BAB V ANALISIS DAN UJI COBA. Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa pada hardware

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB IV IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum program mobil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. microcontroller menggunakan komunikasi serial. 1. Menyalakan Minimum System ATMEGA8535

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI

1. Masuk ke dalam file explorer atau file commander pada smartphone. 2. Cari file Mojo.apk kemudian pilih file Mojo.apk.

BAB IV PENGUJIAN ALAT. elektrikal dan sipil dapat dikontrol melalui PLC sebagai kontrollernya.

PERANCANGAN SISTEM KONTROL LAMPU LALU LINTAS OTOMATIS BERBASIS LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN ALAT

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1 Pengujian Tuning Pengontrol PD

Robot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Timer : teori dan aplikasi. Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

Input ADC Output ADC IN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengujian minimum sistem ditunjukkan pada tabel 4.1.

BAB III PERANCANGAN. 3.1 Perancangan mekanik

PENGGUNAAN TEORI GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN ARION

BAB III PERANCANGAN ALAT

Analisis Simpang Bersinyal Metode Webster. Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T. ARUS JENUH

SENSOR PHOTO DIODA. D Electronica Ranger

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN HASIL DAN ANALISA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

(Line Tracker/Follower Robot) Presented by: Asniar Aliyu, ST. M.Eng (Staf Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PERANCANGAN PEMBUATAN ALAT SENSOR SINYAL BUNYI POLISI TIDUR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT. Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X RANCANG BANGUN ROBOT SOLVING MAZE DENGAN ALGORITMA DEPTH FIRST SEARCH

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang ada. Hal tersebut merupakan persoalan utama di banyak kota.

AN-0011 LINE TRACKER ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN UNIVERSAL DELTA ROBO KITS

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB I PENDAHULUAN. berbagai proses pengendalian. Keterbatasan keterbatasan tersebut lambat laun

DETEKSI KEPADATAN LALU LINTAS MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK PADA PERSIMPANGAN JALAN BERBASIS MIKROKONTROLLER

PERBANDINGAN ALGORITMA FLOODFILL DAN DJIKSTRA S PADA MAZE MAPPING UNTUK ROBOT LINE FOLLOWER

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS SISTEM

PRAKTIKUM MATA KULIAH MIKROPROSESSOR DAN BAHA ASSEMBLY INPUT/OUTPUT PADA ARDUINO

BAB 4 IMPELEMENTASI DAN EVALUSAI. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut : a. Prosesor intel premium Ghz atau yang setara.

3 METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 03, No 2 (2015), hal ISSN X IMPLEMENTASI ALGORITMA MAZE SOLVING PADA ROBOT LINE FOLLOWER

BAB III PERANCANGAN ALAT

ABSTRAK Robovision merupakan robot yang memiliki sensor berupa indera penglihatan seperti manusia. Untuk dapat menghasilkan suatu robovision, maka

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 6. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan pengendali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, saling berpotongan atau bersilangan.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGONTROLAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS WEB MENGGUNAKAN WIRELESS LAN

AMIK MDP. Program Studi Teknik Komputer Tugas Akhir Ahli Madya Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. dipantau setiap saat sebab peralatan otomatis dapat melakukan pekerjaannya sendiri

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. patok, serta pemasangan sensor ultrasonik HC-SR04 yang akan ditempatkan pada

SISTEM ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PEMADAM API BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51. Budi Rahmani, Djoko Dwijo Riyadi ABSTRAK

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. program pada arduino secara keseluruhan yang telah selesai dibuat. Mulai dari

Bab 5. Pengujian Sistem

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. sesuai yang diharapkan. Terdapat beberapa pengujian sistem, antara lain:

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

EMDEDDED ARRAY SENSOR UNTUK LINE FOLLOWING ROBOT

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DAFTAR LAMPIRAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan PID

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API

BAB III PERANCANGAN SISTEM

STUDI KINERJA SIMPANG LIMA BERSINYAL ASIA AFRIKA AHMAD YANI BANDUNG

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

Analisa dan Perbaikan Algoritma Line Maze Solving Untuk Jalur Loop, Lancip, dan Lengkung pada Robot Line Follower (LFR)

BAB IV PENGUJIAN & ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Transkripsi:

BAB V ANALISIS DAN UJI COBA Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa pada hardware yang telah dirancang. Tujuan dari pengujian dan analisa ini adalah untuk mengetahui apakah hardware tersebut telah berfungsi dengan benar dan sesuai rencana atau tidak. dan analisa ini dilakukan secara bertahap, diawali dengan pengujian hardware programmer, kemudian dilanjutkan dengan pengujian proyek sederhana 5.1. Analisis Permasalahan Setelah hardware programmer selesai dirancang, maka sebelum dicoba untuk mendownload program, terlebih dahulu mengukur tegangan I/O pada hardware programmer tersebut. Mengingat tegangan I/O pada hardware programmer ini harus sama dan sesuai dengan tegangan pada schematicnya, maka dari itu diperlukan suatu alat untuk mengukur tegangan tersebut yaitu dengan AVO meter. 5.2. Sensor Garis Sensor garis dalam simulasi mobil automatis sangatlah penting, karena itu rangkaian pertama yang diuji adalah sensor garis ini. sensor garis dilakukan dengan cara meletakkan sensor pada background dengan warna hitam dan putih. Jika ketika diletakkan di atas warna 62

63 hitam maka lampu indicator akan mati, dan ketika berada di atas warna putih maka lampu indicator akan tetap menyala 1: Sensor diletakkan di atas warna hitam: Gambar 5.1 kondisi lampu indicator ketika sensor berada di atas warna hitam ini berhasil karena lampu indicator mati ketika sensor diletakkan di atas warna hitam 2: Sensor diletakkan di atas warna putih: Gambar 5.2 kondisi lampu indicator ketika sensor berada di atas warna putih

64 ini berhasil karena lampu indicator menyala ketika sensor diletakkan di atas warna putih Dengan pengujian-pengujian di atas diketahui bahwa sensor dapat berjalan dengan baik 5.3. Sensor Warna sensor warna dilakukan untuk mengetahui apakah sensor sudah bisa membedakan warna atau belum, untuk dapat mengetahui apakah sensor sudah berjalan dengan baik maka dilakukan pengecekan dengan meletakkan sensor pada tiga kertas yang berbeda. dilakukan dengan dua kondisi berbeda, kondisi pertama pengujian dilakukan di dalam ruangan tertutup, sedangkan kondisi kedua pengujian dilakukan di ruangan terbuka. 3: Sensor warna diletakkan di atas kertas berwarna kuning: Gambar 5.3 sensor warna diletakkan di atas warna kuning

65 4: Sensor warna diletakkan di atas warna hijau: Gambar 5.4 sensor warna diletakkan di atas warna hijau 5: Sensor warna diletakkan di atas warna merah: Gambar 5.5 sensor warna diletakkan di atas warna merah Melaului pengujian dengan kondisi ruangan tertutup nilai yang didapat dari sensor warna ini adalah sebagai berikut :

66 Tabel 5.1 Pembacaan Sensor Warna di dalam ruangan tertutup Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Merah 93 97 93 106 98 Kuning 197 196 193 183 192 Hijau 77 79 82 83 83 Karena nilai-nilai di atas sudah memiliki perbedaan yang cukup jauh maka sensor warna yang dibuat sudah dapat membedakan warna-warna yang ada. Berikut ini hasil salah satu pembacaan warna: Gambar 5.6 hasil pembacaan sensor warna pengujian di ruang tertutup Sedangkan melalui pengujian dengan kondisi ruang terbuka nilai yang didapat dari sensor warna ini adalah sebagai berikut : Tabel 5.2 Pembacaan Sensor Warna di ruang terbuka Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Merah 185 189 187 197 189 Kuning 197 190 186 198 192 Hijau 192 187 186 175 193 Karena nilai-nilai yang didapatkan tidak memiliki perbedaan yang dapay dijadikan acuan maka sensor warna yang dibuat tidak bisa membedakan warna-

67 warna yang ada dengan tepat jika terlalu banyak cahaya di lingkungan sekitarnya. Berikut salah satu hasil dari pembacaan sensor warna pada ruang terbuka : Gambar 5.7 hasil pembacaan sensor warna di ruang terbuka 5.4. Studi Kasus Setelah semua rangkaian berfungsi dengan baik selanjutnya dilakukan pengujian mobil secara keseluruhan untuk memastikan bahwa semua rangkaian terhubung dan dapat berjalan dengan baik. ini dilakukan beberapa tahap, tahap pertama yang dilakukan adalah pengujian sensor garis, kemudian pengujian sensor warna Kasus I: Mobil diletakkan di atas garis lurus Mobil Mobil

68 Gambar 5.8 mobil ditempatkan di atas garis lurus. pertama mobil diletakan di sebelah kiri lintasan, pada detik 1-3 mobil melakukan belok kanan tajam, dan pada detik 4-7 mobil melakukan belok kanan ringan, setelah itu mobil dapat melaju lurus. kedua mobil diletakan di sebelah kanan lintasan, pada detik 1-3 mobil melakukan belok kiri tajam, dan pada detik 4-7 mobil melakukan belok kiri ringan, setelah itu mobil dapat melaju lurus. Kasus 2: Mobil diletakkkan di atas lintasan yang memiliki perempatan Gambar 5.9 mobil belok kanan ketika menghadapi perempatan ketiga ini meletakkan mobil pada lintasan yang memiliki perempatan. Ketika mobil menghadapi perempatan, aksi motor adalah sebagai berikut: Tabel 5.3 Aksi motor ketika menghadapi perempatan

69 No. Aksi Motor Keterangan 1 Maju Mobil dimajukan sejenak. 2 Stop Motor berhenti sejenak 3 Belok kanan tajam Motor kanan berhenti, motor kiri maju cepat 4 Belok kanan sedang Motor kanan maju sedikit, motor kiri maju sedang 5 Maju Motor kanan maju, motor kiri maju Dari percobaan di atas mobil mampu menghadapi lintasan yang memiliki perempatan. Mobil mampu berbelok kanan tajam ketika menghadapi perempatan, lalu berbelok kanan sedang sehingga memposisikan mobil ke tengah. Kendala dari pengujian ini, tidak selalu mobil dapat melakukan belok kanan sedang. Berikut ini hasil dari pengujian I dan III: (a) (b) (c) (d)

70 (e) Gambar 5.10 Posisi Mobil di I dan III Penjelasan : Gambar (a) adalah posisi awal dimana mobil ditempatkan di sebelah kanan garis Gambar (b) adalah posisi saat mobil mulai memasuki jalur Gambar (c) adalah posisi saat mobil berhasil berada di lintasan Gambar (d) adalah posisi ketika mobil menemui perlintasan, dan berhasil belok kanan. Gambar (e) adalah posisi mobil berhasil melaju lurus sesaat setelah mobil berbelok ke kanan Berikut ini hasil dari pengujian II dan III:

71 (a) (b) (c) (d) (e) (f) Gambar 5.11 Posisi mobil di Pengujain II dan III Dari pengujian-pengujian di atas dapat diketahui bahwa mobil sudah dapat berjalan dengan baik di atas lintasan lurus. Penjelasan : Gambar (a) adalah posisi awal dimana mobil ditempatkan di sebelah kiri garis Gambar (b) adalah posisi saat mobil mulai memasuki jalur Gambar (c) adalah posisi saat mobil berhasil berada di lintasan

72 Gambar (d) adalah posisi ketika mobil menemui perlintasan, kemudian berhenti sejenak. Gambar (e) adalah posisi mobil mulai berbelok ke kanan Gambar (f) adalah posisi mobil berhasil melaju kembali setelah berbelok. Kasus 3 : Mobil diletakkan di atas garis yang memiliki pertigaan : Gambar 5.12 Mobil Ditempatkan di Rute Yang Mempunyai Pertigaan keempat ini meletakkan mobil pada lintasan yang memiliki pertigaan. Ketika mobil menghadapi pertigaan, mobil tidak akan menghiraukan pertigaan tersebut sehingga mobil akan tetap melaju Berikut ini hasil dari pengujian keempat :

73 (a) (b) (c) (d) Gambar 5.13 Hasil Keempat Penjelasan : Gambar (a) : adalah posisi awal mobil Gambar (b) : mobil mulai melaju di atas jalur lurus Gambar (c) : /mobil menghadapi pertigaan tapi tidak melakukan apa-apa, sehingga mobil tetap melaju lurus Gambar (d) : mobil melaju lurus setelah menghadapi pertigaan. Dari hasil pengujian keempat diketahui bahwa mobil tidak dapat mengenali pertigaan, sehingga mobil tetap melaju lurus. Kasus 5: Mobil diletakkan di atas lintasan yang memiliki tikungan

74 Gambar 5.14 Mobil Ditempatkan di Rute yang Memiliki Tikungan Ke Kanan Gambar 5.15 Mobil ditempatkan Di Rute Yang Memiliki Tikungan Ke Kiri kelima ini meletakkan mobil pada lintasan yang memiliki tikungan baik tikungan ke kanan maupun tikungan ke kanan. Ketika mobil menghadapi tikungan ke kanan, mobil tidak akan menghiraukan tikungan tersebut sehingga mobil akan tetap melaju. Aksi yang terjadi saat mobil menghadapi tikungan sama dengan saat mobil menghadapi pertigaan, yaitu mobil tidak menghiraukan tikungan tersebut sehingga mobil tetap melaju lurus. dalamnya: Kasus 6 : Mobil ditempatkan pada lintasan yang memiliki perbedaan warna di

75 Gambar 5.16 mobil ditempatkan di rute yang memiliki perbedaan warna Pada pengujian ini mobil ditempatkan pada lintasan yang memiliki perbedaan warna, ketika mobil melaju melintasi warna hijau mobil sudah bisa melaju dengan baik. Saat melintasi warna merah mobil dapat berhenti selama 6 detik. Ketika melintasi warna kuning mobil sudah bisa mengurangi kecepatan. Berikut ini adalah gambar hasil dari pengujian saat mobil melintasi jalur yang terdapat warna merah di dalamnya: (a) (b)..

76 (c) Gambar 5.17 Hasil Saat Mobil Melalui Jalur Berwarna Penjelasan : Gambar (a) adalah gambar saat mobil diletakkan di dalam jalur Gambar (b) adalah saat mobil dapat melaju mengikuti jalur yang ada Gambar (c) adalah gambar saat mobil melintasi permukaan berwarna merah, yang kemudian mobil melakukan aksi berhenti sejenak selama 7 detik kemudian melaju kembali. Kendala dari pengujian ini adalah ketika mobil melewati warna kuning mobil terkadang mendeteksi sebagai warna putih. Sehingga aksi yang diberikan terkadang tidak tepat. Berikut ini nilai yang didapat dari pengujian sensor warna di ruang tertutup : Tabel 5.4 Besarnya Tegangan Sensor Warna Saat Melintasi Warna No Warna Ruang Tertutup Vp Ruang Terbuka 1 Putih 3.32 V 3.46 V 2 Hitam 0.58 V 3.03 V 3 Merah 1.89 V 3.85 V

77 4 Kuning 3.82 V 3.87 V 5 Hijau 1.54 V 3.42 V Setelah didapatkan tegangan dari sensor warna, tegangan tersebut dikirim ke ADC sehingga didapatkan nilai sebagai berikut :. Tabel 5.5 Besarnya Tegangan ADC Sensor Warna No Warna Ruang Tertutup V ADC Ruang Terbuka 1 Putih 170 mv 177 mv 2 Hitam 30 mv 155 mv 3 Merah 97 mv 197 mv 4 Kuning 196 mv 198 mv 5 Hijau 79 mv 175 mv Untuk dapat dibaca oleh microcontroller tegangan ADC tersebut diirubah dalam bentuk bit, dan didapatkan data tersebut Tabel 5.6 Nilai Bit Untuk Masing-Masing Warna No Warna Ruang Tertutup Bit Ruang Terbuka 1 Putih 10101010 10110001 2 Hitam 00011110 10011011 3 Merah 01100001 11000101 4 Kuning 11000100 11000110 5 Hijau 01001111 10101111 ini : Kasus 7 : Mobil ditempatkan di atas lintasan, dengan kondisi seperti gambar di bawah

78 Gambar 5.18 Mobil Ditempatkan di Rute yang Memiliki garis Finish Pada pengujian ini mobil ditempatkan pada lintasan yang memiliki garis finish, kondisi finish terpenuhi jika hanya sensor garis kiri terluar dan kanan terluar yang aktif, sedangkan yang lain tidak. Berikut ini hasil dari pengujian saat mobil melaju di lintasan dan melintasi garis finsih (a) (b)

79 (c) Gambar 5.19 Posisi Mobil Saat Melintasi Rute yang Memiliki Finish Penjelasan : Gambar (a) : posisi mobil saat mulai start Gambar (b) : mobil mulai melaju melintasi rute Gambar (c) : mobil berhenti saat melintasi garis finish Garis finish pada rute adalah rute yang berbentuk seperti di bawah ini: Gambar 5.20 Bentuk Garis Finish Dengan bentuk rute di atas, dapat dikatakan bahwa mobil akan berhenti jika hanya sensor garis kiri terluar dan kanan terluar yang aktif sedangkan yang lain tidak aktif, berikut ini kondisi mobil saat melintasi rute di atas : Aktif Aktif Gambar 5.21 Kondisi Mobil Saat melintasi Finish