SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET

dokumen-dokumen yang mirip
Strategi Pemanfaatan Kolam Bekas Tambang Timah Menggunakan Metode Analitical Hierarki Process (AHP)

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENDUKUNG PEMILIHAN MERK KOMPUTER SERVER PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH BANGKA BELITUNG

Penerapan Model Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi di STMIK Atma Luhur Pangkalpinang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

Strategi Pemilihan Sistem Operasi Untuk Personal Computer

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

TEKNOSI, Vol. 02, No. 02, Agustus

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

STRATEGI MEMILIH INTERNET SERVICE PROVIDER TERBAIK UNTUK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS : STMIK ATMA LUHUR)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENGADAAN LAPTOP PADA PENGADILAN NEGERI PANGKALPINANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN SMK BERPROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAVORIT DI PANGKALPINANG

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

STRATEGI MEMANFAATKAN INTERNET DALAM UPAYA MENERAPKAN KONSEP PAPERLESS OFFICE DI BAAK

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Pegawai Berprestasi

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMAN2 METRO)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENDUKUNG PEMILIHAN HARDWARE WIRELESS

Fitriyani 1, Ellya Helmud 2 1,2 Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mata Pelajaran Unggulan Pada LPI Al-Muhajirin Cibeurih

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMP N 5 PRINGSEWU)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ANALISIS FRAMEWORK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

MENENTUKAN JURUSAN DI MAN 1 TULUNGAGUNG MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

ANALISA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PROSES KENAIKAN JABATAN PADA PT. X

BAB 2 LANDASAN TEORI

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

III. METODE PENELITIAN

BAB I PERSYARATAN PRODUK

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH PERGURUAN TINGGI NEGERI DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Abstrak

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP

Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan

2.1 Dasar Teori E-Learning

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

Rekam Jejak Dosen Sebagai Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Dosen Berprestasi

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN SKRIPSI MAHASISWA STRATA SATU STMIK ATMA LUHUR

Penentuan Penerima Kartu Jakarta Pintar Dengan Metode Analytical Hierarchy Process

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS METHOD IN DECISION MAKING SHIPYARD ELECTION TO NEW TANKER SHIPBUILDING IN BATAM ISLAND. By Yuniva Eka Nugroho

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Umroh (Studi Kasus: PT. Amanah Iman)

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

KAJIAN PEMILIHAN SOFTWARE DESAIN GRAFIS UNTUK PEMBELAJARAN DENGAN METODE AHP STUDI KASUS SMK MUHAMMADIYAH 9

BAB 1 PENDAHULUAN. persiapannya lebih singkat. E-Learning menjawab semua tantangan tersebut.

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENILAIAN KINERJA DOSEN PNS.Dpk DI LINGKUNGAN KOPERTIS WIL II MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERACHY PROCESS (AHP) 1Dona Yuliawati dan 2Wasilah

Analytic Hierarchy Process

Nany Helfira, Manyuk Fauzi, Ari Sandhyavitri

Analisa Faktor Pendukung Pemilihan Obat Untuk Penderita Penyakit Hipertensi Dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi dapat meminta bantuan kepada helpdesk. Ada perusahaan

P11 AHP. A. Sidiq P.

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN SOFTWARE BAHASA PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

PEMILIHAN APLIKASI CONTENT MANAGEMENT SYSTEM DENGAN TAMPILAN RESPONSIVE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGGUNAAN JENIS TANAMAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISA PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ADMISI SISWA BARU MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCY PROCESS DI SMA NEGERI 2 MANADO

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Magister Komputer Universitas Budi Luhur

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEGAWAI TELADAN PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG ABSTRAK

Jurnal Pilar Nusa Mandiri Vol. 13, No. 2. September ISSN Sistem Pendukung Keputusan

Transkripsi:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET Elly Yanuarti STMIK Atma Luhur, Pangkalpinang, Bangka Belitung m4_4yie@ymail.com ABSTRACT Use of internet in education is not just for distance education but also for the development of the conventional learning system. To develop internet based learning system, it first needs to be done on all aspects of the study, designed and adapted to the purpose and conditions of institutions in order to obtain a model of decision making in determining the development of internet based learning systems. This research presents some criteria used in determining the priority of alternative models of development of internet based learning system in terms of benefits and the cost side. This research uses Analitical Hierarchy Proccess (AHP) as a model of decision making. The results of data processing using a model of AHP and Expert Choice 2000 applications show that the main priority of the benefits of alternative options are Web while in terms of costs is a Web Enhanced. Based on the cost benefit ratio, Web is a top priority of the development model of internet based learning system with a weight of 1,593. Keywords: Decision Support System, Internet Based Learning System, Analytical Hierarchy Process (AHP). 1. Pendahuluan Perkembangan di bidang Teknologi Informasi (TI) memberikan perubahan di segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Hal ini ditandai dengan berkembangnya media pembelajaran yang dipengaruhi oleh teknologi informasi dengan memanfaatkan internet. Adanya internet dapat dimungkinkan terjadinya perubahan sistem pembelajaran dari sistem pembelajaran konvensional (tatap muka) ke sistem pembelajaran online. Penerapan konsep virtual learning dalam sistem pembelajaran akan menjadi trend teknologi pembelajaran masa depan. 1.1 Latar Belakang Pada paradigma lama proses pembelajaran di perguruan tinggi umumnya digambarkan di dalam suatu ruangan kuliah atau kelas melalui tatap muka yang terjadwal antara dosen dan mahasiswa. Interaksi antara mahasiswa dan dosen dilakukan secara langsung. Ketika mahasiswa menanyakan sesuatu kepada dosennya maka dosen yang bersangkutan dapat langsung menjawab pertanyaan mahasiswa tersebut. Dengan demikian dosen atau pengajar dianggap sebagai sumber daya paling penting dari sebuah proses belajar mengajar. Khoe Yao Tung [7] mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia [1]. Kehadiran teknologi internet memudahkan orang untuk melakukan interaksi tanpa terikat oleh ruang dan waktu. Dengan demikian kehadiran teknologi internet dalam proses pembelajaran menjadikan mahasiswa atau peserta didik sebagai active learner. Proses pembelajaran pada STMIK Atma Luhur saat ini masih menggunakan model konvensional. Pada model konvensional ini kehadiran mahasiswa dalam proses pembelajaran termasuk salah satu unsur yang menjadi penilaian. Mahasiswa yang ada di STMIK Atma Luhur khususnya kelas karyawan terdiri dari pegawai negeri sipil maupun swasta. Seringkali beberapa mahasiswa tidak dapat mengikuti perkuliahan dengan alasan ada tugas di luar kota. Dengan demikian ketidakhadiran dalam perkuliahan tersebut akan mempengaruhi nilai mereka dan proses belajarpun menjadi kurang efektif. Untuk mengatasi hal ini maka pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran menjadi sebuah keharusan. Selain untuk mempermudah melakukan interaksi tanpa terikat ruang dan waktu, diharapkan keberadaan TIK mampu berperan dalam menghasilkan berbagai produk bahan belajar yang jauh lebih menarik untuk dipelajari, memiliki unsur interaktif yang tinggi serta mudah dipahami oleh mahasiswa. Untuk mengembangkan sistem pembelajaran berbasis internet tentunya komponen seperti Infrastruktur, SDM, Konten dan Aplikasi harus disiapkan. Sistem yang tidak berfungsi secara optimal akan menimbulkan kerugian serta menjadikan sistem pembelajaran menjadi tidak efektif. Oleh karena itu para pengambil keputusan perlu mempertimbangkan elemenelemen dari berbagai alternatif pilihan model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. 1.2 Tujuan Tujuan penelitian ini antara lain: 1) Untuk mengkaji kriteria-kriteria yang harus dipertimbangkan untuk menentukan model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet. 93

2) Membantu memberikan solusi alternatif bagi pengambil keputusan dalam menentukan model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet yang akan diterapkan pada kelas karyawan berdasarkan pertimbangan kriteria yang telah disusun menggunakan model AHP. 1.3 Rumusan Masalah 1) Dari sisi Manfaat, alternatif yang manakah yang menjadi prioritas utama dalam menentukan model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet? 2) Dari sisi Biaya, alternatif yang manakah yang menjadi prioritas utama dalam menentukan model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet? 3) Berdasarkan Rasio Manfaat Terhadap Biaya, alternatif yang manakah yang menjadi prioritas utama dalam menentukan model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet? 2. Landasan Teori 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem pendukung keputusan dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semiterstruktur yang spesifik. Menurut Moore dan Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat yang tidak biasa [2]. Adapun langkah-langkah proses pemilihan alternatif tindakan/keputusan antara lain [3] : 1) Tahap Intelligence Tahap proses seseorang dalam rangka pengambil keputusan untuk permasalahan yang dihadapi, terdiri dari aktivitas penelusuran, pendeteksian serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh dalam rangka mengidentifikasi masalah. 2) Tahap Design Tahap proses pengambil keputusan setelah tahap intelligence meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi. Aktivitas yang biasanya dilakukan seperti menemukan, mengembangkan dan menganalisa alternatif tindakan yang dapat dilakukan. 3) Tahap Choice Tahap proses pemilihan di antara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan. 2.2 Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Berbasis Internet Ada 3 model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet yang menjadi alternative pemilihan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet antara lain: 2.2.1 Web Web adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet [4]. Komunikasi pada model ini lebih banyak dilakukan secara asynchronous daripada secara synchronous. Sistem ini biasanya juga dilengkapi dengan berbagai sumber belajar (digital), baik yang dikembangkan sendiri maupun dengan menggunakan berbagai sumber belajar dengan jalan membuat hubungan (link) ke berbagai sumber belajar yang sudah tersedia pada internet seperti database statistik berita dan informasi, e-book, perpustakaan elektronik, dan sebagainya. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh [5]. 2.2.2 Web Centric Web Centric adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka sehingga fungsinya saling melengkapi. Pada model ini pengajar dapat memberikan petunjuk pada peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran melalui web. Peserta didik diberi arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut [4]. Bentuk ini memberikan makna bahwa kegiatan belajar bergeser dari kegiatan di kelas menjadi kegiatan melalui internet yang sama bentuknya dengan web course, peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah tetapi pada waktu-waktu yang telah ditetapkan mereka bertatap muka, baik di kampus maupun di tempat-tempat yang telah ditentukan seperti di perpustakaan atau balai pertemuan [5]. 94

2.2.3 Web Enhanced Web Enhanced adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Pada model ini pengajar dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing peserta didik mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan materi pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan [4]. 2.3 Analitical Hierarchy Process (AHP) Sebagai Model Pengambilan Keputusan AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hierarki. Menurut Saaty [6], hierarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, subkriteria dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hierarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompokkelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hierarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis [6]. Metode pairwise comparison AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang diteliti multi obyek dan multi kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari tiap elemen dalam hirarki. Model ini merupakan model yang komprehensif. Pembuat keputusan menentukan pilihan atas pasangan perbandingan yang sederhana, membangun semua prioritas untuk urutan alternatif. Langkah-langkah dan proses AHP: 1) Mendefinisikan permasalahan dalam penentuan tujuan. 2) Menyusun masalah ke dalam hirarki sehingga permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terukur. 3) Penyusunan prioritas untuk tiap elemen masalah pada hirarki. 4) Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapat pada tiap tingkat hirarki. 3. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Metode ini menggambarkan kondisi yang ada di STMIK Atma Luhur saat ini. Metode pemilihan sampel dalam menentukan responden adalah purposive sampling. Responden yang diambil sebagai sampel dianggap sebagai seseorang yang memiliki informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan model Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Expert Choice 2000 sebagai toolsnya. 4. Hasil Penelitian Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dilakukan maka diperoleh hirarki dan keputusan analisis pemilihan metode AHP dari Sisi Manfaat maupun Sisi Biaya sebagai berikut: dengan SASARAN SPK Untuk Menentukan Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Berbasis Internet LEVEL 1 FOKUS MANFAAT LEVEL 2 KRITERIA Fleksibilitas Pendidikan Akses Infrastruktur Dampak Terhadap Kurikulum LEVEL 3 SUB-KRITERIA > 95% Mahasiswa Pembelajaran Bekerja Mandiri Komunikasi Ketersediaan Kemampuan Interaktif Jaringan Internet Bandwidth Ketersediaan Aplikasi Pendukung LEVEL 4 ALTERNATIVE Web Web Centric Web Enhanced Gambar 1. Diagram Hirarki Dan Keputusan Dengan Pendekatan AHP Sisi Manfaat Gambar 1. di atas menunjukkan hirarki dari sisi manfaat yang dimulai dari sasaran (goal), level 1 untuk penentuan fokus pemilihan, level 2 untuk penentuan kriteria, level 3 untuk penentuan subkriteria dan yang terakhir level 4 untuk penentuan alternatif model pengembangan sistem. 95

SASARAN SPK Untuk Menentukan Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Berbasis Internet LEVEL 1 FOKUS BIAYA LEVEL 2 Pengadaan Pengadaan KRITERIA Hardware Software Pengembangan Honorarium Pelatihan Infrastruktur Tutorial Dosen Operional LEVEL 3 ALTERNATIVE Web Web Centric Web Enhanced Gambar 2. Diagram Hirarki dan Keputusan Dengan Pendekatan AHP Sisi Biaya Gambar 2. di atas menunjukkan hirarki dari sisi biaya yang dimulai dari sasaran (goal), level 1 untuk penentuan fokus pemilihan, level 2 untuk penentuan kriteria dan yang terakhir level 3 untuk penentuan alternatif model pengembangan sistem. 4.1 Hasil Pengolahan Data Data setiap responden ahli berdasarkan kuesioner perbandingan berpasangan yang dilakukan dengan pendekatan AHP diolah menggunakan aplikasi Expert Choice 2000, sehingga diperoleh hasil penggabungan dari tanggapan responden ahli sebagai berikut: Gambar 3. Nilai Bobot Prioritas Kriteria Sisi Manfaat Gambar 3. di atas menunjukkan bobot dari hasil pengolahan data pada masing-masing kriteria. Menurut pendapat gabungan responden ahli prioritas kriteria yang menjadi pertimbangan untuk menentukan model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet dari sisi manfaat adalah Fleksibilitas Akses Pendidikan dengan bobot sebesar 0,644 atau sebanding dengan 64,4% dengan tingkat konsisten sebesar 0,01. Gambar 4. Nilai Bobot Prioritas SubKriteria Sisi Manfaat Berdasarkan Kriteria Fleksibilitas Akses Pendidikan Gambar 4. di atas menunjukkan bahwa prioritas subkriteria berdasarkan kriteria Fleksibilitas Akses Pendidikan yang menjadi pertimbangan untuk menentukan model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet dari sisi manfaat adalah > 95% Mahasiswa Bekerja dengan bobot sebesar 0,672 atau sebanding dengan 67,2% dengan tingkat konsisten sebesar 0,02. 96

Gambar 5. Nilai Bobot Prioritas SubKriteria Sisi Manfaat Berdasarkan Kriteria Infrastruktur Gambar 5. menunjukkan bahwa prioritas subkriteria berdasarkan kriteria Infrastuktur yang menjadi pertimbangan untuk menentukan model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet dari sisi manfaat adalah Ketersediaan Akses Internet dengan bobot sebesar 0,457 atau sebanding dengan 45,7% dengan tingkat konsisten sebesar 0,00. Gambar 6. Nilai Bobot Secara Global Prioritas Alternatif Sisi Manfaat Gambar 6. di atas menunjukkan nilai bobot secara keseluruhan hasil perbandingan berpasangan (pairwise comparison) dari gabungan pendapat responden ahli dari sisi manfaat terhadap alternatif model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet. Prioritas alternatif dengan bobot tertinggi yaitu sebesar 0,497 atau sebanding dengan 49,7% menurut pendapat gabungan responden ahli adalah Web dengan tingkat konsisten sebesar 0,01. Dari sisi Biaya diperoleh nilai bobot dari hasil pengolahan data pada masing-masing kriteria seperti yang terlihat pada gambar berikut: Gambar 7. Nilai Bobot Prioritas Kriteria Sisi Biaya Gambar 7. menunjukkan prioritas kriteria yang menjadi pertimbangan untuk menentukan model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet dari sisi biaya adalah Pengembangan Infrastruktur dengan bobot sebesar 0,310 atau sebanding dengan 31% dengan tingkat konsisten sebesar 0,01. Sedangkan nilai bobot secara keseluruhan hasil perbandingan berpasangan (pairwise comparison) dari gabungan pendapat responden ahli dari sisi biaya terhadap alternatif dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 8. Nilai Bobot Secara Global Prioritas Alternatif Sisi Biaya Menurut pendapat gabungan responden ahli prioritas alternatif untuk menentukan model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet dari sisi biaya adalah Web Enhanced dengan bobot sebesar 0,411 atau sebanding dengan 41,1% dengan tingkat konsisten sebesar 0,00. 97

4.2 Analisis Rasio Manfaat Terhadap Biaya Berdasarkan analisis terhadap kriteria, subkriteria dan alternatif sisi manfaat serta kriteria dan alternatif sisi biaya maka diperoleh hasil analisis rasio manfaat terhadap biaya dengan cara membagi nilai bobot alternatif sisi manfaat dengan nilai bobot alternatif sisi biaya seperti tabel berikut: Tabel 1. Analisis Rasio Manfaat Terhadap Biaya Alternatif Web Web Centric Web Enhanced Benefit (Manfaat) 0,497 0,251 0,252 Cost (Biaya) 0,312 0,277 0,411 B/C (Manfaat/Biaya) 1,593 0,906 0,613 Berdasarkan hasil analisis rasio manfaat terhadap biaya, maka dapat disimpulkan bahwa alternatif Web merupakan prioritas alternatif untuk menentukan model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet dengan bobot sebesar 1,593. 5. Kesimpulan Dari hasil analisa dan pengolahan data menggunakan pendekatan AHP dan aplikasi Expert Choice 2000 maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a) Dari beberapa alternatif sisi Manfaat, alternatif yang menjadi prioritas utama dengan nilai bobot tertinggi menurut pendapat gabungan responden ahli adalah Web. b) Dari beberapa alternatif sisi Biaya, alternatif yang menjadi prioritas utama dengan nilai bobot tertinggi menurut pendapat gabungan responden ahli adalah Web Enhanced. c) Sedangkan berdasarkan Rasio Manfaat Terhadap Biaya, alternatif yang menjadi prioritas utama dengan nilai bobot tertinggi adalah Web. 6. Batasan Penelitian Penelitian ini hanya dilakukan untuk menentukan model pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet pada kelas karyawan. Penelitian ini hanya membahas bagaimana menentukan prioritas model pembelajaran berbasis internet berdasarkan hal-hal yang harus dipertimbangkan yang datanya diperoleh dari pihak-pihak pengelola kelas karyawan. Pengolahan data dilakukan dengan metode Analitycal Hierarchy Proccess (AHP) dan komparasi hasilnya menggunakan tool Expert Choice 2000. Daftar Pustaka [1]. Supriadi, Hari. (2011). E-learning Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan. http://insearch.unibi.ac.id/jurnal/ 2012/02/23/78/detail/e_learning_dalam_meningkatkan_kualitas_pendidikan, diakses terakhir 20 Mei 2012. [2]. http://id.wikipedia.org/wiki/sistem_pendukung_keputusan, diakses terakhir 20 Mei 2012. [3]. Simarmata, Janner. (2006). Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi, ANDI, Yogyakarta. [4]. Suyanto, Asep Herman. (2005). Mengenal E-Learning. www.ipi.or.id/elearn.pdf, diakses 20 Mei 2012. [5]. http://file.upi.edu/direktori/dual Modes/Inovasi_Pendidikan/ Modul_6Inovasi_Pembelajaran_ Melalui_ TIK.pdf, diakses terakhir 01 Juni 2012. [6]. Syaifullah. (2010). Pengenalan Metode AHP (Analitical Hierarchy Process. http://syaifullah08.files. wordpress.com /2010/02/pengenalan-analytical-hierarchy-process.pdf, diakses terakhir 25 Mei 2012. [7]. Koe, Yoe Tung. (2000). Pendidikan dan Riset di Internet, Dinastindo, Jakarta. 98