DAFTAR REFERENSI. Badan Pusat Statistik Kotamadya Jakarta Barat Kembangan Dalam Angka 2005.

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: PENILAIAN KAWASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: DASAR-DASAR PENILAIAN ASET DAN PROPERTI

BAB I PENDAHULUAN. penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Lingkungan perkotaan merupakan

MODEL IMPLENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN MANGROVE DALAM ASPEK KAMANAN WILAYAH PESISIR PANTAI KEPULAUAN BATAM DAN BINTAN.

DAFTAR PUSTAKA. Bappeda Yogyakarta Laporan Akhir Pekerjaan Penyusunan Revitalisasi Sungai Winongo Kota Yogyakarta.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU MENGGUNAKAN TEKNIK INTERPRETASI CITRA IKONOS (STUDI KASUS KECAMATAN LUBUK BAJA DI KOTA BATAM)

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove yang dikenal sebagai hutan payau merupakan ekosistem hutan

DAFTAR PUSTAKA JURNAL : Ateng Syafrudin, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

BAB I PENDAHULUAN. sustainable development. Sustainable development merupakan pembangunan yang

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun Kabupaten Karimun Dalam Angka BPS. Karimun.

ke segala arah dan melepaskan panas pada malam hari. cukup pesat. Luas wilayah kota Pematangsiantar adalah km 2 dan

1. BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman

Departemen Arsitektur Lanskap Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

DAFTAR PUSTAKA. Adisasmita, R Pembangunan Pedesaan Dan Perkotaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Tugas, Pokok dan Fungsi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan

Oleh : Sri Wilarso Budi R

Jaya, I N.S Fotogrametri dan Penafsiran Potret Udara di Bidang Kehutanan. Bogor: Laboratorium Inventarisasi Sumberdaya Hutan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai evaluasi proses inventarisasi

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendahuluan 1. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

4. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimensi ekonomi dibandingkan dengan dimensi ekologi. Struktur alami sebagai tulang punggung Ruang Terbuka Hijau harus dilihat

Tabel 28. Kesesuaian RUTRK untuk RTH terhadap Inmendagri No. 14 Tahun RUTRK Untuk RTH (ha)

: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semula merupakan ruang tumbuh berbagai jenis tanaman berubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

MENYOAL PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT POTENSI DI ERA OTONOMI. Oleh : Eddy Suryanto, HP. Fakultas Hukum UNISRI Surakarta

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

BAB III PENUTUP. menentukan bahwa ruang terbuka hijau publik di Kecamatan Mlati 382 Ha

HUBUNGAN ANTARA INDEKS LUAS DAUN DENGAN IKLIM MIKRO DAN INDEKS KENYAMANAN

Desy Ratry Maharani PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN 2017

DAFTAR PUSTAKA. Anderson, James, L Public Policy Making, Holt, Rinehart and Winston,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Pelaksanaan kebijakan ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru tidak

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Fakta tersebut tidak terhindarkan juga terjadi pada Kota Yogyakarta.

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. atas sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources) seperti perikanan,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

5. HASIL PENELITIAN Perhitungan Nilai Ekonomi Hutan Kota Srengseng Nilai Penggunaan Langsung.

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

BAB III PENUTUP. Kabupaten Bantul dalam rangka pengamanan pasir di wilayah pesisir di

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapatlah ditarik kesimpulan. sebagai berikut:

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

Rizqi Agung Wicaksono Zuharnen Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ABSTRACT

TIPOLOGI KEPEMILIKAN RTH DI PERKOTAAN TOBELO

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ilham, N., Syaukat Y., & Friyatno S Perkembangan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Serta Dampak Ekonominya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

DAFTAR PUSTAKA. Adjie, Habib, 2007, Hukum Notaris Indonesia, Rafika Aditama, Bandung.

Oleh: Tarsoen Waryono **) Pendahuluan

5.2 Pengendalian Penggunaan Lahan dan Pengelolaan Lingkungan Langkah-langkah Pengendalian Penggunaan Lahan untuk Perlindungan Lingkungan

Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Pada Kawasan Pusat Pelayanan Kota (Studi Kasus Kecamatan Palu Timur, Kota Palu)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Hutan Register 19 semula ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung berdasarkan

Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kota pada Kawasan Padat, Studi Kasus di Wilayah Tegallega, Bandung

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

Nama Responden :... Alamat Responden :... Tanggal Wawancara :...

Edisi 1 No. 1, Jan Mar 2014, p Resensi Buku

STATUS PEROLEHAN HAKI PUSPIJAK

DAFTAR PUSTAKA. Catanese, Anthony J. & Snyder, James C Perencanaan Kota. Penerbit Erlangga.

DAFTAR PUSTAKA. Bakker, Anton dan Zubair, Charris, 1990, Metode Penelitian Filsafat, Kanisius, Yogyakarta

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU PADA KOTA PULAU DI INDONESIA (Studi Kasus Kota Batam, Kota Tarakan Dan Kota Ternate) HUDI WIDYARTA

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

DOSEN : DR. IR. H. ENDES N. DAHLAN, MS IR. RACHMAD HERMAWAN, MSc

PENGEMBANGAN ARSITEKTUR LANSEKAP KOTA KEDIRI STUDI KASUS: PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU JALUR JALAN UTAMA KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Terbuka Hijau ( RTH ) publik. Kota-kota besar pada umumnya memiliki ruang

4.2 Saran. lebih meningkatkan kinerja dari berbagai tahapan proses pengelolaan aset. personil/staf dengan mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan

Pertemuan I ARSITEKTUR LANSEKAP (TR 438)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. termasuk erosi ringan. Erosi yang terjadi pada unit 2 yaitu 18,07

Transkripsi:

109 DAFTAR REFERENSI Adisasmita, H. R. 2005. Pembangunan Ekonomi Perkotaan. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Amin, J.M. 2007. Makna Ruang Terbuka Hijau bagi Kehidupan Manusia di Perkotaan, dalam Sosialisasi Permendagri No.1 Tahun 2007, Jakarta, 17 April 2007. Asiani, Y. 2007. Pengaruh Kondisi Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Iklim Mikro di Kota Bogor. Tesis Program Pasca Sarjana UI. Jakarta. tidak Askary, M. 1999. Panduan Umum Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan untuk Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Pusat Pengembangan dan Penerapan AMDAL. Jakarta, 29 hal. Badan Pusat Statistik Kotamadya Jakarta Barat. 2006. Kembangan Dalam Angka 2005. Badan Pusat Statistik Kotamadya Jakarta Selatan. 2006. Jakarta Barat Dalam Angka, Jakarta Barat in Figure 2005. Bianpoen. 2006. Menata Ruang Kota, Untuk Apa/ Siapa? Jurnal Lingkungan. 1(1); 5-6. Chambers, C, Paul.E, and John C. W. Contingent Valuation of Quasi-Public Godds : Validity, Reability, and Application to Valuting a Historic Site. < http:// www.goegle.com. 15-06-2007, 23.00 p.m. Dahlan, E. N. 2004. Hutan Kota, untuk pengelolaan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup. Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Jakarta. Darmasetiawan, M. 2002. Ekonomi Lingkungan, P.T. Ekamitra Engineering, Bandung. Departemen Kehutanan. Hutan Kota <http:// www. geogle.com, 25-07-2007, 13.00 a.m. Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta. 1999. Informasi Hutan Kota, Hutan Kota Srengseng.

110 Dixon, John A and Maynard M H (ed). 1991. Teknik Penilaian Ekonomi terhadap Lingkungan. Suatu buku kerja studi kasus, edisi Indonesia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 254 hal. Fauzi, A. 2002. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 259 hal. Fennell, D A. 2000. Ecotourism. An Intoduction. Second Edition. Routledge Taylor & Francis Group. London and New York. Grey, G W dan Deneke. 1978. Urban Forestry. John Willey & Sons,Inc. Canada. Hamdani. 1999. Pengaruh Konservasi Hutan Kota dan Hutan Sekunder sekitarnya Terhadap Lingkungan Fisik dan Sosial di Kota Tanjung Selor, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Gajahmada, Yogyakarta, tidak Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Irwan, Z D. 2004. Tantangan Lingkungan & Lansekap Hutan Kota. Jakarta Pustaka Cisendo p.117-124. Ismayadi dkk. 2006. Perhitungan Asset dan Arah Rencana Pengelolaan KHDTK. Balai Penelitian Tanaman Kehutanan, Bogor. Jalal. 2007. Gerakan Lingkungan Penanaman Pohon untuk Mengurangi Dampak Pemanasan Golobal, Partisipasi Masyarakat dan Perusahaan, dalam seminar Penggalangan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kota, Jakarta, 2 Agustus 2007. Kodoatie, J dan Roestam S. 2006. Pengelolaan Bencana Terpadu. Yarsif Watampone, Jakarta, hal 43. Koestoer, R H, dan Anita S. 2006. Perluasan Jakarta Metropolis dan Implikasi Lingkungan. Jurnal Lingkungan 1(1); 8-10. Mangkoesoebroto, G. 1999. Ekonomi Publik. BPFE, Yogyakarta, hal 57. Nirwono, Y. Kompas, Selasa, 16 Januari 2007, hal 15 Hijau Kotaku Biru Langitku. Nirwono Y. Kompas, Kamis, Maret 2007, Kepedulian Kita pada Hutan Kota Srengseng.

111 Nurisyah, S dkk. 1999. Nilai Ekonomi Ruang Terbuka Hijau, Jurnal Lanskape Arsitektur Univ. IPB, Bogor. Nurisyah, S. 2001. Pendugaan Nilai Pohon dalam Kawasan Perkotaan. Jurnal Lanskape Arsitektur Univ.IPB, Bogor. Nurisyah, S. 2007. Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Kota-Kota yang Rentan Bahaya Lingkungan, dalam seminar Penggalangan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kota, Jakarta, 2 Agustus 2007. Peraturan Daerah DKI Jakarta No.6 Tahun 1999. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta, Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 2007. Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Peraturan Pemerintah No.63 Tahun 2002. Hutan Kota. Direktorat Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Lahan Departemen Kehutanan. Purnomohadi, N. 2006. Ruang Terbuka Hijau sebagai Unsur Utama Tata Ruang Kota, Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. 320 hal. Razak, R H. 2006. Ruang Terbuka Hijau Kota Makasar. Tesis Program Pasca Sarjana UI, Jakarta, tidak Reksohadiprojo, S. 1999. Ekonomi Lingkungan (suatu pengantar), Edisi 2, BPFE, Yogyakarta, hal 111-131. Riduwan, 2002. Skala Pengukuran Variabel Penelitian, Penerbit Alfabet, Bandung, 189 hal. Roslinda, E. 2002. Nilai Ekonomi Hutan Pendidikan Gunung Walat Kontribusinya Terhadap Masyarakat Sekitar. Tesis Program Pasca Sarjana IPB tidak Setiawan, A. 2002. Nilai Ekonomi Taman Hutan Raya Wan Abdulah Rachman Propinsi Lampung, Tesis Program Pasca Sarjana IPB, Bogor, tidak Siregar, D D. 2004. Manajemen Aset. Strategi Penataan Konsep Pembangunan Berkelanjutan secara nasional dalam Konteks Kepala Daerah

112 sebaga CEO s pada Era Globalisasi & Otonomi Daerah. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sabarnurdin, M. 2004. Sisi Silvikulture dalam Pengembangan Hutan Kota, dalam Lokakarya Strategi Merencanakan dan Mengelola Hutan Kota, Yogyakarta, 25-28 Juli 2004. Santoso, H. 2004. Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Hutan, khususnya Hutan Kota, Lokakarya Strategi Merencanakan dan Mengelola Hutan Kota, Yogyakarta, 25-28 Juli 2004. Siregar, S. 2004. Kota Kota Dinamika Kehidupan dan Pembangunan Perkotaan. Edisi 1-2004. hal 6-9. Wacana, Kota & Kota, Jakarta. Smith, J E, Linda S, and Peter B. How to Estimate Forest Carbon for Large areas from Inventory Data. Jurnal of Forestry, July/August 2004. Soemarwoto, O. 2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Penerbit UGM Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 310 hal. Sugandhy, Aca. 1999. Penataan Ruang dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 292 hal. Suparmoko, M dan Maria R. 1999. Ekonomika Lingkungan, BPFE Yogyakarta, hal 101-115. Suparmoko, M. 2000. Penilaian Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Konsep dan Metode Perhitungan) BPFE, Yogyakarta, hal 5-6, 12-17. Susanti, P. 2004. Kota Kota Dinamika Kehidupan dan Pembangunan Perkotaan. Edisi 1-2004. hal 86-91. Lingkungan Hidup, Hutan Kota di Jakarta. Suryono, Teguh. 2006. Penilaian Ekonomi Lingkungan Terhadap Konversi Hutan Mangrove menjadi Tambak dan Pemukiman (studi kasus : Hutan Angke Kapuk, Jakarta Utara). Tesis Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. Tidak Utami, R N. 2004. Nilai Ekonomi Hutan Kota, Lokakarya Urbanfirestry Strategis Merencanakan & Mengelola Hutan Kota Yogyakarta, 25-28 Juli 2004. Whiting, D. 2004. Arboriculture, Department of Horticulture & LA. Colorado State University.

113 Wicaksono, G, Bayu dan Nunu N. (2007). Tempo, 28 Oktober 2007, hal 100-114 Mengembalikan Hijau Jakarta. Yakin, A. 1971. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Akademi Presindo, Jakarta hal 197-227.