Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PELALAWAN Dan BUPATI PELALAWAN MEMUTUSKAN :

Transkripsi

1 Menimbang BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, : a. bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, Daerah dapat membentuk Badan Usaha Milik Daerah; b. bahwa Badan Usaha Milik Daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah, harus dikelola oleh pengurus yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman sesuai bidang usahanya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Badan Usaha Milik Daerah; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan; 2. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3968) terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9

2 2 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5089); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PELALAWAN Dan BUPATI PELALAWAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pelalawan. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten Pelalawan. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Pelalawan. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Badan Legislatif Daerah Kabupaten Pelalawan. 5. Badan Usaha Milik Daerah, selanjutnya disebut BUMD adalah Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Pelalawan. 6. Direksi adalah Direksi Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Pelalawan. 7. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Badan Usaha Milik Daerah. BAB II PENDIRIAN DAN NAMA Pasal 2 (1) Dengan Peraturan Daerah ini, didirikan Badan Usaha Milik Daerah. (2) Badan Usaha Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi nama BUMD TUAH SEKATA.

3 3 BAB III TEMPAT DAN KEDUDUKAN Pasal 3 (1) BUMD berkedudukan serta berkantor pusat di Ibukota Kabupaten Pelalawan. (2) Untuk kepentingan perluasan usaha, Direksi dapat mendirikan cabang-cabang BUMD, dengan ketentuan harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Kepala Daerah atas usul Badan Pengawas. (3) Untuk pengembangan bisnis maka Direksi dapat membentuk anak perusahaan baru dalam bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah (PD) dan/atau bersama dengan mitra investor membentuk perusahaan baru dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan ketentuan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Kepala Daerah atas usul Badan Pengawas. BAB IV TUJUAN DAN LAPANGAN USAHA Pasal 4 (1) BUMD bertujuan untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah dan pembangunan Ekonomi Nasional, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat menuju terwujudnya masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila. (2) Dalam melaksanakan tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), BUMD berpedoman kepada dasar-dasar ekonomi perusahaan. Pasal 5 BUMD ini bergerak dalam lapangan usaha : a. Kontraktor/pemborong pekerjaan; b. Penyalur/pengadaan; c. Pariwisata dan hiburan yang sejenis sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia; d. Pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, pertambangan, perindustrian, dan kehutanan; e. Pertambangan termasuk minyak dan gas bumi; f. Ketenagalistrikan;dan g. Eksport dan Import. Pengurus BUMD terdiri dari : a. Direksi; b. Badan Pengawas. BAB V PENGURUS Pasal 6

4 4 BAB VI MODAL Pasal 7 (1) Modal Dasar BUMD adalah sebesar (lima puluh milyar) yang seluruhnya terdiri dari kekayaan Pemerintah Daerah yang dipisahkan yang dialihkan kepada perusahaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2. (2) Modal BUMD yang telah disetor oleh Pemerintah Daerah sampai tahun 2014 sebesar Rp ,- ( dua milyar empat ratus dua puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) (3) Modal BUMD yang disetor sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat ditambah dengan menetapkannya dalam Peraturan Daerah. (4) Penambahan modal sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat berasal dari penyisihan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pelalawan, bantuan Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, pinjaman-pinjaman dan bantuan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (5) Neraca BUMD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 8 Semua kekayaan dan Surat Berharga milik BUMD disimpan di Bank Riau Kepri, PD.BPR Dana Amanah atau Bank pemerintah lainnya. BAB VII DIREKSI Bagian Kesatu Pengangkatan Pasal 9 (1) Direksi diangkat oleh Kepala Daerah dari swasta atas usul Badan Pengawas. (2) Dalam hal calon Direksi sebagaimana dimaksud ayat (1) bukan berasal dari swasta, maka yang bersangkutan harus melepaskan terlebih dahulu status kepegawaiannya. (3) Untuk dapat diangkat sebagai anggota Direksi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Diutamakan mempunyai pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S1); b. Mempunyai pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun di perusahaan yang dibuktikan dengan surat keterangan (referensi) dari perusahaan sebelumnya dengan penilaian yang baik; c. Membuat dan menyajikan proposal tentang visi, misi dan strategi perusahaan; d. Tidak terikat hubungan keluarga dengan Kepala Daerah atau dengan anggota Direksi atau dengan anggota Badan

5 5 Pengawas lainnya sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun kesamping termasuk menantu dan ipar. (4) Pengangkatan anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. (5) Seleksi terhadap calon anggota Direksi dilaksanakan oleh Tim seleksi. (6) Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri dari 7 (tujuh) unsur independen, unsur Pemerintah Daerah dan unsur DPRD Kabupaten Pelalawan yang susunan keanggotannya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 10 Jumlah anggota Direksi paling banyak 4 (empat) orang dan seorang diantaranya sebagai Direktur Utama. Pasal 11 (1) Seorang dapat menduduki jabatan Direksi paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan dalam kedudukan yang sama di Perusahaan yang bersangkutan. (2) Dikecualikan dari ayat (1) apabila Direktur diangkat menjadi Direktur Utama. (3) Masa jabatan Direksi ditetapkan selama 4 (empat) tahun. (4) Pengangkatan untuk masa jabatan yang kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja BUMD setiap tahun. (5) Melaksanakan Fit dan Proper Test. Bagian Kedua Tugas dan Wewenang Pasal 12 Direksi dalam mengelola BUMD mempunyai tugas sebagai berikut : a. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan perusahaan; b. Menyampaikan Rencana Kerja Lima Tahunan dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Tahunan kepada Badan Pengawas untuk mendapatkan pengesahan; c. Melakukan perubahan terhadap program kerja setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas: d. Membina pegawai; e. Mengurus dan mengelola kekayaan perusahaan; f. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan; g. Mewakili perusahaan, baik didalam maupun diluar Pengadilan; h. Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk Neraca dan perhitungan laba/rugi kepada Badan Pengawas. Pasal 13 Direksi dalam mengelola BUMD, mempunyai wewenang sebagai berikut : a. Mengangkat dan memberhentikan pegawai;

6 6 b. Mengangkat dan memberhentikan dan memindah tugaskan pegawai jabatan dibawah Direksi; c. Menanda tangani Neraca dan perhitungan laba/rugi; d. Menanda tangani ikatan hukum dengan pihak lain. Pasal 14 Direksi memerlukan persetujuan dari Badan Pengawas dalam hal : a. Mengadakan perjanjian-perjanjian kerja-sama usaha dan atau pinjaman yang mungkin dapat berakibat terhadap berkurangnya asset dan membebani anggaran perusahaan; b. Memindahtangankan atau menghipotikkan atau menggadaikan benda bergerak dan atau tak bergerak milik perusahaan; c. Penyertaan modal dalam perusahaan lain. Bagian Ketiga Tahun Buku, Laporan Keuangan dan Tahunan Pasal 15 (1) Tahun Buku BUMD adalah Tahun Takwim. (2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun Buku, Direksi menyampaikan Laporan Keuangan kepada Kepala Daerah melalui Ketua Badan Pengawas untuk mendapatkan pengesahan, yang terdiri dari Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi tahunan, setelah diaudit oleh Akuntan Publik. (3) Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Tahunan yang telah mendapatkan pengesahan dari Kepala Daerah memberikan pembebasan tanggung jawab kepada Direksi dan Badan Pengawas. (4) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Tahun Buku, Direksi telah mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. (5) Apabila sampai tanggal 31 Desember, Badan Pengawas belum mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun akan datang maka Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang diusulkan Direksi dianggap telah sah. (6) Laba bersih BUMD setelah dikurangi pajak yang telah disahkan oleh Badan Pengawas ditetapkan sebagai berikut : a. Bagian laba untuk daerah 50 % b. Tunjangan jasa produksi 20 % c. Laba Modal Kerja 30 % (7) Besarnya jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) untuk Direksi, Badan Pengawas, Pegawai dan Tenaga Kerja lainnya ditetapkan oleh Direksi setelah mendapatkan persetujuan Badan Pengawas. Bagian Keempat Penghasilan dan hak-hak Direksi Pasal 16 (1) Penghasilan Direksi terdiri dari : a. Gaji; b. Tunjangan.

7 7 (2) Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan usulan Dewan Pengawas. Bagian Kelima Cuti Pasal 17 (1) Direksi memperoleh Hak Cuti sebagai berikut : a. Cuti Tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja; b. Cuti Besar/Cuti Panjang selama 2 (dua) bulan untuk setiap (1) satu kali masa jabatan; c. Cuti Bersalin selama 3 (tiga) bulan bagi Direktris; d. Cuti sakit. (2) Pelaksanaan Hak Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk. (3) Pelaksanaan Hak Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan huruf d dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas. (4) Direksi selama menjalankan Hak Cuti mendapatkan penghasilan penuh dari BUMD. Bagian Keenam Pemberhentian Pasal 18 Direksi diberhentikan dengan alasan : a. Atas permintaan sendiri; b. Meninggal Dunia; c. Karena kesehatan sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya; d. Tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan Program Kerja yang telah disetujui; e. Terlibat dalam tindakan yang merugikan BUMD; f. Dihukum pidana berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pasal 19 (1) Apabila Direksi diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c, huruf d, dan huruf e, Badan Pengawas segera melakukan pemeriksaan terhadap bersangkutan. (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbukti, Badan Pengawas segera melaporkan kepada Kepala Daerah. Pasal 20 Kepala Daerah paling lama 12 (dua belas) hari kerja setelah menerima laporan hasil pemeriksaan Badan Pengawas, sudah mengeluarkan : a. Keputusan Kepala Daerah tentang Pemberhentian sebagai Direksi yang melakukan perbuatan dalam pasal 18 huruf c, huruf d dan huruf f;

8 8 b. Keputusan Kepala Daerah tentang Pemberhentian Sementara sebagai Direksi bagi Direksi yang melakukan perbuatan Pasal 18 huruf e. Pasal 21 (1) Direksi yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a, huruf b, dan huruf c, diberhentikan dengan hormat. (2) Direksi yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf d, huruf e, dan huruf f, diberhentikan dengan tidak hormat. (3) Direksi yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf b selain diberikan Uang Duka sebesar 3 (tiga) kali penghasilan yang diterima pada bulan terakhir juga diberikan uang penghargaan yang besarnya ditetapkan secara proporsional sesuai masa jabatannya. (4) Direksi yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c selain diberikan Uang Pesangon sebesar 5 (lima) kali penghasilan yang diterima pada bulan terakhir juga diberikan uang penghargaan yang besarnya ditetapkan secara proporsional sesuai masa jabatannya. (5) Direksi yang diberhentikan karena habis masa jabatannya dan tidak diangkat kembali diberikan Uang Penghargaan sesuai dengan kemampuan perusahaan yang tidak bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan. Pasal 22 (1) Paling lama 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan Direksi berakhir, Badan Pengawas sudah mengajukan calon Direksi kepada Kepala Daerah. (2) Apabila sampai masa Jabatan Direksi berakhir, badan pengawas belum mengajukan calon direksi maka Kepala Daerah dapat memperpanjang atau menunjuk Pelaksana Tugas (PLT) Direksi dengan memperhatikan usulan Dewan Pengawas. (3) Perpanjangan dan penunjukan Pelaksana Tugas (PLT) Dapat dilakukan 2 (dua) kali masa jabatan Pelaksana Tugas (PLT). Pasal 23 (1) Kepala Daerah mengangkat Pelaksana Tugas (PLT) apabila Direksi diberhentikan sebelum habis masa jabatannya berakhir. (2) Pengangkatan Pelaksana Tugas (PLT) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah untuk masa jabatan paling lama 6 (enam) bulan. BAB VIII BADAN PENGAWAS Bagian Kesatu Pengangkatan dan Tugas Pasal 24 (1) Badan Pengawas diangkat oleh Kepala Daerah.

9 9 (2) Badan Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (1) berasal dari unsur Pemerintah Daerah dan unsur lainnya. (3) Untuk dapat diangkat sebagai Badan Pengawas, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Menyediakan waktu yang cukup; b. Tidak terikat hubungan keluarga dengan Kepala Daerah atau Badan Pengawas lainnya atau dengan Direksi sampai dengan derajat ketiga, baik garis lurus maupun kesamping termasuk menantu dan ipar; (4) Pengangkatan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 25 Jumlah Badan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang, seorang diantaranya dipilih menjadi Ketua merangkap Anggota. Pasal 26 (1) Masa jabatan Badan Pengawas ditetapkan selama 3 (tiga) tahun (2) Badan Pengawas diangkat paling lama 2 (dua) kali masa jabatan. Pasal 27 Badan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mengawasi kegiatan operasional perusahaan; b. Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap pengangkatan dan pemberhentian Direksi; c. Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap Laporan Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi; d. Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah atas Laporan Kinerja Perusahaan. Pasal 28 Badan Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut : a. Memberikan peringatan kepada Direksi yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan program kerja yang telah disetujui; b. Memeriksa Direksi yang diduga merugikan perusahaan; c. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan; d. Menerima atau menolak pertanggungjawaban keuangan dan Program Kerja Direksi tahun berjalan. Bagian Kedua Penghasilan Pasal 29 Badan Pengawas karena tugasnya menerima honorarium. Pasal 30 (1) Ketua Badan Pengawas menerima honorarium sebesar 40% (empat puluh persen) dari penghasilan Direktur Utama. (2) Sekretaris Badan Pengawas menerima honorarium sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari penghasilan Direktur Utama.

10 10 (3) Anggota Badan Pengawas menerima honorarium sebesar 30% (tiga puluh persen) dari penghasilan Direktur Utama. Pasal 31 Selain honorarium, kepada Badan Pengawas setiap tahun diberikan jasa produksi. Bagian Ketiga Pemberhentian Pasal 32 Badan Pengawas dapat diberhentikan dengan alasan : a. Atas permintaan sendiri; b. Meninggal dunia; c. Karena kesehatan sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya; d. Tidak melaksanakan tugas dan wewenangnya; e. Terlibat dalam tindakan yang merugikan perusahaan; f. Dihukum pidana berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pasal 33 (1) Apabila Badan Pengawas diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf d dan e, Kepala Daerah segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, Kepala Daerah paling lama 12 (dua belas) hari kerja segera mengeluarkan : a. Keputusan Kepala Daerah tentang Pemberhentian sebagai Badan Pengawas bagi Badan Pengawas yang melakukan perbuatan dalam Pasal 32 huruf c, d, dan f; b. Keputusan Kepala Daerah tentang Pemberhentian Sementara sebagai Badan Pengawas bagi Badan Pengawas yang melakukan perbuatan dalam Pasal 32 huruf e. BAB IX RISIKO DAN KERUGIAN Pasal 34 Apabila BUMD mengalami kerugian, maka jumlah kerugian akan ditutup dari keuntungan atau laba tahun berikutnya, yang selanjutnya akan diatur oleh Kepala Daerah, dengan memperhatikan pertimbangan Badan Pengawas. Pasal 35 (1) Perubahan BUMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. (2) Likuidasi BUMD dilakukan oleh Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD.

11 11 (3) Kepala Daerah memberikan pembebasan tanggungjawab tentang pekerjaan yang dilaksanakan oleh likuiditor. (4) Dalam hal likuidasi, Pemerintah Daerah bertanggungjawab atas kerugian yang diderita oleh pihak ketiga, apabila kerugian disebabkan Neraca atau Perhitungan laba/rugi yang telah disahkan tidak menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. (5) Untuk membantu tugas-tugas Badan Pengawas dibentuk Sekretariat, yang terdiri dari 2 (dua) orang. (6) Honorarium Sekretariat ditetapkan oleh Badan Pengawas dan dibebankan kepada perusahaan. BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 36 Direksi tidak boleh memangku jabatan rangkap seperti, tersebut dibawah ini : a. Anggota Direksi Perusahaan Daerah lainnya atau Perusahaan Swasta atau Jabatan lain yang berhubungan dengan pengelolaan Perusahaan; b. Jabatan Struktural dan fungsional lainnya dalam Instansi/Lembaga Pemerintah dan Pemerintah Daerah; c. Jabatan lain menurut Kepala Daerah dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas Perusahaan Daerah dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 37 Apabila dalam 2 (dua) tahun berturut-turut Direksi tidak mampu meningkatkan kinerja perusahaan, Kepala Daerah dapat mengganti Direksi. Pasal 38 Direksi yang akan melakukan perjalanan dinas ke luar Negeri harus mendapat izin dari Kepala Daerah. Pasal 39 Dana Refrensentatif disediakan dari Anggaran Perusahaan paling tinggi 75% (tujuh puluh lima persen) dari penghasilan Direksi dan penggunaannya diatur oleh Direksi secara efektif dan efisien dalam rangka pengembangan perusahaan. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 40 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka : 1. Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 34 Tahun 2002 tentang Badan Usaha Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun 2002 Nomor 34);dan

12 12 2. Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 34 Tahun 2002 tentang Badan Usaha Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun 2011 Nomor 17). dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 41 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pelalawan. Ditetapkan di Pangkalan Kerinci pada tanggal BUPATI PELALAWAN, Diundangkan di Pangkalan Kerinci pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PELALAWAN, M. HARRIS TENGKU MUKHLIS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2015 NOMOR 5 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN, PROPINSI RIAU: 3.47.C/2015

13 13 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH Bahwa untuk mewujudkan perekonomian daerah yang mantap dan dinamis, yang mengacu pada kepentingan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat daerah yang berjiwa dan berbasis kerakyatan, perlu adanya keikutsertaan Pemerintah Daerah dalam upaya mengelola bidang usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak serta mengandung nilai strategis bagi perekonomian daerah. Untuk menghindari ikut campur Pemerintah terlalu banyak dalam bidang perekonomian, sebagai konsekuwensi dari demokrasi ekonomi, maka diperlukan adanya aturan yang jelas dan tegas menyangkut batasan keikutsertaan Pemerintah Daerah dalam dunia usaha, sehingga tidak menimbulkan pengekangan terhadap demokrasi dibidang ekonomi, yang dapat mengancam ekonomi kerakyatan itu sendiri. Sebagai badan usaha, maka Badan Usaha Milik Daerah harus juga berorientasi pada keuntungan, oleh karena itu harus dikelola secara profesional dan bertanggungjawab, sehingga diharapkan keberadaan Badan Usaha Milik Daerah ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pelalawan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan dasar-dasar ekonomi perusahaan dalam pengelolaan BUMD menganut prinsip efisiensi dan efektifitas dalam rangka mendapatkan keuntungan. Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2)

14 14 Yang dimaksud dengan melepaskan status kepegawaian adalah untuk selamanya Ayat (3) Huruf a. Agar lebih profesional diutamakan dari Sarjana Ekonomi. Huruf b. Huruf c. Ayat (4) Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Ancaman Hukuman pidana selama 5 Tahun Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31

15 15 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37 Pasal 38 Pasal 39 Pasal 40 Pasal 41 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 5