BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhatian terhadap praktek Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) memperkenalkannya sebagai tata cara kelola perusahaan yang sehat dalam rangka pemulihan sektor ekonomi. Hal itu diwujudkan dalam sebuah keyakinan bahwa GCG merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang demi kelangsungan hidup perusahaan. Di Indonesia, isu mengenai corporate governance muncul setelah terjadinya krisis multidimensi pada pertengahan 1997. Krisis ini dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang kemudian menghancurkan sendisendi ekonomi, salah satunya adalah pada sektor perbankan. Menurut hasil penelitian dan laporan dari Bank Dunia dan ADB (Asia Development Bank), krisis yang menimpa Indonesia dan mengakibatkan runtuhnya perusahaan-perusahaan besar baik di Indonesia maupun di dunia adalah disebabkan oleh lemahnya pelaksanaan GCG. Pada dasarnya terdapat lima prinsip dalam GCG, yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, dan Fairness. Semua prinsip penting dalam GCG sangat erat kaitannya dengan tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Melalui CSR
diharapkan perusahaan juga memperhatikan kepentingan dan nilai tambah bagi stakeholders-nya ini sejalan dengan salah satu prinsip GCG yaitu responsibility, sedangkan pengungkapan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan sejalan dengan prinsip transparency dan accountability. Penerapan konsep GCG diharapkan dapat meningkatkan pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, termasuk dalam laporan tahunan sebagai salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis. Konsep CSR menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja tetapi juga terhadap para stakeholders yang terkait dan/atau terkena dampak dari keberadaan perusahaan. Dalam menetapkan dan menjalankan strategi bisnisnya, perusahaan yang menjalankan CSR akan memperhatikan dampaknya terhadap kondisi sosial dan lingkungan dan berupaya agar dampaknya positif (Utama, 2007). Tumbuhnya kesadaran publik akan peran perusahaan di tengah masyarakat melahirkan kritik karena menciptakan masalah sosial, polusi, sumber daya, limbah, mutu produk, tingkat keamanan produk, serta hak dan status tenaga kerja. Tekanan dari berbagai pihak memaksa perusahaan untuk menerima tanggung jawab atas dampak aktivitas bisnisnya terhadap pihak yang lebih luas dari pada kelompok pemegang saham dan kreditur saja. Namun CSR pada kenyataannya masih dianggap sepele dan dijalankan dengan setengah hati (Daniri, 2008). CSR dijalankan hanya untuk mendapatkan perhatian masyarakat.
CSR merupakan suatu cara bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan kepada para stakeholder bahwa perusahaan memberikan perhatian pada pengaruh sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Pengaruh disini antara lain adalah seberapa jauh lingkungan, pegawai, konsumen, masyarakat lokal dan yang lainnya dipengaruhi oleh kegiatan dan operasi bisnis perusahaan. Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat tersebut memunculkan kesadararan baru tentang pentingnya melaksanakan Corporate Social Responsibility, apalagi setelah ditetapkannya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 pada tanggal 20 Juli 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan semua perseroan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab tersebut di laporan tahunan. Adanya pelaporan tersebut adalah merupakan pencerminan dari perlunya akuntabilitas perseroan atas pelaksanaan kegiatan CSR, sehingga para stakeholders dapat menilai pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas, tujuan akhir yang diharapkan adalah bahwa perseroan dengan kesadaran sendiri akan melaksanakan kegiatan CSR. Dengan demikian prinsip independency dan fairness dari GCG dapat terwujud dengan dikelolanya perusahaan secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
Dalam beberapa tahun belakangan ini banyak perusahaan yang seakan berlomba mengekspose diri dalam kegiatan yang berorientasi sosial, mereka bergiat mencitrakan diri sebagai perusahaan yang peduli terhadap masalah lingkungan dan sosial. Sebut saja beberapa nama seperti PT. Unilever Indonesia dengan program Lifebouy Handwashing Campaign dan program kegiatan Senyum Indonesia Senyum Pepsodent, Astra Internasional Tbk dengan program beasiswanya, PT. Telkom dengan Broadband Learning Center serta banyak lagi perusahaan yang memiliki program CSR yang beragam. Namun di tahun 2006 kita dikejutkan dengan berita bencana melubernya lumpur dan gas panas di Kabupaten Sidoarjo, Jawa timur yang disebabkan eksploitasi gas PT. Lapindo Brantas serta kasus Bank Century di tahun 2009. Saat ini sebenarnya sebagian besar perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan besar telah melaporkan kegiatan CSR di laporan tahunan mereka. Namun, apa yang dilaporkan dan diungkapkan sangat beragam karena belum terdapat kesepakatan standar pelaporan CSR yang dapat dijadikan acuan bagi perusahaan dalam menyiapkan laporan CSR. Keberagaman dalam pengungkapan CSR ini mungkin saja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Keberagaman pengungkapan inilah yang akan coba diteliti oleh penulis dengan mengkaitan luas pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan karakteristik Good Corporate Governance (GCG).
1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah : Apakah karakteristik Good Corporate Governance (GCG), dalam hal ini keberadaan dewan direksi warga negara asing, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, proporsi komite audit independen, kepemilikan terkonsentrasi, dan kepemilikan pemerintah berpengaruh terhadap luas pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG), dalam hal ini keberadaan dewan direksi warga negara asing, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, proporsi komite audit independen, kepemilikan terkonsentrasi, dan kepemilikan pemerintah terhadap luas pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi lingkungan akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wacana tentang penerapan mekanisme Good Corporate Governance (GCG) dan mengenai praktek pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
2. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan dan pemahaman tentang penerapan mekanisme Good Corporate Governance (GCG) dan mengenai praktek pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR), yang akan berguna bagi peneliti sebagai nilai tambah dalam meniti karir di masa yang akan datang. 3. Memberikan informasi sebagai bahan pembanding maupun studi lebih lanjut bagi peneliti berikutnya yang ingin mengadakan penelitian yang berkaitan dengan topik ini. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Agar arah dalam penulisan penelitian ini tidak mengalami kesalahpahaman serta menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis perlu membatasi pembahasan, agar tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana. Sehingga ruang lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada : 1. Mengevaluasi penerapan mekanisme Good Corporate Governance (GCG) dan mengenai praktek pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). 2. Menganalisis pengaruh penerapan mekanisme Good Corporate Governance (GCG) terhadap luas pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan
(annual report) perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya pada perusahaan-perusahaan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.