BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

Transkripsi

1 BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Desa secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu adanya landasan hukum berupa Peraturan Daerah yang sesuai dengan perkembangan keadaan, tuntutan kebutuhan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. bahwa dengan ditertibkannya Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 9 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan atau Pengangkatan serta Pemberhentian Perangkat Desa sudah tidak sesuai lagi dengan Peraturan Perundang-undangan, perkembangan keadaan dan tuntutan kebutuhan, untuk itu perlu ditinjau kembali dan disesuaikan dengan menerbitkan Peraturan Daerah yang baru; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a dan b, dipandang perlu untuk segera menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa (Lembaran Negara Republik

2 Indonesia Tahun 2001 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4155); 4. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Tehnik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan bentuk Rancangan Undang-undang. Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 26 Tahun 2000 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Purworejo (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2000 Nomor 27); Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PURWOREJO MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Camat adalah Camat di Kabupaten Purworejo. 2. Lurah Desa adalah Lurah Desa di Kabupaten Purworejo. 3. Pejabat yang berwenang adalah Lurah Desa. 4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintah Nasional dan berada di Kabupaten Purworejo. 5. Pemerintah Desa adalah Lurah Desa dan perangkat Desa. 6. Pemerintahan Desa adalah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa. 7. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut Baperdes adalah sebagai lembaga legislasi dan pengawasan dalam hal pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan Keputusan Lurah Desa. 8. Perangkat Desa adalah Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Dusun dan Unsur Pelaksana. 9. Unsur staf adalah Perangkat Desa yang menangani bidang administrasi yakni Sekretaris Desa dan Kepala Urusan. 10. Unsur Pelaksana adalah unsur pelaksana teknis. 11. Unsur Wilayah adalah Kepala Dusun. 12. Dusun adalah bagian wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintah Desa. 13. Panitia adalah panitia Pelaksana Pengangkatan Perangkat Desa.

3 14. Tim Fasilitasi adalah tim fasilitasi Pengangkatan Perangkat Desa di tingkat Kecamatan 15. Bakal Calon adalah yang berdasarkan ketentuan yang berlaku oleh Panitia telah ditetapkan sebagai Bakal Calon Perangkat Desa. 16. Calon adalah Calon Perangkat Desa yang ditetapkan oleh Panitia telah memenuhi persyaratan. 17. Calon yang dapat diangkat adalah calon yang mendapat nilai tertinggi dari hasil ujian dan seleksi. 18. Penjaringan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Panitia Pelaksana pengangkatan Perangkat Desa untuk mendapatkan Bakal Calon yang memenuhi syarat. 19. Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan oleh Panitia baik dari segi administrasi maupun kemampuan dan kepemimpinan para Bakal calon. BAB II PERSYARATAN CALON PERANGKAT DESA Pasal 2 (1) Yang dapat menjadi Perangkat Desa adalah penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia dengan syarat-syarat : a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; c. tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan yang mengkhianati Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, G 30 S/PKI dan atau kegiatan organisasi terlarang lainnya; d. berpendidikan sekurang-kurangnya SLTP atau setingkat dan berijazah; e. berumur sekurang-kurangnya 25 tahun dan setinggi-tingginya 50 tahun; f. sehat jasmani dan rohani; g. tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana atau sedang menjalani hukuman penjara / kurungan berdasarkan Keputusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap dan atau diancam hukuman penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun karena tindak pidana kejahatan; h. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap; i. terdaftar sebagai penduduk yang bertempat tinggal tetap di desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terakhir dengan tidak terputus-putus, kecuali bagi putra desa yang berada di luar desa yang bersangkutan; j. khusus untuk Kepala Dusun harus bertempat tinggal di wilayah kerjanya; k. khusus Unsur Pelaksana mempunyai keahlian dibidang kerjanya; l. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Lurah Desa sampai derajat pertama baik ke atas, ke bawah maupun ke samping; m. syarat-syarat lain yang ditetapkan dalam Peraturan Desa. (2) Bagi Calon Perangkat Desa dari Pegawai Negeri Sipil / TNI / POLRI / Baperdes yang mencalonkan diri sebagai Perangkat Desa selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) juga harus memiliki surat keterangan persetujuan dari atasan. (3) Bagi Pegawai Negeri Sipil / TNI / POLRI / Baperdes yang diangkat menjadi Perangkat Desa diwajibkan mengajukan berhenti sebagai Pegawai Negeri Sipil / TNI / POLRI / Baperdes.

4 BAB III PENGANGKATAN PERANGKAT DESA Bagian Pertama Ketentuan Pengangkatan Pasal 3 Perangkat Desa diangkat dari penduduk Desa yang memenuhi persyaratan. Bagian Kedua Kepanitiaan Pasal 4 (1) Lurah Desa dengan persetujuan Baperdes mengumumkan kekosongan Perangkat Desa dan membentuk Panitia Pelaksana Pengangkatan Perangkat Desa melalui musyawarah Desa yang dihadiri Camat. (2) Keanggotaan Panitia sebagaimana dimaksud ayat (1), berasal dari unsur Pemerintah Desa, unsur Baperdes, dan Tokoh Masyarakat. (3) Pembentukan Panitia ditetapkan dengan Keputusan Lurah Desa. (4) Keanggotaan Panitia sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak boleh mempunyai hubungan keluarga derajat pertama dengan Bakal Calon Perangkat Desa dari isteri Bakal Calon Perangkat Desa. Pasal 5 Panitia sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1) susunannya terdiri dari : a. Ketua merangkap anggota; b. Sekretaris merangkap anggota; c. Bendahara merangkap anggota; d. Beberapa seksi sesuai kebutuhan dan situasi serta kondisi setempat. Bagian Ketiga Tugas Panitia Pasal 6 Panitia mempunyai tugas : a. melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon; b. mengajukan rencana biaya pengangkatan Perangkat Desa kepada Lurah Desa; c. mempersiapkan bahan ujian yang setingkat SLTP; d. menyelenggarakan dan melaksanakan ujian Penyaringan serta menentukan kelulusan; e. membuat Berita Acara Hasil Ujian Penyaringan dan melaporkan hasilnya kepada Lurah Desa.

5 Pasal 7 (1) Untuk membantu kelancaran pelaksanaan pengangkatan Perangkat Desa, di tingkat Kecamatan dibentuk Tim Fasilitasi pengangkatan Perangkat Desa yang ditetapkan dengan Keputusan Camat. (2) Tim Fasilitasi sebagaimana dimaksuud ayat (1) mempunyai tugas dan wewenang : a. menghadiri musyawarah pembentukan Panitia; b. membimbing teknis administrasi pengangkatan Perangkat Desa; c. melakukan koordinasi dengan unsur Dinas Instansi, TNI/POLRI untuk kelancaran, ketertiban dan keberhasilan pelaksanaan pengangkatan Perangkat Desa; d. menghadiri pelaksanaan pengangkatan Perangkat Desa; e. melaporkan hasil pengangkatan Perangkat Desa kepada Bupati. Bagian Keempat Pencalonan Perangkat Desa Pasal 8 Pendaftaran Bakal Calon Perangkat Desa dilaksanakan dengan ketentuan : a. Permohonan pencalonan Perangkat Desa ditulis sendiri oleh bakal Calon Perangkat Desa di atas kertas bermaterai ditujukan kepada Lurah Desa melalui Panitia pengangkatan Perangkat Desa. b. Permohonan pencalonan sebagaimana dimaksud huruf a dilampiri berkas persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 2 Peraturan Daerah ini. Pasal 9 Penjaringan Bakal Calon Perangkat Desa dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana pengangkatan Perangkat Desa dengan ketentuan sebagai berikut : a. meneliti kelengkapan berkas persyaratan Bakal Calon Perangkat Desa; b. apabila dalam penelitian berkas masih ditemukan persyaratan yang kurang lengkap, maka Bakal Calon Perangkat Desa diberi waktu 1 (satu) hari sebelum ujian penyaringan untuk melengkapi persyaratan; c. bakal calon Perangkat Desa yang tidak memenuhi syarat administrasinya, surat lamaran beserta berkas lainnya dikembalikan dengan tanda terima; d. bakal calon Perangkat Desa yang telah memenuhi persyaratan ditetapkan sebagai calon Perangkat Desa dengan Berita Acara untuk mengikuti proses selanjutnya. Bagian Kelima Mekanisme Pengangkatan Pasal 10 Pengangkatan kekosongan Perangkat Desa dengan cara pengangkatan dilaksanakan dengan ketentuan : a. bakal Calon Perangkat Desa yang telah memenuhi syarat ditetapkan sebagai calon Perangkat Desa;

6 b. calon Perangkat Desa sebagaimana dimaksud huruf a pasal ini selanjutnya oleh Panitia Pengangkatan Perangkat Desa diseleksi melalui proses ujian penyaringan; c. calon Perangkat Desa sebagaimana dimaksud huruf b pasal ini yang memperoleh nilai tertinggi selanjutnya berhak untuk ditetapkan sebagai Perangkat Desa; d. apabila terdapat nilai tertinggi yang sama, selanjutnya diadakan ujian penyaringan tambahan untuk menentukan nilai yang paling tinggi. Pasal 11 (1) Untuk materi ujian sebagaimana dimaksud Pasal 10 huruf b meliputi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika dan Pengetahuan Umum. (2) Khusus untuk Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat, selain materi ujian diatas diujikan pula pengetahuan di bidang keagamaan. (3) Panitia wajib menjaga kerahasiaan materi yang diujikan. (4) Koreksi hasil Ujian penyaringan Perangkat Desa dilaksanakan oleh Panitia Pengisian Perangkat Desa selanjutnya hasilnya diumumkan pada hari itu juga. Pasal 12 (1) Panitia setelah mendapatkan hasil ujian penyaringan menyampaikan kepada Lurah Desa. (2) Yang berhak diangkat menjadi Perangkat Desa adalah Calon yang mendapat nilai tertinggi. (3) Pengangkatan Perangkat Desa ditetapkan dengan Keputusan Lurah Desa setelah mendapatkan persetujuan Pimpinan Baperdes. Bagian Ketujuh Tata Cara Pelaporan Pengangkatan Perangkat Desa Pasal 13 Lurah Desa melaporkan hasil pengangkatan Perangkat Desa kepada Bupati melalui Camat, yang dilengkapi dengan berkas Berita Acara Pengisian. BAB IV PELANTIKAN PERANGKAT DESA Pasal 14 (1) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah menerima berkas B erita Acara pelaksanaan Pengisian Perangkat Desa, Lurah Desa menerbitkan Keputusan Pengangkatan. (2) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterbitkan Keputusan Pengangkatan, Perangkat Desa yang bersangkutan harus sudah dilantik (3) Keputusan pengangkatan mulai berlaku sejak tanggal pelantikan. (4) Kepada Calon Perangkat Desa yang diangkat menjadi Perangkat Desa diberikan Keputusan Lurah Desa sebagaimana dimaksud ayat (1).

7 Pasal 15 (1) Sebelum memangku jabatan, Perangkat Desa mengucapkan sumpah / janji sesuai agamanya dan dilantik oleh Lurah desa atau Pejabat yang ditunjuk. (2) Susunan kata-kata sumpah / janji dimaksud adalah sebagai berikut ; Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah / berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Perangkat Desa dengan sebaik-baiknya, sejujurjujurnya dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi Negara serta segala peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (3) Tata Cara pelantikan lebih lanjut diatur dengan keputusan Bupati. BAB V MASA JABATAN PERANGKAT DESA Pasal 16 Masa jabatan Perangkat Desa adalah sampai yang bersangkutan berusia 60 (enam puluh) tahun. BAB VI BIAYA PENGANGKATAN PERANGKAT DESA Pasal 17 (1) Biaya Pengangkatan Perangkat Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa setelah mendapat persetujuan Baperdes atas usul Panitia. (2) Segala biaya pengangkatan Perangkat Desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. (3) Desa dapat menerima sumbangan tersebut ayat (1) yang bersifat suka rela dan dari pihak lain yang tidak mengikat. BAB VII NETRALITAS PERANGKAT DESA Pasal 18 (1) Perangkat Desa mempunyai kedudukan yang netral terhadap partai politik dan tidak terpengaruh oleh Partai Politik dan Golongan tertentu. (2) Untuk menjamin netralitas sebagaimana dimaksud ayat (1), Perangkat Desa dilarang menjadi anggota dan atau pengurus partai politik, maupun terlibat secara aktif dalam kegiatan politik. (3) Perangkat Desa yang akan menjadi anggota dan atau pengurus partai politik, wajib mengusulkan izin kepada Lurah Desa, selanjutnya diberhentikan sementara paling lama 1 (satu) tahun.

8 (4) Selama Perangkat Desa diberhentikan sementara, maka Lurah Desa menunjuk Penjabat (Pj.) Perangkat Desa dari Perangkat Desa yang ada. (5) Apabila 1 (satu) tahun lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak diterbitkannya izin Lurah Desa, Perangkat Desa bersangkutan tidak mengajukan permohonan pencabutan pemberhentian sementara maka yang bersangkutan dinyatakan mengundurkan diri, selanjutnya Pejabat yang berwenang dapat menerbitkan Keputusan Pemberhentian Perangkat Desa. BAB VIII LARANGAN BAGI PERANGKAT DESA Pasal 19 Perangkat Desa dilarang : a. melalaikan tugas dan kewajiban atau melakukan kegiatan yang merugikan pemerintah desa, masyarakat dan pemerintah daerah; b. mengadakan persekutuan dengan Lurah Desa dan atau Anggota Baperdes dalam menentukan kebijakan untuk kepentingan pribadi; c. melakukan tindakan yang dapat merugikan orang lain; d. melakukan provokasi terhadap masyarakat untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan; e. melakukan tindakan yang bertentangan dengan norma agama, peraturan perundang-undangan yang berlaku atau norma-norma yang hidup dan berkembang dalam kehidupan bermasyarakat, serta melakukan tindakan lain yang dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat. BAB IX PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA Pasal 20 (1) Perangkat Desa berhenti atau diberhentikan oleh pejabat yang berwenang mengangkat karena : a. meninggal dunia; b. atas permintaan sendiri; c. telah memenuhi Pasal 16 Peraturan Daerah ini; d. terbukti tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud Pasal 2 Peraturan Daerah ini; e. meninggalkan tugas dan kewajibannnya selama 3 (tiga) bulan berturut - turut tanpa izin Pejabat yang berwenang; f. tidak dapat menjalankan tugas, wewenang dan kewajibannya berdasarkan Surat Keterangan Dokter Pemerintah karena sakit yang tidak dapat disembuhkan atau lebih dari 6 (enam) bulan; g. memenuhi ketentuan Pasal 18 ayat (5) Peraturan Daerah ini; h. melanggar larangan sebagaimana Pasal 19 Peraturan Daerah ini. (2) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf h Pasal ini dilakukan oleh Lurah Desa berdasarkan hasil pemeriksaan Aparat yang berwenang.

9 (3) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat didahului dengan pemberhentian sementara oleh Lurah Desa setelah mendapat persetujuan Baperdes. Pasal 21 (1) Perangkat Desa diberhentikan sementara dari jabatannya karena : a. dinyatakan sebagai tersangka dalam suatu tindak pidana yang diancam dengan hukuman penjara 5 (lima) tahun atau lebih, atau menjalani penahanan selama proses pemeriksaan perkara pidana tersebut; b. ada indikasi kuat melanggar larangan sebagaimana Pasal 19 Peraturan Daerah ini yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan. (2) Pemberhentian sementara sebagaimana tersebut huruf a paling lama 1 (satu) tahun. (3) Pemberhentian Sementara sebagaimana tersebut huruf b didahului dengan pemberian teguran lesan dan teguran tertulis oleh Pejabat yang berwenang Pasal 22 (1) Apabila sampai dengan berakhirnya pemberhentian sementara Perangkat Desa masih dalam proses penyidikan dan atau pemeriksaan pengadilan sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 Peraturan Daerah ini, maka Lurah Desa memperpanjang pemberhentian sementara Perangkat Desa bersangkutan dari jabatannya sampai adanya keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; (2) Apabila hasil penyidikan dan atau berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, ternyata Perangkat Desa tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1), Lurah Desa mengaktifkan kembali Perangkat Desa yang bersangkutan; (3) Apabila berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap ternyata Perangkat Desa terbukti melakukan tindak pidana yang dituduhkan, Lurah Desa memberhentikan perangkat Desa yang bersangkutan dari jabatannya. Pasal 23 (1) Selama diberhentikan sementara, Perangkat Desa memperoleh penghasilan sebesar 50% dari penghasilan semula dan selebihnya dimasukkan Kas Desa; (2) Selama Perangkat Desa dimaksud diberhentikan sementara, Lurah Desa dapat menunjuk salah satu perangkat sebagai Penjabat (Pj.) perangkat yang bersangkutan, dan diberikan tambahan penghasilan yang besarnya ditentukan dengan Peraturan Desa. BAB X TINDAKAN PENYIDIKAN TERHADAP PERANGKAT DESA Pasal 24 Tindakan penyidikan terhadap Perangkat Desa dilaksanakan oleh aparat yang berwenang sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

10 BAB XI CUTI PERANGKAT DESA Pasal 25 (1) Perangkat Desa dapat diberikan cuti atau izin tidak masuk kerja dalam jangka waktu tertentu, karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan; (2) Cuti sebagaimana dimaksud ayat (1) diajukan Perangkat Desa secara tertulis kepada pejabat yang berwenang dengan dilampiri surat keterangan yang diperlukan; (3) Cuti yang diberikan antara lain : a. cuti sakit; b. cuti bersalin; c. cuti karena alasan penting. (4) Ketentuan cuti bagi Perangkat Desa lebih lanjut diatur dengan Keputusan Bupati. BAB XII MUTASI JABATAN PERANGKAT DESA Pasal 26 Dalam hal terdapat kekosongan jabatan atau penataan Perangkat Desa agar lebih berdayaguna dan berhasil guna, Lurah Desa dapat mengadakan mutasi jabatan Perangkat Desa setelah mendapat persetujuan Pimpinan Baperdes dengan ketentuan sebagai berikut : a. keputusan pengangkatan mutasi perangkat desa diterbitkan oleh Lurah Desa; b. pejabat yang dimutasikan jabatannya harus meninggalkan jabatan lama; c. khusus untuk menjadi kepala urusan kesejahteraan rakyat didahului pengujian bidang keagamaan. BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 27 Perangkat Desa yang ada pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, tetap melaksanakan tugas sesuai ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 9 Tahun 2000 yang mengatur mengenai tata cara pencalonan, pemilihan dan atau pengangkatan serta pemberhentian Perangkat Desa dan

11 ketentuan-ketentuan lain yang dinyatakan tidak berlaku. bertentangan dengan Peraturan Daerah ini Pasal 29 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut oleh Bupati sepanjang mengenai pelaksanaannya. Pasal 30 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo. Ditetapkan di: Purworejo pada tanggal: 1 Maret 2004 BUPATI PURWOREJO Ttd. MARSAID Diundangkan di : Purworejo pada tanggal : 20 Maret 2004 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PURWOREJO Ttd. Drs. UNTUNG SADERMO, MM Pembina Utama Muda NIP LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2004 NOMOR 34 SERI D NOMOR 7

12 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA I. PENJELASAN UMUM Desa berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa, maka landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu penyusunan Peraturan Daerah ini sebagai pedoman bagi Desa untuk mengatur dan mngurus kepentingan masyarakat sesuai situasi dan kondisi masing-masing, namun tetap menggunakan peraturan sebagai pedoman mengambil kebijakan agar tidak mempersepsikan lain dari keleluasaan kewenangan dimaksud diatas. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas Pasal 2 ayat (1): Semua ketentuan pasal ini dibuktikan dengan surat keterangan yang sah huruf a : Cukup jelas huruf b : Cukup jelas huruf c : Diberlakukan bagi calon yang pada tahun 1965 sudah berumur 10 tahun. huruf d : Telah lulus dan berijazah sekolah yang setingkat SLTP yakni : SMP, MTs, ST, SMEP, Kejar Paket B dsb. huruf e : Cukup jelas huruf f : Sehat jasmani dan rokhani cukup dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter pemerintah (Puskesmas) huruf g : Cukup jelas huruf h : Cukup jelas huruf i : Cukup jelas huruf j : Cukup jelas huruf k : Cukup jelas huruf l : Yang dimaksud derajat pertama adalah ayah, ibu, mertua, kakak / adik dari Lurah Desa / Istri, anak, menantu maupun istri / suami Lurah Desa yang bersangkutan. huruf m : Syarat tambahan yang dituangkan dalam Peraturan Desa. ayat (2) : Cukup jelas ayat (3) : Cukup jelas Pasal 3 : Lurah Desa meminta pertimbangan Baperdes berkaitan dengan pengangkatan Perangkat Desa. Pasal 4 : ayat (1) : Cukup jelas ayat (2) : Kepanitiaan ini tidak termasuk Lurah Desa dan Ketua Baperdes ayat (3) : Cukup jelas ayat (4) : Cukup jelas

13 Pasal 5 : Jumlah Anggota Panitia dengan memperhatikan antara lain kemampuan keuangan Desa, jumlah penduduk dsb. Pasal 6 huruf a : Cukup jelas huruf b : huruf c : Cukup jelas Apabila ternyata di desa yang bersangkutan belum mampu mempersiapkan bahan ujian karena Sumber Daya Manusianya tidak memungkinkan maka dapat meminta bantuan kepada Pemerintah lebih atasnya / instansi terkait sebagai nara sumber. huruf d : Cukup jelas huruf e : Cukup jelas Pasal 7 : ayat (1) : Unsur dan jumlah anggota Tim Fasilitasi disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi. ayat (2) : Cukup jelas Pasal 8 : Apabila sampai batas waktu yang telah ditentukan belum ada yang mendaftar, Panitia dapat memperpanjang waktu pendaftaran paling lama 2x15 hari Pasal 9 : Cukup jelas Pasal 10 : Cukup jelas Pasal 11 : ayat (1) : Cukup jelas ayat (2) : Pengetahuan dibidang agama misalnya untuk agama Islam adalah menguasai ritual keagamaan penyelenggaraan upacara kematian, pemulasaraan jenazah, dsb. ayat (3) : Cukup jelas ayat (4) : Hasil Ujian dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani anggota Panitia dan Calon. Pasal 12 : Cukup jelas Pasal 13 : Cukup jelas Pasal 14 : Cukup jelas Pasal 15 : Cukup jelas Pasal 16 : Cukup jelas Pasal 17 : Cukup jelas Pasal 18 : Selama menjabat Perangkat Desa tidak memihak salah satu partai politik yang dapat mempengaruhi pelayanannya kepada masyarakat. Pasal 19 : huruf a : huruf b : huruf c : huruf d : huruf e : Cukup jelas Cukup jelas Cukup jelas Cukup jelas Norma yang hidup dalam masyarakat seperti norma kesusilaan, kesopanan, adat kebiasaan yang nyata-nyata hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat desa setempat. Pasal 20 : ayat (1) : Cukup jelas ayat (2) : Aparat yang berwenang misalnya Bawasda, Kepolisian. Pasal 21 : Cukup jelas Pasal 22 : Cukup jelas Pasal 23 : Cukup jelas ayat (1) : Cukup jelas

14 ayat (2) : Perangkat Desa yang diberhentikan sementara tugastugasnya dapat diambil alih langsung oleh Lurah Desa atau diserahkan kepada salah satu Perangkat Desa yang dianggap mampu. Pasal 24 : Cukup jelas Pasal 25 : Cukup jelas Pasal 26 : Lurah Desa dapat mengadakan pergeseran jabatan Perangkat Desa baik di Sekretariat maupun dari wilayah ke Sekretariat setelah mendapat pertimbangan dari Baperdes. Pasal 27 : Cukup jelas Pasal 28 : Cukup jelas Pasal 29 : Cukup jelas Pasal 30 : Cukup jelas