HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

DAFTAR PUSTAKA. Annisa, M. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan. (online) avaible;

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. psikologik, dan perubahan sosial (Mansur, 2009). Pada remaja putri, pubertas

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT III STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB III METODE PENELITIAN

ANEMIA DAN NYERI DISMENOREA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

ABSTRAK. Nanik Widiawaty

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea dengan. Penanganan Dismenorea pada Siswi Kelas XI Di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS SIMO BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA PADA SAAT MENSTRUASI DI SMK NUSA BHAKTI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. dan periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada wanita, menstruasi terjadi

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB 1 PENDAHULUAN. merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal. umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA REMAJA PUTERI PADA SISWA KELAS X SMK TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. makanan pada masa itu menjadi penyebab utama munculnya masalah gizi remaja

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

Transkripsi:

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN Endang Wahyuningsih 1), Linda Puspita Sari 2) Abstrak : Anemia merupakan kelainan yang sangat sering dijumpai baik di klinik maupun di lapangan. Jenis anemia yang terbanyak dan paling sering terdapat di negara berkembang adalah anemia defisiensi besi atau disebut anemia gizi. Di Indonesia prevalensi anemia pada remaja putri tahun 2009, yaitu 28%. Anemia defisiensi zat besi adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam darah yang disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit. Bagi remaja yang memiliki aktifitas tinggi maka anemia dapat mempengaruhi masa haid remaja misalnya dismenorea. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten. Metode penelitian ini adalah deskriptif kolerasional bersifat analitik, dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten sebanyak 40 orang, teknik sampling yang digunkan adalah quota sampling. Instrumen menggunakan lembar kuesioner, analisa yang dipakai dengan uji statistik chi square dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kadar hemoglobin rendah dan mengalami dismenore sebanyak 11 responden (27,5%) dan yang tidak dismenore 1 responden (2,5%) dan yang memiliki kadar hemoglobin tinggi dengan dismenore sebanyak 4 responden (10,0%) dan yang tidak dismenore 2 responden (5,0%). Hasil analisis bivariat dengan menggunkan chi square didapatkan bahwa x2 hitung sebesar 0,99 sedangkan nilai p adalah 0,012 berarti (p<0,05). Maka menunjukkan hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari Klaten. Saran dari penelitian ini adalah bagi siswi yang memiliki kadar hemoglobin rendah perlu meningkatkan asupan gizi terutama zat besi, karena kadar hemoglobin yang rendah menyebabkan anemia, dan anemia dapat mempengaruhi terjadinya dismenore pada saat menstruasi. Kata Kunci : Kadar hemoglobin.kejadian dismenore Pustaka : 30 pustaka (2003 s/d 2013)

68 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan kelainan yang sangat sering dijumpai baik di klinik maupun di lapangan. Jenis anemia yang terbanyak dan paling sering terdapat di negara berkembang adalah anemia defisiensi besi atau disebut anemia gizi. Menurut WHO Regional Office SEARO, salah satu masalah gizi remaja putri di Asia Tenggara adalah anemia defisiensi zat besi yaitu kirakira 25-40% remaja putri menjadi korban anemia tingkat ringan sampai berat. Di Indonesia prevalensi anemia pada remaja putri tahun 2009, yaitu 28%. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2010 menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi besi pada balita 40,5%, ibu hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun 57,1% dan usia 19-45 tahun 39,5%. Wanita mempunyai resiko paling tinggi untuk menderita anemia terutama remaja putri (Depkes RI, 2009) Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) yang dilaksanakan oleh Seksi Pembinaan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Profinsi Jawa Tengah terhadap remaja putri (siswi SMP dan SMA) menunjukkan tahun 2006 sebanyak 25,33% remaja putri menderita anemia gizi besi. Tahun 2007 menurun menjadi 20,33%, tahun 2008 sebanyak 25,55%. Tahun 2009 meningkat menjadi 40,13% remaja putri menderita anemia (Profil Jawa Tengah, 2009). Anemia lebih banyak diderita wanita, hal ini terjadi karena wanita lebih banyak membutuhkan zat besi dari pada laki laki di usia yang sama. Wanita lebih mungkin dibandingkan pria untuk memiliki anemia kekurangan zat besi karena kehilangan darah setiap bulan melalui menstruasi normal ( Atikah, 2011 : hal 52 ). Anemia pada wanita juga disebabkan karena wanita sering melakukan diet sendiri dengan mengurangi makanan karena ingin langsing, oleh karena itu wanita lebih cenderung menderita anemia dibanding dengan laki laki ( Sumarno, 2006 ) Anemia defisiensi zat besi adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam darah yang disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit. Bagi remaja yang memiliki aktifitas tinggi maka anemia dapat mempengaruhi masa haid

Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin 69 remaja misalnya dismenorea ( Atikah 2011 : hal 51 ). Pada wanita dengan anemia defisiensi zat besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala gejala pada waktu haid, tetapi sebagian merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dismenorea) (Prawiroharjo, 2009 : hal 104 ). Pada saat menstruasi perempuan kadang kadang mengalami nyeri, sifat dan tingkat nyeri bervariasi tergantung dari ambang batas sakit perempuan tersebut masing masing, rasa nyeri berlebihan itu disebut dismenorea ( Joseph, 2010 : hal 35 ). Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkitjangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya (Simanjuntak, 2007 hal : 45 ). Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di Amerika persentase kejadian dismenore sekitar 60%, Swedia 72% dan di Indonesia 55%. Penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa dismenorea dialami oleh 30%-50% wanita usia reproduksi dan 10%-15% diantaranya kehilangan kesempatan kerja, mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan kehidupan keluarga. Begitu pula angka kejadian dismenorea diindonesia cukup tinggi, namun yang berobat ke pelayanan kesehatan sangatlah sedikit, yaitu hanya 1% - 2% (Abidin, 2004 : 32 ). Wanita di Indonesia yang mengalami dismenore lebih banyak mengatasinya dengan mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri yang beredar di pasaran ( seperti feminax, mensana, kiranti, dll ).. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa nyeri ini akan hilang setelah wanita menikah, sehingga mereka membiarkan gangguan tersebut (Admin, 2005 : 21). Jika dilihat dari gejala anemia dan dismenorea ada beberapa persamaan

70 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78 seperti gejala pusing, mual dan pucat. Haid dapat mengakibatkan remaja mengalami anemia misalnya pada kasus hipermenorea. Namun anemia khususnya anemia defesiensi besi dapat memperberat terjadinya dismenorea (Prawirodiharjo, 2009 : 229) Berdasarkan studi pendahuluan berupa wawancara dan tes kadar Hb yang dilakukan tanggal 13 November 2012 ditemui 15 pelajar putri kelas XI di SMA Negeri I Wonosari, Klaten. Saat dilakukan wawancara kepada 15 siswi remaja putri yang berhubungan dengan kejadian dismenore terdapat 9 siswi (60%) mengalami dismenore dan anemia yaitu 5 siswi anemia berat dengan kadar Hb yaitu 5,9 gr/dl, 5,9 gr/dl, 5,7 gr/dl, 6,0 gr/dl, dan 5,8 gr/dl dan dismenore, 3 siswi (20%) anemia sedang dengan kadar Hb yaitu 7,9 gr/dl, 8,0 gr/dl, dan 7,2 gr/dl dan dismenore, 1 siswi (6,7%) dengan anemia ringan dengan kadar Hb yaitu 9,8 gr/dl dan dismenore. Kemudian 2 siswi (13%) kadang kadang mengalami dismenore dan tidak anemia dengan kadar Hb yaitu 11,3 gr/dl dan 11,6 gr/dl dan 4 siswi (27%) tidak mengalami dismenore sama sekali yaitu 1 siswi (6,7%) dengan anemia berat dengan kadar Hb yaitu 5,4 gr/dl tetapi tidak dismenore, 1 siswi (6,7%) dengan anemia sedang dengan kadar Hb yaitu 7,7 gr/dl dan tidak dismenore, dan 2 siswi (13,3%) tidak anemia dengan kadar Hb yaitu 12,1 gr/dl dan 11,8 gr/dl dan tidak mengalami dismenore. Kesimpulan dari hasil studi pendahuluan diatas penulis menyimpulkan bahwa anemia mempunyai dampak yang buruk seperti menyebabkan rasa nyeri sewaktu haid dan mengganggu aktifitas sehari - hari, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang anemia sejak awal yaitu pada masa pertumbuhan terutama pada remaja putri mengingat remaja putri merupakan calon ibu yang akan melahirkan generasi penerus dan untuk meminimalkan resiko perdarahan akibat anemia pada saat persalinan disebabkan kurangnya pengetahuan tentang anemia. Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan di atas penulis berminat untuk mengukur sejauh mana pengaruh kadar hemoglobin terhadap kejadian

Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin 71 dismenorea pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri I Wonosari Klaten. METODE PENELITIAN 1. Desain penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang akan dicapai maka jenis penelitian yang di gunakan adalah deskriptif analitik korelasional Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian untuk mendapatkan gambaran secara realita dan obyektif terhadap suatu kondisi tertentu yang sedang terjadi dalam kelompok masyarakat (Imron M;2010 h.117). Jenis penelitian analitik adalah sebuah penelitian yang mencoba untuk menggali sedemikian rupa mengenai bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan bisa terjadi (Imron M;2010 h.133). Penelitian korelasional yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel pada sekelompok subyek (Notoatmojo, 2010;h.47) Metode pendekatan menggunakan pendekatan waktu cross sectional yaitu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk factor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010; h.103). 2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling a. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007;h.61). Sedangkan menurut notoatmodjo (2010; h.115) populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau subyek yang akan di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi kelas XI baik IPA maupun IPS. Dikelas IPA terdapat 4 kelas dengan jumlah 113 siswi, sedangkan di kelas IPS terdapat 4 kelas dengan jumlah 84 siswi. Jadi terdapat 197 siswi di SMA Negeri I Wonosari, Klaten. b. Sampel Penelitian Sampel adalah obyek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010; h.115), sedangkan menurut Arikunto (2010 ;h.134) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Sampel penelitian ini adalah siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten.

72 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78 Besarnya sampel dalam penelitan ini menurut Arikunto ( 2006 : 134 ) mengatakan apabila besar populasi lebih dari 100 dapat diambil antara ( 10 15% ) atau ( 20 25% ) atau lebih. Maka untuk estimasi besar sampel dalam penelitian ini diambil 20% sebagai subyek sampel yaitu : n = 20% x jumlah populasi n = 20% x 197 n = 39,4 siswi, maka dibulatkan menjadi 40 siswi. Kriteria inklusi dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah : 1. Siswi yang dapat kooperatif dalam penelitian 2. Siswi yang bersedia menjadi responden 3. Siswi yang sudah mengalami menstruasi c. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara menetapkan jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel atau populasi, kemudian dengan patokan jumlah tersebut peneliti mengambil sampel secara sembarang asal memenuhi persyaratan sebagai sampel dari populasi tersebut (Notoatmojo, 2010;h.98). 3. Teknik Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang didapatkan di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten. Data primer yang dikumpulkan meliputi : a. Kadar Hemoglobin : data yang diperoleh dengan pemeriksaan kadar hemoglobin dengan cara Nesco Digital Hemoglobin Kernel Internasional Corporation Thaiwan, 2009. b. Tingkat rasa nyeri haid atau dismenore di ukur dengan kuesioner. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi : 1. Data siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari Klaten 2. Gambaran umum SMA Negeri 1 Wonosari Klaten 4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang akan di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah di olah ( Arikunto, 2010;h.192).

Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin 73 Alat dan metode pengumpulan data ini dibagi menjadi dua yaitu : a. Kadar Hemoglobin Kadar hemoglobin pada siswi akan diukur dengan Nesco Digital Hemoglobin Kernel Internasional Corporation Thaiwan, 2009 nilai kadar hemoglobin untuk putri adalah tidak anemia Hb > 11 gr%, anemia ringan Hb 9 10 gr%, anemia sedang Hb 7 8 gr%, dan anemia berat Hb < 6 gr% ( Depkes, 2003). Selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk lembar dokumentasi. b. Kejadian dismenore Kejadian dismenore akan diukur dengan kuesioner yang berisi tentang kejadian dismenore. Kisi kisi kuesioner kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI. No Variabel No. Pertanyaan 1 Siklus 1,2,3 menstruasi 2 Sifat darah 4,5,6 menstruasi 3 Dismenore 7,8,9,10,11,12,1 3, 14,15,16,17 4 Penanganan dismenore 18,19,20,21,22, 23, 24, 25 Jumlah 25 5. Analisis data Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. 1) Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010 : 54). P = x 100% Keterangan : P = prosentase F = frekuensi N = jumlah responden Analisis univarat dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu kadar hemoglobin dan variabel terikat kejadian dismenorea. 2) Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berkorelasi ( Notoatmojo, 2006; h : 188 ). Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan ke dua variabel, antara variabel bebas yaitu kadar hemoglobin dengan variabel terikat yaitu kejadian dismenore (Sugiyono, 2005). Dengan menggunakan rumus Chi Quadrat : ( fo fh fh 2 2 ) Keterangan : χ² = Chi Quadrat fo = Frekuensi yang diobservasi fh = Frekuensi yang diharapkan = Penjumlahan keseluruhan

74 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78 Apabila nilai P hitung < 0,05 maka H0 diterima (Sugiyono, 2006; h. 126). Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu computer melalui program SPSS 18 for windows dengan tingkat signifikasi 0,05 dan CI-95%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat a. Kadar Hemoglobin Hasil penelitian yang diperoleh dari responden siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari berdasarkan kadar hemoglobin dapat didiskripsikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Frekuaensi Kadar Hemoglobin Responden di SMA Negeri 1 Wonosari N Kadar Frekuensi % o Hemoglobin 1 Tidak anemia 6 15,0 Anemia 2 11 27,5 ringan Anemia 3 11 27,5 sedang 4 Anemia berat 12 30,0 Jumlah 40 100,0 Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan data tabel 1 dapat diklasifikasikan responden tidak anemia sebanyak 6 responden (15,0 %), anemia ringan sebanyak 11 responden (27,5 %), anemia sedang sebanyak 11 responden (27,5%), dan anemia berat sebanyak 12 responden (30,0 %). b. Kejadian Dismenore Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kejadian Dismenore Responden di SMA Negeri 1 Wonosari Kejadian No Frekuensi % Dismenore Tidak 1 14 35,0 dismenore 2 Dismenore 26 65,0 Jumlah 40 100,0 Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa responden yang tidak mengalami dismenore sebanyak 14 responden (35,0 %) dan responden yang mengalami dismenore sebanyak 26 responden (65,0 %).

2. Analisis Bivariat Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Kejadian Dismenore pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari Klaten. Kejadian Dismenore Kadar Tidak Hemoglobin dismenore Dismenore Total f % F % f % P P Tidak anemia 2 5,0 4 10,0 6 15,0 10,929 0,012 Anemia ringan 3 20,0 8 7,5 11 27,5 Anemia sedang 8 7,5 3 20,0 11 27,5 Anemia berat 1 2,5 11 27,5 12 30,0 Jumlah 14 35,0 26 65,0 40 100 Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa kadar hemoglobin responden pada kategori tidak anemia sebanyak 6 responden, yang tidak mengalami dismenore sebanyak 2 responden (5,0 %) dan yang mengalami dismenore sebanyak 4 responden (10,0 %). Responden dengan anemia ringan sebanyak 11 responden, 3 responden tidak mengalami dismenore dan 8 responden mengalami dismenore. Responden dengan anemia sedang sebanyak 11 responden, 8 responden tidak dismenore dan 3 responden mengalami dismenore. Sedangkan responden dengan anemia berat sebanyak 12 responden, 1 responden tidak mengalami dismenore dan 11 responden mengalami dismenore. Hasil analisis Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin 75 bivariat dengan menggunakan chi square didapatkan bahwa x 2 hitung sebesar 10,929 sedangkan nilai p adalah 0,012 berarti (p<0,05). Maka menunjukkan hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari Klaten. BAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami kejadian dismenore sebanyak 26 responden ( 65 % ). Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hasil p = 10,929 dan p = 0,012 sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan keteraturan siklus menstruasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nur Wulan Puspitasari

76 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78 (2012), bahwa ada hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore p value 0,006 (p < 0,05).Hasil ini juga didukung dengan penelitian Sartono (2007), bahwa ada hubungan konsumsi makanan dan kadar Hb dengan prestasi belajar siswa SLTP di kota Palembang dengan p = 0,003 (p < 0,05). Nilai p = 0,012 hal ini menunjukkan bahwa kadar hemoglobin mempengaruhi kejadian dismenore. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang mengalami anemia berat, sedang, ringan yang mengalami kejadian dismenore sebanyak 22 responden (55,0%), hal ini dikarenakan kejadian dismenore tidak hanya dipengaruhi oleh kadar hemoglobin, namun masih dipengaruhi oleh faktor lain. Sebagian besar kadar hemoglobin responden adalah termasuk dalam anemia rendah sebanyak 12 orang dari 40 siswi. Menurut Prawiroharjo (2005), anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam tubuh lebih rendah dari normal. Seseorang menderita anemia apabila kadar hemoglobin dalam darahnya kurang dari 12 g/100ml. Sebagian besar responden yang mengalami anemia pada penelitian ini mengalami nyeri saat menstruasi (dismenore). Pada wanita yang menstruasinya normal, kontraksi uterus tidak memberi efek pada pengaliran darah menstruasi, berbeda dengan wanita yang mengalami dismenorea, kontrakasi uterus yang abnormal dan kuat akan meningkatkan produksi prostaglandin yang akan menghambat dan mengurangi aliran darah sehingga dinding miometrium menjadi iskemik dan menyebabkan nyeri (Altunyurt S, 2005;h.78). Menurut Widjanarka (2007), faktor faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin remaja putri adalah kehilangan darah akibat menstruasi, kurangnya zat besi dalam makanan yang dikonsumsi, penyakit yang kronis, pola hidup remaja putri yang berubah, ketidakseimbangan antara asupan gizi dan aktifitas yang dilakukan. Kurangnya kadar hemoglobin dapat menyebabkan metabolisme tubuh dan sel sel saraf tidak bekerja secara optimal, menyebabkan pola penurunan percepatan inpuls saraf, mengacaukan system reseptor dopamine ( Widjanarta, 2007;h.90 ).

Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin 77 Berdasarkan analisa data dapat diketahui p = 0,012 (p < 0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Kejadian Dismenore pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Sebagian besar responden (30,0 %) menderita anemia berat. 2. Sebagian besar responden (65,0 %) mengalami kejadian dismenore. 3. Ada hubungan kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari Klaten dengan nilai p = 0,012 ( p < 0,05) SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat diberikan, yaitu : 1. Bagi Institusi Pendidikan Bagi institusi pendidikan dapat dilakukan kerjasama dengan puskesmas terdekat untuk dilakukan penyuluhan tentang kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore. Dan dilakukan pengecekan kadar hemoglobin setiap 3 bulan sekali pada semua siswa untuk mendeteksi dini adanya anemia. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan kepada tenaga kesehatan sehingga nantinya dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan memberikan pelayanan yang sesuai tentang kadar hemoglobin dan dismenorea pada remaja. 3. Bagi Masyarakat Diharapkan khususnya bagi siswi penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang kadar hemoglobin dan dismenorea. Bagi ibu penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk memberikan gizi seimbang pada anak agar tidak terjadi anemia. DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta; 2010. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta; 2007

78 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78 Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2003 Hidayat, A. Metode Penelitan Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika; 2008 Bakta, I.M. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC; 2006 Estiwidani, D. dkk. Konsep Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya; 2008 Prawirohardjo, S. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009 K. Yuni, dkk. Perawatan Ibu Hamil ( Asuhan Ibu Hamil ). Yogyakarta: Fitramaya; 2009 HK. Joseph, S. Nugroho. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (obsgyn). Yogyakarta: Nuha Medika; 2010 Pieter H.Z., Lubis N.L. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana; 2010 Proverawati, A. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika; 2011 Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008 Mochtar, R. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC; 2008 Anurogo, D., Wulandari Ari. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta; 2011 Manuaba, I.B.G. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC; 2011 Hoffbrand, A.V., Pettit, J.E. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta: EGC; 2005