BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya acara-acara yang bertemakan Jepang di Indonesia (http://japanesia.org/). Selain itu menurut survei yang dilakukan oleh Pusat Kebudayaan Jepang, The Japan Foudation pada tahun 2012 bahwa jumlah orang yang mempelajari bahasa Jepang tercatat sebanyak 872.406 orang. Sebagian besar orang Indonesia tertarik akan kebudayaan modern Jepang seperti J-pop 1, anime 2, dan lain-lain. Akan tetapi ada juga orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan tradisional Jepang seperti ikebana 3, chadoo 4, kabuki 5 dan lain-lain. Kabuki merupakan salah satu drama musikal tradisonal Jepang. Menurut Oga (1984:112) seni drama musikal tradisional Jepang ada tiga, yaitu kabuki, Noh, dan bunraku. Kabuki adalah drama musikal tradisional Jepang yang pemainnya menggunakan riasan dalam memainkan peran. Noh adalah drama musikal tradisional Jepang yang pemainnya menggunakan topeng dalam memainkan peran. Bunraku adalah drama musikal tradisional Jepang yang dalam memainkan drama tersebut menggunakan boneka. 1 J-pop : Singkatan dari Japanese pop, J-pop merupakan istilah umum yang digunakan untuk musik yang sedang populer di Jepang. 2 anime : Istilah umum yang digunakan untuk menyebutkan film animasi Jepang. 3 ikebana : Seni merangkai bunga yang berasal dari Jepang. 4 chadoo : Upacara minum teh Jepang. 5 kabuki : Drama musikal tradisional Jepang yang pemainnya menggunakan topeng 1
2 Noh merupan darama musikal tradisional Jepang yang menggunakn berbagai macam di dalam pertunjukannya. Benda-benda yang digunakan dalam pertunjukan Noh, di antaranya topeng, alat-alat musik berupa fue (suling), kotsuzumi (kendang yang berukuran kecil), ootsuzumi (kendang yang berukuran sedang), dan taiko, kostum dan lain-lain. Dalam pertunjukan Noh topeng merupakan hal penting karena topeng adalah hal utama dalam pertunjukan Noh. Noh merupakan satu-satunya drama musikal tradisional Jepang yang menggunakan topeng dalam pertunjukannya. Sejak kecil penulis memiliki ketertarikan tersendiri terhadap topeng. Menurut penulis topeng dapat mengekspresikan dengan baik karakter yang mereka gambarkan. Oleh karena itu penulis mengambil tema tugas akhir tentang pertunjukan Noh, terutama benda yang digunkan dalam pertunjukan. Selain itu, hal-hal tersebut yang menjadi latar belakang penulis untuk mendalami Noh khususnya topeng yang digunakan dalam pertunjukan. Topeng telah digunakan bertahun-tahun lamanya dalam upacara dan festival keagamaan di Jepang. Ada beberapa topeng yang dipercaya akan mengubah pemakai menjadi dewa atau makhluk spiritual kemudian memberikan kekuatan pada pemakainya, topeng tersebut dapat ditemui di berbagai festival rakyat Jepang. Topeng yang tertua di Jepang adalah topeng yang digunakan dalam pertunjukan seni Gigaku 6. Karakter yang sering ditampilkan adalah singa yang aneh, pendeta, dan pemabuk. Ada sekitar 200 topeng Gigaku di Jepang. Topeng gigaku terbuat dari kayu paulownia. Setelah 6 Gigaku : Pertunjukan seni teater yang berasal dari China dan dibawa ke Jepang pada awal abad ke-7 (zaman Nara)
3 50 tahun pertunjukan seni Gigaku hilang kemudian digantikan dengan pertunjukan seni Gagaku (Nakanishi, 1986:102). Pertunjukan seni Gagaku 7 memiliki peralatan pertunjukan yang berhubungan dengan kerajaan. Topeng yang digunakan dalam pertunjukan seni Gagaku lebih kecil dari topeng yang digunakan dalam pertunjukan seni Gigaku, tetapi lebih besar dari topeng yang digunakan dalam pertunjukan Noh, dan hanya menutupi bagian depan wajah pemainnya. Topeng yang digunakan dalam pertunjukan Gagaku sebagian besar memiliki bentuk seperti manusia normal, hal tersebut dikarenakan pertunjukan seni Gagaku memiliki unsur yang berhubungan dengan kerajaan. Topeng yang digunakan dalam pertunjukan seni Gagaku disebut juga topeng Bugaku. Topeng Bugaku terbuat dari kayu paulownia, kayu cypress Jepang dan kayu ceri. Teknik mengukir topeng Bugaku lebih unggul daripada teknik mengukir topeng Gigaku (Nakanishi, 1986:102-103). Setelah topeng Gigaku, topeng Bugaku kemudian ada topeng Gyodo yang juga merupakan salah satu proses dalam perkembangan topeng Noh. Topeng Gyodo berbentuk menyerupai Buddha, ataupun berbagai wujud yang berhubungan dengan buddha, dan diukir dengan gambaran seorang Buddha. Teknik pengukiran pada topeng Gyodo lebih unggul dibandingkan teknik pengukiran topeng Gigaku maunpun topeng Bugaku. Topeng ini memiliki 7 Gagaku : Sama dengan Gigaku, tetapi Gagaku memilki peralatan pertunjukan yang berhubungan dengan kerajaan.
4 pengaruh dalam pembuatan salah satu topeng Noh yaitu Fudoo ( 不動 ) (Nakanishi, 1986: 103). Pertunjukan seni Noh merupakan gabungan dari pertunjukan seni Dengaku Noh dan Sarugaku Noh. Dengaku Noh diciptakan karena pertunjukan Gagaku yang terlalu kaku. Kemudian diciptakanlah pertunjukan seni Dengaku Noh yang tidak kaku dan bebas. Sarugaku Noh adalah keseniaan yang dibawa dari China ke Jepang pada awal abad ke-8. Dalam Sarugaku Noh ditampilkan pula berbagai macam atraksi seperti sihir, akrobat, lawakan, pantomim. Pada saat itu kelompok pertunjukan seni yang terkenal adalah Yamato Sarugaku, kelompok tersebut adalah tempat lahirnya Kanami dan anaknya Zeami yang menciptakan pertunjukan seni Noh pada abad ke-15 (Nakanishi, 1986:104). Topeng Noh merupakan elemen utama dalam pertunjukan seni Noh. Menurut Komparu (1983: 224) topeng Noh dalam pertunjukan Noh berguna untuk menyembunyikan ekspresi asli pemainnya sehingga pemain dapat berkonsentrasi untuk menciptakan keindahan dari pertunjukan Noh. Menurut Nakanishi (1986: 101) selama bertahun-tahun sudah banyak topeng yang diwariskan turun temurun di kalangan pemain Noh. Keunikan karakter dan teknik dalam mengekspresikan kesan spriritual, membuat topeng Noh lebih unggul dibandingkan topeng sebelumnya. Topeng Noh memiliki enam jenis yaitu, okina-men ( 翁面 ), joo-men ( 尉面 ), otoko-men ( 男面 ), onna-men ( 女面 ), kishin-men ( 鬼神面 ), dan
5 onryoo-men ( 怨霊面 ). Dari enam jenis tersebut masing-masing jenis memiliki beberapa tipe lain (http://www.the-noh.com/en/world/mask.html). Selain dikarenakan penulis memiliki ketertarikan tersendiri dengan topeng, sekilas beberapa jenis topeng Noh memiliki mimik yang sama, tetapi setelah penulis mencari tahu lebih dalam, ternyata dari topeng yang sekilas terlihat sama tersebut memiliki perbedaan. Oleh karena itu, penulis menjadikan judul ini sebagai tugas akhir. 1.2 POKOK BAHASAN Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mengambil tema topeng Noh, dengan pokok bahasan yang akan dibahas adalah jenis dan karakter dari setiap topeng Noh serta makna yang ada pada topeng Noh. 1.3 TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah menjelaskan secara singkat mengenai jenis dan karakteristik dari setiap topeng Noh serta makna yang ada dalam topeng Noh. 1.4 METODE PENULISAN Penulis menggunakan metode deskriptif. Untuk mendapatkan informasi penulis melakukan studi pustaka, seperti mengumpulkan beberapa buku acuan yang berkaitan dengan topeng Noh. Penulis juga mengumpulkan artikel dari media cetak maupun internet yang berkaitan dengan topeng Noh dan mengumpulkan gambar topeng Noh.
6 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I berisi pendahuluan seperti latar belakang, pokok bahasan, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II berisi tentang penjelasan dari topeng Noh, yaitu jenis, makna dan karakteristik yang digambarkan pada setiap topeng tersebut. BAB III berisi kesimpulan dan kesan dalam proses penulisan.