KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA AGUSTUS 2011 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 0,74 PERSEN

dokumen-dokumen yang mirip
KETENAGAKERJAAN. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAMBI AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015


KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017


KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

Transkripsi:

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 03/03/Th. IV, 20 Maret 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA AGUSTUS 2011 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 0,74 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Ngada pada Agustus 2011 mencapai 66 328 orang, berkurang sekitar 1 500 orang dibanding angkatan kerja Agustus 2010 sebesar 67 828 orang. Jumlah penduduk yang bekerja di Kabupaten Ngada pada Agustus 2011 mencapai 65 840 orang, berkurang sekitar 486 orang dibanding keadaan pada Agustus 2010 sebesar 66 326 orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Ngada pada Agustus 2011 mencapai 0,74 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2010 sebesar 2,21 persen. Setahun terakhir (Agustus 2010-Agustus 2011), hampir semua sektor mengalami kenaikan jumlah pekerja, kecuali sektor pertanian mengalami penurunan jumlah pekerja sebesar 10 375 orang. Sektor pertanian, sektor jasa, dan sektor perdagangan secara berurutan menjadi penampung terbesar tenaga kerja hingga Agustus 2011. Konsisten dengan pekerja di lapangan pekerjaan utama pada sektor pertanian, pekerja pada jenis pekerjaan utama sebagai tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan juga mengalami penurunan pekerja sebesar 10 658 orang. Dari 65 840 orang yang bekerja pada Agustus 2011, status pekerjaan utama yang terbanyak sebagai pekerja keluarga/tak dibayar sebesar 23 076 orang (35,05 persen), diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 21 604 orang (32,81 persen), dan buruh/karyawan sebesar 15 188 orang (23,07 persen). Berdasarkan jumlah jam kerja pada Agustus 2011, sebesar 33 495 orang (50,87 persen) bekerja di atas jam kerja normal (35 jam per minggu). Sisanya, 31 901 orang (48,45 persen) yang bekerja di bawah jam kerja normal, yang merupakan setengah pengangguran. Pada Agustus 2011, lebih dari separuh pekerja berpendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 40 507 orang (61,52 persen), sedangkan pekerja dengan pendidikan Diploma ke atas hanya sebesar 6 355 orang (9,65 persen). 1 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012

Ketenagakerjaan merupakan gambaran aktivitas masyarakat dalam mencapai kesejahteraan dan kelancaran perekonomian. Ketenagakerjaan merupakan aspek penting, tidak hanya untuk mencapai kepuasan individu, tetapi juga untuk memenuhi perkonomian rumah tangga dan kesejahteraan seluruh masyarakat. Indikator ketenagakerjaan merupakan indikator penting dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial. Indikator ketenagakerjaan misalnya dapat memberikan gambaran tentang daya serap ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja. Apabila perekonomian tidak dapat menyerap pertumbuhan tenaga kerja yang ada, maka tentu saja akan terjadi peningkatan pengangguran yang selanjutnya dapat mengakibatkan masalah-masalah sosial. Masalah pokok di bidang ketenagakerjaan adalah tingginya tingkat dan jumlah pengangguran tidak kentara disamping pengangguran terbuka. Salah satu penyebab utama adalah rendahnya daya serap atau daya cipta kesempatan kerja produktif oleh sektor lapangan pekerjaan. 1. Penduduk Usia Kerja, Partisipasi Angkatan Kerja dan Angka Pengangguran Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang disajikan pada Tabel 1, jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Ngada dalam satu terakhir meningkat dari 89 847 orang pada Agustus 2010 menjadi 90 803 orang pada Agustus 2011 atau bertambah 956 orang. Dari jumlah tersebut yang termasuk dalam kelompok angkatan kerja pada Agustus 2011 sebesar 66 328 orang atau berkurang sebesar 1 500 orang dibandingkan dengan keadaan Agustus 2010 sebesar 67 828 orang. Sehingga mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2011 yang mengalami penurunan sebesar 2,44 poin dibanding Agustus 2010, yakni dari 75,49 persen menjadi 73,05 persen. Secara umum, TPAK didefinisikan sebagai ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 penduduk usia kerja. Penurunan TPAK ini dipengaruhi beberapa faktor, antara lain oleh menurunnya pekerja perempuan dan pergeseran dari kelompok angkatan kerja ke kelompok bukan angkatan kerja. Kondisi ini digambarkan dengan meningkatnya penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok bukan angkatan kerja di Kabupaten Ngada pada Agustus 2011 sebesar 24 475 orang atau bertambah 2 456 orang dibandingkan dengan keadaan Agustus 2010 yang sebesar 22 019 orang. Bila diamati menurut jenis kelamin, pada Agustus 2010 selisih TPAK laki-laki dan TPAK perempuan sebesar 15,56 poin naik menjadi 21,34 poin pada Agustus 2011. Hal ini menunjukkan bahwa TPAK perempuan lebih kecil dibanding TPAK laki-laki dan perbedaannya (gap) semakin melebar dalam satu tahun terakhir. Rendahnya TPAK perempuan ini mengakibatkan ketimpangan dari 2 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012

sisi keterlibatan aktivitas perekonomian. Penduduk perempuan cenderung pada kelompok bukan angkatan kerja, seperti mengurus rumah tangga, sedangkan penduduk laki-laki lebih banyak pada kelompok angkatan kerja. Dimasa yang akan datang, diharapkan komposisi angkatan kerja antara lakilaki dan perempuan dapat berimbang. Tabel 1. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas di Kabupaten Ngada Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin, Agustus 2010 - Agustus 2011 Agustus 2010 Agustus 2011 Jenis Kegiatan Utama Lakilaklaki Laki- Perempuan Jumlah Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Penduduk Usia Kerja 2. Angkatan Kerja - Bekerja - Penganggur 3. Bukan Angkatan Kerja 4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 5. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 42 730 35 745 34 910 835 6 985 83,65 2,34 47 117 32 083 31 416 667 15 034 68,09 2,08 89 847 67 828 66 326 1 502 22 019 75,49 2,21 43 517 36 623 36 262 361 6 894 84,16 0,99 47 286 29 705 29 578 127 17 708 62,82 0,43 90 803 66 328 65 840 488 24 475 73,05 0,74 Sumber : Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2010 2011 (BPS NTT) Seiring dengan penurunan jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk yang bekerja di daerah ini berkurang sebesar 486 orang, yakni dari 66 326 orang pada Agustus 2010 menjadi 65 840 orang pada Agustus 2011. Meskipun jumlahnya menurun, persentase penduduk bekerja meningkat sebesar 11,47 poin, dari 87,79 persen menjadi 99,26 persen dalam kurun tahun yang sama. Persentase penduduk bekerja terhadap penduduk angkatan kerja dikenal sebagai Tingkat Kesempatan Kerja (TKK). Indikator ini menunjukkan seberapa besar penduduk yang berpotensi secara ekonomis untuk menghasilkan barang dan jasa secara riil ikut berpartisipasi menghasilkan barang dan jasa tersebut, atau dengan perkataan lain termasuk ke dalam golongan penduduk bekerja. Dilihat menurut jenis kelamin, jumlah laki-laki yang bekerja lebih banyak dari perempuan. Hal ini dilatarbelakangi budaya sebagian besar masyarakat yang menjadikan laki-laki sebagai tulang punggung keluarga, dan perempuan yang lebih dihargai sebagai istri dan ibu yang pada akhirnya membuat perempuan walaupun dengan tingkat pendidikan yang lebih baik enggan untuk berpartisipasi dalam dunia kerja. 3 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012

Sebagai kebalikan dari TKK adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Indikator ini dihitung sebagai persentase penduduk pengangguran terhadap angkatan kerja. Angka ini dapat dihitung secara mudah sebagai selisih antara 100 persen dengan angka TKK. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2011 sebesar 0,74 persen, mengalami penurunan sebesar 1,47 poin dibandingkan TPT pada Agustus 2010 yang besarnya 2,21 persen. Dilihat dari jenis kelamin, dalam satu tahun terakhir, TPT laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan TPT perempuan. 2. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Karakteristik penduduk yang bekerja sifatnya dinamis, sehingga mudah terjadi perubahan antar waktu sesuai dengan iklim perekonomian maupun aspek lain. Perubahan pekerja menurut lapangan pekerjaan utama selama setahun terakhir (Agustus 2010-Agustus2011) menunjukkan bahwa hanya sektor pertanian yang mengalami penurunan. Pekerja pada sektor pertanian turun cukup tinggi yakni sebesar 10 375 orang (15,21 poin). Sedangkan sektor yang mengalami kenaikan jumlah pekerja sangat tinggi adalah sektor industri yang naik sebesar 2 371 orang (3,61 poin). Kemudian diikuti sektor transportasi dan sektor perdagangan, masing-masing mengalami kenaikan pekerja sebesar 1 518 orang (2,34 poin) dan 1 339 orang (2,08 poin). Tabel 2. Penduduk Usia 15 tahun Ke Atas Yang Bekerja di Kabupaten Ngada Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Agustus 2010 Agustus 2011 Agustus 2010 Agustus 2011 Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Lapangan Pekerjaan Utama 1. Pertanian 2. Industri Pengolahan 3. Perdagangan 4. Transportasi 5. Jasa 6. Lainnya *) 24 737 45 1 686 2 988 3 556 1 898 23 903 1 192 2 162 98 4 008 53 48 640 1 237 3 848 3 086 7 564 1 951 19 386 1 410 1 393 4 530 4 524 5 019 18 879 2 198 3 794 74 3 526 1 107 38 265 3 608 5 187 4 604 8 050 6 126 Jumlah 34 910 31 416 66 326 36 262 29 578 65 840 Keterangan : *) Lapangan pekerjaan utama/sektor lainnya terdiri dari: Sektor Konstruksi, Sektor Pertambangan, Sektor Listrik dan Air Minum, dan Sektor Keuangan. Sumber : Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2010-2011 (BPS NTT) 4 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012

Meskipun sektor pertanian mengalami penurunan tenaga kerja, namun sektor ini masih mendominasi penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Ngada. Pada Agustus 2011 terdapat 3 sektor yang paling banyak menampung tenaga kerja di daerah ini yaitu sektor pertanian sebanyak 38 265 orang (58,12 persen), sektor jasa sebesar 8 050 orang (12,23 persen) dan sektor perdagangan 5 187 orang (7,88 persen). Jika dilihat menurut jenis kelamin, laki-laki lebih banyak bekerja di sektor pertanian, sektor transportasi, sektor jasa, dan sektor lainnya. Sementara perempuan banyak bekerja di sektor industri, dan sektor perdagangan. Pekerja perempuan pada sektor perdagangan mencapai 73,14 persen terhadap pekerja laki-laki di Agustus 2011. 3. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Utama Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) mengakomodir jenis pekerjaan utama dari Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) 2002 yang mengacu pada ISCO 1988 dengan uraian jenis pekerjaan yang lebih rinci seperti terlihat pada Tabel 3. Pengelompokkan pekerja berdasarkan jenis pekerjaan merupakan salah satu indikator ketenagakerjaan yang mencerminkan kualitas pekerja di suatu wilayah. Sesuai dengan mayoritas penduduknya yang berprofesi di kegiatan pertanian, maka sudah bisa dipastikan bahwa komposisi jenis pekerjaan utama di Kabupaten Ngada sebagian besar adalah pada tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan. Seperti pekerja pada sektor pertanian, pekerja pada jenis pekerjaan utama ini juga mengalami penurunan jumlah pekerja sebesar 10 658 orang (15,65 poin) dibandingkan dengan kondisi Agustus 2010. Jenis pekerjaan utama lain yang banyak menyerap tenaga kerja adalah tenaga produksi, operator alat-alat angkutan, dan pekerja kasar (jenis pekerjaan kelompok 7/8/9), dan sebagai tenaga usaha penjualan (jenis pekerjaan kelompok 4), masingmasing mengalami kenaikan pekerja sebesar 7 717 orang (11,78 poin) dan 1 029 orang (1,61 poin). Penyumbang terkecil dalam penyerapan tenaga kerja pada jenis pekerjaan utama adalah tenaga lainnya, dan pada tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan. Namun kecilnya jumlah pekerja pada tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan masih dinilai relevan, karena dalam piramida sebuah organisasi maka semakin tinggi level pimpinan maka jumlahnya akan semakin sedikit. Bila dibedakan menurut jenis kelamin, pekerja laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan terjadi hampir pada semua jenis pekerjaan utama kecuali jenis pekerjaan pada tenaga usaha penjualan dan sebagai tenaga profesional, tehinisi. Pada Agustus 2011, pekerja perempuan pada kedua 5 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012

jenis pekerjaan utama ini masing-masing mencapai 73,30 persen dan 53,88 persen terhadap pekerja laki-laki. Secara ringkas, jenis pekerjaan utama ini dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yang biasa dikenal sebagai white collar (jenis pekerjaan kelompok 0/1 sampai dengan 5) dan blue collar (jenis pekerjaan kelompok 6,7/8/9,X/00). Seperti terlihat pada Tabel 3, sebagian besar mereka yang bekerja di daerah ini mempunyai jenis pekerjaan yang digolongkan sebagai blue collar atau jumlah penduduk yang tersedia sebagian besar hanya untuk tenaga kerja kasar yang tidak banyak membutuhkan keterampilan yang tinggi. Selama satu tahun terakhir (Agustus 2010-Agustus 2011), pekerja yang tergolong blue collar keadaannya menurun dari 54 319 orang (81,90 persen) menjadi 51 061 orang (77,55 persen) atau berkurang sebesar 3 258 orang (4,35 poin). Sedangkan sisanya sebagai pekerja yang tergolong white collar mengalami peningkatan dari 12 007 orang (18,10 persen) menjadi 14 779 orang (22,45 persen) atau meningkat sebesar 2 772 orang (4,35 poin). Tabel 3. Penduduk Usia 15 tahun Ke Atas Yang Bekerja di Kabupaten Ngada Menurut Jenis Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Agustus 2010 Agustus 2011 Agustus 2010 Agustus 2011 Laki- Perem- Laki- Perempuan Jumlah laki puan laki Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 097 2 781 3 878 1 866 2 180 4 046 580 161 741 667 293 960 Jenis Pekerjaan Utama 0/1 Tenaga Profesional, Tehnisi 2 Tanaga Kepemimpinan dan Ketatalaksanaan 3 Tanaga Tata Usaha 4 Tenaga Usaha Penjualan 5 Tenaga Usaha Jasa 6 Tenaga Usaha Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 7/8/9 Tenaga Produksi, Operator Alat-alat Angkutan,dan Pekerja Kasar, X/00 Lainnya 1 676 1 804 631 24 737 3 823 597 2 051 629 23 839 1 358 2 273 3 855 1 260 48 576 5 181 2 155 1 304 929 19 126 10 004 1 174 3 580 631 18 792 2 894 3 329 4 884 1 560 37 918 12 898 562-562 211 34 245 Jumlah 34 910 31 416 66 326 36 262 29 578 65 840 Sumber : Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2010-2011 (BPS NTT) 6 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012

Bila dibedakan menurut jenis kelamin, jumlah pekerja laki-laki tergolong blue collar lebih besar dibanding pekerja perempuan, sedangkan white collar pekerja perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Pada Agustus 2011, pekerja perempuan tergolong white collar sebesar 53,17 persen terhadap pekerja laki-laki. 4. Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Dilihat dari status pekerjaannya, dari 65 840 orang yang bekerja pada Agustus 2011, status pekerjaan utama yang terbanyak sebagai pekerja keluarga/tak dibayar sebesar 23 076 orang (35,05 persen), diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 21 604 orang (32,81 persen), dan buruh/karyawan sebesar 15 188 orang (23,07 persen). Sedangkan status pekerjaan utama yang terkecil adalah pekerja bebas di non pertanian sebesar 462 orang (0,70 persen) dan berusaha dibantu buruh tetap sebesar 651 orang (0,99 persen). Dilihat dari gender terlihat bahwa penduduk perempuan yang berstatus pekerja tidak dibayar / pekerja keluarga jauh lebih besar daripada penduduk laki-laki. Pada Agustus 2011, penduduk perempuan yang bekerja berstatus pekerja keluarga/tak dibayar mencapai 76,43 persen terhadap pekerja keluarga/tak dibayar laki-laki. Data ini menggambarkan bahwa inferiotas perempuan dalam keluarga dimana laki-laki diposisikan sebagai pencari nafkah utama, sedangkan perempuan sebagai pengurus rumah tangga. Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan seperti terlihat pada Tabel 4 di atas. Berdasarkan identifikasi tersebut, pada Agustus 2011 dari 65 840 orang yang bekerja di Kabupaten Ngada, sekitar 50 001 orang (75,94 persen) diserap oleh kegiatan informal, suatu sektor yang bercirikan berskala serba kecil dilihat dari modal maupun tenaga kerja yang seringkali masih memiliki mobilitas yang tinggi dalam arti mudah berubah bidang kegiatannya. Dalam setahun terakhir (Agustus 2010-Agustus 2011) pekerja di sektor informal menurun dan bergeser pada sektor formal. Sektor informal memang menawarkan peluang kerja yang lebih fleksibel dalam hal persyaratan namun lemah dalam hal jaminan keberlangsungan pekerjaan tersebut (job security). 7 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012

Tabel 4. Penduduk Usia 15 tahun Ke Atas Yang Bekerja di Kabupaten Ngada Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Agustus 2010 Agustus 2011 Agustus 2010 Agustus 2011 Laki- Perem- Laki- Perempuan Jumlah Jumlah laki puan laki (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Status Pekerjaan Utama Kegiatan Formal - Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar - Buruh/Karyawan/Pegawai Kegiatan Informal - Berusaha sendiri - Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar - Pekerja bebas di pertanian - Pekerja bebas di nonpertanian - Pekerja keluarga/tak dibayar 688 6 242 2 897 16 524 106 190 8 263 20 877 29 140 5 440 17 636 23 076 Jumlah 34 910 31 416 66 326 36 262 29 578 65 840 72 4 284 1 690 4 493 0 0 760 10 526 4 587 21 017 106 190 608 10 132 2 966 16 426 315 375 Sumber : Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2010-2011 (BPS NTT) 43 5 056 1 262 5 178 316 87 651 15 188 4 228 21 604 631 462 5. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja Salah satu variabel yang dapat menggambarkan produktivitas seseorang adalah banyaknya waktu yang digunakan untuk bekerja. Sejak tahun 1982, BPS bersama Kementerian Tenaga Kerja menyepakati bahwa jam kerja normal (JKN) seseorang selama seminggu adalah 35 jam. Bila seorang pekerja bekerja di bawah jam kerja normal, maka dikategorikan sebagai setengah pengangguran, karena mereka yang bekerja di bawah 35 jam per minggu belum dianggap optimal oleh karena berbagai alasan. Pada Tabel 5 terlihat bahwa mereka yang bekerja di atas JKN meningkat dari 21 460 orang (32,36 persen) pada Agustus 2010 menjadi 33 495 orang (50,87 persen) pada Agustus 2011 atau bertambah 12 035 orang (18,51 poin). Ini menunjukkan bahwa produktivitas penduduk yang bekerja di Kabupaten Ngada meningkat dari segi penggunaan jam kerja. Namun masih terdapat 31 901 orang (48,45 persen) yang bekerja di bawah jam kerja normal, yang merupakan setengah pengangguran di Kabupaten Ngada di Agustus 2011. 8 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012

Tabel 5. Penduduk Usia 15 tahun Ke Atas Yang Bekerja di Kabupaten Ngada Menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis Kelamin, Agustus 2010 Agustus 2011 Jumlah Jam kerja 0 *) 15 34 35 + Agustus 2010 Agustus 2011 Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 87 97 184 242 202 444 20 996 23 686 44 682 14 541 17 360 31 901 13 827 7 633 21 460 21 479 12 016 33 495 Jumlah 34 910 31 416 66 326 36 262 29 578 65 840 Keterangan : *) Sementara tidak bekerja Sumber : Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2010-2011 (BPS NTT) Bila dilihat menurut jenis kelamin, jam kerja laki-laki masih lebih tinggi dibanding perempuan. Pada Agustus 2010 penduduk laki-laki yang bekerja di atas JKN sebesar 13 827 orang (39,61 persen) naik menjadi 21 479 orang (59,23 persen) pada Agustus 2011. Sementara pekerja perempuan hanya 7 633 orang (24,30 persen) pada Agustus 2010 naik menjadi 12 016 orang (40,62 persen) pada Agustus 2011. Hal ini dapat dikatakan bahwa gap JKN laki-laki dan perempuan semakin meningkat dalam satu tahun terakhir. Jika pada Agustus 2010 selisih JKN pekerja laki-laki dan perempuan sebesar 15,31 poin maka pada Agustus 2011 naik menjadi 18,61 poin. Lebih sedikitnya jam kerja pekerja perempuan dibandingkan pekerja laki-laki terlihat dari jumlah yang bekerja antara 1-34 jam seminggu di mana pekerja perempuan jumlahnya melebihi jumlah pekerja laki-laki. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah pekerja perempuan yang tergolong sebagai setengah pengangguran lebih tinggi dibanding pekerja laki-laki. Pada Agustus 2011 misalnya, terdapat 17 360 orang (58,69 persen) setengah pengangguran perempuan lebih tinggi dibanding setengah pengangguran laki-laki yang sebesar 14 541 orang (40,10 persen). Dominasi perempuan tergolong sebagai setengah pengangguran kemungkinan diduga karena pekerjaan tersebut dilakukan untuk mengisi waktu luang sambil mengurus rumahtangga, disamping untuk menambah penghasilan rumah tangga. 6. Penduduk Yang Bekerja Menurut Pendidikan Secara umum, tingkat pendidikan penduduk yang bekerja di Kabupaten Ngada masih tergolong rendah, pada Agustus 2011 lebih dari separuh pekerja berpendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 40 507 orang (61,52 persen), sedangkan jumlah pekerja dengan pendidikan tinggi masih relatif kecil. Pekerja dengan pendidikan Diploma dan sarjana hanya sebesar 6 355 orang (9,65 persen). Pendidikan SMK yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan siap kerja telah mampu memberi 9 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012

kontribusi sebesar 3 500 orang (5,32 persen) meskipun jumlah sarana pendidikan ini relatif sedikit dibanding sekolah umum. Tabel 6. Penduduk Usia 15 tahun Ke Atas Yang Bekerja di Kabupaten Ngada Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, Agustus 2011 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) SD Ke Bawah Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan 21 360 4 721 4 301 2 450 19 147 3 648 2 808 1 050 40 507 8 369 7 109 3 500 Diploma I/II/III Universitas (S1/S2/S3) 1 089 2 341 1 812 1 113 2 901 3 454 Jumlah 36 262 29 578 65 840 Sumber : Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011 (BPS NTT) 10 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012

Penjelasan Teknis Konsep / definisi ketenagakerjaan yang digunakan BPS merujuk pada rekomendasi International Labour Organization (ILO) sebagaimana tercantum dalam buku Surveys of Economically Active Population, Employment, Unemployment and Underemployment An ILO Manual on Concepts and Methods, ILO 1992. Hal ini dimaksudkan terutama agar data ketenagakerjaan yang dihasilkan dari berbagai survei di Indonesia dapat dibandingkan secara internasional, tanpa mengesampingkan kondisi ketenagakerjaan spesifik Indonesia. Menurut Konsep Labour Force Framework, penduduk dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok-kelompok tersebut dapat digambarkan dalam Diagram Ketenagakerjaan sebagai berikut: Diagram Ketenagakerjaan Penduduk Usia Kerja Bukan Usia Kerja Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran Sekolah Mengurus Rumahtangga Lainnya Mencari Pekerjaan Mempersiapkan Usaha Merasa Tidak Mungkin Mendapatkan Pekerjaan Sudah Punya Pekerjaan Tetapi Belum Mulai Bekerja Sedang Bekerja Sementara Tidak Bekerja Setengah Pengangguran (< 35 Jam) Bekerja dengan Jam Kerja Normal ( 35 Jam) 11 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012

Usia kerja Indonesia menggunakan batas bawah usia kerja (economically active population) 15 tahun (meskipun dalam survei dikumpulkan informasi mulai dari usia 10 tahun) dan tanpa batas atas usia kerja. Di negara lain, penentuan batas bawah dan batas atas usia kerja bervariasi sesuai dengan kebutuhan/situasinya. Beberapa contoh: Batas bawah: Mesir (6 tahun), Brazil (10 tahun), Swedia (16 tahun), Kanada (14 dan 15 tahun), India (5 dan 15 tahun), Venezuela (10 dan 15 tahun). Batas atas: Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia (74 tahun), Mesir, Malaysia, Mexico (65 tahun), banyak negara seperti Indonesia tidak ada batas atas. Bekerja Kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan paling sedikit 1 (satu) jam secara tidak terputus selama seminggu yang lalu. Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak bekerja, misalnya karena cuti, sakit dan sejenisnya. Konsep bekerja satu jam selama seminggu yang lalu digunakan oleh banyak negara antara lain Pakistan, Filipina, Bulgaria, Hungaria, Polandia, Romania, Federasi Rusia, dan lainnya. Aktivitas / kegiatan ekonomi Aktivitas / kegiatan ekonomi yang digunakan merujuk pada the United Nations System of National Accounts (SNA). Penduduk usia kerja dikategorikan sebagai bekerja/mempunyai pekerjaan jika yang bersangkutan bekerja (meskipun hanya bekerja satu jam dalam periode referensi) atau mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja. Sejalan dengan the labour force framework, definisi internasional untuk bekerja didasarkan pada periode referensi yang pendek (satu minggu atau satu hari); a snapshot picture of the employment situation at given time. 12 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012

Periode referensi Dalam survei rumah tangga atau individu, periode referensi yang pendek (a short recent reference period) akan meminimumkan kesalahan responden dalam mengingat (recall) dan juga mengurangi masalah (statistik) yang timbul oleh karena perpindahan penduduk dan perubahan status aktivitas, pekerjaan dan karakteristik penduduk lainnya. Standar internasional untuk periode referensi yang pendek adalah satu hari atau satu minggu. Periode referensi satu minggu (yang lalu) paling banyak diterapkan di negara-negara yang melaksanakan survei angkatan kerja nasional, termasuk Indonesia. The one-hour criterion Kriteria satu jam digunakan dengan pertimbangan untuk mencakup semua jenis pekerjaan yang mungkin ada pada suatu negara, termasuk di dalamnya adalah pekerjaan dengan waktu singkat (short-time work), pekerja bebas, stand by work dan pekerjaan yang tak beraturan lainnya. Kriteria satu jam juga dikaitkan dengan definisi bekerja dan pengangguran yang digunakan, di mana pengangguran adalah situasi dari ketiadaan pekerjaan secara total (lack of work) sehingga jika batas minimum dari jumlah jam kerja dinaikkan maka akan mengubah definisi pengangguran yaitu bukan lagi ketiadaan pekerjaan secara total. Di samping itu, juga untuk memastikan bahwa pada suatu tingkat agregasi tertentu input tenaga kerja total berkaitan langsung dengan produksi total. Hal ini diperlukan terutama ketika dilakukan joint analysis antara statistik ketenagakerjaan dan statistik produksi. Berdasarkan argumen teknis, ILO merekomendasikan untuk memperhatikan the one hour criterion, yaitu digunakannya konsep/definisi satu jam dalam periode referensi tertentu untuk menentukan seseorang dikategorikan sebagai employed (bekerja). BPS menggunakan konsep/definisi bekerja paling sedikit 1 jam dalam seminggu yang lalu untuk mengkategorikan seseorang (currently economically active population) sebagai bekerja, tanpa melihat lapangan usaha, jabatan, maupun status pekerjaannya. 13 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012

SADAR STATISTIK PENYELENGGARA Sadar untuk menggunakan teknik statistik yang tepat guna dan menyajikan data statistik yang diperlukan konsumen secara tepat waktu, akurat dan mudah dipahami. RESPONDEN Sadar untuk memberikan jawaban apa adanya sesuai dengan kenyataan tanpa ragu-ragu. PENGGUNA Sadar untuk memahami metode, konsep/definisi serta memanfaatkan data statistik secara optimal. 14 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.03/03/Th.IV, 20 Maret 2012