BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, LUAS LAHAN DAN PUPUK TERHADAP KETERSEDIAAN PANGAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. cocok dan mendukung untuk digunakan dalam budidaya tanaman, khususnya

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, kesulitan dan kekurangan diberbagai keadaan hidup. Sebagian orang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk indonesia.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

BERITA RESMI STATISTIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015)

Bab V Analisis, Kesimpulan dan Saran

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap negara memiliki tujuan untuk memakmurkan atau

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merangsang proses produksi barang. maupun jasa dalam kegiatan masyarakat (Arta, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000),

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

1. Angka. 2. Angka Kering. beras atau. meningkat. meningkat dari 1,4. diperkirakan akan. Produksi ubi kayu 2010.

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

I. PENDAHULUAN. manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kokoh dan pesat. Pertanian

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 2,76% per tahun terutama didukung oleh pertumbuhan produksi yang cepat

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkebunan merupakan penghasil komoditi ekspor di Negara Indonesia setelah sub sektor

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. didasarkan pada nilai-nilai karakteristik lahan sangat diperlukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Ramalan II 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi titik ungkit pembangunan daerah, mewujudkan misi Pemda

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

I. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bersama masyarakat. Dalam hal ini pemerintah menyelenggarakan pengaturan,

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

BAB I PENDAHULUAN. dunia terutama negara sedang berkembang. Masalah kemiskinan harus dihadapi

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian sebagai sektor unggulan. Karena sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar

POTENSI INDUSTRI TEPUNG LOKAL DI JAWA TIMUR BAGIAN SELATAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, dan tingkat pendidikan yang rendah.

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

M. FARID RACHMAD B FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

T E S I S. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Magister PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS.

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA TETAP TAHUN 2013)

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan hidup, oleh karena itu kecukupan pangan bagi setiap

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Amang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, definisi Undang-Undang Pangan No.7 tahun 1996 menjelaskan, pangan adalah segala sesuatu yang berasl dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi umat manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan pembuatan makanan atau minuman. Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam kuantitas dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu (Amaliyah, 2011). Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah untuk menciptakan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani, sehingga pemerintah mempunyai kewajiban untuk selalu mengupayakan ketersediaannya, melalui berbagai langkah kebijakan. Disamping itu, dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani, diupayakan agar harga jual komoditas ketahanan pangan berada dalam tingkat yang mampu memberikan keuntungan bagi petani (Uzzam, 2011). Dewasa ini krisis perekonomian yang terjadi di Indonesia menyebabkan masyarakat kesulitan dalam memenuhi kehidupannya. Ditambah lagi dengan adanya krisis global yang juga semakin membuat krisis bertambah sulit. Banyak kalangan yang memperkirakan kalau krisis perekonomian yang semakin kompleks ini bisa mengarah kepada krisis pangan. Kelaparan akan menjadi ancaman yang akan menyusul 1

2 kemiskinan massal yang terjadi saat ini. Sebelum krisis pangan terjadi, sejak jauh-jauh hari, sudah banyak pemikir maupun praktisi yang matimatian menggodok kebijakan-kebijakan maupun sekedar sumbangan pemikiran untuk mengantisipasinya (Sitorus dan Ramli, 2013). Pertanian mempunyai peran penting dalam penyediaan kebutuhan pangan manusia apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Jika suatu negara menghendaki pembangunan yang lancar dan berkesinambungan, maka ia harus memulainya dari daerah pedesaan pada umumnya, dan sektor pertanian pada khususnya. Pertanian tidak hanya sekedar menghasilkan bahan pangan, tetapi juga memberikan kesempatan kerja dan pendapatan bagi masyarakat (Todaro, 2000). Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam bidang pertanian, terutama untuk produksi tanaman pangan. Tenaga kerja pada sektor pertanian seringkali menjadi kendala, seiring dengan menurunnya minat tenaga kerja muda untuk terjun pada sektor pertanian maka seringkali dijumpai kelangkaan tenaga kerja pada saat pengolahan lahan atau pada saat panen raya. Jumlah tenaga kerja di bidang pertanian selalu mengalami penurunan. Hali ini disebabkan karena anak-anak muda cenderung enggan bekerja dibidang pertanian, umumnya mereka lebih memilih bekerja di kantoran. Apabila akhirnya mereka bekerja pada bidang pertanian, hal itu karena adanya pengaruh dari orang tua atau sulitnya mencari pekerjaa (Uzzam, 2011). Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia dimana sebagian besar masyarakat di pedesaannya hidup dari bercocok tanam. Saat ini sektor pertanian ini juga menjadi salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan nasional terutama dalam menyediakan pangan untuk menunjukkan ketahanan pangan nasional. Namun pergeseran tenaga kerja yang disektor pertanian terus menurun yang dapat kita lihat pada tabel 1.1. dibawah ini.

3 Tabel 1.1. Perkembangan Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun Tenaga kerja sektor pertanian (Orang) 2009 5.864.827 2010 5.616.529 2011 5.376.452 2012 5.064.377 2013 4.926.629 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah Tabel 1.1 menunjukkan bahwa struktur tenaga kerja sektor pertanian mengalami penurunan sejak lima tahun dari tahun 2009 samapai dengan tahun 2013. Tenaga kerja pada sektor pertanian tahun 2009 sampai 2010 mengalami penurunan sebesar 248.298 jiwa, dan pada tahun 2010 sampai tahun 2011 tenaga kerja sektor pertanian mengalami penurunan sebesar 240.077 jiwa. Penurunan tenaga kerja sektor pertanian yang paling tinggi di lima tahun terakhir dari tahun 2009 sampai tahun 2013 adalah pada tahun 2011 samapai 2012 sebesar 312.075 jiwa. Dengan penurunan tenaga kerja tersebut kontribusi sektor pertanian masih menjadi salah satu sektor tumpuan yang diharapkan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dalam proses pemenuhan akan pangan yang semakin meningkat. Kebijakan ketahanan pangan sebagaimana yang diupayakan pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan dilaksanakan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan, menyatakan bahwa penyediaan pangan diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga yang terus menerus berkembang dari waktu ke waktu. Pada tahun 2013 produksi tanaman pangan di Jawa Ttengah memiliki produksi yang sangat besar dibandingkan dalam lima tahun terakhir, yang dapat kita lihat pada Tabel 1.2. sebagai berikut.

4 Tabel 1.2. Perkembangan Jumlah Produksi Tanaman Pangan di Jawa Tengah Tahun Jumlah Produksi Tanaman Pangan (Ton) 2009 16.924.090 2010 17.610.523 2011 16.175.062 2012 17.697.602 2013 17.840.681 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Tabel 1.2., dari lima tahun jumlah produksi tanaman pangan di Jawa Tengah terdapat jumlah produksi yang tidak stabil. Produksi tanaman pangan mengalami naik dan turun dalam produksi dalam lima tahun terakhir dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Namun berdasarkan publikasi dari BPS dijelaskan bahwa tidak ada ketimpangan pangan di Jawa Tengah selama kurun waktu penelitian. Produksi tanaman pangan pada tahun 2009 sebesar 16.924.090 ton sedangkan tahun berikutnya di tahun 2010 sebesar 17.610.523 ton, produksi tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 686.433 ton. Namun, pada tahun 2010 sampai tahun 2011 kembali mengalami penurunan pada produksi tanaman pangan sebesar 1.435.461 ton, dan di tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 1.522.540 ton dan di tahun 2013 juga mengalami peningkatan sebesar 143.079 ton. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi penyangga pangan nasional. Pada tahun 2013, produktivitas padi sekitar 56,06 kuintal per hektar, menurun 2,84 persen disbanding produktivitas tahun sebelumnya. Luas panen padi dan jumlah produksi padi mengalami peningkatan masing-masing sebesar 4,05 persen dan 1,09 persen. Produktivitas padi yang paling besar dari kabupaten/kota lainnya adalah

5 kabupaten Sukoharjo yakni sebesar 68,85 kuintal per hektar. Sedangkan produktivitas terendah tercatat di kabupaten Batang yaitu sebesar 42,22 kuintal per hektar. Luas panen tanaman pangan di Jawa Tengah tahun 2013 hampir semua mengalami penurunan. Penurunan luas panen tanaman jagung 3,85 persen, ubi kayu 8,52 persen, kacang tanah 12,51 persen, kedelai 32,78 persen dan kacang hijau 39,07 persen. Sedangkan untuk padi dan ubi jalar mengalami peningkatan sebesar 4,05 dan 25,14 persen. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah yang potensial di pulau jawa, khususnya produksi tanaman pangan. Selain produksi tanaman pangan, provinsi Jawa Tengah juga dapat memproduksi bahan pangan yang berasal dari hewani. Dari potensi tersebut, Provinsi Jawa Tengah tidak hanya mampu memenuhi betuhan pangan penduduknya, akan tetapi di setiap daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah juga masih ada yang belum bisa memnuhi kebutuhan pangan untuk wilayahnya sendiri, maka dari wilayah kabupaten/kota di Jawa Tengah yang tanaman pangannya berlimpah bisa menopang wilayah yang rawan ketahanan pangan. Provinsi Jawa Tengah memiliki berbagai potensi dan permasalahan terkait dengan ketahanan pangan, sehingga sangat baik untuk dilakukan penelitian. Melihat kebutuhan pangan yang terus meningkat dan penataan input produksi seperti ketersediaan tenaga kerja yang cukup dalam panen raya, mestinya merupakan pemacu meningkatnya produksi pangan di Jawa Tengah. Namun kenyataan yang ada di Jawa Tengah tetap surplus dalam produksi pangan walaupun berbagai masalah yang dihadapi dalam input produksi. Hal ini berarti di Jawa Tengah sampai saat ini telah berusaha memanfaatkan sumber daya alam dan tenaga yang tersedia secara optimal untuk menuju ketahanan pangan yang tangguh. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk memganalisis penelitian yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Luas Lahan dan Pupuk terhadap Ketersediaan Pangan Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah

6 B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini peneliti membahas pengaruh tenaga kerja, luas lahan dan pupuk terhadap ketersediaan pangan kabupaten/kota di Jawa Tengah. Tenaga kerja, Luas lahan dan Pupuk menjadi variabel independen yang dianggap memiliki pengaruh terhadap ketersediaan pangan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka permasalahannya adalah : 1. Apakah tenaga kerja mempengaruhi ketersediaan pangan kabupaten/kota di Jawa Tengah? 2. Apakah luas lahan mempengaruhi ketersediaan pangan kabupaten/kota di Jawa Tengah? 3. Apakah pupuk mempengaruhi ketersediaan pangan kabupaten/kota di Jawa Tengah? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap ketersediaan pangan kabupaten/kota di Jawa Tengah? 2. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan terhadap ketersediaan pangan kabupaten/kota di Jawa Tengah? 3. Untuk mengetahui pengaruh pupuk terhadap ketersediaan pangan kabupaten/kota di Jawa Tengah? D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut: 1. Teoritits a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam menambah ilmu pengetahuan.

7 b. Menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya khususnya bagi penelitian-penelitian dalam bidang ketahanan pangan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemerintah Daerah Memberikan informasi dan masukan terkait permasalahan ketahanan pangan di daerah setempat dan juga sebagai masukan dalam pengambilan keputusan selanjutnya. b. Bagi Peneliti Sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar. E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang di peroleh atau di kumpulkan dari pihak lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain BPS (Badan Pusat Statistik), Badan Ketahanan Pangan dan sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian ini. Data tersebut meliputi data ketahanan pangan sebagai variabel dependen, sedangkan data tenaga kerja sebagai variabel independen. 2. Model dan Alat Analisis Untuk menganalisis sebabnya besar pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) maka penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode kuadrat terkecil atau ordinary least square (OLS). Pengolahan data menggunakan program Eviews. Adapun model yang digunakan merupakan replikasi dari sebagian model yang dikembangkan dalam penelitian (Robby Fahmi Ariefin et al, 2016) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mmempengaruhi Pendapatan Petani Kedelai Di Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember yakni sebgai berikut :

8 Keterangan : Y i = Ketersediaan Pangan β 0 = intersep atau konstanta β 1-3 = parameter atau koefisien X 1i = Tenaga Kerja X 2i = Luas Lahan X 3i = Pupuk = Faktor gangguan μ i F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab ini berisi teori-teori yang mendukung penelitian ini yaitu mengenai teori tenaga kerja dan ketahanan pangan, penelitian sebelumnya dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini membahas ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data penelitian, serta metode dan alat analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini membahas tentang objek penelitian, analisis data, dan pembahasan.

9 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang perlu untuk disampaikan baik objek penelitian ataupun bagi penelitian selanjutnya