BAB VI PENUTUP. namun memiliki keuangan yang terbatas. Saat berbelanja di Boutique

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang paling disukai adalah kegiatan berbelanja produk fashion. Produk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN UKDW. informasi yang dibutuhkan akan semakin beraneka ragam. Untuk memenuhi

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang inovatif baik bergerak dalam bidang barang ataupun jasa. Dimana kinerja. saing, baik di pasar lokal maupun pasar global.

BAB I PENDAHULUAN. cepat serta menghasilkan sumber pendapatan yang cukup besar bagi negara. Hal

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang

BAB V PENUTUP. jeli dalam mengatur pengeluaran agar tidak berlebih. Kebutuhan atas pakaian sering

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat

BAB I PENDAHULUAN. selektif dalam melakukan proses pembelian atas suatu produk. Pada sisi yang lain

BABI PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sekarang ini selain bidang teknologi manusia juga

BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi masing-masing dalam mendapatkan konsumen yang diharapkan akan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas Butik Dorayaky Shop. menuangkan hobi nya di bidang fashion tersebut dia berkeinginan

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan orang dalam aktivitas-aktivitasnya, dan juga menjadi alasan bagi

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada. bab IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pembelian merupakan kesimpulan terbaik konsumen untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penentuan Pokok Bahasan

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan persoalan akses informasi dan dunia internet. Online shopping merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan

Makalah. Analisis Studi Kelayakan Bisnis-Usaha Distro. DI Susun oleh : Joko Purnomo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada banyak hal salah satunya pada dunia Fashion. Aspek

Gambar 1.1 Logo UNKL347

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KIAT CANTIK DI HARI RAYA

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang efektif dan efisien.hal tersebut tentunya bisa dicapai dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. menunjang eksistensi penampilan masyarakat tertentu. namun juga sebagai shopping goods dan speciality goods.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan pola kehidupan masyarakat yang mulai berkembang sejak

- Menjadi usaha baju second layak pakai yang banyak diminati oleh masyarakat. - Menjadi tempat usaha yang bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di negara indonesia dirugikan mencapai hingga triliunan karena banyaknya

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ritel modern saat ini semakin pesat dan mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dengan cepat melalui informasi-informasi yang tersedia.

Lampiran 2. vii. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sekarang ini sudah menjadikan belanja atau shopping bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Informan kunci : pemilik toko pakaian bekas Bapak Marbun. 1. Produk apa saja yang dijual di toko Bapak?

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini kota Bandung menjadi salah satu tujuan

BAB V PENUTUP. 1. Fashion Involvement secara signifikan mempengaruhi Impulse Buying. keterlibatan konsumen terhadap produk fashion maka akan

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/ jati diri.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. besarnya tingkat konsumsi masyarakat sehingga menimbulkan penambahan dari sisi

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat jasmani maupun rohani. Kebutuhan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan dari budaya terhadap perilaku konsumen adalah, budaya digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan persaingan semakin banyak dan ketat. Berbagai dunia usaha juga

BAB I PENDAHULUAN. efektif bagi perusahaan dalam memberikan penawaran produk yang inovatif

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian Jejaring Informasi Garage Sale di Kalangan Kaum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

memiliki potensi yang sekaligus menjadi identitas kota, salah satunya yang dirintis oleh beberapa warga setempat. Produk Cibaduyut tak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berimpitan, lokasi penduduk padat, dan sarana-prasarana memadai serta

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kab. Sleman yang mengalami juga perkembangan pesat adalah distro. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian dan perkembangan zaman khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan modern seperti minimarket,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah jeans berasal dari bahan denim yang dibuat pertama kali untuk para

nilai merek nya di mata para pelanggan setianya.

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan seadanya melainkan mulai bergeser menjadi kebutuhan fashion,

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN E. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

1 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat disimpulkan bahwa pakaian bekas merupakan suatu fenomena yang sudah tidak asing lagi dikalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa yang berasal dari Kota Bukittinggi, yang mana Kota Bukittinggi sendiri merupakan lokasi dari pasar loak terbesar di Sumatera Barat yang dikenal dengan Pasar Wisata Boutique Second Bukittinggi. Dari hasil penelitian di lapangan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memang merupakan salah satu konsumen terbesar dari pakaian bekas, harga yang murah dan bermerek serta memiliki kualitas yang bagus menjadikannya pilihan bagi mahasiswa yang ingin tetap tampil gaya namun memiliki keuangan yang terbatas. Saat berbelanja di Boutique Second, mahasiswa biasanya memiliki cara dan strategi masing-masing dalam melakukan pilih memilih pakaian bekas, dan secara sadar maupun tidak sadar hal tersebut sudah terpola didalam dirinya. Pola konsumsi yang dilakukan masing-masing mahasiswa tersebut juga berbeda, di Boutique Second mahasiswa lebih sering membeli pakaian atasan seperti baju kemeja dan baju kaus dibandingkan pakaian untuk bawahan seperti celana dan rok. Selain pakaian mahasiswa juga mengkonsumsi barang-barang serta aksesoris lain seperti tas, sepatu, ikat pinggang, dompet, dan topi.

2 Waktu yang dipilih mahasiswa untuk berbelanja d Boutique Second pun juga berbeda, ada yang suka berbelanja saat ramai yaitu biasanya pada saat akhir pekan, dimana akan banyak pilihan pakaian karena pedagang di Boutique Second biasanya bukak bal, dan juga ada yang lebih suka berbelanja saat sepi seperti pada hari biasa. Saat sepi biasanya akan lebih mudah menekan harga saat tawar menawar dan lebih leluasa pada saat melakukan pilih memilih, hal inilah alasan mengapa mahasiswa berbelanja pada saat sepi. Rata-rata mereka lebih suka berbelanja pada saat sepi yaitu pada hari biasa, namun karena keterbatasan waktu, membuat mereka tidak bisa berbelanja pada hari biasa, sehingga mereka lebih sering berbelanja pada akhir pekan. waktu yang mereka habiskan untuk berkeliling dan berbelanja di Boutique Second juga biasanya rata-rata menghabiskan waktu sekitar 2-3 jam, karena biasanya baik mahasiswa yang memiliki langganan atau yang tidak memiliki langganan biasanya mereka akan selalu mengunjungi toko atau lapak-lapak lain yang ada di Boutique Second tersebut untuk berbelanja atau sekedar melihat-lihat saja. Saat berbelanja, mahasiswa juga memiliki kiat-kiat atau trik-trik masing-masing dalam menawar harga barang, ada yang menawar barang sekedarnya saja, ada yang menawar dengan memanfaatkan statusnya sebagai mahasiswa agar mendapatkan harga yang sesuai dengan yang diharapkannya, ada yang pura-pura pergi agar dipanggil kembali oleh pedagang, dan ada juga yang mencari-cari kekurangan barang agar harga barang yang diinginkan dikurangi oleh pedagangnya.

3 Ada beberapa alasan mengapa mahasiswa mengkonsumsi pakaian bekas, yaitu: Harga yang murah tapi tidak murahan, Pada umumnya mahasiswa cendrung memilih harga yang lebih murah, dimana mereka belum memiliki pendapatan sendiri. terlebih lagi ketika membeli barang dengan harga yang murah tentunya menjadi daya tarik apalagi dengan kualitas yg bagus. Sehingga yang memakainya juga akan mendapatkan kepuasan tersendiri. Model yang unik dan tidak pasaran adalah alasan banyak orang untuk berbelanja pakaian dan barang-barang bekas seperti tas, sepatu dan aksesoris lainnya di Boutique Second. Sesuatu barang dikatakan unik apabila berbeda dari yang lain dan tidak pasaran, hal yang seperti ini menyebabkan barang yang dimiliki atau dipakai memiliki nilai lebih dimata sipemakai itu sendiri dan dimata orang-orang yang melihatnya, sehingga menyebabkan kesenangan dan kebahagiaan tersendiri oleh si pemakainya tersebut. Merek juga merupakan salah satu alasan dari beberapa alasan lain yang membuat mahasiswa menyenangi mengkonsumsi pakaian bekas di Boutique Second, selain harga yang murah dan model yang unik. Pakaian bermerek merupakan suatu simbol yang digunakan seseorang agar mendapatkan atau memperoleh suatu nilai dari orang yang melihatnya. Seseorang akan menunjukkan dan memperoleh identitas serta status dengan memakai pakaian yang bermerek, apalagi yang dipakai adalah pakaian dengan merek-merek terkenal. Sebenarnya bagi kebanyakan

4 mahasiswa mendapatkan pakaian yang bermerek di Boutique Second ini adalah nilai plus dari membeli pakaian yang berkualitas, unik serta murah. Dalam melakukan pilih memilih pakaian bekas, setiap mahasiswa memiliki kriteria serta selera yang berbeda-beda, sehingga model serta jenis yang mereka pilih untuk mereka konsumsipun juga berbeda-beda. Selain selera, model, nilai-nilai yang ada pada diri mereka juga mempengaruhi mereka dalam melakukan pilih memilih tersebut, seperti nilai estetika dan nilai kesopanan. Biasanya mahasiswa, tidak hanya membeli pakaian tersebut dengan maksud untuk menutupi tubuhnya saja, sesuai dengan fungsi alamiah dari pakaian itu sendiri, namun lebih dari itu pakaian tersebut dijadikan simbol sebagai cerminan identitas dari si pemakainya ataupun sebaliknya, pakaian tersebut memberikan makna kepada si pemakainya. Dimana pakaian yang mereka pilih untuk mereka konsumsi adalah pakaian yang memberikan suatu makna atau semacam kode kepada mereka, misalnya pakaian bermerek yang dapat memberikan makna kepada mereka sebagai orang yang berasal dari kelas atas, atau ingin di anggap sebagai orang yang kaya, atau ingin dipandang sebagai orang yang tahu dengan merek. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pakaian bagi mahasiswa berperan sebagai sumber identitas sosial pembawa makna sosial. Selain itu dalam melakukan pilih memilih mahasiswa, seperti mahasiswa yang berasal dari Minangkabau misalnya, juga dibatasi oleh nilai-nilai seperti nilai kesopanan, meskipun pakaian yang mereka dapat

5 unik serta murah,tapi terbuka (terlalu pendek atau memperlihatka belahan dada atau ketiak), maka pakaian tersebut mereka padukan dengan manset. Padahal jika di korea atau di negara-negara barat mungkin dipakai saja. Dalam hal ini antara mahasiswa dan pakaian bekas memiliki hubungan. Pakaian merupakan benda atau objek yang memberikan manfaat kepada mahasiswa yaitu untuk menunjang penampilan dan juga dapat menaikkan status sosial mereka. Sesuai dengan pakaian yang seperti apa, yang akan mereka kenakan agar maksud dan tujuan mereka terhadap benda atau pakaian tersebut tercapai dan sampai kepada orang-orang yang melihatnya. Pakaian bekas bagi mahasiswa juga untuk memenuhi kebutuhannya akan fashion. Dalam penelitian ini, fashion atau gaya berpakaian yang dimiliki setiap mahasiswa yang mengkonsumsi pakaian bekas juga berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari gaya berpakaian yang mereka kenakan, ada yang lebih senang dengan gaya berpakain ala-ala Korean style agar terlihat kekinian dan up to date, ada juga yang lebih suka dengan gaya berpakaian casual agar terlihat lebih santai, dan ada juga yang suka memakai pakaian yang bermerek untuk menunjukkan status serta identitasnya kepada orang-orang. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pakaian juga merupakan perpanjangan tubuh dari si pemakainya. sehingga pakaian tadi tidak hanya untuk menutupi tubuh si pemakainya saja, namun juga menjadi penghubung dengan dunia sosial.

6 Dari beberapa pernyataan di atas, pakaian bagi mahasiswa tidak hanya dipahami dengan nila-guna, sebagai kegunaan materi, akan tetapi juga kaitannya dengan nilai-isyarat. Oleh sebab itulah dapat diketahui alasan mengapa mahasiswa terus-menerus mengkonsumsi pakaian khususnya pakaian bekas, yang menyebabkan mereka menjadi masyarakat yang konsumtif. Bagaimana tidak, membeli barang dengan haga murah namun dengan kualitas yang tidak murahan, unik serta bernerek, merupakan kebahagiaan dan kesenangan tersendiri bagi yang membelinya dan menyebabkan adanya rasa puas akan barang tersebut. Rasa puas inilah yang menyebabkan mahasiswa terus menerus membeli pakaian bekas di Boutique Second, sehingga menjadikan mereka candu serta ketagihan untuk terus membeli dan pada akhirnya menjadikan mereka masyarakat yang konsumtif. Dimana hal ini dilakukan agar mereka tetap di anggap ada dan masih eksis di lingkungannya, sehingga secara sadar maupun tidak sadar mereka dituntut untuk melakukan konsumsi terus menerus. B. Saran Sebagai peneliti yang mencoba untuk meneliti mengenai fenomena pakaian bekas dikalangan mahasiswa, yang fokusnya pada budaya konsumsi mahasiswa tersebut dalam mengkonsumsi pakaian bekas. walaupun dirasa masih banyak kekurangan dari hasil penelitian yang sudah dijalankan, ada beberapa saran dari penulis terkait dengan penelitian ini, yaitu:

7 1. Bagi Mahasiswa, baik itu yang mengkonsumsi maupun maupun yang tidak mengkonsumsi pakaian bekas, untuk diketahui bahwasanya, pakaian bekas merupakan salah satu alternatif untuk gaya hidup yang fashionable dengan keuangan yang pas di kantong mahasiswa. Namun meskipun demikian, kebersihan untuk menjaga kesehatan tetap harus diperhatikan, seperti mencuci pakaian bekas dengan cara-cara tertentu. Agar kuman dan bakteri akibat tumpukan pakaian bisa di minimalisir. 2. Bagi pemerintah, sebaiknya memikirkan ulang lagi mengenai undang-undang larangan perdagangan pakaian bekas ini. serta mengenai dampak-dampak apa saja yang akan terjadi pada berbagai pihak yang bergantung kepada pakaian bekas. Agar tidak ada lagi penyelundupan, sebab banyak pihak yang bergantung kepada pakain bekas ini, baik itu dari pihak pedagang maupun pengkonsumsi 3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan sebaiknya melakukan penelitian selanjutnya dengan objek dan ruang lingkup yang lebih luas, serta lebih banyak mencari referensi guna menambah pengetahuan dan kreativitas dalam menyusun laporan penelitian.