Evaluasi Kualitas Sensoris Muffin Berbahan Baku Pisang Goroho (Musa acuminate sp.)

dokumen-dokumen yang mirip
SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA KUE SEMPRONG DARI CAMPURAN TEPUNG PISANG GOROHO (Musa acuminate, L) DAN TEPUNG SAGU (Metroxylon sago, Rottb)

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

METODE. Bahan dan Alat

FORMULASI CAMPURAN TEPUNG SAGU BARUK (Arenga microcarpa) DAN UBI JALAR KUNING (Ipomoea batatas) DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG SWEET POTATO FLOUR SUBSTITUTION OF ROLL CAKE

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 30 November Mei 2016

SIFAT ORGANOLEPTIK NUGGET DAGING BROILER MENGGUNAKAN TEPUNG TEMPE. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

Jusniati, Et al. / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2017) 365. Kata Kunci : Jantung Pisang, Ikan Tongkol, Abon Jantung Pisang

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

METODE. Waktu dan Tempat

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

J U R N A L. PEMANFAATAN PATI TACCA (Tacca Leontopetaloides) PADA PEMBUATAN BISKUIT ALFIAN Z. AATJIN Dosen Pembimbing:

PENGARUH RASIO TEPUNG KOMAK DENGAN TEPUNG TERIGU DAN PENGGUNAAN PUTIH TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK BROWNIES YANG DIHASILKAN

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BONGGOL. PISANG ( Musa paradisiaca ) TERHADAP DAYA SERAP AIR DAN DAYA TERIMA BROWNIES

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG PISANG KEPOK TERHADAP KUALITAS COOKIES. Oleh: NURHAMIDAH RANGKUTI

KAJIAN PROPORSI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG UBI JALAR KUNING SERTA KONSENTRASI LESITIN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGGUNAAN TEPUNG JALEJO (JAGUNG, KEDELAI, KACANG HIJAU) SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN DONAT

PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG SUKUN (Artocarpus communis) TERHADAP SIFAT SENSORIS DAN KIMIA BISKUIT

KUALITAS FISIK DAN SENSORIS ROTI TAWAR BEBAS GLUTEN BEBAS KASEIN BERBAHAN DASAR TEPUNG KOMPOSIT PISANG GOROHO (Musa acuminate L)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

Food Science and Culinary Education Journal

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.) DALAM PEMBUATAN COOKIES. ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

METODE. Materi. Rancangan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

111. BAHAN DAN METODE

Gambar 12.(a) Persentase Responden yang Memilih Makanan Ringan dan Makanan Berat, (b) Persentase Produk Makanan Ringan

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

SUBSTITUSI TERIGU DENGAN TEPUNG LABU KUNING TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

SUBSTITUSI TEPUNG COCOCAF PADA PEMBUATAN BROWNIES KUKUS SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TERIGU

KARAKTERISTIK ROTI TAWAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L) MOENCH) TERFERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

OLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA

PENGEMBANGAN BISKUIT KENARI (Canarium indicum L) BERBAHAN BAKU TEPUNG SAGU BARUK (Arenga microcarpa)

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE. Waktu dan Tempat

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Jurnal Pangan dan Gizi Vol 01 No. 02 Tahun 2010

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rendemen merupakan suatu parameter yang penting untuk mengetahui nilai

Deskripsi PROSES PRODUKSI DAN FORMULASI MI JAGUNG KERING YANG DISUBSTITUSI DENGAN TEPUNG JAGUNG TERMODIFIKASI

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Evaluasi Kualitas Sensoris Muffin Berbahan Baku Pisang Goroho (Musa acuminate sp.) The Evaluation of Sensoric Quality of Muffin Made From Substitute Goroho Plantain (Musa acuminate sp). F. V. Albanjar 1), E. Nurali 2), L. Lalujan 2) dan T. Langi 2) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Unsrat 2) Dosen Ilmu dan Teknologi Pangan Unsrat ABSTRACT Goroho plantain (Musa acuminate sp.) is a kind of local endemic food from North Sulawesi. As a carbohydrate source, goroho plantain was mostly consumed by people in that area. Many efforts have been done to promote the composite flour, recently. Substitution of goroho flour to make a various food products such as muffin is one of that attempt. This research was aimed to evaluate the sensoric quality of muffin made from goroho flour. The statistical analysis of this research was Complete Random Design (CRD) where substitution of goroho flour was the treatment. The result of ANOVA showed that substitution of goroho flour were not affected the quality sensoric of muffin in color, smell, flavor and texture of muffin. The organoleptic test of muffin was give the result that substituted by 100 % goroho flour give the most preferred in color (3,84) and flavor (3,80). But the most preferred smell (3,88) of muffin was substituted by 50% goroho flour and the most preferred texture (3,76) of muffin was substituted by 75% goroho flour. Keywords : Goroho Plantain, Muffin. ABSTRAK (Musa acuminate,sp) merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki kadar karbohidrat yang tinggi dan merupakan jenis pisang spesifik lokal di daerah Sulawesi Utara. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengangkat penggunaan tepung komposit, dimana penggunaan tepung terigu digantikan oleh tepung-tepungan lokal seperti tepung pisang goroho dalam pembuatan produkproduk rerotian seperti muffin. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas sensoris muffin dari tepung pisang goroho. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan substitusi tepung pisang goroho. Hasil ANOVA tidak berpengaruh atas perlakuan yang diberikan terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur muffin. Hasil uji organoleptik, warna dan rasa muffin yang paling disukai oleh panelis adalah perlakuan D dengan nilai rata-rata berturut-turut 3,84 dan 3,80. Aroma muffin yang paling disukai adalah perlakuan B yakni 3,88 dan tekstur muffin yang paling disukai oleh panelis adalah perlakuan C yakni 3,76. Kata kunci :, muffin

PENDAHULUAN Diversifikasi pangan dilakukan dengan memperhatikan sumber daya lokal melalui peningkatan teknologi pengolahan dan produk pangan serta peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi anekaragam pangan dengan gizi seimbang. Pengembangan produk pangan yang terus mendapat prioritas dalam menunjang program ketahanan pangan adalah sediaan produk pangan yang bergizi, beragam, serasi dan aman. (Musa acuminate,sp) merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki kadar karbohidrat yang tinggi dan merupakan jenis pisang spesifik lokal di daerah Sulawesi Utara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurali dkk (2012), tepung pisang goroho putih mengandung karbohidrat 75.18%, lemak 0.97%, protein 5.16%, kadar air 11.29%, kadar abu 2.29%, dan serat 5.12%. Pada umumnya pisang goroho dikonsumsi dengan cara digoreng, direbus dan dibuat menjadi tepung sebagai bahan membuat aneka produk. Berbagai upaya telah dilakukan oleh negara-negara berkembang untuk mengangkat penggunaan tepung komposit, dimana penggunaan tepung terigu digantikan oleh tepungtepungan lokal seperti tepung pisang goroho dalam pembuatan produk-produk rerotian, sehingga mengurangi biaya yang berkaitan dengan impor gandum (Hartono, 2012). Muffin adalah salah satu produk rerotian yang berbentuk cangkir, berukuran kecil, permukaan merekah dan beremah. Muffin yang umum dikembangkan saat ini tergolong sebagai quick bread karena menggunakan agen pengembang kimia yang dapat bereaksi dengan cepat (Smith dan Hui, 2004). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti bermaksud mengembangkan produk muffin berbahan baku pisang goroho yang diharapkan bisa menjadi alternatif sebagai makanan selingan yang tidak hanya menjadi produk baru tetapi juga bergizi dan baik untuk kesehatan. METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Ilmu Pangan dan Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado selama 2 bulan. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah timbangan digital, timbangan analitik, gelas ukur, pisau stainless steel, ayakan, kompor, alat pengaduk, gelas ukur, wadah plastik, cetakan muffin dan mixer. Bahan-bahan yang digunakan adalah pisang goroho (Musa acuminate sp.) jenis putih yang memiliki umur panen antara 80 hingga 90 hari (tingkat kematangan I), tepung terigu (Kunci Biru), telur ayam, backing powder (Koepoe), gula aren, NaCl (Sawi), susu (Ultra Milk), minyak kelapa (Bimoli), kayu manis (Koepoe). Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan substitusi tepung pisang goroho dengan beberapa konsentrasi : A = 75% Tepung terigu : 25% Tepung B = 50% Tepung terigu : 50% Tepung C = 25% Tepung terigu : 75% Tepung D = 0% Tepung terigu : 100% Tepung Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali.

Prosedur Penelitian Pembuatan Tepung pisang goroho (Sayangbati, 2012) Pembuatan tepung pisang goroho diawali dengan melakukan blanching dengan uap selama 10 menit pada suhu 80 C. Setelah itu pisang didinginkan dan dikupas lalu ditimbang. Selanjutnya daging pisang diiris menggunakan slicer dengan ketebalan 0,3 cm lalu direndam dalam air. Setelah itu irisan daging pisang diletakkan diatas wadah dan dikeringkan dengan menggunakan cahaya matahari selama dua hari. Irisan pisang kering kemudian dihaluskan dengan menggunakan grinder. Bubuk daging pisang yang yang telah dihaluskan kemudian diayak dengan menggunakan ayakan 80 mesh. Pembuatan Muffin (Sofi, 2012) yang dimodifikasi Muffin dibuat dengan cara mencampurkan 250 g tepung sesuai dengan perlakuan, 8 g baking powder dalam satu wadah. Wadah yang lainnya digunakan untuk mencampur 100 g gula aren, 4 g NaCl, 4 g bubuk kayu manis dan 100 ml telur ayam, adonan tersebut dimixer hingga mengembang. Setelah adonan tercampur dan mengembang masukkan 100 ml minyak kelapa dan 200 ml susu segar. Setelah itu, masukkan tepung yang sudah tercampur dengan baking powder sedikit demi sedikit sampai adonan menjadi lembab. Masukkan adonan kedalam cetakan muffin, lalu di panggang dalam oven yang sudah dipanaskan selama 40 menit hingga kue matang. Prosedur Analisis Uji Organoleptik (Metode Skala Hedonik) (Soekarto, 1985 dalam Putra, 2012) Dilakukan uji sensori dengan menggunakan Skala Hedonik, yaitu tingkat kesukaan terhadap rasa, tekstur, bau dan warna. Sampel disajikan secara acak, kepada panelis diminta untuk memberikan nilai menurut tingkat kesukaan. Jumlah skala yang digunakan terdiri dari 5 skala yaitu : 1. Sangat tidak suka 2. Tidak suka 3. Netral 4. Suka 5. Sangat Suka HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian awal yang telah dilakukan yaitu pembuatan tepung pisang goroho, diperoleh hasil tepung pisang goroho dengan rendemen 29.82% berwarna putih keabu-abuan dan memiliki kadar air 6.64%. Setelah itu tepung pisang goroho disubstitusi dalam pembuatan muffin. Muffin yang dihasilkan adalah muffin dengan warna coklat tua dengan permukaan yang merekah dan beremah serta bagian dalamnya berpori. Uji Organoleptik Uji organoleptik yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan skala hedonik. 25 orang panelis diminta untuk memberikan nilai menurut tingkat kesukaan terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur muffin substitusi tepung pisang goroho. Warna terhadap warna diperoleh data dengan rata

rata berkisar 3.60 3.84, disajikan pada tabel 1. Tabel 1 Nilai rata-rata tingkat kesukaan warna muffin 1. B 3.60 2. C 3.60 3. A 3.72 4. D 3.84 diberikan terhadap warna muffin. Warna muffin yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah perlakuan D yakni muffin dengan menggunakan 100% tepung pisang goroho. Warna dari muffin substitusi tepung pisang goroho adalah coklat.. Pada saat pemanggangan dengan suhu tinggi, terjadi pemecahan ikatan glikosidik dari sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa. Pada saat tersebut terjadilah reaksi maillard yang dapat mempengaruhi warna dari muffin yang dihasilkan Warna merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan produk, karena panelis akan menilai suatu produk pangan baru pertama pada penampakan secara visual. Warna merupakan salah satu bentuk visual yang dipertimbangkan oleh konsumen (Winarno 1997). Aroma terhadap aroma diperoleh data dengan rata rata berkisar 3.72 3.88. Tabel 2 Nilai rata-rata tingkat kesukaan aroma muffin 1. C 3.72 2. D 3.76 3. A 3.80 4. B 3.88 diberikan terhadap aroma muffin. Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa nilai rata-rata tertinggi tingkat kesukaan panelis terhadap aroma muffin adalah pada perlakuan B yakni dengan substitusi 50% tepung pisang goroho. Muffin yang dihasilkan memiliki aroma yang enak dan khas. Penambahan kayu manis sebagai bahan baku dalam pembuatan muffin memberikan pengaruh terhadap aroma dari muffin yang dihasilkan. Aroma merupakan salah satu atribut sensoris yang penting pada berbagai produk hasil pemanggangan. Aroma yang baik akan meningkatkan tingkat kesukaan panelis terhadap suatu produk pangan. Gula berfungsi sebagai pemberi aroma yang khas. Aroma wangi gula terbentuk dari proses karamelisasi selama pemanggangan. Rasa terhadap rasa diperoleh data dengan rata rata berkisar 3.48 3.80. Tabel 3 Nilai rata-rata tingkat kesukaan rasa muffin 1. B 3.48 2. C 3.60 3. A 3.80 4. D 3.80 diberikan terhadap rasa muffin.

Berdasarkan Tabel 3. terlihat bahwa perlakuan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah pada perlakuan A dan D dengan nilai rata-rata 3.80. Perlakuan D adalah muffin dengan menggunakan 100% tepung pisang goroho, panelis memilih muffin perlakuan D karena adanya rasa khas dari pisang goroho. Rasa dapat ditentukan dengan cecapan dan rangsangan mulut. Tekstur dan konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan oleh bahan tersebut (Winarno, 1992). Tekstur terhadap tekstur diperoleh data dengan rata rata berkisar 3.32 3.76. Tabel 4 Nilai rata-rata tingkat kesukaan tekstur muffin 1. A 3.32 2. B 3.40 3. D 3.44 4. C 3.76 diberikan terhadap tekstur muffin. Berdasarkan Tabel 4, perlakuan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah pada perlakuan C yakni dengan substitusi 75% tepung pisang goroho. Menurut Szczesniak (2002) dalam Hartono (2012), tekstur adalah manifestasi sensori dan fungsional dari sifat struktural, mekanikal, dan permukaan dari produk pangan yang dapat dideteksi melalui indera penglihatan, pendengaran, perasa, dan kinestetik. Tekstur merupakan salah satu karakteristik produk pangan yang penting dalam mempengaruhi penerimaan konsumen. KESIMPULAN 1. Warna dan rasa muffin yang paling disukai oleh panelis adalah perlakuan D (100% tepung pisang goroho) dengan nilai rata-rata berturut-turut 3,84 dan 3,80. Aroma muffin yang paling disukai adalah perlakuan B (substitusi 50 % tepung pisang goroho) yakni 3,88 dan tekstur muffin yang paling disukai oleh panelis adalah perlakuan C (substitusi 75% tepung pisang goroho) yakni 3,76. 2. Secara keseluruhan muffin yang dibuat dengan 100% tepung pisang goroho memiliki nilai rata-rata tertinggi (3,71) terhadap tingkat kesukaan panelis. DAFTAR PUSTAKA Hartono, S. 2012. Optimasi Formula dan Proses Pembuatan Muffin Berbasis Substitusi Tepung Komposit Jagung dan Ubi Jalar Kuning. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor Nurali. Erny, Djarkasi. G, Sumual. M dan Lalujan E. 2012. The Potential of Goroho Plantain As a Source of Functional Food. Final Report Tropical Plant Curriculum Project in Cooperation with USAID-TEXAS A&M University. Putra. H. G. 2012. Pembuatan Beras Analog Berbasis Tepung Pisang Goroho (Musa acuminate) dengan Bahan Pengikat Carboxymethyl Celluloce (CMC). Skripsi. Fakultas Pertanian. UNSRAT. Manado. Sayangbati, Frisly. 2012. Karakteristik Fisikokimia Biskuit Berbahan Baku Tepung Pisang Goroho (Musa acuminate). Skripsi. Fakultas Pertanian. UNSRAT. Manado.

Smith. J. S and Hui H. Y. 2004. Food Processing Principles and Applications. Blackwell Publishing. Sofi. 2012. Olahan Kue Modern Trendi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.