PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 9/E 2006 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun November 22. Perangkat Desa

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS,

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 6 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, DAN/ATAU PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA

BUPATI LOMBOK TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I M A G E L A N G

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA

TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI DOMPU,

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 3 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 203 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka dipandang perlu menetapkan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa Lainnya; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu diatur Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa Lainnya dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sampang; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41); 2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Le mbaran Negara Tahun 2005 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 3. Undang-undang..

- 2-3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4588); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SAMPANG dan BUPATI SAMPANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA LAINNYA. BAB I..

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan Tugas Pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 4. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten; 5. Desa atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 6. Dusun adalah unsur kewilayahan dalam Desa yang merupakan bagian dari lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa; 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 8. Pemerintah..

- 4-8. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; 9. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 10. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam pemberdayaan masyarakat; 11. Dana Perimbangan adalah pengertian sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah; 12. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten; 13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APBDesa adalah Anggaran keuangan tahunan Pemerintah Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa bersama BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa; 14. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Propinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten; 15. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undnagan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa; 16. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standard, pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan., pendidikan dan pelatihan, konsultasi, supervisi, monitorng, pengawasan umum dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 17. Menteri adalah Menteri Dalam Negeri. BAB II..

- 5 - BAB II PERSYARATAN PERANGKAT DESA LAINNYA Pasal 2 Yang dapat diangkat sebagai Sekretariat Desa dan Pelaksana Teknis Lapangan adalah penduduk Warga Negara Indonesia yang : a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia dan taat kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia; c. berkelakuan baik, jujur dan adil; d. tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan yang menghianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945; e. tidak sedang menjalankan pidana penjara atau kurungan berdasarkan keputusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; f. terdaftar secara sah sebagai penduduk desa dan bertempat tinggal tetap di desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun terakhir dengan tidak terputus-putus; g. sekurang-kurangnya telah berumur 20 (dua puluh) tahun dan set inggitingginya 60 (enam puluh) tahun; h. sehat jasmani dan rohani; i. sekurang-kurangnya berijazah Sekolah Dasar atau yang sederajat; j. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat desa; k. bersedia dicalonkan menjadi Perangkat Desa. Pasal 3 Yang dapat diangkat menjadi Unsur Kewilayahan adalah penduduk Desa Warga Negara Indonesia yang : a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia dan taat kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia; c. berkelakuan baik, jujur, adil, cerdas dan berwibawa;

- 6 - d. tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan yang mengkhianati Negara Kesatuan Republik Indoensia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945; e. tidak sedang menjalankan pidana penjara atau kurungan berdasarkan Keputusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; f. terdaftar secara sah sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal tetap di Dusun yang bersangkutan sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun terakhir dengan tidak terputus-putus; g. sekurang-kurangnya telah berumur 20 (dua puluh) tahun dan setinggi - tingginya 60 (enam puluh) tahun; h. sehat jasmani dan rohani; i. sekurang-kurangnya berijazah Sekolah Dasar (SD) atau yang sederajat; j. mengenal Dusunnya dan dikenal oleh masyarakat dusunnya; k. bersedia dicalonkan menjadi Unsur Kewilayahan. BAB III PENCALONAN PERANGKAT DESA LAINNYA Pasal 4 (1) Permohonan atau pencalonan Perangkat Desa Lainnya diajukan secara tertulis kepada Kepala Desa dengan dilengkapi persyaratan yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 dan Pasal 3 Peraturan Daerah ini. (2) Jumlah calon paling sedikit 1 (satu) orang dan sebanyak -banyaknya 3 (tiga) orang. BAB IV..

- 7 - BAB IV MEKANISME PENGANGKATAN PERANGKAT DESA LAINNYA Pasal 5 Kepala Desa menentukan Calon Perangkat Desa Lainnya yang memenuhi persyaratan. Pasal 6 Pengangkatan Jabatan Perangkat Desa Lainnya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. BAB V PELANTIKAN Pasal 7 (1) Setelah diterbitkan Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 6, Perangkat Desa Lainnya sebelum menjalankan tugasnya terlebih dahulu mengucapkan sumpah/janji dan dilantik oleh Kepala Desa. (2) Pelaksanaan pengucapan sumpah/janji dan pelantikan selambatlambatnya 15 (lima belas) hari sejak Keputusan Kepala Desa ditetapkan. Pasal 8 (1) Pengucapan sumpah/janji Perangkat Desa Lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 dilaksanakan dalam suatu upacara bertempat di pusat Pemerintahan Desa. (2) Pengucapan sumpah/janji Perangkat Desa berbunyi sebagai berikut : Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji : - bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Perangkat Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya;

- 8 - - bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara; - dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala Peraturan Perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAB VI MASA JABATAN PERANGKAT DESA LAINNYA Pasal 9 (1) Masa jabatan Perangkat Desa Lainnya 12 (dua belas) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat diangkat kembali pada jabatan yang sama untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya sepanjang memenuhi persyaratan. (2) Apabila terjadi pemberhentian Kepala Desa sebelum masa jabatannya berakhir, maka Perangkat Desa Lainnya yang ada tetap melaksanakan tugasnya sampai dengan batas masa jabatannya berakhir. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 10 Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan pengangkatan Perangkat Desa Lainnya dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. BAB VIII..

- 9 - BAB VIII PERTANGGUNGJAWABAN DAN LARANGAN Pasal 11 (1) Perangkat Desa Lainnya bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. (2) Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Perangkat Desa Lainnya bertanggungjawab kepada Kepala Desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Desa. Pasal 12 Perangkat Desa Lainnya dilarang : a. menjadi pengurus partai politik ; b. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota BPD, dan lembaga kemasyarakatan di Desa yang bersangkutan; c. merangkap jabatan sebagai anggota DPRD; d. terlibat dalam kampaye Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah; e. merugikan kepentingan umum, meresahkan kelompok masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain; f. melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang, barang dan atau jasa dari pihak yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya; g. menyalahgunakan wewenang; h. melanggar sumpah/janji jabatan. BAB IX..

- 10 - BAB IX PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN SEMENTARA DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA LAINNYA Pasal 13 Perangkat Desa Lainnya diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Desa. Pasal 14 (1) Perangkat Desa Lainnya berhenti, karena : a. meninggal dunia; b. mengajukan berhenti atas permintaan sendiri dan /atau; c. diberhentikan. (2) Perangkat Desa Lainnya diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena : a. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik Perangkat Desa Lainnya yang baru; b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut turut selama 6 (enam) bulan; c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Perangkat Desa Lainnya; d. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan; e. tidak melaksanakan kewajiban Perangkat Desa atau f. melanggar larangan bagi Perangkat Desa. Pasal 15 (1) Perangkat Desa Lainnya diberhentikan sementara oleh Kepala Desa apabila dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum tetap. (2) Perangkat..

- 11 - (2) Perangkat Desa Lainnya diberhentikan oleh Kepala Desa apabila terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Pasal 16 (1) Perangkat Desa Lainnya yang melalaikan tugasnya dan melakukan perbuatan yang melanggar adat istiadat atau norma-norma yang hidup dan berkembang di Desa bersangkutan dikenakan tindakan administratif berupa tegoran. (2) Apabila tegoran administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah diberikan 3 (tiga) kali secara berturut -turut dengan tenggang waktu masing-masing 1 (satu) bulan ternyata tidak diindahkan, maka Perangkat Desa yang bersangkutan dapat diberhentikan. Pasal 17 (1) Perangkat Desa Lainnya yang terbukti bersikap dan bertindak tidak adil, diskriminatif dan mempersulit dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Kepala Desa memberhentikan Perangkat Desa yang bersangkutan setelah melalui tegoran dan atau peringatan. (2) Perangkat Desa Lainnya yang terbukti menggunakan keuangan Negara dan masyarakat untuk kepentingan pribadi, maka Kepala Desa memberhentikan Perangkat Desa yang bersangkutan. Pasal 18 Bagi Perangkat Desa Lainnya yang tidak dapat menjalankan tugas, wewenang dan kewajiban karena sakit atau mengalami kecelakaan dalam menjalankan tugasnya lebih dari 6 (enam) bulan berturut-turut, berdasarkan keterangan dokter pemerintah yang dapat dipertanggungjawabkan bahwa Perangkat..

- 12 - Perangkat Desa dimaksud belum dapat menjalankan tugas, wewenang dan kewajibannya, maka Kepala Desa dapat memberhentikan yang bersangkutan dari jabatannya dan memproses pengisian Perangkat Desa Lainnya yang baru. Pasal 19 (1) Dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu Perangkat Desa Lainnya yang diduga kuat terlibat dalam suatu tindak pidana dapat diberhentikan sementara oleh Kepala Desa. (2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (3) Selama Perangkat Desa Lainnya diberhentikan sementara, maka pekerjaan sehari-hari dilakukan oleh Kepala Desa atau Perangkat Desa Lain yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (4) Apabila berdasarkan putusan Pengadilan Tingkat Pertama dinyatakan bahwa Perangkat Desa Lainnya tersebut tidak terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, maka Kepala Desa harus merehabilitasi dan/atau mengaktifkan kembali sebagai Perangkat Desa Lainnya. BAB X LOWONGAN JABATAN PERANGKAT DESA LAINNYA Pasal 20 Jabatan Perangkat Desa Lainnya dinyatakan lowong dalam hal Perangkat Desa berhenti atau diberhentikan oleh Kepala Desa karena sebab-sebab sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (1) dan (2), Pasal 15 ayat (2), Pasal 16 ayat (2), Pasal 17 ayat (1) dan (2), dan Pasal 18. Pasal 21..

- 13 - Pasal 21 Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak terjadinya lowongan jabatan Perangkat Desa Lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 19, harus sudah dimulai proses pengisian Perangkat Desa Lainnya. BAB XI TINDAKAN PENYIDIKAN TERHADAP PERANGKAT DESA LAINNYA Pasal 22 Setiap Tindakan Penyidian terhadap Perangkat Desa Lainnya yang bersangkutan harus melaporkan kepada Kepala Desa. BAB XII NETRALITAS PERANGKAT DESA LAINNYA Pasal 23 (1) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Perangkat Desa Lainnya wajib bersikap adil dan tidak memihak. (2) Dalam membantu tugas Pemerintah yang berkaitan dengan PEMILU, Perangkat Desa Lainnya harus memberikan pelayanan yang sama terhadap organisasi peserta PEMILU. BAB XIII..

- 14 - BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24 Perangkat Desa lainnya yang menjabat sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, tetap menduduki jabatannya sampai diangkatnya Perangkat Desa Lainnya yang baru, sepanjang yang bersangkutan tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang ada. BAB XIV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 25 Kepala Desa melaporkan hasil pengangkatan Perangkat Desa Lainnya kepada Bupati melalui Camat dengan dilampiri Keputusan Pengangkatan Perangkat Desa. Pasal 26 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 33 Tahun 2002 tentang Persyaratan, Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

- 15 - Pasal 28 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sampang. Ditetapkan di : Sampang pada tanggal : 14 Agustus 2006 BUPATI SAMPANG, ttd SALINAN Peraturan Daerah ini disampaikan H. FADHILAH BUDIONO kepada : Yth. 1. Menteri Dalam Negeri di Jakarta; 2. Gubernur Jawa Timur di Surabaya; 3. Kepala Badan Koordinasi Wilayah IV Pamekasan; 4. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sampang; 5. Kepala Dinas/Badan/Kantor/Bagian di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sampang. Diundangkan di : Sampang pada tanggal : 14 Agustus 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMPANG ttd Drs. H. ASYHAR, MM Pembina Utama Muda NIP. 510 090 098 Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2006 Nomor : 3 SERI : E

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 3 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA LAINNYA I. UMUM Bahwa berdasarkan Pasal 203 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 26 Pemerintah Daerah Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka dipandang perlu mengatur Ketentuan-ketentuan tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa Lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Yang dimaksud Sekretariat Desa adalah Kepala-kepala urusan. Sedangkan Pelaksana teknis lapangan adalah Mudin, penjaga keamanan dan penjaga air. Pasal 2 huruf a sampai dengan e huruf f Terdaftar sebagai penduduk secara sah yaitu terdaftar dalam buku Induk Penduduk dan mempunyai KTP di Desa yang bersangkutan. huruf g dan h huruf i Yang dimaksud yang sederajat adalah Madrasah Ibtidaiyah, Upers, Kejar Paket A dan lainnya yang diatur lebih lanjut oleh Bupati Sampang. huruf j dan k Culup jelas. Pasal 3 Yang dimaksud Unsur Kewilayahan adalah Kepala-kepala Dusun. Pasal 3 huruf a sampai dengan e

- 2 - huruf f Terdaftar sebagai penduduk secara sah yaitu terdaftar dalam Buku Induk Penduduk dan mempuyai KTP di Desa yang bersangkutan. huruf g dan h huruf i Yang dimaksud yang sederajat adalah madrasah Ibtidaiyah, Upers, Kejar Paket A dan lainnya yang diatur lebih lanjut oleh Bupati Sampang. huruf j dan k Pasal 4 sampai dengan Pasal 8 Pasal 9 ayat (1) ayat (2) Pengucapan sumpah atau janji Perangkat Desa dilakukan menurut agama yang diakui oleh Pemerintah, yakni : a. diawali dengan ucapan Demi Allah untuk penganut agama Islam; b. diawali dengan Ucapan Saya menyatakan berjanji dengan sungguhsungguh serta diakhiri Kiranya Tuhan menolong saya bagi yang beragama Kristen Protestan/Katolik; c. diawali dengan ucapan Om Atah Paramawisesa untuk penganut agama Hindu; d. diawali dengan ucapan Demi Sangyang Adi Budha untuk penganut agama Budha. Pasal 10 sampai dengan Pasal 23 ayat (1) Pasal 23 ayat (2) Yang dimaksud dengan Pemilu adalah Pemilihan Legislatif, Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah. Pasal 24 sampai dengan Pasal 28