BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraaan masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).


BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. asing. Penelitian ini juga ingin menguji pengaruh capital adecuacy ratio (CAR),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. Bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali. No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Perbankan adalah segala sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. adalah melakukan mobilisasi dana dari satu pihak kepada pihak lain (financial

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kinerja untuk dapat bertahan dalam situasi krisis atau memenangkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam fungsinya memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk menilai kesehatan suatu bank, di mana bank dengan kinerja yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan perekonomian. Peranan strategis disebabkan oleh fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berhaga dan penanaman

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Dunia usaha dalam menjalankan usahanya tidak lepas dari dukungan bank, baik peranan bank dalam lalu lintas pembayaran, penghimpun dana maupun penyalur dana (Purwoko dan Sudiyatno, 2013:26). Dinamika kehidupan masyarakat dewasa ini, telah melahirkan pola pemikiran baru yang turut berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Ketika mekanisme pembayaran dituntut untuk selalu mengakomodir setiap kebutuhan masyarakat dalam hal perpindahan dana secara cepat, aman dan efisien, maka inovasi-inovasi teknologi pembayaran semakin bermunculan dengan sangat pesat. Memberikan jawaban dengan berbagai fasilitas kemudahan dan semakin tiada batas. Bank dituntut untuk selalu memastikan bahwa setiap perkembangan sistem pembayaran harus selalu berada pada koridor ketentuan yang berlaku. Hal ini tentu saja demi kelancaran dan keamanan jalannya kegiatan sistem pembayaran. 1

2 Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menjelaskan bahwa, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pengertian tersebut dapat menjelaskan bahwa bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan. Bank yang dapat selalu menjaga kinerjanya dengan baik terutama tingkat profitabilitasnya yang tinggi dan mampu membagikan deviden dengan baik serta prospek usahanya dapat selalu berkembang dan dapat memenuhi ketentuan regulasi perbankan dengan baik, maka ada kemungkinan nilai saham bank tersebut dipasar sekunder dan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan akan naik. Kenaikan nilai saham dan jumlah dana pihak ketiga yang merupakan salah satu indikator naiknya kepercayaan masyarakat kepada bank yang bersangkutan (Kuncoro dan Suhardjono, 2011: 496). Peranan perbankan saat ini sangat dominan dalam sistem keuangan, sehingga pemahaman dan pengelolaan Bank yang baik tentunya akan mendorong sistem keuangan yang baik. Apalagi kemudian pemahaman kita diperkaya dengan berbagai pemaparan mengenai pengelolaan rasio keuangan, penilaian kinerja dan

3 tingkat kesehatan yang memadai. Berangkat dari pemikiran tersebut lingkup materi tentang anlisis rasio keuangan perbankan dirasakan masih sangat dibutuhkan dan diupayakan demi kepentingan semua pihak (Purwoko dan Sudiyatno, 2013: 25). Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu waktu (periode tertentu) akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan informasi keuangan, baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. Laporan keuangan bank menunjukan kondisi bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukan kinerja manajemen bank selama satu periode tertentu. Keuntungan dengan membaca laporan keuangan ini pihak manajemen diharapkan dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya. Di dalam laporan keuangan termuat informasi mengenai jumlah kekayaan (assets) dan jenis-jenis kekayaan yang dimiliki (disisi aktiva). Kemudian juga akan tergambar kewajiban jangka pendek ataupun jangka panjang serta ekuitas (modal sendiri) yang dimilikinya. Informasi seperti ini biasanya disebut dengan neraca.

4 Laporan keuangan juga memberikan informasi tentang hasil usaha yang diperoleh bank pada suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan termuat dalam laporan laba/ rugi. Laporan keuangan bank juga memberikan gambaran tentang arus kas suatu bank yang tergambar dalam laporan arus kas. Kegiatan analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan yang memberikan informasi secara terinci terhadap hasil interpretasi mengenai prestasi yang dicapai perusahaan, serta masalah yang mungkin tejadi dalam perusahaan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Dengan analisis rasio, informasi keuangan yang rinci dan rumit mudah dibaca dan ditafsirkan, sehingga laporan suatu perusahaan mudah dibandingkan dengan laporan keuangan perusahaan lain, serta lebih cepat melihat perkembangan dan kinerja perusahaan secara periodik. Kinerja perbankan Indonesia tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro dan momentum pertumbuhan ekonomi nasional ditengah perlambatan ekonomi dunia. Secara umum risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, serta risiko likuditas bank masih relatif rendah. Penyaluran kredit yang tumbuh meningkat, risiko kredit masih terjaga, yang terlihat dari Non Performing Loan (NPL) perbankan sebesar 2,02%. Kinerja intermediasi perbankan dapat dipertahankan

5 pada tingkat pertumbuhan yang aman bagi perekonomian. Industri perbankan masih memegang peranan terbesar dalam sistem keuangan Indonesia. Pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank karena kegiatan utama bank adalah penghimpunan dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan. Bank Indonesia menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik melalui cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku menurut Peraturan Bank Indonesia. Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan (Margaretha dan Zai, 2013: 2). Penelitian ini mengacu pada Purwoko dan Sudiyatno (2013) yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bank yang listed di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor tersebut adalah efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), permodalan (CAR), dan likuiditas (LDR). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI. Berdasarkan metode Purposive Sampling, sampel yang layak digunakan sebanyak 40 perusahaan perbankan dengan kriteria antara lain: perusahaan perbankan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), tidak

6 pernah di delete dan memberikan data laporan keuangan selama periode 2013-2015. Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas dapat diproksikan dengan indikator Return On Asset (ROA). ROA menunujukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimiliki. Kinerja keuangan perbankan Indonesia melalui profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dengan periode tahun 2013 sampai dengan 2015 adalah sebagai berikut: 4,00% 3,80% 3,60% 3,40% 3,20% 3,00% 3,87% 3,75% 3,31% 2013 2014 2015 TAHUN Gambar 1.1. Perkembangan ROA Perbankan Indonesia Tahun 2013-2015 Sumber: Data Diolah (2016) Berdasarkan gambar 1.1 dijelaskan bahwa kinerja keuangan perbankan Indonesia yang dilihat dari sisi profitabilitas dengan indikator Return On Asset

7 (ROA) mengalami penurunanan mulai tahun 2013 hingga tahun 2015 menjadi 3,31%. Hal inilah yang manjadi fenomena permasalahan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas menurut Silvanita (2009: 20) adalah manajemen pengelolaan bank diantaranya mencakup manajemen kewajiban, manajemen aset, manajemen likuiditas, manajemen kecakupan modal yang pada akhirnya mempengaruhi perolehan laba (profitabilitas) perusahaan perbankan. Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengukuran kinerja perbankan dengan menggunakan rasio keuangan untuk menilai profitabilitas perbankan namun hasilnya masih berbeda-beda antara lain: 1) Capital Adequacy Ratio (CAR) yang diteliti oleh Bambang Sudiyatno (2010), Bambang Sudiyatno dan Didik Purwoko (2013), dan Farah Margaretha dan Marsheilly Pingkan Zai (2013) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan positif antara Capital Adequecy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muh. Sabir M., Muh. Ali, Abd. Hamid H. (2012) yang menunjukan hasil bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif. 2) Non Performing Loan (NPL) yang diteliti oleh Farah Margaretha dan Marsheilly Pingkan Zai (2013), Bambang Sudiyatno dan Didik Purwoko (2013), Muh. Sabir M., Muh. Ali, Abd. Hamid H. (2012) memperlihatkan hasil bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Edhi Satriyo Wibowo, Muhammad Syaichu (2013) yang

8 menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA). 3) Penelitian yang dilakukan Farah Margaretha dan Marsheilly Pingkan Zai (2013), Bambang Sudiyatno dan Didik Purwoko (2013), Muh. Sabir M., Muh. Ali, Abd. Hamid H. (2012) menunjukkan hasil bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian yang dilakukan Aryanti (2010) memperlihatkan hasil bahwa Net Interest Margin (NIM) tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Return On Asset (ROA). 4) Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukan hasil yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan Farah Margaretha dan Marsheilly Pingkan Zai (2013), Bambang Sudiyatno dan Didik Purwoko (2013), Muh. Sabir M., Muh. Ali, Abd. Hamid H. (2012) menunjukan bahwa hasil Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002) menunjukan hasil bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negartif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA). 5) BOPO yang diteliti oleh Bambang Sudiyatno (2010), Bambang Sudiyatno dan Didik Purwoko (2013), dan Farah Margaretha dan Marsheilly Pingkan Zai (2013) memperlihatkan bahwa BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian yang dilakukan Muh. Sabir M., Muh. Ali, Abd. Hamid H. (2012) menunjukan hasil yang sebaliknya, yaitu BOPO berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).

9 ROA selain merupakan ukuran profitabilitas bank, juga merupakan indikator efisiensi manajerial bank yang mengindikasikan kemampuan manajemen dalam mengelola aset-asetnya untuk memperoleh keuntungan. Hal ini berarti, semakin besar CAR (Capital Adequacy Ratio), maka keuntungan bank juga semakin besar. Rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap NPL (Non Performing Loan) ini merupakan kredit yang telah disalurkan, namun kurang lancar, diragukan dan macet. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia diketahui bahwa perkembangan rasio NPL Bank Umum di Indonesia selama tahun 2013 sampai dengan 2015 mengalami kecenderungan yang menurun. Non Performing Loan (NPL) bertujuan untuk mengetahui kinerja manajemen dalam menggunakan semua aktiva secara efisien. Semakin besar NPL maka mengindikasikan bahwa semakin buruk kinerja suatu bank. Variabel yang digunakan dalam penilaian aspek likuiditas adalah rasio LDR (Loan to Deposit Ratio). Pertumbuhan kredit yang belum optimal tercermin dari angka LDR (Loan to Deposit Ratio). Rasio LDR dihitung dari perbandingan antara kredit dengan DPK yang dinyatakan dalam persentase. Sementara itu aspek manajemen, dimana rasio yang digunakan adalah BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional). Rasio BOPO ini mencerminkan tingkat efisiensi perbankan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

10 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 88,58% 86,70% 72,58% 66,16% 19,31% 15,91% 5,50% 6,19% 1,12% 1,836% CAR NPL NIM LDR BOPO 2013 2014 2015 Gambar 1.2 Perkembangan CAR, NPL, NIM, LDR dan BOPO pada perbankan Indonesia Tahun 2013-2015 Sumber: Data Diolah (2016) Berdasarkan gambar 1.2 menjelaskan bahwa nilai CAR pada industri perbankan periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 menunjukan peningkatan, sedangkan nilai ROA menunjukan kecenderungan yang menurun. Kondisi tersebut menunjukan adanya hubungan yang tidak searah antara CAR dan ROA. Rasio NPL bank umum periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 menunjukan kenaikan, sedangkan ROA bank umum menunjukan kecenderungan menurun. Kondisi tersebut menunjukan hubungan yang tidak searah antara NPL dan ROA. Rasio NIM dan ROA bank umum selama tahun 2013-2015 menunjukan penurunan. Kondisi ini menunjukan adanya hubungan yang searah antara NIM dan ROA.

11 Rasio LDR bank umum periode tahun 2013 sampai dengan 2014 mengalami penurunan menjadi 83,73 persen dan mengalami kenaikan pada tahun 2015 mencapai angka 88,58 persen. Nilai ROA pada periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan. BOPO bank umum pada periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 72,58 persen. Kondisi tersebut menunjukan adanya hubungan yang tidak searah antara BOPO dan ROA. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu, pemilihan variabel independen yang digunakan serta periode penelitian. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel yang menurut penelitian sebelumnya paling berpengaruh terhadap kinerja bank. Variabel-variabel tersebut antara lain yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL) dan Net Interest Margin (NIM). Variabel-variabel tersebut perlu diuji kembali konsistensinya dalam mempengaruhi kinerja bank khususnya di Indonesia. Berdasarkan data-data diatas perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ROA, maka dilakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015).

12 1.2. Identifikasi, Perumusan, dan Batasan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Terdapat perbedaan hasil penelitian antara satu peneliti dengan peneliti yang lainnya. 2) Kinerja keuangan perbankan Indonesia yang dilihat dari sisi profitabilitas dengan indikator Return on Assets (ROA) mengalami penurunan hingga di tahun 2015 menjadi 3,31%. 3) Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami kenaikan. 4) Terjadinya peningkatan dari Non Performing Loans (NPL). 5) Nilai Net Interest Margin (NIM) mengalami peningkatan. 6) Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan Indonesia mengalami penurunan ditahun 2014 dan meningkat pada tahun 2015. 7) Terjadinya peningkatan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional. 1.2.2. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terjadi yaitu adanya fenomena gap dan research gap diatas, maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1) Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)?

13 2) Apakah Non Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh negatif tehadap Return On Asset (ROA)? 3) Apakah Net Interest Margin (NIM) memiliki pengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)? 4) Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA)? 5) Apakah BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA)? 6) Apakah terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loans (NPL), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Biaya Operasional danpendapatan Operasional (BOPO) secara simultan terhadap terhadap Return on Asset perbankan Indonesia? 1.2.3. Batasan Masalah Mengingat luasnya lingkup permasalahan terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan dari bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015, maka dalam penelitian ini dibatasi pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan dari sisi profitabilitas periode tahun 2013-2015.

14 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan mengenai kinerja keuangan, sehingga dapat diketahui faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja keuangan. 1.3.2. Tujuan penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA). 2) Untuk menganalisis pengaruh Net Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA). 3) Untuk menganalisis pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On Asset (ROA). 4) Untuk menganalisis pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA). 5) Untuk menganalisis pengaruh BOPO terhadap Return On Asset (ROA). 6) Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loans (NPL), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Biaya Operasional danpendapatan Operasional (BOPO) secara simultan terhadap terhadap Return on Asset.

15 1.4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.4.1. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah menambah wawasan dan pengetahuan tentang kinerja keuangan perbankan dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja perbankan tersebut. 1.4.2. Kegunaan Penelitian 1) Teoritis a) Memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b) Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi yang mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan dan profitabilitas pada perusahaan perbankan. 2) Praktis a) Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi investor dalam berinvestasi dengan melihat Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan BOPO sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di perusahaan perbankan.

16 b) Emiten Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimumkan profitabilitas. 3) Masyarakat Dapat memberikan pengetahuan sebagai bukti empiris di bidang perbankan.