BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. Teater mulai dikenal di Asia sejak tahun 350 Masehi. Pada periode ini, filosofi

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. seni budaya Cina adalah seni pertunjukkan. Seni pertunjukkan di Cina memiliki tidak

Bab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. ritmis yang indah (Sudarsono, 1965: 17). Musik sendiri adalah segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA. pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanggaan dari suatu Bangsa. Setiap Negara atau daerah pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

Bab 5. Ringkasan. kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Animasi Jepang dan video game adalah salah satu hal yang menjadi pusat

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak

Bab 1. Hampir bisa dipastikan, kebanyakan dari Anda pernah melihat topeng. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB V KESIMPULAN. Dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk musikalisasi puisi. khususnya karya Untung Basuki yang disebut dengan Lagu puisi

10 TOPENG. Gbr. 1-37: Sisingaan, tunggangan anak sunat, berasal dari daerah Subang. Kini Sisingaan menyebar hampir di seluruh pelosok Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar dalam membentuk manusia. Di sekolah telah disusun. usaha tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tersebut.

PENGARUH AGAMA BUDDHA PADA EKSISTENSI BONEKA DARUMA DALAM DUNIA POLITIK JEPANG

WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

Abstraksi. Kata kunci : Aoba Matsuri, Shinto, Matsuri.

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Innez Miany Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh kolonial Belanda sejak tahun Mereka membuat

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA JEPANG. Era Tokugawa ( ) Sampai Era Modern. Pada permulaan periode kepemimpinan Tokugawa ( ), sejumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

MUSIK POPULER. Untuk Kelas VIII. Kesenian Nusantara. Penulis: Mauly Purba Ben M. Pasaribu

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

SILABUS PEMBELAJARAN

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. internet, dimana batasan waktu dan jarak tidak begitu berarti lagi disini.

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

Tugas Antropologi Politik Review buku : Negara Teater : Clifford Geertz : Isnan Amaludin : 08/275209/PSA/1973

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya acara-acara yang bertemakan Jepang di Indonesia (http://japanesia.org/). Selain itu menurut survei yang dilakukan oleh Pusat Kebudayaan Jepang, The Japan Foudation pada tahun 2012 bahwa jumlah orang yang mempelajari bahasa Jepang tercatat sebanyak 872.406 orang. Sebagian besar orang Indonesia tertarik akan kebudayaan modern Jepang seperti J-pop 1, anime 2, dan lain-lain. Akan tetapi ada juga orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan tradisional Jepang seperti ikebana 3, chadoo 4, kabuki 5 dan lain-lain. Kabuki merupakan salah satu drama musikal tradisonal Jepang. Menurut Oga (1984:112) seni drama musikal tradisional Jepang ada tiga, yaitu kabuki, Noh, dan bunraku. Kabuki adalah drama musikal tradisional Jepang yang pemainnya menggunakan riasan dalam memainkan peran. Noh adalah drama musikal tradisional Jepang yang pemainnya menggunakan topeng dalam memainkan peran. Bunraku adalah drama musikal tradisional Jepang yang dalam memainkan drama tersebut menggunakan boneka. 1 J-pop : Singkatan dari Japanese pop, J-pop merupakan istilah umum yang digunakan untuk musik yang sedang populer di Jepang. 2 anime : Istilah umum yang digunakan untuk menyebutkan film animasi Jepang. 3 ikebana : Seni merangkai bunga yang berasal dari Jepang. 4 chadoo : Upacara minum teh Jepang. 5 kabuki : Drama musikal tradisional Jepang yang pemainnya menggunakan topeng 1

2 Noh merupan darama musikal tradisional Jepang yang menggunakn berbagai macam di dalam pertunjukannya. Benda-benda yang digunakan dalam pertunjukan Noh, di antaranya topeng, alat-alat musik berupa fue (suling), kotsuzumi (kendang yang berukuran kecil), ootsuzumi (kendang yang berukuran sedang), dan taiko, kostum dan lain-lain. Dalam pertunjukan Noh topeng merupakan hal penting karena topeng adalah hal utama dalam pertunjukan Noh. Noh merupakan satu-satunya drama musikal tradisional Jepang yang menggunakan topeng dalam pertunjukannya. Sejak kecil penulis memiliki ketertarikan tersendiri terhadap topeng. Menurut penulis topeng dapat mengekspresikan dengan baik karakter yang mereka gambarkan. Oleh karena itu penulis mengambil tema tugas akhir tentang pertunjukan Noh, terutama benda yang digunkan dalam pertunjukan. Selain itu, hal-hal tersebut yang menjadi latar belakang penulis untuk mendalami Noh khususnya topeng yang digunakan dalam pertunjukan. Topeng telah digunakan bertahun-tahun lamanya dalam upacara dan festival keagamaan di Jepang. Ada beberapa topeng yang dipercaya akan mengubah pemakai menjadi dewa atau makhluk spiritual kemudian memberikan kekuatan pada pemakainya, topeng tersebut dapat ditemui di berbagai festival rakyat Jepang. Topeng yang tertua di Jepang adalah topeng yang digunakan dalam pertunjukan seni Gigaku 6. Karakter yang sering ditampilkan adalah singa yang aneh, pendeta, dan pemabuk. Ada sekitar 200 topeng Gigaku di Jepang. Topeng gigaku terbuat dari kayu paulownia. Setelah 6 Gigaku : Pertunjukan seni teater yang berasal dari China dan dibawa ke Jepang pada awal abad ke-7 (zaman Nara)

3 50 tahun pertunjukan seni Gigaku hilang kemudian digantikan dengan pertunjukan seni Gagaku (Nakanishi, 1986:102). Pertunjukan seni Gagaku 7 memiliki peralatan pertunjukan yang berhubungan dengan kerajaan. Topeng yang digunakan dalam pertunjukan seni Gagaku lebih kecil dari topeng yang digunakan dalam pertunjukan seni Gigaku, tetapi lebih besar dari topeng yang digunakan dalam pertunjukan Noh, dan hanya menutupi bagian depan wajah pemainnya. Topeng yang digunakan dalam pertunjukan Gagaku sebagian besar memiliki bentuk seperti manusia normal, hal tersebut dikarenakan pertunjukan seni Gagaku memiliki unsur yang berhubungan dengan kerajaan. Topeng yang digunakan dalam pertunjukan seni Gagaku disebut juga topeng Bugaku. Topeng Bugaku terbuat dari kayu paulownia, kayu cypress Jepang dan kayu ceri. Teknik mengukir topeng Bugaku lebih unggul daripada teknik mengukir topeng Gigaku (Nakanishi, 1986:102-103). Setelah topeng Gigaku, topeng Bugaku kemudian ada topeng Gyodo yang juga merupakan salah satu proses dalam perkembangan topeng Noh. Topeng Gyodo berbentuk menyerupai Buddha, ataupun berbagai wujud yang berhubungan dengan buddha, dan diukir dengan gambaran seorang Buddha. Teknik pengukiran pada topeng Gyodo lebih unggul dibandingkan teknik pengukiran topeng Gigaku maunpun topeng Bugaku. Topeng ini memiliki 7 Gagaku : Sama dengan Gigaku, tetapi Gagaku memilki peralatan pertunjukan yang berhubungan dengan kerajaan.

4 pengaruh dalam pembuatan salah satu topeng Noh yaitu Fudoo ( 不動 ) (Nakanishi, 1986: 103). Pertunjukan seni Noh merupakan gabungan dari pertunjukan seni Dengaku Noh dan Sarugaku Noh. Dengaku Noh diciptakan karena pertunjukan Gagaku yang terlalu kaku. Kemudian diciptakanlah pertunjukan seni Dengaku Noh yang tidak kaku dan bebas. Sarugaku Noh adalah keseniaan yang dibawa dari China ke Jepang pada awal abad ke-8. Dalam Sarugaku Noh ditampilkan pula berbagai macam atraksi seperti sihir, akrobat, lawakan, pantomim. Pada saat itu kelompok pertunjukan seni yang terkenal adalah Yamato Sarugaku, kelompok tersebut adalah tempat lahirnya Kanami dan anaknya Zeami yang menciptakan pertunjukan seni Noh pada abad ke-15 (Nakanishi, 1986:104). Topeng Noh merupakan elemen utama dalam pertunjukan seni Noh. Menurut Komparu (1983: 224) topeng Noh dalam pertunjukan Noh berguna untuk menyembunyikan ekspresi asli pemainnya sehingga pemain dapat berkonsentrasi untuk menciptakan keindahan dari pertunjukan Noh. Menurut Nakanishi (1986: 101) selama bertahun-tahun sudah banyak topeng yang diwariskan turun temurun di kalangan pemain Noh. Keunikan karakter dan teknik dalam mengekspresikan kesan spriritual, membuat topeng Noh lebih unggul dibandingkan topeng sebelumnya. Topeng Noh memiliki enam jenis yaitu, okina-men ( 翁面 ), joo-men ( 尉面 ), otoko-men ( 男面 ), onna-men ( 女面 ), kishin-men ( 鬼神面 ), dan

5 onryoo-men ( 怨霊面 ). Dari enam jenis tersebut masing-masing jenis memiliki beberapa tipe lain (http://www.the-noh.com/en/world/mask.html). Selain dikarenakan penulis memiliki ketertarikan tersendiri dengan topeng, sekilas beberapa jenis topeng Noh memiliki mimik yang sama, tetapi setelah penulis mencari tahu lebih dalam, ternyata dari topeng yang sekilas terlihat sama tersebut memiliki perbedaan. Oleh karena itu, penulis menjadikan judul ini sebagai tugas akhir. 1.2 POKOK BAHASAN Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mengambil tema topeng Noh, dengan pokok bahasan yang akan dibahas adalah jenis dan karakter dari setiap topeng Noh serta makna yang ada pada topeng Noh. 1.3 TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah menjelaskan secara singkat mengenai jenis dan karakteristik dari setiap topeng Noh serta makna yang ada dalam topeng Noh. 1.4 METODE PENULISAN Penulis menggunakan metode deskriptif. Untuk mendapatkan informasi penulis melakukan studi pustaka, seperti mengumpulkan beberapa buku acuan yang berkaitan dengan topeng Noh. Penulis juga mengumpulkan artikel dari media cetak maupun internet yang berkaitan dengan topeng Noh dan mengumpulkan gambar topeng Noh.

6 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I berisi pendahuluan seperti latar belakang, pokok bahasan, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II berisi tentang penjelasan dari topeng Noh, yaitu jenis, makna dan karakteristik yang digambarkan pada setiap topeng tersebut. BAB III berisi kesimpulan dan kesan dalam proses penulisan.