BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi iklim yang tidak menentu saat ini yang ditandai dengan global

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dari keberadaan isu Corporate Governance (Swasembada, edisi: 09/XXI/28 april-

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak penghasilan yang. suka manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. prinsipal. Namun, ditemui ada konflik kepentingan antara agen dan prinsipal

BAB I PENDAHULUAN. penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang di sekeliling yang menggunakannya. Akan tetapi sekarang hutan. emas dan batubara (Akuntan Indonesia, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Adanya. menarik lebih banyak investor asing maupun investor dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

I. PENDAHULUAN. perkapita, kesempatan kerja, distribusi pendapatan, dan lain-lain. Sasaran itu terus

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan return di. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. korporasi tersebut menunjukkan bahwa organ-organ perusahaan

BAB I. Pendahuluan. keuangan saja (single buttom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibangun dengan paradigma berbasis ekonomi atau single P (Profit).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi di Indonesia, keberadaan Badan

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penerapan good corporate governance terhadap pengungkapan sustainability

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya yang hakiki, good corporate governance atau GCG

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB 1 PENDAHULUAN. direflesikan dalam kondisi keuangan, namun juga harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik merupakan salah satu perusahaan yang. kepemilikannya terbuka untuk umum. Oleh karena itu, saham perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting bagi perusahaan publik. Hal ini dilakukan sebagai wujud

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Runtuhnya sistem ekonomi komunis menjelang akhir abad ke-20,

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB I PENDAHULUAN. yang berkenaan dengan permasalahan Good Corporate Governance (GCG) seketika

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan seperti halnya negara-negara yang lain. Anggraini (2006)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika Serikat sekitar satu setengah abad yang lalu (1840-an). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. berat karena selain dituntut untuk mendapatkan laba (profit) dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik serta menerapkan corporate sosial responsibility

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB). Setelah Produk Domestik Bruto dapat dipakai

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

LAPORAN PELAKSANAAN GCG 2008

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. sektor perekonomian. Salah satu penyebab krisis adalah lemahnya implementasi

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin meningkat, banyak peluang

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. berhasil diraih organisasi dalam setahun. Isi dari laporan tahunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini masyarakat semakin peduli dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting untuk meningkatkan pertumbuhan dan. kestabilan perekonomian di suatu negara. Oleh karena itu, perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dimana hal ini menciptakan persaingan antar perusahaan-perusahaan yang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kunci keberhasilan perusahaan untuk dapat bersaing dalam kegiatan bisnis.

ORISINALITAS TUGAS AKHIR...

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BUMD KABUPATEN SUMENEP (STUDI PADA PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) BHAKTI SUMEKAR SUMENEP)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhatian terhadap praktek Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) memperkenalkannya sebagai tata cara kelola perusahaan yang sehat dalam rangka pemulihan sektor ekonomi. Hal itu diwujudkan dalam sebuah keyakinan bahwa GCG merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang demi kelangsungan hidup perusahaan. Di Indonesia, isu mengenai corporate governance muncul setelah terjadinya krisis multidimensi pada pertengahan 1997. Krisis ini dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang kemudian menghancurkan sendisendi ekonomi, salah satunya adalah pada sektor perbankan. Menurut hasil penelitian dan laporan dari Bank Dunia dan ADB (Asia Development Bank), krisis yang menimpa Indonesia dan mengakibatkan runtuhnya perusahaan-perusahaan besar baik di Indonesia maupun di dunia adalah disebabkan oleh lemahnya pelaksanaan GCG. Pada dasarnya terdapat lima prinsip dalam GCG, yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, dan Fairness. Semua prinsip penting dalam GCG sangat erat kaitannya dengan tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Melalui CSR

diharapkan perusahaan juga memperhatikan kepentingan dan nilai tambah bagi stakeholders-nya ini sejalan dengan salah satu prinsip GCG yaitu responsibility, sedangkan pengungkapan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan sejalan dengan prinsip transparency dan accountability. Penerapan konsep GCG diharapkan dapat meningkatkan pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, termasuk dalam laporan tahunan sebagai salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis. Konsep CSR menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja tetapi juga terhadap para stakeholders yang terkait dan/atau terkena dampak dari keberadaan perusahaan. Dalam menetapkan dan menjalankan strategi bisnisnya, perusahaan yang menjalankan CSR akan memperhatikan dampaknya terhadap kondisi sosial dan lingkungan dan berupaya agar dampaknya positif (Utama, 2007). Tumbuhnya kesadaran publik akan peran perusahaan di tengah masyarakat melahirkan kritik karena menciptakan masalah sosial, polusi, sumber daya, limbah, mutu produk, tingkat keamanan produk, serta hak dan status tenaga kerja. Tekanan dari berbagai pihak memaksa perusahaan untuk menerima tanggung jawab atas dampak aktivitas bisnisnya terhadap pihak yang lebih luas dari pada kelompok pemegang saham dan kreditur saja. Namun CSR pada kenyataannya masih dianggap sepele dan dijalankan dengan setengah hati (Daniri, 2008). CSR dijalankan hanya untuk mendapatkan perhatian masyarakat.

CSR merupakan suatu cara bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan kepada para stakeholder bahwa perusahaan memberikan perhatian pada pengaruh sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Pengaruh disini antara lain adalah seberapa jauh lingkungan, pegawai, konsumen, masyarakat lokal dan yang lainnya dipengaruhi oleh kegiatan dan operasi bisnis perusahaan. Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat tersebut memunculkan kesadararan baru tentang pentingnya melaksanakan Corporate Social Responsibility, apalagi setelah ditetapkannya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 pada tanggal 20 Juli 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan semua perseroan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab tersebut di laporan tahunan. Adanya pelaporan tersebut adalah merupakan pencerminan dari perlunya akuntabilitas perseroan atas pelaksanaan kegiatan CSR, sehingga para stakeholders dapat menilai pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas, tujuan akhir yang diharapkan adalah bahwa perseroan dengan kesadaran sendiri akan melaksanakan kegiatan CSR. Dengan demikian prinsip independency dan fairness dari GCG dapat terwujud dengan dikelolanya perusahaan secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

Dalam beberapa tahun belakangan ini banyak perusahaan yang seakan berlomba mengekspose diri dalam kegiatan yang berorientasi sosial, mereka bergiat mencitrakan diri sebagai perusahaan yang peduli terhadap masalah lingkungan dan sosial. Sebut saja beberapa nama seperti PT. Unilever Indonesia dengan program Lifebouy Handwashing Campaign dan program kegiatan Senyum Indonesia Senyum Pepsodent, Astra Internasional Tbk dengan program beasiswanya, PT. Telkom dengan Broadband Learning Center serta banyak lagi perusahaan yang memiliki program CSR yang beragam. Namun di tahun 2006 kita dikejutkan dengan berita bencana melubernya lumpur dan gas panas di Kabupaten Sidoarjo, Jawa timur yang disebabkan eksploitasi gas PT. Lapindo Brantas serta kasus Bank Century di tahun 2009. Saat ini sebenarnya sebagian besar perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan besar telah melaporkan kegiatan CSR di laporan tahunan mereka. Namun, apa yang dilaporkan dan diungkapkan sangat beragam karena belum terdapat kesepakatan standar pelaporan CSR yang dapat dijadikan acuan bagi perusahaan dalam menyiapkan laporan CSR. Keberagaman dalam pengungkapan CSR ini mungkin saja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Keberagaman pengungkapan inilah yang akan coba diteliti oleh penulis dengan mengkaitan luas pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan karakteristik Good Corporate Governance (GCG).

1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah : Apakah karakteristik Good Corporate Governance (GCG), dalam hal ini keberadaan dewan direksi warga negara asing, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, proporsi komite audit independen, kepemilikan terkonsentrasi, dan kepemilikan pemerintah berpengaruh terhadap luas pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG), dalam hal ini keberadaan dewan direksi warga negara asing, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, proporsi komite audit independen, kepemilikan terkonsentrasi, dan kepemilikan pemerintah terhadap luas pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi lingkungan akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wacana tentang penerapan mekanisme Good Corporate Governance (GCG) dan mengenai praktek pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).

2. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan dan pemahaman tentang penerapan mekanisme Good Corporate Governance (GCG) dan mengenai praktek pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR), yang akan berguna bagi peneliti sebagai nilai tambah dalam meniti karir di masa yang akan datang. 3. Memberikan informasi sebagai bahan pembanding maupun studi lebih lanjut bagi peneliti berikutnya yang ingin mengadakan penelitian yang berkaitan dengan topik ini. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Agar arah dalam penulisan penelitian ini tidak mengalami kesalahpahaman serta menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis perlu membatasi pembahasan, agar tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana. Sehingga ruang lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada : 1. Mengevaluasi penerapan mekanisme Good Corporate Governance (GCG) dan mengenai praktek pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). 2. Menganalisis pengaruh penerapan mekanisme Good Corporate Governance (GCG) terhadap luas pengungkapan informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan

(annual report) perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya pada perusahaan-perusahaan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.