BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat adalah minyak goreng. Minyak goreng adalah minyak yang telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia.

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minyak yang umumnya dipakai masyarakat untuk menggoreng adalah golongan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. umum lipid ada yang larut dalam air dan ada yang larut dalam pelarut non. dan paha seiiring dengan bertambahnya usia 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi lemak yang berlebih dapat membentuk plak yang mampu. merapuhkan pembuluh darah dan menghambat aliran dalam pembuluh darah

1 Universitas Kristen Maranatha

LIPIDA. Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman seledri sebagai berikut (Mursito, 2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lipid. Dr. Ir. Astuti,, M.P

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LIPOPROTEIN. Ana Andriana, S.Si Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran - UNIZAR. Ana Andriana 1

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

BAB I PENDAHULUAN.

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

JENIS LIPID. 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol )

Sintesis, pengangkutan ekskresi kolesterol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi

TINJAUAN PUSTAKA. jantan maupun betina muda berumur 6-8 minggu yang dipelihara secara intensif,

PENCEGAHAN PEMBENTUKAN ASAM LEMAK TRANS MINYAK KELAPA SAWIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kilomikron dirakit dalam sel mukosa usus dan membawa triasilgliserol makanan, kolesterol, vitamin yang larut dalam lemak, dan Choles - ester teryl

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Goreng Selama ini bahan yang biasa digunakan untuk memasak makanan oleh masyarakat adalah minyak goreng. Minyak goreng adalah minyak yang telah dimurnikan dan dapat digunakan sebagai bahan pangan.minyak merupakan campuran asam lemak dan gliserol. Minyak yang umumnya digunakan adalah minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak wijen, dan sebagainya. Tetapi minyak yang paling sering digunakan adalah minyak kelapa sawit. Penggunaan minyak goreng dikalangan mayarakat meningkat setiap tahunnya. 9 Di dalam minyak goreng kelapa sawit terdapat kandungan asam lemak tak jenuh dalam bentuk ikatan tunggal maupun majemuk. Asam lemak tak jenuh tunggal (mono unsaturated fatty acids/mufa) yang terkandung dalam minyak goreng ditemukan dalam bentuk asam oleat sebanyak 39-45% dan asam lemak tak jenuh majemuk (poly-unsaturated fatty acids/pufa) dapat ditemukan dalam bentuk asam linoleat sebanyak 7-11%. Kandungan asam oleat dalam minyak goreng mudah menyebabkan ketengikan dalam minyak goreng dikarenakan mengandung satu ikatan rangkap. Selain itu di dalam minyak kelapa sawit juga terdapat asam lemak jenuh, dalam bentuk asam palmitat sebanyak 40-46%. 10 Asam lemak jenuh (saturated fatty acids/sfa) umumnya merupakan unit penyusun lemak hewani ataupun manusia, tidak mempunyai ikatan rangkap dalam struktur kimianya. 11 Ingesti asam lemak jenuh

9 cenderung meningkatkan kolesterol darah. 12 Kandungan lengkap asam lemak yang terkandung dalam minyak goreng kelapa sawit dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 2. Kandungan asam lemak dalam minyak kelapa sawit. 13 Asam Lemak % Terhadap Asam Lemak Total Kisaran Rata-rata Asam laurat (C12:0) 0,1 1,0 0,2 Asam miristat (C14:0) 0,9 1,5 1,1 Asam palmitat (C16:0) 41,8 45,8 44,0 Asam palmitoleat (C16:1) 0,1 0,3 0,1 Asam stearate (C18:0) 4,2 5,1 4,5 Asam oleat (C18:1) 37,3 40,8 39,2 Asam linoleiat (C18:2) 9,1 11,0 10,1 Asam linolenat (C18:3) 0,0 0,6 0,4 Asam arakidonat (C20:0) 0,2 0,7 0,4 *) asam lemak dinyatakan dengan notasi Cm:n,dimana m adalah panjang rantai karbon, dan n adalah jumlah ikatan rangkap 2.2 Kerusakan Minyak Goreng Pada Pemanasan Berulang Minyak goreng yang sudah mengalami pemanasan berulang biasanya disebut minyak jelantah. Selama proses pemanasan minyak goreng akan mengalami reaksi

10 degradasi yang disebabkan oleh panas, udara, dan air sehingga mengakibatkan terjadinya oksidasi, hidrolisis, dan polimerisasi. Selain itu juga oleh faktor-faktor seperti pengemulsi, jejak logam, sisa makanan, asam lemak bebas, dan reaksi bahan basa dalam minyak goreng. Vitamin seperti thiamin, pyridoxine, riboflavin, dan asam askorbat rusak pada pemanasan. 14 Apabila minyak goreng sering dipanaskan, maka asam lemak tak jenuh yang berubah menjadi asam lemak jenuh akan semakin banyak yang menyerupai bentuk isomer trans ada juga dihasilkan peroksida. Isomer geometris terbentuk apabila ikatan rangkap cis (struktur bengkok) terisomerisasi menjadi konfigurasi stabil daripada cis, seperti asam oleat menjadi asam elaidat. Secara kimiawi, konfigurasi asam lemak trans akan mengikat atom hydrogen secara bersamaan, sedangkan bentuk cis sebaliknya. 15,16,17 Asam elaidat mempunyai bentuk isomer trans fatty acids/tfa. 18

11 Gambar 1. Struktur kimia dari Cis-Asam Lemak Tak Jenuh (Asam Oleat),Trans-Asam Lemak (Asam Elaidat),dan asam lemak jenuh (Asam stearat). 19 2.3 Efek Minyak Jelantah Bagi Tubuh Pada umumnya makanan hasil penggorengan mengandung 4%-14% lemak dari total beratnya. Penyerapan minyak ke dalam makanan bisa tergantung dari kualitas minyak goreng yang digunakan. Penggunaan minyak jelantah akan meningkatkan polaritas minyak dan menurunkan tegangan permukaan antara bahan pangan dan minyak sehingga penyerapan lemak akan semakin meningkat. 20 Semakin sering kita mengkonsumsi minyak jelantah atau memakai minyak jelantah tersebut dalam waktu yang lama, maka akan semakin banyak juga lemak trans yang akan masuk kedalam tubuh kita. Padahal kita tau lemak trans memberikan pengaruh yang negatif bagi tubuh kita. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2009) tentang pengaruh suhu dan lama proses deep frying terhadap pembentukan asam lemak trans menunjukkan bahwa setelah proses deep frying yang ke-2 akan terbentuk asam lemak trans baru yang kadarnya akan semakin meningkat sejalan dengan pengulangan pembuatan minyak. 21 Akibat dari kenaikan asam lemak trans adalah peningkatan kadar low density lipoprotein (LDL), trigliserid, dan lipoprotein,penurunan high density lipoprotein (HDL), dan mempengaruhi metabolisme asam lemak bebas yang akan menyebabkan dyslipidemia, sindrom metabolic, aterosklerosis, resistensi insulin, obesitas. 22 Hal ini

12 diperkuat oleh penelitian Ni Wayan Bogoriani dan Ketut Ratnayani (2015) tentang efek berbagai minyak pada metabolisme kolesterol terhadap tikus wistar menunjukkan bahwa minyak jelantah memberikan kenaikan total kolesterol, trigliserida, LDL, VLDL, dan penurunan HDL paling tinggi dibandingkan dengan penggunaan minyak curah, minyak babi, dan minyak kelapa. 23 2.4 Lipid Lipid merupakan senyawa heterogen yang terdiri dari lemak (fat), minyak steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya dari pada sifat kimianya. Lipid bersifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar seperti alkohol, eter, kloroform, dan benzene. Selain kaya energi lipid juga berfungsi sebagai pelindung tubuh, penghasil panas, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, transport vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, dan sebagai pelumas. Lipid harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ tubuh untuk digunakan serta disimpan. Lipid harus diangkut sebagai lipoprotein dikarenakan sifat lipid yang tidak larut dalam air. Pada ekstraksi senyawa lipid plasma, didapatkan 4 kelompok utama lipid di dalam lipoprotein yaitu triasilgliserol (trigliserida), fosfolipid, kolesterol, dan asam lemak bebas (FFA). 17,24 2.5 Trigliserid Merupakan salah satu senyawa lemak dalam makanan dan tubuh. Energi yang dihasilkan dari proses pemecahan sempurna trigliserid adalah 9 Kkal/gram. Sehingga apabila sedang melakukan diet,akan sangat efektif jika kita mengurangi asupan

13 lemak. Karena jumlah kalori tersebut dua kali lipat lebih besar daripada yang dihasilkan karbohidrat dan protein. 27 Trigliserid terdiri dari 3 jenis asam lemak yang terikat melalui ikatan ester pada suatu molekul gliserol yaitu SFA, MUFA, dan PUFA. Dari sudut kimia trigliserid merupakan substansi yang terdiri dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak. Asam lemak merupakan asam monokarboksilat yang rantai karbonnya tidak tercabang dan radikal karboksilnya terdapat pada ujung rantai karbon tersebut. Panjang rantai asam lemak pada trigliserid bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16, 18, atau 20 atom karbon. Asam lemak dapat berupa asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. 11 Gambar 2.Struktur Trigliserid. 11

14 Trigliserid memiliki fungsi utama sebagai sumber cadangan energi saat tubuh memerlukan tambahan. Ketika digunakan enzim lipase akan memecah trigliserid menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya kedalam pembuluh darah. 2.5.1 Absorbsi Dan Transportasi Pencernaan lipid dimulai di dalam lambung. Molekul trigliserid merupakan incaran dari enzim lipase lingual dan gastrik, terutama molekul yang mengandung asam lemak rantai pendek dan sedang. Di lambung sekitar 30-40% trigliserid yang dapat di hidrolisis dikarenakan waktu pengosongan lambung berkisar 2-4 jam. Kemudian asam lemak yang berantai panjang akan masuk ke duodenum. Sedangkan asam lemak berantai pendek yang telah terhidrolisis langsung diabsorbsi ke dalam sirkulasi porta dan terikat oleh albumin menuju hati. 17,28,29,30,31 Dalam duodenum terjadi proses emulsifikasi yang berguna untuk meningkatkan kerja enzim agar dapat berjalan efektif. Emulsifikasi dicapai melalui 2 mekanisme komplementer yaitu penggunaan sifat detergen garam empedu yang mengandung struktur cincin sterol dan rantai samping glisin atau taurin dan pencampuran mekanik akibat peristaltik. Garam empedu akan berinteraksi dengan partikel lipid sehingga menstabilkan partikel tersebut setelah diekskresikan oleh hati. 17,28,29,30,31 Molekul trigliserid yang tidak tercerna oleh gaster tadi,akan dihidrolisis oleh enzim lipase pankreas yang terutama memutus rantai asam lemak pada karbon 1 dan 3. Asam lemak pada karbon 2 sangat sulit untuk dipecah karena adanya ikatan ester sekunder. Untuk menghidrolisis ikatan ini harus melalui proses pemindahan menjadi ikatan ester primer yang relative membutuhkan waktu cukup panjang, sehingga

15 hanya kurang dari seperempat yang dapat dihidrolisis sempurna. Dengan demikian produk utama hasil hidrolisis enzim lipase pancreas adalah 2-monoasilgliserol dan asam lemak bebas. 17,28,29,30,31 Produk gliserol dan asam lemak tadi akan masuk ke pembuluh darah. Lemak diangkut lipoprotein dari usus sebagai kilomikron dan dari hati sebagai VLDL,ke sebagian besar jaringan untuk dioksidasi dan ke jaringan adipose untuk di simpan. VLDL dan kilomikron nascent hanya mengandung sedikit apolipoprotein C dan E, bentuk utuhnya diperoleh dari HDL dalam sirkulasi. Selanjutnya asam lemak akan berdifusi masuk ke sel lemak dan disimpan dalam bentuk trigliserid. Lipid dimobilisasi dari jaringan adiposa sebagai FFA yang melekat pada albumin serum. 17,28,29,30,31 2.6 Lipoprotein Lipoprotein yang khas terdiri atas inti lipid, yang terutama berupa triasilgliserol nonpolar dan ester kolesteril yang dikelilingi oleh satu lapisan permukaan dari molekul kolesterol dan fosfolipid amfipatik. Disamping asam lemak, bebas, di dalam plasma terdapat beberapa kelompok utama lipoprotein yang secara fisiologis dan penting dalam diagnosis klinis yaitu : a. Kilomikron Berfungsi mengangkut lipid dari system pencernaan ke dalam sirkulasi darah melalui limfe. Kilomikron akan dicerna di pembuluh darah oleh lipoprotein lipase menjadi gliserol dan asam lemak bebas yang akan masuk ke jaringan otot ataupun

16 disimpan di jaringan adipose. Kilomikron sendiri berasal dari penyerapan trigliserid (dominan) dan lipid lain di usus. 12,17,25,26 b. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)/pre-β-lipoprotein Berasal dari hati untuk ekspor trigliserid. Trigliserid dikemas bersama kolesterol, fosfolipid, dan apob-100 menjadi VLDL menuju jaringan di luar hati. Di dalam darah HDL memindahkan apoc II dan apoe serta ester kolesterol ke VLDL untuk membentuk VLDL matur. 12,17,25,26 c. Intermediate Density Lipoprotein (IDL) Merupakan hasil metabolisme VLDL oleh LPL (Lipoprotein Lipase). IDL hanya mengandung apoprotein B 100 dan E pada permukaan dan mempunyai aftinitas tinggi terhadap LDL reseptor hati dan jaringan lainnya. Selama hidrolisis VLDL menjadi IDL, fosfolipid, apoprotein C, dan beberapa apoprotein E kembali ke HDL. IDL dapat diambil oleh hati atau dapat berubah menjadi LDL. Kurang lebih 50% IDL diubah ke LDL oleh kerja HTGL (Hepatic Triglyceride Lipase). 12,17,25,26 d. Low Density Lipoprotein (LDL)/β-lipoprotein Memiliki protein lebih sedikit dan kolesterol lebih banyak,menggambarkan suatu tahap akhir metabolisme VLDL yang dicerna oleh lipoprotein lipase. LDL berfungsi membawa kolesterol ke jaringan perifer untuk dimanfaatkan atau disimpan sel, termasuk sel-sel yang melapisi bagian dalam dinding vascular. LDL juga bersifat mudah menembus arteri sehingga membantu proses aterosklerosis. Oleh sebab itu LDL disebut juga lemak jahat. 12,17,25,26

17 e. High Density Lipoprotein (HDL)/α-lipoprotein Berperan dalam transport kolesterol dari perifer dan metabolisme VLDL dan kilomikron.hdl memiliki protein paling banyak dan kolesterol paling sedikit. Kolesterol yang diangkut dalam kompleks HDL akan diesterefikasi oleh enzim LCAT menjadi ester kolesteril yang merupakan lipid dominan pada HDL. Kolesterol yang diperoleh HDL akan dibawa ke hepar, agar penimbunan di perifer berkurang. Oleh sebab itu HDL disebut lemak baik. 12,17,25,26 Jumlah kadar lipoprotein plasma yang ada di tubuh kita dengan yang ada pada orang lain berbeda-beda dikarenakan beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi kadar lipoprotein plasma adalah genetik, diet (asupan karbohidrat, lemak, kolesterol, serat), aktivitas fisik, obesitas, konsumsi alkohol berlebihan, paparan asap rokok, stress, obat-obatan, usia dan jenis kelamin, dan penyakit penyerta. 32 2.7 Akibat Kenaikan Trigliserid 2.7.1 Dislipidemia Merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Dislipidemi dapat dibedakan menjadi primer dan sekunder. Dislipidemi primer tidak dapat diketahui penyebabnya sedangkan sekunder dapat diketahui penyebabnya seperti DM, sindroma nefrotik, dan hipotiroidisme. 33

18 2.7.2 Aterosklerosis Ditandai dengan pengendapan kolesterol ester dan lipid lainnya termasuk trigliserid dalam jaringan ikat dinding arteri. Asam lemak jenuh diidentifikasi sebagai penyebab utama aterosklerosis. Kadar trigliserid tinggi menunjukkan faktor risiko tambahan, seperti resistensi insulin yang mempengaruhi kerentanan aterosklerosis. 39 2.7.3 Sindroma Metabolik Merupakan suatu kelompok kelainan metabolic terkait erat dengan risiko DM tipe II, PJK, stroke, dan kematian kardiovaskular. Hipertrigliseridemia, yang sring diamati pada pasien dengan sindroma metabolic, DM tipe II, atau hyperlipidemia dengan familial (FCHL). 17 2.7.4 Penyakit Jantung Koroner Disebabkan oleh penyumbatan pada arteri koronaria. Beberapa penelitian metaanalisis menunjukkan asosiasi independen kadar trigliserid dengan risiko penyakit jantung coroner, terlepas dari kadar HDL/LDL. Adanya peningkatan konsentrasi aterogenik kaya trigliserid pada sisa lipoprotein bertanggung jawab terhadap prinsip penyakit jantung koroner. 40,41 2.8 Jamur Jamur merupakan tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota), berbentuk seperti payung dan terdiri dari bagian yang tegak atau batang serta bagian yang membulat atau mendatar. Secara teknis

19 biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jenis jamur ada yang aman untuk dimakan manusia (edible) dan ada yang tidak aman dimakan (nonedible) karena memiliki senyawa yang bersifat toksik.dahulu kala jamur sering digunakan oleh masyarakat di daerah Cina dan Jepang sebagai bahan pengobatan, dan sekarang sudah banyak dibuktikan khasiatnya lewat penelitian-penelitian modern. Contoh jamur aman dimakan dan dapat berkhasiat sebagai obat adalah jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus ostreatus), jamur kuping hitam (Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shitake (Lentinus edulis). Jamur-jamur tersebut diduga memiliki komponen bioaktif yang dapat berfungsi sebagai obat. Salah satu diantaranya adalah jamur kuping hitam. 34 2.9 Jamur Kuping Hitam Gambar 3.Jamur Kuping Hitam

20 Oleh peneliti jamur kuping hitam diklasifikasikan menjadi : Kerajaan : Fungi Divisi : Eumycota Subdivisi : Basidiomycota Kelas : Heterobasidiomycetes Subkelas : Phragmobasidiomycetidae Ordo : Auriculariales Famili : Auriculariaceae Genus : Auricuaria Spesies : Auricularia polytricha. 36 Jamur kuping hitam merupakan salah satu dari berbagai jenis jamur kayu yang dapat dikonsumsi. Biasanya jamur kuping hitam dikenal juga sebagai jamur kuping hitam pohon atau kuping kayu, karena tumbuh pada batang-batang kayu terutama kayu yang sudah lapuk. Di Jepang jamur ini dikenal juga dengan nama Kikurage. Disebut sebagai jamur kuping karena jamur yang tergolong dalam genus Auricularia ini mempunyai bentuk dan kekenyalan yang menyerupai kuping atau telinga. Jamur kuping hitam memiliki bentuk tubuh berupa lembaran yang bergelombang, tidak menentu, dan berbentuk seperti cawan. Secara umum ciri jamur kuping hitam adalah berdaging lunak seperti agar-agar, berlendir, tubuh buahnya berwarna keunguan atau hitam dengan lebar 6-10 cm, elastis, tembus cahaya, dan

21 tidak berbau.jamur kuping optimum tumbuh pada suhu 20-30 ºC di daerah beriklim dingin sampai panas. Kelembaban ideal yang dibutuhkan berkisar 80-90%. 34,35 2.9.1 Kandungan Jamur Kuping Hitam Kandungan nutrisi jamur kuping hitam sendiri terdiri kadar air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu dan nilai energi sebesar 351 kal. Kandungan lemak di dalam jamur, lebih dari 72% lemak dalam jamur ini termasuk unsaturated sehingga aman dan sehat jika dimakan.kandungan mineral jamur ini tersusun oleh K, P, Ca, Na, Mg, Cu, dan beberapa elemen mikro lainnya. Kandungan serat di dalam jamur berkisar antara 7,4-27,6%.Sedangkan vitamin di dalam jamur ini sendiri terdiri atas thiamine (vit. B-1), riboflavin (vit. B-2),niasin, biotin, vitamin C, dan sebagainya. 36 Sekitar tahun 1956, niasin mulai digunakan pertama kali untuk menurunkan kadar kolesterol dan mencegah serangan jantung. Niasin berfungsi dengan baik untuk meningkatkan HDL, menurunkan kadar LDL dan trigliserida, namun penggunaan niacin dapat juga menimbulkan efek samping yaitu niacin flush diantaranya adalah gatal. 39,42 Kandungan nutrisi yang terdapat pada jamur kuping hitam per 100 g yaitu air 14.8 g, energi 284 kkal, protein 9.25 g, lemak 0.73 g, karbohidrat 73 g, serat 70.1 g, ampas 2.21 g. Pada jamur kuping hitam terdapat pula berbagai macam vitamin dan mineral. Jenis vitamin yang ada dalam jamur kuping hitam ialah thiamin 0.015 mg, riboflavin 0.844 mg, niacin 6.267 mg, asam pantotenat 0.481 mg, vitamin B6 0.112

22 mg, dan folat 38 mcg. Sementara itu, mineral yang terkandung dalam jamur kuping hitam ialah kalsium 159 mg, besi 5.88 mg, magnesium 83 mg, fosfor 184 mg, kalium 754 mg, natrium 35 mg, seng 1.32 mg, tembaga 0.183 mg, mangan 1.951 mg, dan selenium 128 mcg.selain itu juga jamur kuping hitam mengandung polisakarida yang diyakini sebagai zat yang berperan dalam aktivitas biologis tanaman ini. Kandungan polisakarida paling banyak terdapat pada lendirnya 36,37 Dosis pemberian air rebusan jamur kuping hitam mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Septiyana 2010 di Semarang terhadap mencit Balb/C dengan merebus 25,77 gram jamur kuping hitam kering dalam 1800 ml air sampai tinggal 600 ml, disaring dengan kain flannel kemudian diuapkan pada suhu 90 ºC hingga tersisa 25 ml. Dengan menggunakan tabel konversi mencit ke tikus didapatkan dosis jamur kuping hitam yaitu sebesar 18,039 g/kgbb tikus. 38

23 2.10 Kerangka Teori Minyak Jelantah Trans Fatty Acid Peroksida Free Fatty Acid Kadar Trigliserid Air Rebusan Jamur Kuping hitam Polisakarida Niasin Genetik, diet, aktivitas fisik, alkohol, merokok, stress,obatobatan, usia dan jenis kelamin Gambar 4.Kerangka teori 2.11 Kerangka Konsep Minyak Jelantah Kadar trigliserid serum tikus wistar Air Rebusan Jamur Kuping Hitam Gambar 5.Kerangka konsep

24 2.12 Hipotesis Mayor Pemberian jamur kuping hitam berpengaruh terhadap kadar trigliserid serum pada tikus wistar yang diberi minyak jelantah. 2.13 Hipotesis Minor 1. Kadar trigliserid serum kelompok kontrol negatif (K1) lebih rendah dibanding kelompok kontrol positif yang diberi minyak jelantah selama 28 hari (K2) 2. Kadar trigliserid serum kelompok kontrol negatif (K1) lebih tinggi dibanding kolompok kontrol positif yang diberi jamur kuping hitam 28 hari (K3) 3. Kadar trigliserid serum kelompok K2 lebih tinggi dibanding kelompok perlakuan yang diberi minyak jelantah dan jamur kuping hitam selama 28 hari (K4) 4. Kadar trigliserid serum kelompok K3 lebih rendah dibanding kelompok perlakuan yang diberi minyak jelantah dan jamur kuping hitam selama 28 hari (K4)