BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki 17.508 pulau besar dan kecil, luas wilayah darat 1,937 juta km2, luas laut 5,8 juta km dengan garis pantai terpanjang di dunia. Letak geografis antara dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudra (Hindia dan Pasifik) yang dilalui garis katulistiwa merupakan anugrah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia serta kekayaan sumber daya alamnya yang sangat melimpah. Indonesia mempunyai luas wilayah 7.9km2, dan 75% nya adalah desa. Desa adalah daerah administratif dibawah kecamatan yang dipimpin oleh kepala desa. Disebut dengan desa, karena kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarkat setempat.indonesia sebagai sebuah negara dibangun diatas dan dari desa. Desa menjadi pelopor sistem demokrasi yang otonom dan berdaulat penuh. Desa mempunyai wilayah yang sangat luas, tetapi selalu dibelakangkan karena masyarakatnya belum sejahtera, hal itu diakibatkan karena munculnya permasalahan yang ada di lingkungan seperti pendidikan yang rendah dan kesehatan yang belum bisa mensejahterakan masyarakatnya. Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten. Desa berfungsi sebagai ujung tombak didalam melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik bidang pemerintahan, bidang pembangunan, maupun tugas kemasyarakatan. Tetapi pada perjalanan Kenegaraan Republik Indonesia, desa belum berkembang dalam berbagai bentuk, sehingga perlu dilindungi dan dibudayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri dan demokratis sehingga dapat menciptakan
landasan yang kuat dalam melaksanakan Pemerintahan dan membangun masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Akan tetapi di masyarakat perdesaan kurang mempunyai kemampuan untuk mengakses data terhadap layanan-layanan dari pemerintah maupun swasta yang mayoritas berada pada pusat-pusat kota. Untuk itulah, pemerintah perlu memprioritaskan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) seperti meningkatkan usaha ekonomi rakyat, pendidikan, kesehatan dan perencanaan pembangunan di desa. Akibat munculnya permasalahan yang timbul di dalam desa dan dimasyarakat desa, maka diterbitkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Pemerintah desa yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setemat dalam sistem pemerintahan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelanggara pemerintahan desa. Dalam mengelola desa, perangakat desa wajib mengelola keuangan desa secara transparant, akuntabel, dan partipasif. Transparan berarti dikelola secara terbuka, akuntabel berarti dipertanggungjawabkan secara hukum, dan partisipasif bermakna melibatkan masyarakat dan prosesnya. Di samping itu, keuangan desa harus dibukukan dan dilaporkan sesuai kaidah sistem akuntansi pemerintahan. Keuangan desa merupakan semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaran pemerintah desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk segala bentuk kekayaan dan hak dan kewajiban desa. Tetapi selalu muncul kemungkinan permasalahan di dalam desa yang menjadi masalah hingga saat ini. Pendidikan yang kurang maju, teknologi yang belum berkembang, jarak tempuh pengurus desa sangat jauh, dan sumber daya manusia yang masih sangat kurang. Karena kurangnya sumber daya manusia tersebut, mengakibatkan perangkat desa lengah dalam membuat laporan pengelolaan kuangan desa, dan juga bisa terjadi penyelewengan dana desa yang harus dilaporkan 2 kali. Transparansi dan akuntabilitas
sangat penting dalam pelaporan dana desa karena penyelenggaraan pemerintahan yang baik, dinyatakan juga bahwa akuntabilitas terkandung kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala kegiatan terutama dalam bidang administrasi keuangan kepada pihak yang lebih tinggi dan transparansi mempunyai arti bahwa hak dan akses yang sama untuk mengetahui proses anggaran. Gambar 1.1 Dana Desa Tahun Anggaran 2015 Sumber : DJPK Kementrian Keuangan RI (diolah) Dari data diatas bisa disimpulan bahwa dana yang dikelola oleh desa memang cukup besar, sehingga penting untuk dilakukan pelaporan yang memadai agar menjadi transparant dan relevan. Jawa Tengah adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Ibu kotanya adalah semarang, dan provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Daerah Istimewa Yogyakarta sebelah selatan, dan Jawa Timur di sebelah timur. Luas wilayah Jawa Tengah yaitu 32.548 km 2 atau sekitar 28,94% dari luas pulau jawa. Jawa Tengah mempunyai 573 Kecamatan dan 8.576 kelurahan. Sebagaian penduduk di desa yang berada di Provinsi Jawa Tengah bermata pencahan sebagai PNS, Wiraswasta, Bertani, Berkebun, dan Buruh pabrik dalam penyelenggaran pemerintah desa yang dapat dinilai dengan uang
termasuk di dalamnya segala bentuk yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa. Pelaporan keuangan yang digunakan di desa sangat penting karena berguna untuk mengetahui tingkat efektifitas, efisiensi dan manfaat dari pengelolaan sumber daya ekonomi dan sebagai alat evaluasi kinerja aparatur desa. Penelitian tentang pelaporan keuangan desa masih jarang di mengerti dan di lakukan. Sebenarnya pelaporan itu berguna untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi bagi desa yang telah di atur dalam Undang Undang nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Atas dasar uraian dari latar belakang tersebut, penyusun tertarik untuk menyusun penulisan Tugas Akhir yang berjudul Praktik Pelaporan Keuangan Dana Desa Di Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Tengah. B. RUMUSAN MASALAH Pelaporan pengelolaan keuangan desa sangat penting bagi transaparansi dan akuntabilitas karena pemerintah desa mengelola keuangan secara terbuka (Transparansi), sebab keuangan itu adalah hak milik rakyat atau barang publik yang harus diketahui oleh masyarakat dan akuntabilitas bearti pertanggung jawaban desa dalam mengelola keuangan desa sesuai amanah dan kepercayaan yang diberikan. 1) Bagaimana persepsi antara inspektorat (pemeriksa) dengan Aparatur Desa dengan Aparatur Desa (Pelaksana) dalam penelitian pelaporan dana desa di Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan atas penelitian yang dilakukan adalah :
1) Mendiskripsikan persepsi antara inspektorat (pemeriksa) dengan Aparatur Desa dengan Aparatur Desa (Pelaksana) dalam penelitian pelaporan dana desa di Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang hendak dicapai dari penulis Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1) Bagi pemerintah Provinsi Jawa Tengah Hasil penelitian memberikan informasi bagaimana cara penyusunan kebijakan yang benar untuk Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 2) Bagi Pemerintah Desa Hasil penelitian bisa memberikan informasi cara bagaimana dalam penyusunan kebijakan, pengelolaan dan penggunaan dana desa yang benar kepada Desa yang benar. 3) Bagi peneliti berikutnya Hasil penelitian memberikan informasi bagaimana tatacara Pelaporan Keuangan Desa, oleh karena itu peneliti selanjutnya Tugas Akhir ini dapat menjadi referensi dalam penelitian Dana Desa terutama tentang Pelaporan Keuangan Dana Desa.