BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

ANALISIS PENGARUH IKLAN TELEVISI, EKUITAS MEREK, DAN DAYA TARIK CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

BAB 1 PENDAHULUAN. tertarik pada produk yang ditawarkan dan diharapkan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan keadaan perekonomian secara global memberikan dampak

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain.

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA VARIO

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah sebuah kegiatan pokok yang harus dilakukan. perusahaan dalam siklus produk baik barang maupun jasa demi

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini telah mengakibatkan persaingan di antara berbagai perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diketahui dan dikenal (Sabdosih dan Djumillah, 2013). Celebrity endorser sering

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan. munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut adalah bagaimana memperkenalkan suatu produk atau jasa,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu kunci penting bagi perusahaan untuk menawarkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat. Hal ini

iklan dapat menggunakan endorser seperti selebritis, atlet terkenal dan tokoh. Iklan dapat juga menggunakan humor untuk menarik pemirsanya, bahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perdagangan global, telah membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkembang dan mendapatkan laba, serta dapat memberikan kepuasan pada. konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan.

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat adalah kartu perdana (Starterpark). Banyak produk kartu perdana

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. produk B dan produk-produk yang lain, dan penentuan keputusan sangat. stimulus-stimulus yang diberikan dalam bentuk iklan.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK SELEBRITAS SEBAGAI MODEL IKLAN (CELEBRITY ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dengan baik maka dibutuhkan media yang tepat. Oleh karena itu, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat

PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

PENGARUH KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER DAN DAYA TARIK IKLAN TERHADAP BRAND ATTITUDE OPPO SMARTPHONE

PENGARUH ATTRACTIVENESS DAN CREDIBILITY BRAND IMAGE FRESHCARE

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. maka akan semakin kuat persaingan yang terjadi. Untuk mampu bersaing dalam pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media promosi yang efektif. Iklan efektif dalam menarik. perhatian konsumen serta dapat menstimulus perilaku konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. dengan bertambahnya perusahaan-perusahaan sejenis yang menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketertinggalan dalam perkembangan produk-produk fashionnya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. konsep yang canggih namun juga tidak terlepas dari dunia hiburan, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dan calon konsumen, dan mereka menonjolkan image bahwa merek mereka

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang membaik memicu timbulnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya, oleh karena itu manusia membutuhkan komunikasi dimana

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

BAB I PENDAHULUAN. cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha, sehingga masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

I. PENDAHULUAN. informed consumer, atau konsumen yang memiliki pengetahuan yang luas

Giat Riyadi B

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat. kebanyakan di antaranya menggunakan media media yang sama dalam

BAB I PENDAHULUAN. lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya. Merek (brand)

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang dikenal sekaligus paling

BAB I PENDAHULUAN. mengeksploitasi sepenuhnya asset yang dimiliki untuk memaksimalkan strategi demi

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran paling dikenal

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sarana promosi yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang terdiri dari Attractivness (daya pikat), Trusthworthiness (tingkat kepercayaan), dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin kompetensi yang mereka miliki. Agar dapat memenangkan persaingan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada dunia industri memaksa banyak produsen bisnis

I. PENDAHULUAN. Setiap wanita menganggap rambut sebagai mahkotanya, karena itu rambut

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor nasional di 2012 dengan skenario optimistis naik 5% menjadi 8,7

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, salah satunya adalah strategi pemasaran.

Abstrak. Kata kunci : celebrity endorser, brand image, kualitas produk dan niat beli

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan arus informasi yang sangat cepat membuat konsumen

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Banyak upaya yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk. tuntutan dan persaingan dalam menghadapi perkembangan dunia semakin

Transkripsi:

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Iklan Televisi Menurut Hasan (2013), periklanan merupakan alat pemasaran untuk mempromosikan ide, barang, dan jasa secara non personal untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang dibayar oleh sponsor yang telah diidentifikasi. Semakin banyaknya iklan di stasiun televisi, membuat iklan produk kosmetik tersebut memiliki peluang untuk diperhatikan oleh konsumen. Menurut Swasta (2002), tujuan periklanan yang utama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa, atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera meskipun banyak juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Iklan adalah komunikasi persuasif yang dibiayai dari pihak sponsor dengan menggunakan media massa untuk membujuk atau mempengaruhi khalayak. Menurut Kotler (2010), iklan yang baik dan efektif mengandung pesan ideal yang dapat menarik perhatian, menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut, menimbulkan keinginan, dan merangsang tindakan nyata. Iklan yang efektif biasanya kreatif dan berbeda dengan iklan lainnya. 10

11 Iklan yang efektif, kreatif, harus menghasilkan dampak terhadap konsumen dan berhasil menarik perhatian pemirsa atau pembacanya. Menggunakan EPIC Model memisahkan empat dimensi kritis sebuah iklan yaitu empathy, persuation, impact, dan communication untuk kemudian dianalisa guna melihat efektifitas masing-masing dimensi tersebut secara terpisah sehingga dapat diketahui pada dimensi yang manakah sebuah iklan memiliki kelemahan dalam pencapaian tujuannya, serta selanjutnya dibuat strategi baru untuk memperbaikinya (Satriya, 2009). Menurut Kotler (2010), menyebutkan bahwa tujuan periklanan dapat digolongkan menurut sasarannya, seperti sasaran untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan atau memperkuat. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Periklanan Untuk Memberi Informasi (Informative) Iklan informatif dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada. Biasanya iklan dengan cara ini dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk dengan tujuan membentuk permintaan awal. Dalam hal ini, kebutuhan suatu produk yang sebelumnya tersembunyi atau masih berupa persepsi dapat diperjelas lewat iklan. Pada umumnya, iklan yang bersifat informative digunakan untuk merek yang siklus hidupnya berada di tahap perkenalan.

12 2. Periklanan Untuk Membujuk (Persuasive) Iklan persuasif dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa. Jenis iklan ini dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannya adalah membentuk permintaan selektif produk tertentu. Dalam hal ini, perusahaan melakukan persuasi secara tidak langsung dengan memberikan informasi tentang kelebihan produk yang akan merubah pikiran orang untuk melakukan tindakan pembelian. Pada umumnya, periklanan yang bersifat membujuk digunakan untuk merek yang siklus kehidupannya pada taraf pertumbuhan 3. Periklanan Untuk Mengingatkan (Reminding) Jenis iklan ini dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali. Iklan ini sangat penting untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan jenis ini adalah ikan penguat (reinfocement advertising) yang bertujuan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukantindakan pembelian yang tepat. Umumnya, iklan jenis ini digunakan pada fase kedewasaan (maturity) suatu merek. 2.1.2 Ekuitas Merek (Brand Equity) Menurut Hasan (2013), ekuitas merek nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan. American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau desain produk atau jasa

13 yang dimensinya untuk mengidentifikasikan dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendeferensiasikan merek dari para pesaing. Menurut Kotler (2010), peran merek dapat mengidentifikasikan sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung pada bagaimana pemerekan produk tersebut. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional atau nyata berhubungan dengan kinerja produk dari merek lebih bersifat simbolis, emosional, atau tidak nyata berhubungan dengan apa yang dipresentasikan merek. Mengukur ekuitas merek terletak dalam pikiran konsumen dan cara merek mengubah respon konsumen terhadap pemasaran. Ada dua pendekatan dasar untuk mengukur ekuitas merek. Pendekatan langsung,menilai dampak aktual pengetahuan merek terhadap respon konsumen pada berbagai aspek pemasaran. Pendekatan tidak langsung, menilai sumber ekuitas merek yang potensial dengan mengidentifikasikan dan melacak struktur pengetahuan merek konsumen. Perspektif ekuitas merek, pemasar harus memikirkan semua biaya pemasaran dikeluarkan untuk produk dan jasa sebagai investasi dalam pengetahuan merek konsumen. Memahami pengetahuan merek konsumen semua hal yang terhubung dengan merek yang bersangkutan dalam pikiran konsumen sangat penting karena merupakan dasar ekuitas merek.

14 Menurut Hasan (2013), pengukuran ekuitas merek dapat dilakukan dengan menganalisis keempat dimensi dasar ekuitas merek yaitu: 1. Brand Awarenes (kesadaran merek) Kesadaran merek adalah tingkat kesadaran seseorang untuk mengenal adanya suatu merek sebagai bagian dari kategori produk. 2. Brand Assiciation (asosiasi merek) Asosiasi merek adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan merek dalam ingatan atau sekumpulan merek yang berasosiasi (memiliki hubungan) yang dibentuk oleh konsumen atau terbentuk dalam pikirannya. Kehebatan asosiasi merek adalah kemampuannya untuk membentuk sikap positif dan persepsi yang kuat dan alasan untuk membeli. 3. Perceived Quality (persepsi kualitas) Persepsi kualitas merupakan persepsi dari pelanggan terhadap mutu atau keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan harapan pelanggannya. 4. Brand Loyalty (loyalitas merek) Loyalitas merek merupakan ukuran kesetiaan, kedekatan atau keterkaitan pelanggan pada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut dihadapi adanya perubahan, baik menyangkut harga maupun atribut lainnya.

15 2.1.3 Celebrity Endorser (Bintang Iklan) Menurut Shimp (2003), berpendapat bahwa celebrity endorser adalah menggunakan artis sebagai bintang iklan di media-media, mulai dari media cetak, media sosial, maupun media telivisi. Selain itu selebriti digunakan karena atribut yang termasuk ketampanan, keberanian, talenta, keanggunan, kekuatan, dan daya tarik fisiknya yang sering mewakili daya tarik yang diinginkan oleh merek yang mereka iklankan. Keberhasilan sebuah iklan tidak terlepas dari seorang bintang iklan (celebrity endorser) dalam mempromosikan sebuah merek produk, terutama bila iklan tersebut ditayangkan di media televisi. Endorser sering juga disebut sebagai sumber langsung (direct source), yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa (Malina, 2015). Salah satu cara iklan suatu merek dapt dikenal cepat adalah dengan penggunaan endorser yang kredibel. Secara umum para konsumen mungkin menyukai merek hanya karena mereka menyukai selebriti yang mendukung suatu produk. Iklan yang menggunakan selebriti banyak digunakan untuk menarik perhatian konsumen (Rizal, 2013). Iklan dengan menggunakan endorser banyak digunakan untuk menarik perhatian konsumen. Penggunaan endorser sebagai model iklan bertujuan untuk menumbuhkan citra yang baik bagi merek itu sendiri. Target utamanya adalah meningkatkan kepercayaan, diharapkan dengan adanya endorser tersebut konsumen percaya pada produk dan perusahaan yang memproduksinya sehingga mendorong masyarakat untuk

16 membelinya. Selain itu, endorser juga diartikan sebagai orang yang dipilih mewakili citra sebuah produk (product image), karena biasanya kalangan tokoh masyarakat memiliki karakter yang menonjol dan daya tarik yang kuat (Stefani, 2013). Celebrity endorser adalah orang-orang terkenal yang dapat mempengaruhi karena prestasinya. Selebriti banyak digunakan untuk mengembangkan dampak positif pada produk baru atau mengubah citra produk yang sudah ada. Celebrity endorser merupakan bagian penting dari suatu kampanye pemasaran produk. Penggunaan celebrity endorsement adalah image atau kualitas selebriti akan berpindah terhadap produk dan merangsang penjualan sehingga konsumen tertarik akan produk tersebut. Citra produk dapat terbentuk jika terdapat stimulus yang mampu merangsang perhatian konsumen sehingga konsumen memiliki persepsi baik terhadap merek. Bintang iklan memberikan daya tarik, maka sebuah iklan harus memperhatikan tema endorser dalam iklan dan mencocokkan kesesuaian antara merek yang diiklankan dengan celebrity endorser-nya. Menurut Shimp (2003) (dalam Rizal, 2013), ada tiga komponen yang mempengaruhi kredibilitas selebritis sebagai endorser yaitu: 1. Keahlian (expertise) Pengetahuan, pengalaman atau keahlian yang dimiliki oleh seorang endorser yang dihubungkan dengan merek yang didukung. Seorang endorser yang diterima sebagai seorang yang ahli pada merek yang

17 didukungnya akan lebih persuasif dalam menarik audience dari pada seorang endorser yang tidak diterima sebagai seorang yang ahli. 2. Kepercayaan (trustworthiness) Memiliki kejujuran, integritas dan dapat dipercaya. Sumber dapat dipercaya (trustworthiness) secara sederhana berarti endorser sebuah merek secara bertingkat membuat audience memiliki kepercayaan pada apa yang mereka katakan. 3. Daya tarik (attractiveness) Daya tarik dapat meliputi keramahan, menyenangkan, fisik, dan pekerjaan sebagai beberapa dimensi penting dari konsep daya tarik. Konsumen cenderung memiliki nilai yang positif terhadap selebriti. Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa daya tarik fisik dari seorang celebrity endorser dapat meningkatkan brand image dari produk itu sendiri. 2.1.4 Keputusan Pembelian Menurut Kotler (2010), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk yang sudah dikenal masyarakat. Konsumen membuat sejumlah keputusan pembelian setiap hari, untuk itu, hampir seluruh perusahaan meneliti pengambilan keputusan pembelian konsumen secara mendetail untuk memperoleh jawaban apa yang konsumen beli, dimana mereka membelinya, bagaimana caranya dan

18 seberapa banyak, kapan dan mengapa mereka membelinya (Harminingtyas, 2013). Keputusan untuk membeli timbul karena adanya penilaian yang obyektif atau dorongan emosi. Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai. Konsumen adalah pengambil keputusan terpapar banyak pengaruh konstektual. Memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang mengambil keputusan dan mempunyai masukan dalam keputusan pembelian antara lain orang bisa menjadi pemicu, pihak yang mempengaruhi, pengambil keputusan, pembeli, atau pengguna. Menurut Kotler (2010), lima tahap proses pembelian konsumen dijelaskan sebagai berikut : Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Perilaku Pasca pembelian Keputusan Pembelian Gambar 2.1 Tahap Proses Pembelian Konsumen

19 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat diputuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Kemudian menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan. 2. Pencarian Informasi Seorang konsumen yang ingin memenuhi kebutuhannya mungkin juga akan mencari informasi tentang produk yang akan memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalahnya. Konsumen dapat memperoleh informasi dari banyak sumber seperti: sumber pribadi (keluarga, teman), sumber komersial (periklanan, tenaga penjual), sumber publik (media elektronik, media cetak). Pengaruh relatif dari sumber-sumber ini beraneka ragam dan tergantung dari kategori produk dan karakteristik pembelian. 3. Evaluasi alternatif Dalam melakukan keputusan pembelian, setiap konsumen umumnya berusaha mencari kepuasan. Sehingga dalam mengevaluasi alternatif yang didapat dari hasil pencarian informasi, konsumen akan lebih memperhatikan produk yang dapat memberikan keuntungan maksimal.

20 4. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan persepsi konsumen tentang merek yang dipilih. Konsumen cenderung akan memilih merek yang disukai. Sedangkan faktor eksternal adalah sikap orang lain dan situasi yang tak terduga. Konsumen yang melakukan keputusan pembelian akan membuat lima macam sub keputusan pembelian, antara lain keputusan tentang merek, keputusan tentang penjual produk, keputusan tentang jumlah, keputusan tentang waktu pembelian, dan keputusan tentang cara pembayaran. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah melakukan pembelian suatu produk, konsumen akan dapat merasakan apakah produk yang dibeli itu memberika kepuasan atau sebaliknya. Konsumen dapat mempertimbangkan apakah akan melanjutkan pembelian produk tersebut atau beralih kepada produk yang lain. 2.2 Penelitian Terdahulu Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan-dukungan hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang sedang diteliti (Perbangsa, 2013). Begitu juga dalam penelitian ini, penulis yang meneliti analisis pengaruh iklan televisi, ekuitas merek, dan daya tarik celebrity endorser terhadap keputusan pembelian produk wardah. Secara ringkas, penelitian terdahulu terangkum pada tabel di bawah ini:

21 1. Tunjungsari dan James (2012) Variabel yang diteliti celebrity endorser dan brand equity dan keputusan pembelian dengan model sampel sebanyak 100 mahasiswa di Jakarta yang mengkonsumsi produk minuman isotonik Pocari Sweat saat melakukan kegiatan olahraga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh hipotesis penelitian terbukti, dimana terdapat pengaruh sports celebrity endorser dan brand equity pada keputusan pembelian produk. 2. Wibowo dan Karimah (2012) Variabel yang diteliti iklan televisi, harga, dan keputusan pembelian dengan model sampel sebanyak 110 orang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Hasil penelitian iklan televisi memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 7,5%. Harga memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 11,1%. Iklan televisi dan harga memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 14,5%. 3. Faizan (2014) Variabel yang diteliti kreatifitas iklan, endorser dan keputusan pembelian dengan model sampel ukuran populasi yang diketahui berjumlah 4340, maka penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan metode slovin dan diketahui jumlah sampel yang harus diambil pada penelitian ini adalah 98 responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kesimpulan bahwa variabel kreativitas iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses keputusan

22 pembelian Mie Sedaap dan endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses keputusan pembelian Mie Sedaap. 4. Sebayang dan Siahaan (2008) Variabel yang diteliti celebrity endorser dan keputusan pembelian dengan model perhitungan jumlah sampel yang diambil pada 20% x N(20/100 336 = 67,2 dibulatkan menjadi 70 responden). Teknik sampling yang dipakai adalah non probability sampling yaitu accidental sampling. Hasil penelitian uji signifikan simultan (uji F) membuktikan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Yamaha Mio pada Mio Automatic Club (MAC) Medan. Uji signifikan parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel celebrity endorser yang paling mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio pada Mio Automatic Club (MAC) Medan adalah variabel kredibilitas (credibility). 5. Widhiarta dan Wardana (2015) Variabel yang diteliti ekuitas merek (kesadaran merek, persepsi kualitas, dan asosiasi merek) terhadap keputusan pembelian dengan model sampel sebanyak 120 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Denpasar yang menggunakan smartphone. Teknik pengambilan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ekuitas merek (kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

23 2.3 Kerangka Pemikiran Menurut Hasan (2013), periklanan merupakan alat pemasaran untuk mempromosikan ide, barang, dan jasa secara non personal untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang dibayar oleh sponsor yang telah diidentifikasi. Semakin banyaknya iklan di stasiun televisi, membuat iklan produk kosmetik tersebut memiliki peluang untuk diperhatikan oleh konsumen. Menurut Hasan (2013), ekuitas merek menjadi salah satu bagian penting dalam pemasaran. Setiap produk harus mampu menjelaskan atributnya sendiri, atribut ini akan memiliki konsekuensi terhadap ekuitas merek dan pilihan konsumen terhadap merek. American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau desain produk atau jasa yang dimensinya untuk mengidentifikasikan dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendeferensiasikan merek dari para pesaing. Menurut Shimp (2003), berpendapat bahwa celebrity endorser adalah menggunakan artis sebagai bintang iklan di media-media, mulai dari media cetak, media sosial, maupun media telivisi. Selain itu selebriti digunakan karena atribut yang termasuk ketampanan, keberanian, talenta, keanggunan, kekuatan, dan daya tarik fisiknya yang sering mewakili daya tarik yang diinginkan oleh merek yang mereka iklankan.

24 Menurut Kotler (2010), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk yang sudah dikenal masyarakat. Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti berdasarkan dari rumusan masalah yang terjadi terhadap variabel yang dibahas ini mengenai pengaruh iklan televisi, ekuitas merek dan daya tarik celebrity endorser terhadap keputusan pembelian. Kerangka pemikirannya sebagai berikut: IKLAN TELEVISI (X 1 ) EKUITAS MEREK (X 2 ) CELEBRITY H1 H2 H3 + + + H4 + KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y) ENDORSER(X 3 ) Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

25 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenaranya melalui penelitian masalah yang ada. Berdasarkan pada tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan, maka hipotesis yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1: Terdapat pengaruh positif iklan televisi terhadap keputusan pembelian. H2: Terdapat pengaruh positif ekuitas merek terhadap keputusan pembelian. H3: Terdapat pengaruh positif celebrity endorser terhadap keputusan pembelian. H4: Terdapat pengaruh positif iklan televisi, ekuitas merek, dan celebrity endorser terhadap keputusan pembelian.