BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 4 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jl. KH. Wakhid Hasyim Nomor 141, Telepon (0321) , Fax. (0321) Jombang 61411

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PROGRAM, DAN KEGIATAN

Pemerintah Kota Tangerang

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II RENCANA STRATEGIS

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Daftar Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare Tahun PENANGGUNG JAWAB

LKIP BPMPT 2016 B A B II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA ACARA HASIL REVIU RENSTRA DAN IKU BAPPEDA KOTA BANJAR TAHUN Nomor : 050/367.1/Bappeda VISI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN III)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Rencana Kerja Perubahan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bottom-up learning.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

Bab II Perencanaan Kinerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1.2 LANDASAN HUKUM.

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

KABUPATEN BADUNG RENCANA KERJA

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

Pemerintah Kota Tangerang

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U )

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

BAB IV P E N U T U P

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ... i DAFTAR ISI. ... ii. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan...

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 BAB 1

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pembangunan Kota (RKPK) Banda Aceh Tahun 2011 I - 1

Transkripsi:

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Badan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung Badan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan () sebagai bagian integral dari Pemerintah Kota Bandung, yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam memiliki peran dan posisi strategis dalam kerangka pencapaian visi jangka menengah Kota Bandung yaitu: Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018. Dalam kerangka tersebut, keberadaan menjadi penentu dan pengendali dari pencapaian visi kota, sehingga dalam perumusan visinya harus mencerminkan upaya pencapaian visi dan misi pemerintah kota. Untuk menjadikan yang visioner tentu banyak aspek yang harus menjadi perhatian, karena hal ini berkaitan dengan keberadaannya sebagai lembaga teknis yang bergerak dibidang dan menjadi lokomotif di kota Bandung. Hal-hal yang menjadi perhatian, harapan, keadaan atau kondisi serta lingkungan strategis yang terjadi saat ini serta yang diinginkan pada masa yang akan datang yang akan berpengaruh langsung dan melandasi perumusan visi adalah sebagai berikut : Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera, sebagai visi Kota Bandung harus menjadi acuan dan pedoman tidak saja bagi pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya akan tetapi menjadi spirit seluruh warga kota dalam membangun kotanya; Pemenuhan janji walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: (1) Bandung sehat, (2) Bandung Resik, (3) Bandung Nyaman, dan (4) Bandung Sejahtera. Pencapaian 100 gagasan Walikota untuk Bandung. sebagai institusi yang menjalankan urusan dengan kewenangan yang dicantumkan dalam 13 pasal Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Pembangunan Nasional, serta beberapa Peraturan Pemerintah yang menjadi turunannya, menjadikan lembaga strategis yang keberadaannya menjadi lokomotif dan agen utama ; Besarnya kewenangan yang dimiliki, ternyata belum diimbangi dengan tingkat aplikasi dokumen ataupun kajian yang dihasilkan, hal ini ditandai dengan IV-1

masih banyaknya produk yang dihasilkan yang belum dijadikan acuan/pedoman bagi SKPD terkait dan dalam proses pengambilan kebijakan Pemerintah Kota; Tingginya Kapasitas warga Kota Bandung belum dapat dimanfaatkan secara optimal dalam perumusan, keterlibatan warga kota dalam forum konsultasi publik masih didominasi oleh warga yang secara formal merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah. Berdasarkan uraian di atas, sesuai dengan sasaran yang tertuang dalam Misi 1 (satu) dan 2 (dua) yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung 2013-2018 maka rumusan visi yang ingin dicapai pada masa mendatang adalah LEMBAGA PERENCANA PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS, ASPIRATIF DAN APLIKATIF GUNA MEWUJUDKAN KOTA BANDUNG UNGGUL, NYAMAN DAN SEJAHTERA. Dalam pengertian Visi tersebut maka sebagai lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang memiliki kewenangan dalam dan pengendalian, secara kelembagaan harus berkualitas, sehingga segala rumusan kebijakan yang akan ditetapkan dan dilaksanakan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan prosedural. Dalam kaitannya dengan sebagai lembaga perencana, harus memenuhi beberapa syarat yaitu: (1) Berkualitas artinya dalam penyusunan dokumen dilakukan melalui pendekatan teknokratik, top-down, bottom-up, partisipatif, politik menggunakan metode ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. (2) Aspiratif artinya dalam penyusunan dokumen, keterlibatan para pemangku kepentingan (stakeholders) secara aktif pada setiap tahapan menjadi suatu keniscayaan. (3) Aplikatif artinya produk dengan mudah dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan pedoman bagi Perangkat Daerah maupun pemangku kepentingan lainnya. Penetapan Visi tersebut juga didukung oleh fakta dan data bahwa fungsi di masa mendatang sangat strategis dan menentukan kemajuan suatu. Berdasarkan pemahaman tersebut, sangatlah rasional pada masa mendatang diperlukan langkah dan tindakan pemantapan lembaga sebagai lembaga mandiri, profesional, berkualitas, akuntabel dan transparan. Pemantapan fungsi dan peran ke depan harus melalui upaya-upaya yang lebih cerdas dan terarah namun tetap ramah dalam meningkatkan akselerasi guna tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. IV-2

4.2. Misi Badan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung Misi merupakan pernyataan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, yang harus dilaksanakan agar tujuan dapat berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi diharapkan semua pihak dapat mengetahui dan melaksanakan perannya secara optimal sehingga setiap program dapat berhasil sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pernyataan misi yang jelas akan memberikan arahan kepada setiap stakeholder untuk mengambil bagian dalam. Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan tersebut dengan bertumpu kepada potensi sumber daya dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan semangat kebersamaan, tanggung jawab dari seluruh aparat dan dukungan pemangku kepentingan, maka ditetapkan misi sebagai berikut : 1. Mewujudkan yang aspiratif dan aplikatif; 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sistem layanan yang memadai; 3. Meningkatkan iklim investasi dan kerjasama dalam bidang penanaman modal; dan 4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik Berdasarkan hasil reviu dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, berikut merupakan Misi Kota Bandung Tahun 2013-2018 hasil Reviu: Tabel 4.1 Misi Kota Bandung Tahun 2014-2018 (Setelah Reviu) No Misi (Sebelum Reviu) Misi (Sesudah Reviu) 1 Mewujudkan yang aspiratif dan aplikatif; 2 Meningkatkan kualitas dan kuantitas sistem layanan yang memadai; 3 Meningkatkan iklim investasi dan kerjasama dalam bidang penanaman modal; dan 4 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik Mewujudkan Pembangunan Yang Berkualitas, Aspiratif, dan Aplikatif Meningkatkan iklim investasi di Kota Bandung Meningkatkan efektivitas tata kelola pemerintahan yang baik IV-3

4.3. Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah Sesuai dengan visi dan misi Kota Bandung tersebut di atas, maka tujuan dan sasaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam jangka menengah diuraikan sebagai berikut: Tabel 4.2 Reviu Atas Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah MISI (SEBELUM REVIU) Mewujudkan Pembangunan Yang Aspiratif dan Aplikatif MISI (SEBELUM REVIU) Mewujudkan Pembangunan Yang Berkualitas, Aspiratif, dan Aplikatif TUJUAN (SEBELUM REVIU) 1. Meningkatnya mutu yang aspiratif dan aplikatif TUJUAN (SESUDAH REVIU) 1. Meningkatnya yang berkualitas, aspiratif, dan aplikatif SASARAN (SEBELUM REVIU) Terwujudnya sinergitas SASARAN (SESUDAH REVIU) Terwujudnya keselarasan Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sistem Layanan Pembangunan Yang Memadai Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik 2. Meningkatnya pemanfaatan dokumen hasil serta hasil penelitian dan pengembangan dalam --- 3. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pendukung penyusunan dokumen Meningkatkan efektivitas tata kelola pemerintahan yang baik --- 2. Meningkatnya pelaksanaan program 4. Meningkatnya efektivitas tata kelola pemerintahan Terakomodasinya aspirasi masyarakat dalam --- Meningkatnya pemanfaatan dokumen hasil serta hasil penelitian dan pengembangan dalam Terlaksananya sesuai dengan --- Tersedianya data dan informasi dalam penyusunan dokumen yang berkualitas 3. Meningkatnya akuntabilitas dan kinerja pelayanan Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas Terakomodasinya aspirasi masyarakat dalam Meningkatnya pemanfaatan dokumen hasil serta hasil penelitian dan pengembangan dalam Terlaksananya program yang sesuai dengan Tersedianya data dan informasi yang berkualitas Meningkatnya akuntabilitas IV-4

MISI (SEBELUM REVIU) MISI (SEBELUM REVIU) TUJUAN (SEBELUM REVIU) TUJUAN (SESUDAH REVIU) SASARAN (SEBELUM REVIU) KKN Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik SASARAN (SESUDAH REVIU) Meningkatnya kinerja pelayanan Secara ringkas, kerangka logis tujuan sasaran jangka menengah Kota Bandung (setelah reviu) dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.3 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah NO MISI TUJUAN SASARAN 1 Mewujudkan Pembangunan Yang Berkualitas, Aspiratif, dan Aplikatif 2 Meningkatkan efektivitas tata kelola pemerintahan yang baik 1. Meningkatnya yang berkualitas, aspiratif, dan aplikatif 2. Meningkatnya pelaksanaan program 3. Meningkatnya akuntabilitas dan kinerja pelayanan Terwujudnya keselarasan Terakomodasinya aspirasi masyarakat dalam Meningkatnya pemanfaatan dokumen hasil serta hasil penelitian dan pengembangan dalam Tersedianya data dan informasi yang berkualitas Terlaksananya program yang sesuai dengan Meningkatnya akuntabilitas Meningkatnya kinerja pelayanan IV-5

Tabel 4.4 Tujuan, Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah Beserta Indikator Kinerja Dan Tahunannya Kinerja Sasaran Misi 1. Mewujudkan Pembangunann yang Berkualitas, Aspiratif, dan Aplikatif Tujuan 1. Meningkatnya yang berkualitas, aspiratif, dan aplikatif Indikator Tujuan Tingkat Keselarasan Dokumen Pembangunan Tujuan Sasaran Indikator Sasaran 100% Terwujudnya yang berkualitas Terakomodasinya aspirasi masyarakat dalam Meningkatnya kualitas pengendalian dan evaluasi Tingkat Keselarasan RKPD terhadap RPJMD Tingkat Keselarasan Renstra SKPD terhadap RPJMD Tingkat Keselarasan Renja SKPD terhadap RKPD Persentase Pagu Belanja Langsung RKPD yang Mengakomodir Usulan Masyarakat melalui Musrenbang Tingkat Aplikasi Dokumen Penelitian dan Pengembangan 2014 2015 2016 2017 2018 Kinerja Akhir Periode RPJMD 85% 90% 95% 100% 100% 100% 85% 90% 95% 100% 100% 100% 85% 90% 95% 100% 100% 100% 30% 31% 32% 33% 34% 34% 40% 45% 50% 55% 60% 60% Tingka 50% 55% 60% 65% 70% 70% t Aplikasi Dokumen Pembangunan Persentase indikator sasaran RPJMD tercapai atau melebihi target - - - 80%... IV-6

Kinerja Sasaran Misi Tujuan Indikator Tujuan Tujuan Sasaran Indikator Sasaran tahunan 2014 2015 2016 2017 2018 Kinerja Akhir Periode RPJMD 2. Meningkatnya pelaksanaan program Persentase Pelaksanaan Program Pembangunan yang Sesuai dengan 100% Terlaksananya program yang sesuai dengan Persentase Pelaksanaan Program Pembangunan yang Sesuai dengan 85% 90% 95% 100% 100% 100% 2. Meningkatkan efektivitas tata kelola pemerintahan yang baik 3. Meningkatnya akuntabilitas dan kinerja pelayanan Nilai Evaluasi AKIP 80 Meningkatnya akuntabilitas Nilai evaluasi AKIP 58 64 70 75 80 80 Persentase Penurunan Temuan BPK/Inspektorat Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran yg Ditindaklanjuti 10% 15% 20% 20% 100% 100% 100% Meningkatnya kinerja pelayanan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 71 73 75 77 79 79 IV-7

4.4. STRATEGI DAN KEBIJAKAN PERANGKAT DAERAH Untuk merumuskan strategi dan kebijakan Perangkat Daerah, yang perlu diperhatikan adalah kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam mengembangkan kelembagaan secara menyeluruh, untuk itulah perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor tersebut dengan melakukan pengelompokan sebagai berikut : FAKTOR INTERNAL Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan faktor internal adalah aspek kelembagaan yang terkait dengan kewenangan, fungsi dan peran, sumberdaya aparatur, sarana dan prasarana. 1. Aspek Kekuatan Aspek kekuatan adalah segala sesuatu yang terdapat di dalam kewenangan dan berada dibawah langsung kendali tugas dan fungsi yang dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kinerja 2. Aspek Kelemahan Aspek kelemahan adalah segala sesuatu yang berasal dari dalam dan terkait langsung dengan fungsi dan peranan yang dapat menjadi kendala dalam peningkatan kinerja. FAKTOR EKSTERNAL Faktor-faktor lingkungan strategis yang berpengaruh langsung terhadap kinerja yaitu : 1. Aspek Peluang Pengertian peluang adalah kondisi eksternal yang mendukung dan dapat dimanfaatkan dalam peningkatan kinerja. 2. Aspek Ancaman Ancaman adalah kondisi eksternal yang dapat mengganggu dan menghambat pengembangan dan peningkatan kinerja di Kota Bandung. PENYUSUNAN STRATEGI Strategi diperlukan untuk memperjelas arah dan tujuan pengembangan dan peningkatan kinerja. Dalam mengemban tugas dan kewenangannya, harus memiliki acuan langkah agar pelaksanaan tugas tetap berada pada koridor yang ditetapkan dan hasilnya dapat dirasakan secara nyata baik oleh aparatur maupun masyarakat. Oleh karena itu penentuan strategi yang tepat menjadi sangat penting. IV-8

Pengembangan dan peningkatan kinerja yang dilaksanakan memiliki harapan-harapan masa depan yang ingin dicapai, yang bertitik tolak pada kondisi internal dan eksternal dengan keanekaragamannya. Strategi merupakan suatu respon terhadap visi, misi dan tujuan yang akan menjadi rujukan dari seluruh kebijakan dan program kegiatan yang dikeluarkan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu strategi yang disusun harus sesuai pula dengan kebijakan dan tujuan Kota Bandung secara keseluruhan. Strategi-strategi tersebut dilakukan dengan tabulasi silang terhadap faktor-faktor internal dan eksternal untuk mendapatkan: 1. Strengts - Opportunities Strategy, yaitu menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal; 2. Weakness - Opportunities Strategy, yaitu memperbaiki kelemahan internal dengan mengambil keuntungan dari peluang eksternal; 3. Strengts - Threats Strategy, yaitu menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal; 4. Weakness - Treaths Strategy, yaitu merupakan strategi pertahanan untuk menghindari kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Penjabaran faktor internal, faktor eksternal, serta penjabaran strategi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. IV-9

Tabel 4.6 Identifikasi Faktor Eksternal, Faktor Internal, dan Alternatif Strategi Faktor Internal Faktor Eksternal Peluang (O) : 1. Kewenangan dan peran yang makin kuat dan luas dalam penyelenggaraan pemerintahan, khususnya bidang, penganggaran, dan pengendalian ; 2. Sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi dan Kabupaten/Kota; 3. Kewenangan yang jelas dan menjadikan stuktur lebih efektif dan efisien 4. Fungsi dalam struktur semakin lengkap 5. Bandung diberikan prioritas dalam pelaksanaan ; 6. Pesatnya perkembangan Kota Bandung di berbagai sektor ; 7. Bandung sebagai pusat Perguruan Tinggi, dan Penelitian yang berkualitas 8. Participatory planning semakin optimal; 9. Penyusunan rencana dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat mendapat dukungan prioritas. 10. Memiliki acuan dalam penyusunan rencana peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dukungan anggaran dari Provinsi 11. Memudahkan untuk melakukan kerjasama dengan dunia usaha/swasta 12. Memberikan dukungan untuk menyusun road map ekonomi kota Bandung Ancaman (T): 1. inkonsistensi Peraturan Perundangan yang mengatur mengenai ; 2. masih bersifat Sektoral; 3. Masih adanya tumpang tindih kewenangan dan urusan dengan SKPD lain 4. Tingginya urbanisasi penduduk pendatang; 5. Perkembangan kawasan/wilayah Kota tidak sebanding dengan dokumen yang dihasilkan; 6. Adanya regulasi yang membatasi kerjasama Penelitian dengan Perguruan Tinggi Swasta 7. Kesulitan dalam menentukan prioritas 8. Tuntutan representasi dalam proses rencana semakin kuat 9. Adanya tuntutan masyarakat untuk merasakan hasil rencana dalam bentuk riil. 10. Kebijakan yang terlalu seragam akan mengesampingkan kekhasan karakteristik masyarakat Kota Bandung 11. Pertumbuhan investasi belum sejalan dengan Dokumen yang berlaku. 12. Masyarakat kreatif memiliki road mapnya sendiri IV-10

Kekuatan (S) : 1. Terlaksanakannya Tugas Pokok dan Fungsi dengan dukungan SDM, sarana dan prasarana memadai 2. Potensi kapabilitas SDM sudah cukup baik; 3. Potensi aparatur dalam menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi 4. Adanya peningkatan kemampuan dalam kepemimpinan 5. Memiliki kualifikasi dalam pengelolaan keuangan sesuai dengan Sistem Akuntansi Daerah 6. Proses pengadaan barang/jasa memiliki legitimasi sesuai Kepres 80 7. Meningkatnya kualitas teknis 8. Lokasi kantor cukup strategis; 9. Kendaraan operasional dalam jumlah dan kondisi yang memadai; 10. Kuantitas sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan tugas memadai; 11. Kemudahan dalam proses Penyusunan Dokumen ; 12. Pelaksanaan Program dan Kegiatan sesuai dengan rencana; 13. menjadi salah satu anggota TAPD; 14. Database mengenai statistik Kota Bandung selalu diupdate secara berkala (1 tahun 1 kali); 15. Beberapa dokumen sudah dapat dikerjakan secara swakelola; Alternatif Strategi : 1. Meningkatkan kualitas pekerjaan dan mempertegas peran dan fungsi dalam setiap yang diarahkan oleh aparatur perencana dengan kapabilitas yang baik agar didapat sinergitas (S1 S4 : O1 - O3) 2. Peningkatan kapasitas aparatur perencana dengan memanfaatkan keberadaan perguruan tinggi dan lembaga penelitian sebagai partner (S3,S4 : O6) 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas aparatur yang memiliki sertifikat pengadaan barang/jasa untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan secara lebih efektif sehingga proses pelaksanaan menjadi lebih lancar (S6 : O8) 4. Memanfaatkan peraturan dan regulasi yang ada dalam pengembangan fungsi dan kewenangan (S4, S5, S10, S12 : O1,O3) 5. Optimalisasi penggunaan anggaran dalam percepatan Bandung sebagai kota Metropolitan (S5, S6,S12 : O4 6. Memanfaatkan database dalam pengembangan sinergitas dan peningkatan partisipasi swasta/dunia usaha (S13 : O2, O7, O8) 7. Memaksimalkan fungsi dan keberadaan sistem informasi musrenbang dalam meningkatkan pastisipasi masyarakat dan swasta dalam (S16 : O7,O8) Alternatif Strategi (S-T): 1. Memberdayakan SDM perencana untuk menghindari pemahaman yang sektoral (S1-S3 : T2). 2. Memberdayakan SDM perencana dalam merumuskan SPM dan dokumen yang dibutuhkan (S1-S3 : T1) 3. Memberdayakan peran SDM Aparatur dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang (S2-S4 : T3) 4. Mengoptimalkan SDM pengelola keuangan dalam dan pengendalian penganggaran (S5, S6, S12 : T1) 5. Optimalisasi kendaraan operasional dalam rangka meningkatkan kinerja penyusunan (S8,S9;T1) 6. Menerapkan perundang-undangan yang ada untuk perumusan SPM (S4, S14, S15 :T1) 7. Memanfaatkan perundang-undangan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap mekanisme dan tata cara (S3 : T1, T7) 8. Efisiensi penggunaan alokasi anggaran untuk mengurangi tuntutan masyarakat yang ingin 'instan' terhadap hasil (S6, S11,S12 : T3) 9. Mewujudkan ketersediaan data/informasi dan sistem informasi sebagai upaya penetapan SPM yang belum terbentuk (S13 : T6) 10. Mensinergikan antara Sektoral dengan RPJP, RPJM dan RTRW ( S15 : T2,T3 ) IV-11

16. Tersedianya dokumen yang beragam; 17. Sistem Informasi Musrenbang sebagai instrumen penting dalam partisipatif telah mulai dibangun dan dikembangkan. Kelemahan (W): 1. Lemahnya Team Work dan belum tergalinya potensi SDM secara optimal); 2. Masih kurangnya Sumber Daya Aparatur yang memiliki skill dan kompetensi sebagai perencana; 3. Belum tersusunnya standar kinerja yang terukur 4. Kemampuan SDM dalam pengelolaan keuangan tidak merata 5. Terbatasnya jumlah aparatur yang memiliki sertifikasi pengadaan barang/jasa; 6. Manajemen jabatan fungsional belum optimal 7. Tidak berimbangnya jumlah personil dengan kapasitas gedung; 8. Penggunaan & perawatan kendaraan operasional belum optimal.; 9. Barang inventaris belum terkelola secara baik; 10. Tidak adanya tempat/ruangan khusus penyimpanan barang inventaris kantor; 11. Kurangnya pemeliharaan rutin untuk barang inventaris kantor; 12. Belum memadainya sarana instalasi listrik dalam mendukung aktivitas ; Alternatif Strategi (W-O) : 1. Mengembangkan jabatan fungsional peneliti dan perencana untuk meningkatkan peran dan fungsi dengan meningkatkan jumlah alokasi anggaran untuk aparatur bappelitbang yang mengikuti diklat fungsional dan diklat pengadaan barang/jasa.(w2,w3 : O6 ) 2. Pengembangan sumberdaya aparatur untuk meningkatkan skill dan kompetensi melalui kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian (W2, W3 : O6) 3. Meningkatkan kapasitas gedung kantor dan sarana penunjangnya dalam pengembangan urusan kewenangan bidang (W7-W14 : O1) 4. Mengembangkan sistem informasi yang handal guna mendukung tingkat partisipasi dunia usaha dan investor dalam kota Bandung (W15, W18 : O5, 07, O8) 5. Menerapkan standar dan prosedur kerja yang jelas untuk mengambangkan urusan kewenangan yang ada (W4,W5 : O3) 6. Menerapkan sistem informasi untuk menciptakan sinergitas antar wilayah dan 11. Menyusun Dokumen yang dapat mengantisipasi laju pertumbuhan penduduk dan permasalahan sosial yang menyertainya. (S2-S4 : T4) 12. Memasukan variabel investasi dalam pe-nyusunan dokumen (S12,S15 : T8) Alternatif Strategi (W-T) : 1. Mempercepat terbentuknya jabatan fungsional perencana untuk mengantisipasi tuntutan masyarakat dalam (W2,W3 : T5) 2. Menerapkan 'merit system' dalam pemberdayaan SDM untuk mengurangi standar pelayanan minimal yang belum tersedia (W1,W4,W5) 3. Meningkatkan kapasitas gedung kantor untuk menerapkan standar pelayanan minimal yang belum tersedia (W7,W8, W13) 4. Mewujudkan sistem data dan informasi yang akurat untuk mengurangi pemahaman sektoral dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap (W15 :T2) IV-12

13. Belum diterapkannya efisiensi penggunaan listrik dan air; 14. Belum optimalnya dukungan sistem data dan informasi yang handal terhadap proses pengambilan kebijakan; 15. Proses pertanggungjawaban keuangan semakin rigid 16. Lemahnya fungsi dan peran dalam TAPD sehingga terjadi reduksi kegiatan yang tercantum dalam dokumen pada saat proses penganggaran 17. Belum terkelolanya dokumen serta data/informasi penting yang mendukung proses ; 18. Belum ada sistem baku yang mengatur proses swakelola diluar Kepres No.80; 19. Rendahnya tingkat pemanfaatan dokumen yang dihasilkan oleh disebabkan karena lemahnya pemahaman mengenai kebutuhan SKPD; memperkuat Bandung sebagai PKN (W15,W18 : O2,O4) 7. Mengembangkan berbagai hasil dengan memanfaatkan keberadaan perguruan tinggi danlembaga penelitian di Kota Bandung (W20 : O6,O7) 8. Menerapkan rewardand punishment dengan standar kriteria kinerja yang pasti (W4,W5 : O3) 9. Mengadakan event-event yang mensosialisasikan proses dan produk-produk. (W18,W21 : O5-O8) IV-13