BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam suatu organisasi hakekatnya memiliki sumber daya manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. dalam mengejar tujuan yang direncanakan. oleh setiap anggota organisasinya.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ETIKA PROFESI SATPAM

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAKSANAAN PROMOSI JABATAN TERBUKA DI LINGKUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

2017, No Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4

2017, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Kepemilikan Barang yang Tergolong Mewah oleh Pegawai Negeri pada Kepoli

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA. Fungsi bidang pembinaan..., Veronica Ari Herawati, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. dalam memelihara stabilitas keamanan dan kenyamanan dalam Negeri.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 11/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERAUKE NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan yang berperan penting dalam proses penegakan hukum. Untung S. Radjab (2000 : 22) menyatakan:

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KOTA PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Nomor: Kep/ y? y /IX/2017. tentang

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HUBUNGAN DAN KERJA SAMA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SEKADAU

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPil DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

2017, No Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Penugasan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesi

BAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sekumpulan orang yang mendiami suatu wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN. pidana menjadi sorotan tajam dalam perkembangan dunia hukum.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

2017, No Pemberhentian, dan Tata Kerja Penasihat Ahli Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan tugas dan wewenang serta tanggung jawab kepolisian, sebagaimana

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESlA NO. POL : 15 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN

PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING)

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN TINDAKAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PENEGAKAN HUKUM DAN KETERTIBAN DALAM PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

ETOS KERJA PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) TENTANG PENYELIDIKAN DI LINGKUNGAN SIPROPAM POLRES BIMA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi hakekatnya memiliki sumber daya manusia yang seharusnya dapat digali pada setiap potensi masing-masing individu. Serta dalam pengelolaan individu harus memiliki dan mengetahui bagaimana kinerja pada tiap-tiap individu agar bekerja sesuai dengan tujuan pada bagianbagian fungsi terkait. Organisasi merupakan suatu sistem yang didalam terdapat suatu kegiatan manusia yang bekerja secara bersama-sama. Melalui organisasi serta koordinasi antar setiap individu untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi serta tanggung jawab pada masingmasing bagian dalam suatu organisasi atau suatu institusi. Organisasi juga membutuhkan suatu koordinasi pada tiap-tiap fungsinya agar semua tujuan yang ingin dicapai dapat menghasilkan hasil yang maksimal untuk organisasi tersebut. Umumnya pada tiap-tiap individu memiliki potensi dan kapasitas yang berbeda-beda sehingga hasil yang diperoleh oleh setiap pegawai pun sesuai dengan potensi yang masing-masing mereka ketahui dalam segi pengetahuan, pengalaman serta bagaimana kepribadian seseorang tersebut. Peraturan disiplin anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah serangkaian norma untuk membina, menegakkan disiplin dan memelihara tata tertib kehidupan anggota Kepolisian Negara Republik 1

2 Indonesia. Organisasi atau suatu instansi yang bergerak dalam keamanan negara adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia berada dibawah pimpinan Presiden dan dipimpin langsung oleh Kapolri serta berada dibawah tanggung jawab seorang Presiden sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal ini tercantum dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 yaitu mengenai tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah: 1. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat ; 2. Menegakkan hukum ; 3. dan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini menjadi pegangan bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa para anggota kepolisian harus tunduk pada kekuasaan peradilan umum seperti diatur dalam Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang nomor 2 tahun 2002 yang berbunyi tentang Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tunduk pada kekuasan peradilan umum. Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan berbagai fungsinya terbagi atas beberapa daerah hukum. Organisasi Polri disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai ke kewilayahan. Organisasi Polri tingkat pusat disebut Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri); sedangkan organisasi Polri tingkat kewilayahan disebut Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) di tingkat provinsi, Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort (Polres) di tingkat kabupaten/kota, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Sektor (Kepolisian sektor) di wilayah kecamatan.

3 Kepolisian di sektor Purwokerto Utara merupakan suatu organsiasi yang berada dalam lingkup daerah hukum Polda Jawa Tengah dan Polres Banyumas. Organisasi ini memiliki peraturan disiplin anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan Nomor 2 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 3 yang berbunyi tentang Peraturan ketera kepolisian adalah serangkaian norma untuk membina, menegakkan disiplin dan memelihara tata tertib kehidupan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi karena tanpa dukungan disiplin personil yang baik, maka organisasi akan sulit dalam mewujudkan tujuannnya. Menurut Sosiady & Ermansyah (2014) bahwa kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kedisiplinan adalah salah satu metode yang diterapkan dalam lingkungan kepolisian, karena kedisplinan merupakan salah satu titik pusat dalam pendidikan militer. Kedisiplinan merupakan salah satu kriteria yang dapat dijadikan sebagai landasan atau dasar bagi kelancaran pembentukan pemberdayaan dan pengembangan sebuah instansi, termasuk kepolisian menurut Mildawati (dalam Octaviani, Rustam dan Rohmatun, 2011). Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menjelaskan pelanggaran disiplin yang terjadi khususnya pada anggota kepolisian pada tahun 2016 terjadi pelanggaran disiplin sebanyak 6.662 kasus dan dapat diselesaikan sebanyak 2.772 kasus. Selain itu pelanggaran kode etik profesi Polri tahun 2016 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 1.041 kasus menjadi 1.671 kasus. Ada peningkatan sebanyak 61 persen. Hukuman yang dikenakan

4 kepada anggota kepolisian pun bervariasi. Ada sanksi teguran, mutasi, hingga pemberhantian secara tidak hormat (Kompas, 2016) Untuk meningkatkan kedisiplinan yang ada dalam organisasi kepolisian khususnya para anggota kepolisian yang berada dalam daerah hukum kepolisian terdapat beberapa macam faktor yang dapat meningkatkan ketaatan dalam aturan para anggota kepolisian. Salah satu faktor dalam peningkatan ketaatan dalam peraturan dari anggota kepolisian adalah meningkatkan kedisiplinan anggota kepolisian di sektor agar dapat memberikan manfaat bagi anggota kepolisian di sektor untuk membina, menegakkan disiplin dan memelihara tata tertib kehidupan anggota kepolisian negara Republik Indonesia. Anoraga (2009) bahwa disiplin kerja adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu mentaati tata tertib dan didalamnya terdapat faktor waktu dan kegiatan atau perbuatan. Sinambela (2016) disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan pegawai menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Dengan demikian disiplin kerja merupakan suatu alat yang digunakan pimpinan untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah perilaku mereka mengikuti aturan main yang ditetapkan. Rahardi (dalam Varentina, 2015) Pembuatan peraturan disiplin bagi anggota kepolisian bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kredibilitas dan komitmen yang teguh. Kredibilitas dan komitmen anggota kepolisian adalah sebagai pejabat negara yang diberi tugas dan kewenangan selaku pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, serta sebagai penegak hukum

5 dan pemelihara keamanan. Sehingga dalam pelaksanaan disiplin bagi anggota Polri berbeda dengan loyalitas, karena pelaksanaan peraturan didiplin didasarkan pada kesadaran serta komitmen pada instansi. Peraturan disiplin bagi anggota kepolisian di sektor disamping mengatur tata kehidupan dalam pelaksanaan tugas juga mengatur tata kehidupan anggota kepolisian selaku pribadi dalam kehidupan bermasyarakat. Peraturan disiplin anggota kepolisian di sektor memuat pokok-pokok kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban seorang anggota polisi tidak laksanakan, atau terjadi pelanggaran atas larangan. Sehingga kedisiplinan kepolisian mencakup dalam bagaimana mengatur tata kehidupan masyarakat, serta sebagai penegak hukum dan pemeliharaan keamanan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada salah satu perwira anggota kepolisian di sektor Purwokerto Utara diperoleh hasil bahwa ada anggota kepolisian di sektor tersebut yang datang terlambat saat apel, sehingga saat pimpinan apel sudah memulai apel ada anggota kepolisian di sektor yang baru datang. Selain itu anggota kepolisian di sektor juga terkadang juga mereka pulang tidak sesuai waktu kerja yang berlaku, mereka biasanya pulang lebih awal dari rekan kerja lainnya. Sehingga menimbulkan ada anggota lainnya yang ikut serta untuk segera pulang terlebih mereka yang sedang bekerja melihat rekan lainnya yang sudah lebih dahulu pulang. Permasalahan yang didapatkan dari anggota itu sudah biasa dilakukan karena perilaku tersebut termasuk perilaku individual yang dilakukan oleh

6 orang-orang tertentu, sehingga menjadi biasa bagi mereka yang melakukannya dan itu semua tidak ada dalam organisasinya tersebut. Oleh sebab itu merupakan salah satu nilai-nilai untuk membentuk suatu budaya. Menurut Owens (dalam Tika, 2014) Budaya adalah suatu sistem pembagian nilai dan kepercayaan yang berinteraksi dengan orang dalam suatu organisasi, struktur organisasi dan sistem kontrol yang menghasilkan norma perilaku. Munandar, (2012) bahwa budaya organisasi adalah cara berfikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi sehingga merupakan suatu mental dasar dari organisasi yang merupakan pencerminan dari modal kepribadian organisasi itu sendiri. Selanjutnya menurut Amnuai (dalam Tika, 2014) bahwa budaya organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah internal. Adapun budaya yang seharusnya menjadi pegangan dan kunci karakteristik oleh seorang anggota kepolisian di sektor adalah Catur Prasetya yang berarti Catur adalah empat dan Prasetya adalah janji yaitu setiap anggota Polri dalam bekerja harus berpedoman kepada keempat janji. Adapun keempat isi dalam Catur Prasetya Sebagai insan bhayangkara kehormatan saya adalah berkorban demi masyarakat bangsa dan negara untuk: 1. Meniadakan segala bentuk gangguan keamanan ; 2. Menjaga keselamatan jiwa raga harta benda

7 dan hak azazi manusia ; 3 Menjamin kepastian berdasarkan hukum ; 4. Memelihara perasaan tentram dan damai. Selain itu juga terdapat Tribrata yang berbunyi Kami Polisi Indonesia 1. Berbakti kepada nusa dan bangsa dengan penuh ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ; 2. Menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan kemanusiaan dalam menegakkan hukum negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 ; 3. Senantiasa melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat dengan keikhlasan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu anggota kepolisian sektor Purwokerto Utara bahwa didapati saat sedang piket malam berlangsung mereka yang sedang piket tertidur tidak secara bergantian, dalam hal ini tidak ada yang standby untuk menjaga keamanan hingga dikhawatirkan terjadi suatu hal yang tidak diinginkan pada waktu rawan dimalam hari. Selain itu ada laporan dari masyarakat yang seharusnya diketahui oleh pimpinan namun anggota yang menerima laporan dari masyarakat ini seharusnya segera diberi tahukan kepada atasannya, namun ada anggota yang tidak segera mungkin memberi tahukan laporan tersebut hingga dikawatirkan bahwa sebagai atasan yaitu kapolsek dan wakapolsek yang menjadi wakilnya tidak mengetahui hal tersebut dan perilaku tersebut terjadi secara berulang pada anggota kepolisian di sektor. Selain itu anggota kepolisian di sektor terkadang dalam membuat surat tidak sesuai dengan prosedur pembuatan, terdapat kesalahan dalam proses pembuatan surat-surat. Dalam pembuatan laporan pun terkadang anggota kepolisian sektor salah dalam penyusunan format urutannya sehingga

8 itu dapat membentuk perilaku mereka yang terlihat nyata dengan perilaku yang tetap. Terkait dengan peraturan-peraturan yang ada didalam lingkup kepolisian sektor sendiri, anggota kepolisian di sektor menjelaskan bahwa anggota sebenarnya sudah paham dan mengetahui apa yang sebenarnya peraturan-peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dalam kepolisian di sektor tersebut namun watak, cara berperilaku atau kepribadian anggota tersebutlah yang membuat mereka acuh pada peraturan yang ada sehingga mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab kepada institusi ditempat mereka bekerja. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Priyanto, (2010) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja adalah salah satunya nilai, karena kerja dengan disiplin bagi anggota bukan suatu yang mudah, banyak faktor yang mempengaruhi kerja. Demikian pula tuntutan-tuntutan yang yang harus dilakukan semakin tinggi nilai kerja, maka banyak faktor dan tuntutan yang harus dipenuhi dan dijalankan. Robbin & Sanghi (dalam Shahzad, Lukman & Khan, 2012). Budaya dapat didefinisikan sebagai sistem umum berupa nilai-nilai yang dapat diperkirakan, bahwa seseorang menggambarkan budaya organisasi yang sama bahkan dengan latar belakang yang berbeda pada tingkat yang berbeda dalam organisasi. Berdasarkan latar belakang diatas, bahwa budaya organisasi memberikan identitas pada anggotanya untuk berperilaku sesuai prinsip dan nilai organisasi. Apabila prinsip dan nilai organisasi dapat dimaknai dan dipahami anggota organisasi dengan baik dan benar, maka akan terwujud perilaku yang sejalan dengan prinsip nilai organisasi, sehingga muncul perilaku disiplin kerja yang baik pada anggota organisasi. Sedangkan disiplin

9 merupakan suatu perilaku yang konsisten yang dilakukan secara berulang sehingga terbentuk suatu pola kebiasaan. Perilaku dan kebiasaan yang terpola tersebut kemudian membentuk suatu budaya. Suatu pola perilaku atau kebiasaan kerja yang dibudayakan dalam suatu organisasi disebut budaya organisasi (Pribadi & Herlena, 2016). Oleh sebab itu, peneliti ingin melakukan penelitian dan mengetahui lebih jauh mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap disiplin kerja pada anggota kepolisian di sektor Purwokerto Utara. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh budaya organisasi terhadap disiplin kerja pada anggota kepolisian sektor Purwokerto Utara Polres Banyumas? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap disiplin kerja pada anggota kepolisian sektor Purwokerto Utara Polres Banyumas D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai kajian dalam ilmu psikologi dan khususnya dapat mengembangkan berbagai macam teori dibidang psikologi industri itu sendiri.

10 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini memberikan masukan kepada kepolisian sektor Purwokerto Utara agar dapat mengetahui bagaimana kedisiplinan anggota kepolisian sektor dan mengetahui bagaimana budaya organisasi sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan kedisiplinan kerja anggotanya serta mengetahui apa yang sebenarnya menjadi tugas dan tanggung jawab mereka.