BAB I PENDAHULUAN. 2009). Kedelai dapat dikonsumsi langsung atau dalam bentuk olahan seperti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting dkk, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan komoditas yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI UMUR SEDANG DENGAN PERLAKUAN AGENSIA HAYATI DI DATARAN MENENGAH ENDEMIK PENYAKIT KARAT DAUN

PENGARUH PEMBERIAN AGENSIA HAYATI TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) UMUR DALAM DI DATARAN MENENGAH

UJI EFEKTIVITAS AGENS HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KARAT DAUN PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI UMUR GENJAH DI DATARAN RENDAH

serum medium koloni Corynebacterium diphtheria tampak putih keabuabuan, spesimenklinis (Joklik WK, Willett HP, Amos DB, Wilfert CM, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L.Mer) merupakan salah satu komoditi pangan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. protein nabati (Rahmat dan Yuyun, 1996). Menurut Badan Pusat Statistik (2015),

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil akar (Pitojo, 2003).

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kedelai (Gycine max (L) Merrill) merupakan komoditas pangan utama bagi

PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. [3 Desember 2009] 1 Konsumsi Tempe dan Tahu akan Membuat Massa Lebih Sehat dan Kuat.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai merupakan komoditas tanaman menjadi sumber protein nabati dan

BAB I PENDAHULUAN. dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. olahan seperti: tahu, tempe, tauco, oncom, dan kecap, susu kedelai, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

UJI EFIKASI AGENS HAYATI TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT KARAT PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI UMUR DALAM DI DATARAN RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penting bagi penduduk Indonesia. Departemen Pertanian (2002) menyatakan

Teknologi Budidaya Kedelai

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cronquist (1981), tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai Glycine max (L.) Merill adalah tanaman asli daratan Cina dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kedelai menjadi tanaman terpenting ketiga setelah padi dan jagung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L. Merrill) adalah komoditas yang

BAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan kedelai di Indonesia selalu mengalami peningkatan seiring

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara

I. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura yang tergolong tanaman semusiman. Tanaman berbentuk perdu

PENGARUH PUPUK FOSFOR DAN KALSIUM TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI SETELAH MASA SIMPAN

PENGARUH Trichoderma viride dan Pseudomonas fluorescens TERHADAP PERTUMBUHAN Phytophthora palmivora Butl. PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH.

Pengembangan Kedelai Di Kawasan Hutan Sebagai Sumber Benih

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein nabati yang relatif murah. Biji kedelai kaya protein dan lemak

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sebagian besar produk perkebunan utama diekspor ke negara-negara lain. Ekspor. teh dan kakao (Kementerian Pertanian, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. tahu, es krim, susu kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, pakan ternak,dan

BAB I PENDAHULUAN. pangan utama di Indonesia setelah padi dan jagung. Di Indonesia, budidaya

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan tanaman kacang-kacangan yang permintaannya

Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja

I. PENDAHULUAN. seluruh dunia dan tergolong spesies dengan keragaman genetis yang besar.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat kebutuhan konsumsi kedelai yang mencapai lebih dari 2,24 juta

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu tanaman pangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang cukup penting di Indonesia, yaitu sebagai sumber protein nabati.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterima dalam istilah ilmiah yaitu Glycine max (L.) Merill. Klasifikasi tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr) merupakan salah satu komoditas pangan utama

BAB I PENDAHULUAN. sumber protein di Indonesia (Sumarno, 1983). Peningkatan produksi kedelai di Indonesia dari

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) PROVINSI KALIMANTAN TENGAH *)

PENDAHULUAN. dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2005 DAN ANGKA RAMALAN I 2006)

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Kedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung, sebagai sumber protein nabati utama bagi masyarakat Indonesia (Supadi, 2009). Kedelai dapat dikonsumsi langsung atau dalam bentuk olahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting dkk, 2009). Kebutuhan kedelai setiap tahun terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Menurut Pusat Data Statistik dan Sistem Informasi (2013) terjadi peningkatan impor kedelai di Indonesia setiap tahunnya. Tahun 2011 Indonesia mengimpor kedelai sebanyak 1.911.987 ton/ha dan meningkat pada tahun 2012 yakni sebanyak 2.128.763 ton/ha. Berikut ini adalah tabel perbandingan luas panen, produktivitas dan produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2011 sampai 2015. Tabel 1.1 Perbandingan Luas Lahan, Produktivitas dan Produksi Kedelai di Indonesia Tahun 2011-2015 Tahun Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 Luas lahan (ha) 622.254 567.624 550.793 615.685 624.848 Produktivitas (ton/ha) 1,368 1,485 1,416 1,551 1,573 Produksi (ton) 851.286 843.153 779.992 954.997 982.967 (Badan Pusat Statistik, 2015). 1

2 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa produksi kedelai pada tahun 2014-2015 meningkat. Pada tahun 2015 produksinya sedikit meningkat sebesar 982.967ton biji kering dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 954.997ton. peningkatan produksi kedelai terjadi karena kenaikan luas panen seluas 624.848 ha dan kenaikan produktivitas kedelai yaitu sebesar 1,573 ton/ha. Peningkatan tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai secara nasional. Kebutuhan kedelai secara nasional mencapai 2,6 juta ton per tahun (Arifin, 2014). selain luas penanaman yang belum maksimal, produktivitas kedelai di Indonesia juga masih tergolong rendah yaitu rata-rata hanya 1,47 ton/ha. Idealnya produktivitas kedelai nasional dapat ditingkatkan hingga 2,5 ton/ha (Efendi, 2010). Untuk memenuhi kebutuhan kedelai secara nasional, Indonesia masih mengimpor dari negara lain. Ada beberapa penyebab rendahnya produktivitas tanaman kedelai di indonesia antara lain kesuburan tanah rendah, gangguan organisme pengganggu tanaman, cara budidaya kurang tepat karena keterbatasan sumberdaya manusia serta varietas yang jelek. Salah satu hambatan penting dalam peningkatan dan stabilisasi produksi kedelai di indonesia adalah serangan penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi (Safitri dkk, 2015). Penyakit karat menyebabkan daun kedelai bergejala menjadi kering dan rontok sebelum waktunya. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan P. pachyrhizi yang sangat merugikan petani, karena dapat menurunkan hasil hingga 90% (Sumartini, 2010). Oleh karenanya, penyakit karat harus dikendalikan. Cara pengendalian penyakit karat yang umum dilakukan adalah menggunakan

3 fungisida sintetik. Dampak negatif yang ditimbulkan bahan sintetik tersebut antara lain dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan mencemari lingkungan. Harus ada alternatif cara pengendalian penyakit karat yang lebih ramah lingkungan. Salah satu alternatif yang digunakan untuk pengendalian penyakit karat adalah dengan menggunakan agensia hayati. Penggunaan agensia hayati dimaksudkan mengaplikasikan mikroorganisme antagonis untuk mengendalikan penyebab penyakit karat. Penggunaan agensia hayati ini juga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan namun efeknya lebih lama. Hasil penelitian Aris (2013), menunjukkan bahwa aplikasi agensia hayati Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dengan konsentrasi 50 % dan 100 % terbukti efektif dalam menekan penyakit karat puru pada tanaman sengon (Paraserianthes falcataria). Sementara itu, pada penelitian Ruslan (2012), aplikasi agensia hayati bakteri antagonis Corynebacterium berhasil menekan serangan penyakit Kresek (Xanthomonas campestris pv. orizae) pada tanaman padi. Tanaman kedelai memiliki banyak varietas unggul yang telah dilepas oleh Balitkabi, diantaranya adalah beberapa varietas kedelai berumur sedang ( umur panen 85 hst). Beberapa varietas ini masih belum banyak diketahui ketahanannya terhadap penyakit karat khususnya pada pengaplikasian agens hayati Corynebacterium sp ( coryne) dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR).

4 Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Agensia Hayati Terhadap Intensitas Penyakit Karat Pada Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Umur Sedang di Dataran Rendah 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. a. Bagaimana respon beberapa varietas kedelai umur sedang terhadap penyakit karat, pertumbuhan dan hasil kedelai pada pemberian agensia hayati? b. Bagaimana pengaruh pemberian agensi hayati pada beberapa varietas kedelai umur sedang terhadap intensitas penyakit karat, pertumbuhan dan hasil kedelai di dataran rendah? c. Bagaimana pengaruh interaksi varietas kedelai umur sedang dan pemberian agensia hayati terhadap intensitas penyakit karat, pertumbuhan dan hasil kedelai di dataran rendah? 1.3 Tujuan Penelitian Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : a. Respon beberapa varietas kedelai umur sedang terhadap penyakit karat, pertumbuhan dan hasil kedelai pada pemberian agensia hayati b. Pengaruh pemberian agensi hayati pada beberapa varietas kedelai umur sedang terhadap intensitas penyakit karat, pertumbuhan dan hasil kedelai di dataran rendah

5 c. Pengaruh interaksi varietas kedelai umur sedang dan pemberian agensia hayati terhadap intensitas penyakit karat, pertumbuhan dan hasil kedelai di dataran rendah. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat khususnya petani tentang varietas kedelai yang lebih tahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh jamur karat serta memberikan alternatif cara pengendalian penyakit karat yang ramah lingkungan dengan agensia hayati, sehingga dapat menaikkan hasil kedelai dan meningkatkan pendapatan petani. Penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi peneliti lainnya untuk pengembangan penelitian selanjutnya.