KARAKTERISASI I-V SEMIKONDUKTOR HETEROKONTAK CuO/ ZnO(TiO 2 ) SEBAGAI SENSOR GAS HIDROGEN

dokumen-dokumen yang mirip
Karakteristik Arus-Tegangan Semikonduktor Copper Oxide Didoping dengan Zinc Oxide Sebagai Sensor Gas Hidrogen

KARAKTERISASI SEMIKONDUKTOR TIO 2 (ZnO) SEBAGAI SENSOR LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG)

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

Karakterisasi Sensor TiO 2 Didoping ZnO untuk Mendeteksi Gas Oksigen

KARAKTERISASI SENSOR GAS LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG) DARI BAHAN SEMIKONDUKTOR HETEROKONTAK CUO/CUO(TIO2)

KARAKTERISASI ZnO DIDOPING TIO2 UNTUK DETEKTOR LPG

DETEKTOR GAS OKSIGEN DARI BAHAN SEMIKONDUKTOR TiO2 DOPING CuO

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating

ANALISIS STRUKTUR DAN SIFAT MAGNET BAHAN SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ ELECTRON-DOPED

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.

SINTESIS DAN KARAKTERISASI UNDER-DOPED SUPERKONDUKTOR DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

Karakterisasi XRD. Pengukuran

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ (ECCO) UNTUK UNDER-DOPED

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik,

PENGARUH KONSENTRASI DOPING CE TERHADAP SIFAT LISTIK MATERIAL EU 2-X CE X CUO 4+Α-Δ PADA DAERAH UNDER-DOPED

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2016 PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL BERBASIS

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibutuhkan oleh setiap negara

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SONOKIMIA

PENGARUH DOPING INDIUM TERHADAP SENSITIVITAS SENSOR GAS DARI LAPISAN TIPIS SnO 2

BAB I PENDAHULUAN. disamping memberikan dampak positif yang dapat. dirasakan dalam melakukan aktifitas sehari hari, juga dapat memberikan beberapa

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

I. PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardugardu

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)

I. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban

PENGARUH DOPING EMAS DAN PERLAKUAN ANIL PADA SENSITIVITAS LAPISAN TIPIS SnO 2 UNTUK SENSOR GAS CO

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

PENGUJIAN KONDUKTIVITAS LISTRIK ALUMINIUM-DOPED ZnO PADA TEMPERATUR TINGGI

PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS

Efek Doping Senyawa Alkali Terhadap Celah Pita Energi Nanopartikel ZnO

3 Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern ini manusia tidak bisa dilepaskan dari peranan dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM Fe 2 O 3 DENGAN VARIASI KETEBALAN YANG DIBUAT DARI MINERAL LOKAL DI ATMOSFIR UDARA DAN ATMOSFIR ALKOHOL

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Sudah dikenalnya penggunaan bahan materi Seng Oksida (ZnO) sebagai

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

Menyetujui Komisi Pembimbing:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH VARIASI MASSA BAHAN TERHADAP KUALITAS KRISTAL SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 Te 0,8 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN:

BAB IV PERHITUNGAN & ANALSIS HASIL KARAKTERISASI XRD, EDS DAN PENGUKURAN I-V MSM

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang industri

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia

EFEK CuI TERHADAP KONDUKTIVITAS DAN ENERGI AKTIVASI (CuI) x (AgI ) 1-x (x = 0,5-0,9)

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

SINTESIS MATERIAL SEMIKONDUKTOR ZnO DIDOPING Cu UNTUK MODUL TERMOELEKTRIK BERBASIS MATERIAL ZnO

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Diterima tanggal 19 September 1998, disetujui untuk dipublikasikan 5 April 1999

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

Sintesis Nanokomposit Karbon-TiO 2 Sebagai Anoda Baterai Lithium

4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA HIBRID ZnO-KLOROFIL

PENGARUH WAKTU ALUR PEMANASANTERHADAP KUALITAS KRISTAL Sn(S 0,4 Te 0,6 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN

PERFORMA SEL SURYA TERSENSITASI ZAT PEWARNA (DSSC) BERBASIS ZnO DENGAN VARIASI TINGKAT PENGISIAN DAN BESAR KRISTALIT TiO 2 SKRIPSI

Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

I. PENDAHULUAN. Superkonduktor merupakan suatu bahan dengan konduktivitas tak hingga, karena

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses Pembuatan varistor meliputi preparasi, pembentukan atau pencetakan,

Penentuan Komposisi Serta Suhu Kalsinasi Optimum CaO Dari Batu Kapur Kecamatan Banawa

PENGARUH PENAMBAHAN NiO TERHADAP KARAKTERISTIK KERAMIK FILM TEBAL Fe 2 O 3

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

Transkripsi:

KARAKTERISASI I-V SEMIKONDUKTOR HETEROKONTAK CuO/ ZnO(TiO 2 ) SEBAGAI SENSOR GAS HIDROGEN Mardiah dan Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: sinagamardiah@gmail.com ABSTRAK Telah dilakukan karakterisasi sensor gas hidrogen berupa pelet heterokontak dengan lapisan pertama pelet adalah 100% mol CuO dan lapisan kedua pelet adalah ZnO yang didoping 2% mol, 4% mol, 6% mol, 8% mol dan 10% mol TiO 2. Tahap pembuatan sensor hidrogen terdiri atas pencampuran bahan, kalsinasi pada temperatur 500 o C selama 4 jam, penggerusan, kompaksi, dan sintering pada temperatur 600 o C selama 4 jam. Sensor hidrogen diuji pada temperatur ruang dengan melihat karakteristik arus dan tegangan (I-V), nilai sensitivitas, nilai konduktivitas, waktu respon dan karakterisasi XRD. Karakteristik I-V menunjukkan perubahan terbesar terjadi pada sampel CuO/ZnO(4% mol TiO 2 ). Nilai sensitivitas tertinggi dimiliki sampel CuO/ZnO(4% mol TiO 2 ) sebesar 14,42 pada tegangan 30 volt. Nilai konduktivitas tertinggi dimiliki sampel CuO/ZnO(4% mol TiO 2 ) dengan nilai konduktivitas di udara 2,14x10-5 /Ωm dan nilai konduktivitas pada lingkungan hidrogen adalah 2,76x10-5 /Ωm. Waktu respon sampel CuO/ZnO (4% mol TiO 2 ) adalah 48 detik. Hasil XRD menunjukkan ukuran kristal sampel ZnO + 4% mol TiO 2 lebih besar daripada sampel ZnO murni. Campuran 96% mol ZnO + 4% mol TiO 2 telah terbentuk senyawa baru yaitu Zn 2 TiO 4. Kata kunci : heterokontak, karakterisasi I-V, sensitivitas, sensor hidrogen, waktu respon ABSTRACT Hydrogen gas sensor in the form of hetero-contact pellet has been characterized. The first layer of the sensor is pure CuO and the second is ZnO doped TiO 2 at various mol (2, 4, 6, 8 and 10%). The steps of manufacturing process are the mixing of materials, calcination at 500 o C for 4 hours, blending, compaction, and sintering at 600 o C for 4 hours. The sensor was tested at room temperature through current (I) - voltage (V) characteristics, sensitivity, con ductivity, response time and XRD characterization. The most significant change of I-V characteristic is for the sample of CuO/ZnO(4% mol of TiO 2 ). The highest sensitivity is 14.42 at 30 volt. The sample of CuO/ZnO(4% mol of TiO 2 ) also has the highest conductivity at 2,14x10-5 /Ωm and 2,76x10-5 /Ωm in air and the hydrogen respectively. The response time of sample CuO/ZnO(4% mol of TiO 2 ) is 48 s. The XRD result shows that the crystal size of the sample with 96% mol of ZnO and 4% mol of TiO 2 is larger than that of pure ZnO. Sample with the combination of 96% mol of ZnO and 4% mol of TiO 2, a new compound (Zn 2 TiO 4 ) has been formed. Keyword : hetero-contact, I-V characteristic, sensitivity, hydrogen sensor, response time JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 9 NO 1, MARET 2017 7

1. Pendahuluan Gas hidrogen merupakan energi alternatif yang mempunyai prospek dalam industri otomotif, misalnya digunakan sebagai bahan bakar. Bahan bakar hidrogen tidak menimbulkan polusi udara dibandingkan dengan bahan bakar fosil, selain digunakan sebagai bahan bakar hidrogen juga dapat dimanfaatkan sebagai pendingin pada generator pembangkit listrik. Gas hidrogen akan meledak apabila disulut dengan api ketika bercampur dengan oksigen dan akan meledak pada suhu 560 C. Hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat oleh mata manusia sehingga sulit mendeteksi terjadinya kebocoran gas hidrogen secara visual. Sensor hidrogen diperlukan sebagai keamanan jika terjadi kebocoran gas. Bahan ZnO telah banyak digunakan sebagai bahan sensor gas, karena ZnO merupakan bahan yang mempunyai stabilitas termal yang baik, sensitivitas yang tinggi dan temperatur kerja yang sedang (Cao dkk., 2009). Bahan TiO 2 merupakan bahan yang akan digunakan sebagai pendoping ZnO. Bahan TiO 2 memiliki beberapa kelebihan diantaranya harga yang relatif murah, tidak beracun, memiliki stabilitas termal yang cukup baik, memiliki sifat permukaan yang mudah bereaksi secara kimia dan memiliki sifat listrik yang baik sehingga banyak digunakan dalam penelitian sensor gas. Bahan CuO memiliki sifat serapan yang cukup baik dan sifat kimia yang yang sesuai untuk aplikasi katalis dan sensor gas (Wismadi, 2001). Penelitian tentang sensor gas hidrogen sebelumnya telah dilakukan oleh Aygun dan Cann (2005) yang telah melakukan karakterisasi gas hidrogen dari bahan semikonduktor heterokontak CuO/ZnO. Hasilnya menunjukkan sampel 2,5% mol Ni yang didoping dengan CuO/ZnO memiliki sensitivitas sebesar 6,4 pada tegangan 0-20 volt. Widanarto dkk. (2011) juga telah melakukan penelitian dari bahan semikonduktor heterokontak Si/Ti didoping dengan Pt menggunakan metoda film tipis, hasilnya menunjukkan bahwa waktu respon sebesar 43,2 s. Liu dkk. (2015) juga telah melakukan penelitian sensor gas hidrogen dari bahan MoS 2 /Si heterokontak, didapatkan waktu respon sebesar 105 s pada arus 0,4 ma dan 1,3 ma dengan tegangan sebesar -5 V dan 5 V, maka akan dilakukan penelitian karakterisasi I-V bahan semikonduktor heterokontak CuO/ZnO didoping dengan TiO 2 sebagai sensor gas hidrogen. Sensor dari bahan tersebut diharapkan dapat memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap gas hidrogen dan dapat beroperasi pada temperatur ruang. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengukur nilai arus pada saat pemberian tegangan pada bahan semikonduktor CuO/ZnO didoping dengan TiO 2, menggunakan metoda reaksi keadaan padat (Solid State Reaction) untuk mendapatkan nilai sensitivitas serta mengukur waktu responnya. Mengkarakterisasi CuO/ZnO(TiO 2 ) dengan menggunakan XRD (X-ray Diffraction) untuk menentukan ukuran kristal pada sampel. Manfaat dari penelitian ini dibidang instrumentasi sebagai rujukan membuat bahan sensor yang dapat mendeteksi kebocoran gas hidrogen dengan sensitivitas yang tinggi untuk mencegah ledakan yang dapat menimbulkan kebakaran. 8 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 9 NO 1, MARET 2017

2. METODE PENELITIAN 2.1. Persiapan Pembuatan Pelet Bahan CuO, ZnO dan TiO 2 disiapkan. Bahan CuO disiapkan dengan massa 0,5 gram tanpa didoping dengan bahan lain, sedangkan bahan ZnO didoping dengan TiO 2 dengan persentase doping 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% dengan total massa 0,5 gram. Komposisi ZnO dengan TiO 2 dihitung berdasarkan reaksi kimia seperti Persamaan 1. xtio2 ( 1 x) ZnO Zn(1 x) TixO(1 x) (1) dengan x adalah jumlah doping yang ditambahkan dalam mol. Setelah komposisi massa sampel disiapkan, bahan ZnO kemudian dicampurkan dengan TiO 2 lalu bahan sampel digerus, kemudian dikalsinasi pada suhu 500 o C. Bahan digerus kembali setelah dikalsinasi agar butir-butir bahan yang menggumpal menjadi lebih halus, lalu bahan tersebut kemudian dikompaksi sehingga berbentuk pelet. Diameter pelet sebesar 12 mm dan ketebalannya sebesar 3 mm, kemudian pelet di sintering pada suhu 600 o C selama 4 jam. 2.2. Pengukuran Nilai I-V Gambar 1 Skema rangkaian alat pengujian sensor hidrogen (Sumber: Basthoh, 2013) Pengukuran nilai I-V dilakukan dengan salah satu bagian elektroda sampel dihubungkan dengan kutub positif sedangkan yang lainnya dihubungkan dengan kutup negatif (bias maju) dan untuk bias mundur polaritasnya dibalik. Antara sampel dan tegangan dihubungkan ke amperemeter, sehingga arus (I) dan tegangan (V) sampel dapat diukur. Pengukuran karakteristik I-V setiap sampel dilakukan dengan menyusun alat seperti Gambar 1. Temperatur yang digunakan adalah temperatur ruang, pengukuran lebih dulu dilakukan pada lingkungan udara, kedua ujung pipa tidak dihubungkan dengan selang dan kran dibiarkan terbuka. Setelah semua persiapan dilakukan, sampel dirangkai bias maju dan kemudian dilanjutkan dengan bias balik. Tegangan divariasikan dari -30 volt sampai dengan 30 volt dengan interval 3 volt. Pengukuran karakteristik I-V akan menentukan nilai sensitivitas sensor dan nilai konduktivitas sensor. Sensitivitas menunjukkan seberapa sensitif sensor dalam mendeteksi suatu zat. Nilai sensitivitas dapat ditentukan dengan Persamaan 2. JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 9 NO 1, MARET 2017 9

I hidrogen S (2) I udara Konduktivitas menunjukkan kemampuan suatu bahan untuk mengalirkan arus listrik. Nilai konduktivitas dapat ditentukan dari Persamaan 3. L (3) RA Waktu respon untuk melihat lama waktu yang dibutuhkan bagi sampel untuk mengalami perubahan arus dari lingkungan udara ke lingkungan gas hidrogen dan karakterisasi XRD dilakukan pada sampel yang memiliki sensitivitas tertinggi, dilakukan untuk mengetahui struktur dan ukuran kristal. 3. HASIL DAN DISKUSI 3.1. Karakteristik I-V (a) (b) 10 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 9 NO 1, MARET 2017

(c) (d) (e) (f) Gambar 2 karakteristik I-V (a) s ampel CuO/ZnO, (b) sampel CuO/ZnO + 2 % mol TiO 2, (c) sampel CuO/ZnO + 4 % mol TiO 2, (d) sampel CuO/ZnO + 6 % mol TiO 2, (e) sampel CuO/ZnO + 8 % mol TiO 2, dan (f) sampel CuO/ZnO + 10 % mol TiO 2 Grafik I-V menunjukkan nilai arus pada lingkungan hidrogen lebih tinggi daripada lingkungan udara, hal ini dikarenakan lapisan deplesi akan mengecil ketika dialiri gas hidrogen, sehingga elektron akan mudah berpindah ke pita konduksi maka nilai arus pada lingkungan hidrogen akan meningkat. Nilai arus tertinggi pada lingkungan hidrogen terdapat pada sampel CuO/ ZnO yang didoping dengan 4% mol TiO 2 yaitu sebesar 40,1 µa pada tegangan 30 volt. JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 9 NO 1, MARET 2017 11

3.2. Karakteristik Sensitivitas Gambar 3 Grafik perubahan sensitivitas terhadap tegangan Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa sensitivitas tertinggi didapatkan pada sampel CuO/ZnO doping 4% mol TiO 2 yaitu sebesar 14,42 pada tegangan -30 volt. Hal ini disebabkan oleh doping 4% mol merupakan doping yang banyak terjadi reaksi oksida dengan hidrogen sehingga banyak melepaskan elektron dan memperkecil energi gap maka arusnya akan meningkat dan sensitivitasnya juga meningkat, sedangkan sensitivitas terendah didapatkan pada sampel CuO/ZnO + 10% mol TiO 2, hal ini disebabkan oleh doping yang berlebihan mengakibatkan overlap sehingga reaksi hidrogen dengan oksida menurun. 3.3. Karakteristik Konduktivitas Nilai konduktivitas pada lingkungan hidrogen lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungan udara. Nilai konduktivitas tertinggi pada lingkungan udara yaitu sampel CuO/ZnO didoping 4% mol TiO 2 dengan nilai konduktivitasnya adalah 2,14 x 10-5 /Ωm, hal ini disebabkan karena pada sampel CuO/ZnO + 4% mol TiO 2 banyak terjadi reaksi antara gas-gas yang terkandung di udara dengan oksida. Nilai konduktivitas tertinggi pada lingkungan hidrogen juga terdapat pada sampel CuO/ZnO doping 4% mol TiO 2 yaitu 2,76 x 10-5 /Ωm, hal ini disebabkan oleh terjadinya reaksi antara hidrogen dengan oksida dan dipengaruhi oleh penambahan doping yang dapat memperkecil daerah deplesi. Perubahan nilai konduktivitas sebelum dan sesudah dialiri gas hidrogen masing-masing sampel dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perubahan konduktivitas pada lingkungan udara dan hidrogen Konduktivitas (10-5 / Ωm) Sampel Lingkungan Udara Lingkungan Hidrogen CuO/ ZnO 0,12 0,82 CuO/ ZnO (2% mol TiO 2 ) 0,30 1,28 CuO/ ZnO (4% mol TiO 2 ) 2,14 2,76 CuO/ ZnO (6% mol TiO 2 ) 0,24 0,82 CuO/ ZnO (8% mol TiO 2 ) 0,46 2,16 CuO/ ZnO (10% mol TiO 2 ) 0,48 1,16 Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai konduktivitas masing-masing sampel di lingkungan udara lebih rendah dibandingkan lingkungan hidrogen, hal ini dikarenakan ketika oksida 12 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 9 NO 1, MARET 2017

bereaksi dengan hidrogen akan melepaskan elektron bebas sehingga arus meningkat dan hambatannya menurun sehingga nilai konduktivitas meningkat. 3.4. Karakteristik Waktu Respon Waktu respon diukur pada sampel yang memiliki nilai sensitivitas tertinggi yaitu sampel CuO/ZnO + 4 % mol TiO 2 dengan tegangan 30 volt. Gambar 4 Waktu respon sampel CuO/ZnO + 4% mol TiO 2 Pengukuran waktu respon pada sampel dilakukan dalam selang waktu tiap 3 detik di lingkungan udara, setelah dilakukan di lingkungan udara dilanjutkan dengan mengalirkan gas hidrogen sampai didapatkan nilai arus stabil. Arus stabil pada detik ke-30 pada lingkungan udara, kemudian gas hidrogen dialirkan terjadi peningkatan arus secara signifikan hingga pada detik ke-78 arus kembali stabil. Waktu respon yang diperoleh pada sampel yaitu 48 detik. 3.5. Karakteristik XRD (a) (b) Gambar 5 Pola difraksi sinar-x pada (a) sampel CuO/ZnO, dan (b) sampel CuO/ZnO + 4 % mol TiO 2 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 9 NO 1, MARET 2017 13

Hasil XRD menunjukkan bahwa pada sampel ZnO + 4% mol TiO 2 terdapat puncakpuncak baru yaitu Zn 2 TiO 4. Munculnya puncak baru ini berarti terbentuknya senyawa yang baru yaitu Zn 2 TiO 4. Penambahan TiO 2 mempengaruhi ukuran kristal. Ukuran kristal pada kedua sampel dihitung dengan menggunakan persamaan Scherrer, ukuran kristal 100% ZnO yaitu 130,77 nm. Ukuran kristal sampel ZnO + 4% mol TiO 2 adalah 192,84 nm, hal ini menunjukkan bahwa doping dapat memperbesar ukuran kristal. Efek doping yaitu terjadinya pertumbuhan kristal, berdasarkan grafik terlihat jelas bahwa doping dapat merubah struktur serta terbentuknya senyawa baru Zn 2 TiO 4 dengan sistem kristal kubik sedangkan ZnO dengan sistem kristal hexagonal. 4. KESIMPULAN Sensor mampu membedakan kondisi lingkungan udara dengan lingkungan hidrogen dengan meningkatnya arus pada lingkungan hidrogen. Nilai sensitivitas tertinggi diperoleh pada sampel CuO/ZnO doping 4% mol TiO 2 sebesar 14,42. Konduktivitas di lingkungan udara sebesar 2,14 x 10-5 /Ωm dan konduktivitas pada lingkungan hidrogen sebesar 2,76 x 10-5 /Ωm. Waktu respon sampel CuO/ZnO + 4% mol TiO 2 pada tegangan 30 volt adalah 48 detik. Hasil XRD menunjukkan terbentuknya senyawa baru yaitu Zn 2 TiO 4 dan ukuran kristal ZnO doping 4% mol TiO 2 lebih besar dibandingkan dengan ZnO tanpa doping. DAFTAR PUSTAKA 1. Aygun, S. dan Cann, D., 2005, Hydrogen Sensitivity of Doped CuO/ZnO Heterocontact sensors, Elsevier, 106, 837-842. 2. Basthoh, E., 2013, Karakterisasi ZnO Didoping TiO 2 untuk Detektor LPG, Jurnal Ilmu Fisika (JIF), 5:1, 11-15. 3. Cao, Y., Pana, W., Zonga, Y dan Dianzeng, J, 2009, Preparation and Gas-Sensing Properties of Pure and Nd-doped ZnO Nanorods by Low-Heating Solid-State Chemical Reaction, Sensors and Actuators B. 4. Liu, Y., Hao, L., Gao, W., Wu, Z., Lin, Y., Li, G., Guo, W., Yu, L., Zeng, H., Zhu, J., dan Zhang, W., 2015, Hydrogen Gas Sensing Properties of MoS 2 /Si Heterojunction, Elsevier, 211, 537-543. 5. Widanarto, W., Abdullatif, F., Senft, C., dan Hansch, W., 2011, Effect of Annealed Si/Ti(Pt) Hetero Structure on The Respon Time and Signal of Hydrogen Sensors, Indonesian Journal of Physics, 22:1, 17-21. 6. Wismadi, T., 2001, Pembuatan dan Karakterisasi Lapisan Tipis Copper Oxide Sebagai Sensor Gas, Skripsi S-1, Institut Pertanian Bogor. 14 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 9 NO 1, MARET 2017