58. Publikasi Laporan Tahunan (Kegiatan dan Keuangan) Sekretariat dan anggota Konsil LSM: 1. Tidak dipublikasikan. 2. Dipublikasikan kepada komponen organisasi, konstituen/masyarakat dampingan dan pemangku kepentingan. 3. Dipublikasikan kepada seluruh komponen organisasi, konstituen/masyarakat dampingan, pemangku kepentingan dan publik. 59. Keterbukaan/sosialisasi visi, misi, nilai dan tujuan Konsil LSM: 1. Kepada seluruh komponen organisasi saja. 2. Kepada seluruh komponen organisasi, masyarakat dampingan, pemangku kepentingan dan publik. 60. Keterbukaan informasi rekrutmen Staf Sekretariat dan anggota Konsil LSM: 1. Terbatas kepada Badan Pengurus/Pembina (Board) dan Direktur Eksekutif. 2. Terbuka kepada Badan Pengurus/Pembina (Board), Direktur Eksekutif, Staf dan volunteer. 3. Terbuka kepada Badan Pengurus/Pembina (Board), Direktur Eksekutif, Staf, volunteer, dan publik/mitra. 61. Keterbukaan sistem dan nominal penggajian di Sekretariat/Anggota Konsil LSM. 1. Staf tidak mengetahui sistem dan nominal penggajian lembaga. 2. Staf mengetahui dan terlibat dalam pembuatan sistem penggajian dan penentuan nominal gaji staf. II.b Partisipasi 62. Pelaksanaan kongres/mubes atau pertemuan setara: 1. Tidak ada. 13

ASPEK 2. Ada tetapi tidak dilaksanakan secara reguler sesuai aturan organisasi. 3. Ada dan dilaksanakan secara reguler sesuai aturan organisasi. 63. Peserta kongres/mubes atau pertemuan setara. 1. Hanya melibatkan komponen organisasi (Badan Pengurus/Pembina (Board), Badan Pengawas dan Pimpinan Badan Pelaksana). 2. Melibatkan komponen organisasi (Badan Pengurus/Pembina (Board), Badan Pengawas, Pimpinan dan Staf Badan Pelaksana serta volunteer), konstituten/masyarakat dampingan dan pemangku kepentingan lainnya/mitra. 64. Mekanisme pengesahan AD/ART Konsil LSM: 1. Disahkan hanya melalui surat keputusan Pengurus/Pembina (Board) dan atau Direktur Eksekutif. 2. Disahkan melalui forum musyawarah bersama (melibatkan unsur organisasi (Badan Pengurus/Pembina (Board), Badan Pengawas, Pimpinan dan Staf Badan Pelaksana, volunteer, konstituten/masyarakat dampingan. 65. Proses pengambilan keputusan strategis (penyusunan SOP organisasi, pengangkatan dan pemberhentian staf, membangun jaringan dan kerjasama baru dengan lembaga donor dan lembaga lainnya, penetapan standar gaji) Konsil LSM: 1. Pengambilan keputusan hanya dilakukan oleh Badan Pengurus/Pembina (Board) atau Direktur Eksekutif. 2. Pengambilan keputusan dilakukan oleh Ketua Badan Pengurus/Pembina (Board) dan Direktur Eksekutif. 3. Pengambilan keputusan dilakukan oleh Ketua Badan Pengurus/Pembina (Board), Direktur Eksekutif melalui proses diskusi dengan staf. 66. Keterlibatan dalam Penyusunan Renstra Sekretariat dan anggota Konsil LSM: 1. Melibatkan pengurus, pengawas dan pelaksana saja. 2. Melibatkan seluruh unsur organisasi dan perwakilan masyarakat dampingan dan pemangku kepentingan/mitra. 14

ASPEK 67. Keterlibatan konstituen/masyarakat dampingan dan pemangku kepentingan dalam setiap tahapan program (perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi) Sekretariat dan anggota Konsil LSM: 1. Hanya terlibat dalam pelaksanaan program. 2. Hanya terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program. 3. Terlibat dalam setiap tahapan program (perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi). 68. Aturan dan mekanisme Konsil LSM tentang penerimaan dan penanganan keluhan dari konstituten/masyarakat dampingan dan pemangku kepentingan lainnya: 1. Tidak ada aturan. 2. Ada dan tertulis. 3. Ada, tertulis, dan dijalankan secara konsisten. III. INDEPENDENSI 69. Independensi visi, misi, kebijakan dan aktivitas Konsil LSM: 1. Visi, misi, kebijakan dan aktivitas organisasi tidak bersifat independen dan ditentukan oleh kepentingan korporasi pencari laba, donor, pemerintah, pejabat pemerintah dan partai politik. 2. Visi, misi, kebijakan dan aktivitas organisasi bersifat independen dan tidak ditentukan oleh kepentingan korporasi pencari laba, donor, pemerintah, pejabat pemerintah dan partai politik. IV. ANTI KEKERASAN 70. Aturan tentang pencegahan dan sanksi atas tindak kekerasan (psikis, fisik, seksual, dan penelantaran ekonomi), termasuk poligami dan poliandri baik formal maupun tidak formal, dan kekerasan terhadap Pekerja Rumah Tangga: 1. Tidak ada aturan. 2. Ada aturan tapi tidak memilki sanksi yang tegas dan tidak dijalankan secara konsisten. 3. Ada aturan tertulis dengan sanksi yang tegas dan dijalankan secara konsisten. 71. Kebijakan anti pelecehan seksual di sekretariat/anggota Konsil LSM. 15

ASPEK 1. Tidak ada aturan. 2. Ada aturan tapi tidak memilki sanksi yang tegas dan tidak dijalankan secara konsisten. 3. Ada aturan tertulis dengan sanksi yang tegas dan dijalankan secara konsisten. V. KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER 72. Konsil LSM memiliki kebijakan affirmative action (perlakuan khusus sementara) kepada perempuan untuk menempati posisi/jabatan strategis dalam lembaga: 1. Tidak ada aturan. 2. Ada aturan tapi tidak dijalankan secara konsiten. 3. Ada aturan dan dijalankan secara konsisten. 73. Komposisi Staf Sekretariat dan anggota Konsil LSM berdasarkan gender: 1. Tidak ada staf perempuan. 2. Jumlah staf laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan staf perempuan 3. Jumlah staf laki-laki dan perempuan seimbang/jumlah staf perempuan lebih tinggi 74. Posisi Staf Sekretariat dan anggota Konsil LSM berdasarkan gender: 1. Tidak ada staf perempuan di tingkat pengambilan keputusan (mulai dari Kepala Divisi hingga Direktur). 2. Ada staf perempuan di tingkat pengambilan keputusan (mulai dari Kepala Divisi hingga Direktur) tetapi tidak seimbang. 3. Staf perempuan dan laki-laki di tingkat pengambilan keputusan (mulai dari Kepala Divisi hingga Direktur) seimbang/jumlah staf perempuan lebih banyak 75. Komposisi Pengurus/Pembina (Board) berdasarkan gender: 1. Tidak ada perempuan. 2. Jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. 3. Jumlah laki-laki dan perempuan seimbang/jumlah perempuan lebih banyak. 76. Kebijakan pemenuhan hak-hak reproduktif perempuan (minimal cuti hamil & melahirkan): 1. Tidak ada. 2. Ada tetapi tidak tertulis. 16

ASPEK 3. Ada, tertulis minimal selama 3 bulan dan dijalankan secara konsisten. 77. Kebijakan Sekretariat/Anggota Konsil LSM yang terbuka terhadap adanya staf yang berasal dari jenis kelamin lain 7. 1. Tidak ada kebijakan. 2. Ada kebijakan tapi tidak dijalankan secara konsisten atau tidak ada kebijakan tapi prakteknya dijalankan. 3. Ada kebijakan dan dijalankan secara konsisten. VI. KEUANGAN 78. Jenis pendanaan Sekretariat dan anggota Konsil: 1. Seluruh dana organisasi berasal dari hutang luar negeri. 2. Sebagian dana organisasi berasal dari dana hutang luar negeri. 3. Tidak ada dana organisasi yang berasal hutang luar negeri. 79. Sumber pendanaan Sekretariat dan anggota Konsil: 1. Seluruh dana berasal dari perusahaan perusak lingkungan dan pelanggar HAM. 2. Sebagian dana organisasi berasal dari perusahaan perusak lingkungan dan pelanggar HAM 3. Tidak ada dana organisasi yang berasal dari perusahaan perusak lingkungan dan pelanggar HAM. 7 Pemahaman tentang jenis kelamin lain mengacu pada Penjabaran Kode Etik. 17