BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah. keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kehidupan yang lebih baik.

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,7% hingga 66,7%. Keluhan tentang keluhan bahu juga sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal ini mengakibatkan dampak yang positif tetapi juga bisa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi dari Norway mencatat insidensi terjadinya cedera pada tendon flexor

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. telapak kaki. Bentuk kaki datar pada masa bayi dan anak-anak dengan usia

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CALCANEUS SPUR SINISTRA DENGAN MICRO WAVE DIATHERMY (MWD) DAN MASSAGE DI RSAL DR.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyusun menggunakan VDS, goniometer, dan interview. untukmenentukanhasil data yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. untuk seluruh masyarakat yang mencakup upaya peningkatan (promotive),

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB I PENDAHULUAN. patah tulang adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut berlangsung di tempat kerja, sekolah, kampus

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses penurunan tensil strength dan stiffnes jaringan kolagen yang menyebabkan

PROSES ASUHAN FISIOTERAPI PADA KONDISI BELL S PALSY SINISTRA DI RSAL. DR.RAMELAN SURABAYA

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. kesemuanya adalah merupakan satu kesatuan untuk menciptakan

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah pribadi pasien.

BAB l PENDAHULUAN. yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang umumnya terjadi pada daerah siku (Setiawan, 2011). digunakan dalam permainan tenis dalam melakukan service, overhead

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. kesehatan yang optimal, maka diperlukan kemauan dan kemampuan akan kesehatan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring perkembangan jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup bahasan tentang berbagai macam penyakit yang timbul dan bagaimana cara menanganinya. Perkembangan IPTEK ini mempengaruhi perubahan pola kerja manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan tangannya untuk bekerja, seperti makan, menulis, dan pekerjaan lain yang menggunakan tangan. (Sebagaimana diketahui sehat adalah suatu keadaan yang sangat penting yang memungkinkan setiap individu dapat produktif, sehingga dalam hal ini kesehatan merupakan hal yang sangat berharga dalam kehidupan di mana kesehatan akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari). Dalam praktek Fisoterapi sering dijumpai pasien yang mengeluh nyeri dan tidak dapat melakukan gerakan seperti menggenggam, menulis, menggaruk, yang kita tidak sadari ternyata mengalami peradangan. Salah satu penyebabnya adalah Rheumatoid Arthritis. Adanya keterbatasan gerak bukan hanya pada saat melakukan gerakan aktif tetapi bila dilakukan pemeriksaan pasif terasa nyeri Banyak sekali jenis penyakit tulang termasuk peradangan yang timbul pada usia lanjut. Arthitis berarti peradangan sendi. Peradangan persendian adalah suatu reaksi tubuh terhadap proses berbagai penyakit termasuk trauma pada sendi (fraktur), infeksi virus dan 1

bakteri, gangguan sendi oleh reaksi tubuh, dan gesekan pada sendi. Fakta statistik mengenai arthritis sangat mengejutkan satu dari setiap tujuh penduduk Amerika mengalami penyakit ini. 1 Kebanyakan orang yang mengalami penyakit ini berusia lanjut. Hampir setengah dari penduduk Amerika yang berusia 65 tahun menderita arthritis serius. Dan yang berusia menengah pun, kira-kira 28 % dari penduduk Amerika berusia 45-65 tahun juga terkena arthritis. Penderita lebih banyak dialami oleh perempuan. Penyebab Rheumathoid Arthritis belum jelas sampai sekarang. Beberapa ahli berpendapat bahwa penyakit infeksi dianggap sebagai pencetus timbulnya keluhan Rheumathoid Arthritis. Seringnya peradangan menghilang, setelah penyakit sembuh karena obatobatan antibiotik, atau sembuh karena system kekebalan (imunologi). Bila penyakit atau trauma tidak hilang dalam waktu lama, terjadi perubahan bentuk sendi (deformitas). Keadan seperti ini yang terjadi pada arthritis. Banyak jenis dan cara pengobatan arthritis, tergantung dari beratnya keluhan dan penyebabnya, serta sendi yang terkena arthritis. Pengobatan juga tergantung dari umur, pekerjaan, dan kegiatan sehari-hari penderita. Tetapi pada kenyataan banyak pasien mengeluh ketika obat-obatan yang dikonsumsi habis keluhan timbul lagi, penyakit tidak juga sembuh. Oleh karena itu pada kondisi tersebut memerlukan penanganan yang tepat, efektif, dan efisien agar tepat pada sasaran. Terdapat sekitar 100 macam arthritis dengan berbagai penyebab yang berbeda. Arthritis bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan dari semua 1 Cooper, K.H The Cooper Clinic and Research Institute Fitness Series. New York: Bantams Book, 1968. 2

umur. Salah satunya seperti Rheumathoid arthritis yang termasuk dalam gangguan sistem kekebalan. Rheumathoid arthritis adalah penyakit gangguan sistem kekebalan yang dimulai peradangan pada selaput synovial yang melapisi bagian dalam sendi tertentu. Bila penyakit berlarut-larut terjadi penghancuran jaringan sendi, kerusakan tulang dan tulang rawan sendi sehingga menyebabkan kontraktur jari tangan dan perubahan bentuk sendi.. Hal ini menyebabkan nyeri baik saat diam ataupun saat jaringan sendi dan sekitar, pembengkakkan jaringan lunak sekitar sendi pangkal jari, digerakkan sehingga mengalami keterbatasan gerak. Rheumatoid Arthritis tidak merusak sistem otot dan tulang. Pada kasus yang parah jantung, paru-paru, mata, pembuluh darah dapat terpengaruh. Ini disebut komplikasi sistem yang dapat menambah resiko kematian. Tapi kematian yang disebabkan komplikasi sistem sebagian penyebabnya masih belum diketahui. Masih terdapat penelitian berharga yang harus dilakukan pada bagian ini. Penelitian selama 9 tahun terhadap 75 pasien RA yang dilakukan peneliti dari Sekolah Kedokteran Vanderbilt, memberikan cahaya terang pada situasi ini. 2 Dalam masa penelitian yang dilakukan dari Sekolah kedokteran Vanderbilt terhadap pasien Rheumathoid Arthritis, 20 dari 75 subyek meninggal dunia. Penyebab kematian sama dengan penyebab kematian populasi umum, tapi peneliti terkejut dengan satu penemuan penting: Kapasitas Fungsional yang rendah menambah resiko kematian pada kasus RA dalam periode penelitian. Cara yang pasti untuk lebih melengkapi penelitian ini melalui program latihan teratur. Dalam hal ini fisioterapi memegang peranan penting untuk menangani 2 Pincus, T, Callahan, L.F, and Vaughn, W.K. Questionnaire, Waliking Time and Button Test Measures of Functional capacity as Predictive Markers for Mortality in Rheumatoid Arthritis. Journal of Rheumatology 14 (1987): 240-251 3

masalah nyeri, gangguan gerak fungsional yang terjadi pada kasus tersebut. Sebagaimana telah disebutkan dalam KEPMENKES RI NOMOR 1363/MENKES/SK/XII/2001 pada BAB I pasal 1 ayat 2, Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan pada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi. 3 Dosis dan frekuensi ditentukan oleh fisioterapi, akan tetapi bila tidak ada perubahan yang signifikan maka pasien dianjurkan untuk kembali. Tidak signifikannya perubahan yang terjadi selain karena kurang tepatnya intervensi juga karena pada awal pasien datang pemeriksaan atau assessment yang dilakukan kurang tepat, sedangkan menurut KEPMENKES 1363 tahun 2001 pasal 12, Fisioterapis memiliki wewenang untuk melakukan assessment fisioterapi yang meliputi pemeriksaan dan evaluasi, diagnosa fisioterapi, perencanaan fisioterapi, intervensi fisioterapi, dan evaluasi. 4 Karena itu jelas secara legal maupun secara etik, fisioterapi dalam memberikan pelayanan tidak lagi berdasar atas permintaan dokter atas apa yang harus dilakukan oleh fisioterapis, tetapi berdasarkan keputusan fisioterapis itu sendiri dan fisioterapis juga harus bertanggung jawab atas segala yang menjadi keputusannya. Oleh karena itu perlu dilakukan 3 KEPMENKES RI NOMOR 1363/MENKES/SK/XII/2001 pada BAB I pasal 1 ayat 2, 4 KEPMENKES 1363 tahun 2001 pasal 12 4

assessment yang tepat dan keterampilan dari fisioterapis untuk memilih metoda yang akan dilakukan. Dalam kasus ini banyak masalah yang ditemukan antara lain : terjadi inflammasi ditandai dengan kulit sekitar persendian kemerah-merahan, rasa panas daerah sekitar sendi, sendi bengkak, nyeri, keterbatasan gerak yang menyebabkan kontraktur, deformitas. Oleh karena itu diberikan modalitas seperti US underwater untuk mengurangi nyeri, untuk mengurangi ketegangan otot, melancarkan peredaran darah dan memacu proses penyembuhan collagen jaringan. Sedangkan parafin bath berguna untuk mobilisasi sendi, massage, memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, menambah kelenturan jaringan perifer, lingkup gerak sendi. Dan juga latihan isometrik yang bertujuan untuk penguatan otot, peregangan otot-tendon, mobilisasi sendi. Uraian di atas melatarbelakangi penulis untuk mencoba memberikan intervensi pada 2 kelompok. Pada kelompok pertama diberikan intervensi latihan isometrik dan parafin bath, pada kelompok kedua diberikan intervensi latihan isometrik dan US underwater untuk mengetahui perbedaan efek pemberian intervensi terhadap pengurangan nyeri pada kasus Rheumathoid arthritis. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat topik di atas dalam bentuk penelitian dan memaparkannya dalam bentuk skripsi dengan judul Perbedaan pengaruh efek penambahan latihan isometrik pada intervensi parafin bath dan US underwater terhadap pengurangan nyeri pada kasus Rheumathoid arthritis jari-jari tangan. 5

B. Identifikasi Masalah Banyak masalah yang timbul pada kasus Rheumathoid arthritis seperti nyeri, kontraktur, kelemahan otot, kekakuan sendi, keterbatasan gerak, gangguan gerak dan fungsi sendi tangan terutama saat menggenggam. Pada penyakit ini terjadi inflammasi ditandai dengan kulit sekitar persendian kemerah-merahan, rasa panas daerah sekitar sendi, sendi bengkak, dan nyeri. Nyeri yang timbul akibat membran sinovial menebal, menimbulkan juga keluhan panas dan kaku serta bengkak sekitar persendian. Sel-sel di daerah persendian bertambah banyak dengan cepat sehingga membran sinovial makin tebal. Peradangan sendi mengeluarkan enzim hingga tulang dan tulang rawan sendi hancur sampai bentuk dan ukuran sendi berubah, menimbulkan rasa sakit yang makin berat, dan gerakan sendi terbatas. Nyeri yang ditimbulkan akibat RA pada jari-jari tangan mengakibatkan kontraktur. Nyeri juga menyebabkan keterbatasan gerak, dan keterbatasan gerak ini mengakibatkan inaktivitas pada otot, jika otot lama dalam keadaan inaktivitas kekuatan otot akan menurun. Dalam hal ini peran fisioterapis adalah untuk mengurangi nyeri. Untuk menegakkan diagnosa fisioterapis pada kasus rheumathoid arthritis dapat diawali dengan assesment. Biasanya pasien mengeluh nyeri saat menggerakkan tangan, menggenggam. Pada pemeriksaan pasif fleksi jari tangan ditemukan positif nyeri, isometrik fleksi ekstensi hasilnya nyeri dan tes khusus dilakukan Joint play Movement translasi sendi positif nyeri. Setelah 6

dipastikan bahwa penderita menderita Rheumathoid Arthritis maka fisioterapi dapat merencanakan intervensi yang sesuai dengan masalah yang ditemukan. Untuk menangani keluhan nyeri akibat Rheumathoid Arthritis banyak modalitas dan teknik yang dapat digunakan, dalam hal ini peneliti menggunakan US underwater, parafin bath, dan manual terapi peneliti menggunakan latihan isometrik. Dari ketiga treatment yang diberikan kemungkinan treatment yang lebih efektif dan efisien adalah latihan isometrik karena tidak banyak menggunakan alat, sederhana cara penerapannya. Treatment ini diharapkan dapat mengurangi keluhan yang ditimbulkan oleh nyeri akibat RA. Manfaat dari tiga treatment yang diberikan antara lain, US underwater yang diberikan untuk mengurangi nyeri, melancarkan peredaran darah, dan meningkatkan elastisitas jaringan, sedangkan parafin bath berguna untuk memperlancar peredaran darah, menambah kelenturan jaringan perifer, lingkup gerak sendi. Sedangkan latihan isometrik berguna untuk menambah kekuatan otot, meregangkan otot, dan mobilisasi sendi. Namun dalam penanganan tersebut belum banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas dari pengobatan tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui perbedaan pengaruh penambahan latihan isometrik pada intervensi parafin bath dan US underwater terhadap pengurangan nyeri pada kasus RA jari-jari tangan. 7

C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah yang ada, maka peneliti membatasi masalah pada Perbedaan pengaruh penambahan latihan isometrik pada intervensi parafin bath dan US underwater terhadap pengurangan nyeri pada kasus RA jari-jari tangan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan penguraian masalah yang ada, maka perumusan masalah yang dapat diangkat adalah Apakah ada perbedaan pengaruh penambahan latihan isometrik pada intervensi parafin bath dan US underwater terhadap pengurangan nyeri pada kasus RA jari-jari tangan. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penambahan latihan isometrik pada intervensi parafin bath dan US underwater terhadap pengurangan nyeri pada kasus RA jari-jari tangan. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui efek penambahan latihan isometrik pada intervensi parafin bath terhadap pengurangan nyeri pada kasus RA jari-jari tangan. 8

b. Untuk mengetahui efek penambahan latihan isometrik pada intervensi US underwater terhadap pengurangan nyeri pada kasus RA jari-jari tangan. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau bacaan tambahan Rheumatoid Arthritis agar dapat dikembangkan dalam mengenai studi. 2. Bagi institusi pelayanan fisioterapi a. Dapat memberikan informasi dan gambaran tentang pemberian latihan isometrik, US underwater dan parafin bath terhadap pengurangan nyeri pada kasus RA jari-jari tangan. b. Agar dapat memberikan pelayanan fisioterapi yang efisien dan tepat, yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Bagi Penulis Penelitian ini memberikan kesempatan dan peluang bagi penulis untuk mempelajari efek pemberian latihan isometrik, US underwater, dan parafin bath terhadap pengurangan nyeri pada kasus RA jari-jari tangan. 9