TATA CARA PEMOTONGAN PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK ATAS BUNGA DEPOSITO STUDI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SEMARANG SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Abdurrahman (2002) bank sebelumnya memiliki kewajiban sebagai

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1989 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA, SERTIFIKAT DEPOSITO DAN TABUNGAN

Bab1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Perkembangan ini dapat dilihat dari sisi volume usaha,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, baik kesejahteraan material maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya menerima simpanan atau dana-dana dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1989 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA, SERTIFIKAT DEPOSITO DAN TABUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir ini, perpajakan telah menjadi sumber penerimaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1988 TENTANG PAJAK ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA SERTIFIKAT DEPOSITO DAN TABUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan selalu mengharapkan bantuan dari luar negeri tanpa adanya

Judul : Tata Cara Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Pegawai Tetap pada CV. X Nama : Ida Ayu Mirah Sunari NIM :

PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG ASING SEBAGAI UPAYA PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

PP 46/1996, PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA ATAU DISKONTO OBLIGASI YANG DIJUAL DI BURSA EFEK

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

Judul : TATA CARA PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT. L (Studi kasus pada klien CV. Sukartha Karya Sejahtera)

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

ABSTRAK. Kata Kunci : pengenaan, pemotongan pajak penghasilan pasal 23

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2) ATAS PRODUK PT. BANK BNI PADA TAHUN 2010-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dimana pendapatan terbesar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 1 Undang-Undang No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sektor khususnya pada sektor perekonomian. Baru baru ini juga terjadi

Kata kunci:pph Final Pasal 4 ayat (2) atas Sewa Tanah dan Bangunan, Tata CaraPerhitungan, Penyetoran dan Pelaporan serta Pemungutan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, perpajakan yang baik guna menghimpun dana dari masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat dan dari aparat perpajakan sendiri.

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan membutuhkan informasi sebagai sumber daya bagi kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Praktik kerja lapangan ini adalah salah satu mata kuliah yang harus diambil

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin menurun, sehingga pendapatan perkapita masyarakat juga semakin kecil. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wajib Pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak dapat prestasi

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008

Ruang Lingkup Jasa Konstruksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban warga Negara, karena itu pemerintah menempatkan perpajakan

TATA CARA PELAKSANAAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 ATAS JASA ANGKUT DAN PEMASANGAN BANTALAN BESI REL KERETA API OLEH CV

ABSTRAK. : Pajak Penghasilan, Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, Rekonsiliasi Fiskal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kontraprestasi yang diterima pembayar pajak bersifat tidak langsung, sebab pajak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. sektor pajak perlu diimplementasikan secara maksimal untuk menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN. sumber yang pasti dalam memberikan kontribusi dana kepada negara dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sesuai dengan yang kita ketahui bahwa penerimaan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran negara dan pembangunan nasional adalah pajak. Pemungutan pajak

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berkaitan dengan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kini (awal tahun 2007) berpengaruh terhadap penerimaan pajak yang

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA SEMARANG TENGAH SATU

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan pembangunan dibutuhkan segala potensi yang. Sumber pendapatan keuangan Pemerintah dalam upaya untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan pajaknya.menurut Mardiasmo (2009:1) pajak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh

BAB II LANDASAN TEORI

Judul : Mekanisme Penerapan PP Nomor 46 atas Omzet pada CV. X ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap negara, pajak merupakan hal yang wajib bagi semua rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya bersumber dari sektor perpajakan. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas

Transkripsi:

TATA CARA PEMOTONGAN PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK ATAS BUNGA DEPOSITO STUDI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SEMARANG SELATAN KERTAS KARYA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi D-III perpajakan UNIKA Soegijapranata Semarang Disusun oleh : Nama : Sri Rahayu NIM : 00.31.0003 PROGRAM STUDI D-III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2005

ABSTRAKSI Dalam rangka meningkatkan penerimaan dalam negeri khususnya dari sektor perpajakan erat kaitannya dengan upaya peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan khususnya pajak atas bunga deposito. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka dana yang dihimpun oleh bank melalui pengerahan dana dalam bentuk deposito, tabungan dan sertifikat Bank Indonesia juga semakin berkembang, sehingga dalam hal ini pengenaan pajak atas deposito perlu diamankan dan disesuaikan misalnya terhadap deposito dan tabungan kecil tetap perlu dikecualikan penggunaannya guna melindungi para penabung kecil yang pada umumnya berpenghasilan rendah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak atas bunga deposito dan bagaimana penerapan tarif pajak yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran yang jelas mengenai tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak atas bunga deposito dan untuk mengetahui bagaimana penerapan tarif pajak yang berlaku. Tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak atas bunga deposito adalah bank wajib memotong dan menyetorkan pajak penghasilan yang telah dipotong ke kantor Pos dan Giro atau bank persepsi dengan menggunakan surat setoran pajak, setelah pajak dipotong dan disetorkan maka wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak paling lambat tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah dilakukannya pemotongan pajak kepada penerima penghasilan diberikan bukti pemotongan pajak penghasilan atas bunga deposito sedangkan besarnya tarif pemotongan pajak penghasilan atas bunga deposito adalah sebesar 20% dari jumlah bruto dan bersifat final. v

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... i ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN MOTTO... iv ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... v vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 2 1.2. Perumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan Penelitian... 3 1.4. Manfaat Penelitian... 4 1.5. Sistematika Penulisan... 4 BAB II LANDASAN TEORI... 6 2.1. Pengertian Pajak... 6 2.2. Dasar Hukum... 8 2.3. Subyek dan Obyek Pemotongan Pajak Deposito... 11 2.4. Pengertian dan Tujuan Pengadaan Deposito... 12 viii

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN... 17 3.1. Sejarah Berdirinya KPP Semarang Selatan... 17 3.2. Wilayah Kerja dan Lokasi KPP Semarang Selatan... 20 3.3. Struktur Organisasi... 22 3.4. Job Discription... 23 3.5. Metode Penelitian... 31 3.6. Teknik Analisis Data... 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 35 4.1. Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Atas Bunga Deposito... 35 4.2. Penerapan Tarif Pajak dan Sifat Pemotongan Pajak Deposito... 46 4.3. Perlakuan PPh Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang Berpenghasilan Rendah... 46 4.4. Dikecualikan Dari Pemotongan Pajak Penghasilan... 47 4.5. Ketentuan dan Penghitungan Pajak Bunga Deposito Berjangka 50 BAB V PENUTUP... 53 5.1. Kesimpulan... 53 5.2. Saran... 54 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, maka pembangunan menjadi kegiatan utama pemerintah. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa dan negara Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara merata baik material maupun spiritual yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945, maka salah satunya dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Pembangunan bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja melainkan juga tanggung jawab masyarakat. Salah satu kunci keberhasilan untuk melaksanakan pembangunan adalah lancarnya sektor keuangan yang mutlak harus dipatuhi guna kelancaran proses pembangunan. Penerimaan negara dari sektor pajak merupakan salah satu sektor penerimaan yang paling besar dari pada sumber penerimaan negara yang lain, seperti penerimaan dari migas, eksport dan lain-lain. Pajak dipungut melalui iuran rakyat sebagai kas negara yang pemungutannya dapat dipaksakan tanpa mendapat imbalan jasa yang langsung dapat dirasakan hasilnya dan digunakan untuk kepentingan umum (Mardiasmo, 2000). Upaya peningkatan penerimaan dalam negeri khususnya dari sektor perpajakan erat kaitannya dengan upaya peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku. Wajib pajak 1

diberikan kepercayaan untuk menghitung dan melaporkan pajak yang dibayarkan sendiri (self assesment system), khususnya pajak atas bunga deposito. Dalam rangka pembiayaan negara guna pelaksanaan pembangunan yang semakin meningkat, peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam ikut memikul pembiayaan pembangunan perlu terus ditingkatkan melalui pelaksanaan Undang-undang perpajakan yang makin mantap. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka dana yang dihimpun oleh bank melalui pengerahan dana dalam bentuk deposito, tabungan dan Sertifikat Bank Indonesia juga semakin berkembang, sehingga dalam hal ini pengenaan pajak atas bunga deposito perlu diamankan dan disesuaikan, misalnya terhadap deposito dan tabungan kecil tetap perlu dikecualikan penggunaannya guna melindungi para penabung kecil yang pada umumnya masih berpenghasilan rendah. Dalam rangka pengadaan dana pembangunan ini, sebagai lembaga intermediary memainkan peranan yang sangat penting yaitu dengan menghimpun dana masyarakat lewat tabungan dan memberikan kredit kepada masyarakat yang membutuhkan. Salah satu alternatif penghimpunan yang dilakukan oleh bank melalui deposito berjangka yaitu simpanan dana bank, yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan memberikan kontraprestasi berupa bunga yang dapat diambil dalam jangka waktu tertentu sesuai dangan perjanjian yang dibuat antara bank dengan deposan. Simpanan berjangka yang populer dangan sebutan deposito berjangka telah banyak menarik perhatian masyarakat. Melalui deposito 2

berjangka ini masyarakat dapat menyimpan uang yang tidak dikonsumsinya dengan aman dan tanpa rasa kekhawatiran akan resiko kerugian dan kehilangan. Selain itu nasabah atau deposan akan mendapatkan bunga dengan tarif yang lebih tinggi dari simpanan atau tabungan biasa. Dewasa ini, bank-bank saling bersaing untuk menarik nasabah dan salah satu cara yang dilakukan bank untuk menarik perhatian masyarakat yaitu dengan menaikkan bunga deposito dan di samping tetap memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Penerimaan atas bunga deposito akan dikenakan pajak yang bersifat final, dalam arti pajak hanya dipungut sekali dan tidak dapat dikreditkan. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini mengambil judul Tata Cara Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan Atas Bunga Deposito, Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Semarang Selatan. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahannya yaitu bagaimana tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan atas bunga deposito dan bagaimana penerapan tarif pajak yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran yang jelas mengenai tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan atas bunga deposito. 2. Untuk mengetahui bagaimana tarif pajak yang berlaku. 3

1.4 Manfaat penelitian a. Bagi penulis Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang perpajakan khususnya mengenai tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan atas bunga deposito. b. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Sebagai masukan untuk dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dalam hal penerimaan pajak. c. Bagi Pembaca Sebagai bahan referensi dan tambahan informasi bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan dan mempunyai kewajiban dalam membayar pajak atas bunga deposito. 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini terbagi menjadi lima bab yang terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi tentang kajian teori yang merupakan teori dasar hukum khususnya pemotongan, penyetoran dan pelaporan atas bunga deposito, obyek pemotongan, pengertian dan tujuan. 4

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Bab ini berisi tentang gambaran obyek penelitian meliputi pemilihan lokasi dan struktur organisasi serta metode analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang analisis penelitian yang dalam hal ini adalah tentang pelaksanaan pemotongan, penyetoran dan pelaporan atas bunga deposito serta sejauh mana wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan dalam hal membayar pajak deposito. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis dan saran yang direkomendasikan peneliti. 5