Keywords : Optical flat, Fringe pattern, beam splitter, contack methode, interferometer Michelson methode.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN NILAI PANJANG KOHERENSI DUA SUMBER LASER MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON

SISTEM OPTIK INTERFEROMETER MICHELSON MENGGUNAKAN DUA SUMBER LASER UNTUK MEMPEROLEH POLA FRINJI. Yayuk Widamarti*, Minarni, Maksi Ginting

ANALISA POINTING STABILITY SINAR LASER MENGGUNAKAN QUADRANT PHOTODIODE (QPD)

Comercial lamp, Michelson interferometer, prism spectroscope, color spectrum, coherence

ANALISA PENGGUNAAN LENSA SILINDER UNTUK MENGUBAH BENTUK BERKAS LASER DIODA MENJADI BENTUK GARIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

ANALISA PEREKAMAN DAN REKONSTRUKSI HOLOGRAFI DIGITAL MIKROSKOPIK PADA KACA PREPARAT MENGGUNAKAN METODE IN-LINE. Mahasiswa Jurusan Fisika 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson

Pengukuran Panjang Koherensi Menggunakan Interferometer Michelson

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI POLA FRINJI UNTUK INTERFEROMETER MICHELSON

UJI KESEMPURNAAN LENSA BERDASARKAN SIFAT ABERASI LENSA MENGGUNAKAN METODE INTERFEROMETER TWYMAN-GREEN Oleh Indah Warni J2D002202

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

Oleh : Ius Kusnara

INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

Interferometer Michelson

MODUL 1 INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET

Antiremed Kelas 08 Fisika

Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya

DIFRAKSI FRAUNHOFER CELAH TUNGGAL DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN LENSA POSITIF SEBAGAI PEMFOKUS

BAB 3 RANCANG BANGUN EKSPERIMEN SISTEM INTERFEROMETER SAGNAC

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Dengan Menggunakan Interferometer Michelson

Penentuan Nilai Panjang Koherensi Laser Menggunakan Interferometer Michelson

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL

PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN

Sistem Interferometer Michelson untuk Mengukur Regangan pada Mesin Uji Tarik

Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya Laser Dioda Menggunakan Kisi Difraksi Refleksi dan Transmisi

PENGUKURAN INDEKS BIAS ALKOHOL DENGAN MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON SKRIPSI

Eksperimen 1 : Pemantulan Fenomena pemantulan berulang pada cermin datar.

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

JARAK FOKUS LENSA TIPIS

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

Interferometer Fabry Perot : Lapisan optis tipis, holografi.

ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA

Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya Laser Dioda Mengunakan Kisi Difraksi Refleksi dan Transmisi

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II CINCIN NEWTON. (Duty Millia K)

Antiremed Kelas 10 FISIKA

INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan prinsip dari interferometer Michelson sudah banyak dijumpai.

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK

Laboratorium inquiry : Cermin cembung dan Lensa Cekung

Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson Untuk Menentukan Indeks Bias Bahan Transparan Berbasis Image Processing

MENENTUKAN KOEFISIEN EKSPANSI LINIER BATANG KUNINGAN DENGAN TEKNIK ESPI (ELECTRONIC SPECKLE PATTERN INTERFEROMETRY) ABSTRACT

OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN

RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI FLUORESENSI KLOROFIL DAUN BAYAM BERBASIS FOTODIODA. Muhammad Zaini Afdlan*, Minarni, Zulkarnain

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

Antiremed Kelas 12 Fisika

2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata.

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA

EKSPERIMEN FISIKA DASAR II

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

PEMBUATAN HOLOGRAM TRANSMISI

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan

fisika CAHAYA DAN OPTIK

Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya.

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula Dengan Menggunakan Interferometer Michelson

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I

Bahan Kuliah Fisika Dasar 2. Optika Fisis

Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

C E R M I N. Oleh: Anggi Budi Wirawan NIT: Akademi Pelayaran Niaga Semarang Desember

ANALISIS INTERFERENSI CAHAYA LASER TERHAMBUR MENGGUNAKAN CERMIN DATAR BERDEBU UNTUK MENENTUKAN INDEKS BIAS KACA

Abstrak. Kata kunci: NiraTebu, Sukrosa, Indeks bias, Interferometer Michelson

BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

TEORI ABERASI ABBERATION THEORY

MODUL MATA PELAJARAN IPA

Lectura Volume 01, Nomor 01, Februari 2010, hlm 72-80

Elyas Narantika NIM

Interferensi. Dede Djuhana Kuliah Fisika Dasar 2 Fakultas Teknik Kelas FD2_06 Universitas Indonesia 2011

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN

Rima Zuriah Amdani, Ardi Rahman, Eka Pratiwi, Purwowibowo

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

ANALISA PENGARUH SUDUT PENYINARAN TERHADAP GRAY VALUE PADA POLA SPEKEL BUAH APEL MENGGUNAKAN METODE LASER SPECKLE IMAGING. Mahasiswa Jurusan Fisika

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

PENGEMBANGAN SISTEM MEKANIK PADA SPEKTROMETER UNTUK MENGUKUR SPEKTRUM CAHAYA SUMBER

PENENTUAN TEBAL BAHAN TRANSPARAN (ZnO) MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON

LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A.

DASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya

Kisi kisi Soal Uji Coba

L E N S A. I. TUJUAN INSTRUKIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat mengetahui sifat lensa dan penggunaannya.

MENENTUKAN KOEFISIEN EKSPANSI LINIER MATERIALKUNINGAN DENGAN TEKNIK ESPI

Transkripsi:

ANALISA HASIL POLA FRINJI DENGAN KUALITAS CERMIN DATAR MENGGUNAKAN METODE KONTAK LANGSUNG DAN INTERFEROMETER MICHELSON Abdul Hadi Siregar, Minarni, Tengku Emrinaldi Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia abdulhadi92@gmail.com ABSTRACT Optical components are found in everyday life like mirrors and lenses.for different types of measurement and research optical components characteristics of are very vital, quality of mirror such as surface quality and flatness are very important. In this research there are two systems were built to analyze the correlation between fringes and the quality of the mirrors, using the method of direct contact and Michelson interferometer method. The direct contact method was constructed using a white LED, an optical flat as the reference mirror, and 3 MP CMOS camera. The Michelson interferometer method was constructed using a diode laser source with the wavelength of 650 nm,where one of it s mirror was an optical flat as a reference. The samples used were 3 mirrors with a 1/10 precision, 4 mirrors with a 5 precision, and 2 mirrors with 4-6 precison. The fringes were recorded with CMOS camera and the data was then processed using image processing software by measuring the fringe distance in the form of Pixel. The mirror with 1/10 precision shows that the amount of fringes are greater and straighter with the average fringe amount of 8 fringes, the fringes from the mirror with the precision 5 the average fringes amount are 5 fringes and the total average fringes with precisionof 4-6 are 7 fringes. The results showed that at contact method, 1/10 mirrors had lesser fringi number than 5 mirrors i.e 4 and 5 respectively and under fringe distancethan 5 mirrors which were 120 pixel and 161,3 pixel. The result showed for interferometer method, the fringe numbers were for 1/10 than for 5,and 4-6 which were7,5, and 6 respectively while the fringe distances were smaller for 1/10 mirror than 5 and 4-6 mirror. Keywords : Optical flat, Fringe pattern, beam splitter, contack methode, interferometer Michelson methode. ABSTRAK Komponen-komponen optik banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti dan lensa. Untuk berbagai pengukuran dan penelitian karakteristik komponen optik, alat optik yang digunakan merupakan hal yang sangat penting, hal ini karena komponen optik dengan tingkat kualitas yang baik pada permukaannya merupakan hal yang sangat penting. Pada penelitian ini dua buah Repository FMIPA 1

sistem dibangun untuk menganalisa hubungan pola frinji dengan kualitas datar, yaitu metode kontak langsung dan metode interferometer Michelson. Metode kontak langsung dibangun dengan menggunakan sumber cahaya LED putih, sebuah optical flat sebagai referensi, dan kamera CMOS 3 MP. Metode interferometer Michelson dibangun dengan menggunakan laser dioda merah dengan panjang gelombang 650 nm, dan referensi. Sampel yang digunakan adalah 3 buah dengan presisi 1/10, 4 buah dengan presisi 5, dan 2 buah dengan presisi 4-6. Pada metode kontak sampel yang digunakan diletakkan debawah optical flat dandisinari dengan menggunaka LED putih. Sedangkan pada metode interferometer Michelson test diletakkan tegak lurus dengan optical flat seperti halnya rangkaian interferometer Michelson. Pola frinji yang dihasilkan direkam dengan kamera CMOS dan hasil data diolah dengan menggunakan software pengolah data dengan mengukur jarak frinji dalam bentuk Pixel. Pada metode kontak, jarak frinji untuk masing-masing adalah 120 untuk 1/10, 161,3 untuk 5. Jumlah frinji rata-rata adalah 4 untuk 1/10 dan 5 untuk 5. Pada metode interferometer jarak frinji rata-rata 167,5 untuk 1/10, 154,3 untuk 5 dan 156 untuk 4-6. Sementara jumlah frinji rata-ratanya adalah 7 untuk 1.10, 5 untuk 5, dan 6 untuk 4-6 Kata kunci : Optical flat, pola frinji, beam splitter, metode kontak, metode interferometer Michelson PENDAHULUAN Komponen-komponen optik sangat banyak di temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti, lensa, dan prisma. Komponen optik merupakan benda yang memiliki sifat optik tertentu ketika dikenai oleh cahaya, memantulkan cahaya, lensa cembung dan cekung memperbesar dan memperkecil bayangan benda. Pada penelitian fotonik beberapa komponen optik yang sering digunakan adalah datar, lensa cembung, dan lensa cekung. Untuk berbagai pengukuran dan penelitian karakteristik optik dari komponen-komponen optik yang digunakan merupakan hal yang sangat penting, hal ini karena komponen optik dengan tingkat ketidakberaturan pada permukaannya sangat mempengaruhi tingkat ketelitian dan keakuratan data penelitian. Karakteristik yang di maksud dapat berupa tingkat kedataran sebuah datar atau aberasi atau astigmatisma pada lensa cekung dan lensa cembung dan cacat yang ada pada permukaan datar atau lensa. Pengetahuan atau pengukuran tentang karakteristik komponen-komponen optik ini perlu dilakukan sebelum komponenkomponen tersebut digunakan. Setiap laboratorium yang mempunyai komponen optik memerlukan sistem yang dapat menguji komponen yang akan digunakan. Alat uji berharga relatif mahal, oleh sebab itu sistem sederhana perlu dibangun (Burge et al., 2010). Dua metode menggunakan cahaya telah dikembangkan untuk pengukuran karakteristik komponen optik yaitu metode kontak langsung Repository FMIPA 2

dan metode tidak kontak langsung. Metode kontak langsung di gunakan untuk pengukuran kedataran, kelengkungan dan ketidak beraturan secara langsung pada komponen optik dengan menggunakan optical flat diatas benda optik yang diuji, cahaya baik dari lampu halogen atau laser menyinari optical flat pada sudut tertentu. Pola frinji yang di hasilkan dapat diamati secara langsung atau menggunakan kamera karena adanya gap antara permukaan komponen optik dan optical flat yang mengakibatkan adanya interferensi. Metode tidak kontak langsung dilakukan menggunakan interferometer. Interferometer yang biasa digunakan yaitu interferometer Twyman Green, interferometer Fizeau, dan interferometer Michelson (Edmund, 2014). Optical flat adalah sebuah komponen optik yang mempunyai kedataran yang tinggi. Kedataran (flatness) adalah ukuran seberapa datar permukaan. Kedataran ini diukur dalam pecahan atau kelipatan panjang gelombang yang dapat dikonversi ke inci. Optical flat sering digunakan sebagai permukaan referensi untuk menentukan kedataran permukaan lain. Kedataran optical flat harus lebih kecil dibanding kedataran benda uji. optical flat terdiri dari dua jenis, yang pertama hanya satu sisi (one sided) yang dipoles dengan kualitas optik yang baik dengan kedataran beberapa micro inci. Jenis yang kedua adalah optical flat yang kedua sisinya dipoles dengan kualitas optik yang baik. Material yang sering digunakan untuk optical flat adalah silica fusi (fused silica), kemudian ada juga yang terbuat dari material dengan koefisien muai panjangnya yang sangat kecil. Interferometer merupakan salah satu alat optik yang tersusun atas dua yang memanfaatkan prinsip interferensi. Interferometer telah banyak dikembangkan, diantaranya interferometer Mach Zhender, interferometer Twyman Green, interferometer Fabry Perot, interferometer Michelson dan interferometer Fizeau. Inteferometer Michelson merupakan interferometer sederhana yang tersusun dengan dua dan satu pembagi sinar dimana salah satu nya adalah optical flat. Interferometer Michelson ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat kedataran maupun ketidak beraturan komponenkomponen optik seperti dan lensa. (Lawson, 2000) Tujuan Penelitian ini adalah membangun sistem optik metode kontak dan Interferometer Michelson.Menganalisa pola frinji yang diperoleh dari metode kontak dan Interferometer Michelson dan menghubungkannya dengan kualitas spesifikasi dari pabrik. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan yaitu laser dioda dengan panjang gelombang 650 nm, dan LED putih sebagai sumber cahaya. Opical flat dengan presisi 1/20 sebagai referensi, beberapa datar dengan presisi atau kedataran yang berbeda sebagai sampel, beam splitter50/50 sebagai pembagi sinar, kamera CMOS 3 MP sebagai perekam data, dan software ToupView sebagai pengolah data. Repository FMIPA 3

B. Skema Penelitian Gambar 1.Skema Penelitian dengan menggunakan metode kontak Gambar 1adalah skema penelitian metode kontak. berkas sinar LED merambat lurus menuju optical flat, optical flat yang digunakan sebagai referensi akan meneruskan sinar menuju test. Sinar yang mengenai permukaan test dan permukaan optical flat akan berinterferensi dan menghasilkan pola frinji. Pola frinji yang terbentuk pada permukaan optical flat direkam oleh kamera CMOS. Data pola frinji berupa pola gelap dan terang. Jarak antara garis terang ke garis terang berikutnya dihitung dengan menggunakan program program data. Gambar 3.2 memperlihatkan sistem pengukuran menggunakan metode interferometer Michelson. Cahaya dari laser dioda 650 nm diteruskan menuju kolimator oleh M1, lensa kolimator berfungsi untuk mensejajarkan sinar dan memperbesar diameter berkas sinar 4 x diameter sebelumnya. Sinar dari kolimator diteruskan ke beam splitter yang membagi berkas menjadi dua dengan perbandingan daya laser 50/50, sebagian sinar diteruskan menuju optical flat dan sebagian dipantulkan menuju Cermin test. Optical flat yang merupakan referensi plat kaca transparan yang satu sisinya mengkilat karena dilapisi lapisan tipis dan sisi lainnya sedikit buramakan memantulkan sinar kembali ke beam splitter. Sinar yang dipantulkan menuju test juga akan memantulkan sinar kembali menuju beam splitter. Gabungan dua sinar yang kembali ke beam splitter akan berinterferensi sehingga tercipta pola interferensi, hasil interferensi direkam oleh kamera CMOS dan ditampilkan pada layar komputer dan dapat dianalisa menggunakan software ToupView. Gambar 2.Skema penelitian dengan menggunakan metode Interferometer Michelson HASIL DAN PEMBAHASA a. Metode kontak 1. Hubungan pola frinji dengankualitas datar dengan presisi 1/10 dan 5 dengan menggunakan LED putih Tiga kriteria utama digunakan untuk melihat kualitas datar berdasarkan pola frinji yang dihasilkan ketika uji diletakkan diatas atau dibawah optical flat. Kriteria kriteria tersebut antara lain bentuk pola frinji, untuk yang benar-benar datar. jika garis-garis terang gelapnya lurus dan Repository FMIPA 4

sama jaraknya tidak melengkung, jumlah frinji lebih sedikit, diikuti jarak frinji yang lebih besar. Pada penelitian ini, perbandingan antara kedataran menggunakan jumlah frinji yang dihasilkan, jarak antar frinji dihitung menggunakan program image prosesing dalam pixel. Tabel 1 memperlihatkan pola frinji yang dihasilkan oleh dengan kedataran atau presisi 1/10 λ. Tabel 2 memperlihatkan pola frinji yang dihasilkan oleh 5 λ juga menggunakan LED putih. Pola frinji yang dihasilkan berbentuk warna karena sumber cahaya LED yang polikromatik. Tabel 1 memperlihatkan jumlah frinji rata-rata dan jarak antara frinji yang lebih kecil untuk 1/10 λ dibanding 5 λ pada tabel 2. Cermin yang rusak dan dengan permukaan yang terdapat debu memperlihatkan perbedaan bentuk pola frinji yang terputus untuk yang rusak. Cermin 1 pada tabel 2 adalah dengan kedataran 5 λ yang sama tetapi diameternya 2 inci dan permukaannya yang bersih mempunyai jumlah frinji yang sedikit tetapi jarak antar frinjinya kecil. Tabel 1. Pola frinji kualitas datar 1/10 dengan LED putih Gambar Pola Jarak antar frinji rata-rata Keadaan No Bentuk Cermin 1 122 Bagus 2 120 Bagus 3 118 Bagus Tabel 1 memperlihatkan pola frinji untuk datar dengan kedataran 1/10 menggunakan metode kontak. Jumlah pola frinji rata-rata adalah 4-5 frinji. Jarak antar frinji rata-rata untuk 3 frinji yang ditengah adalah 118-122 pixel. Tabel 2 memperlihatkan hubungan antara pola frinji dan kedataran. Untuk yang permukaannya dalam keadaan baik jumlah frinji lebih sedikit dari yang permukaannya rusak. Jarak frinji semakin besar, jarak rata-rata antar frinji diambil dari tengah. Jarak Repository FMIPA 5

frinji ditengah lebiih besar karena bagian tepi dari tersebut rusak. No Tabel 2. Pola frinji kualitas dengan presisi 5 Bentuk Cermin Gambar Pola Jarak antar frinji rata-rata Keadaan 1 154 Bagus 2 161 Rusak 3 157 Rusak 4 173,3 Rusak 1. Hubungan pola frinji dengan kualitas datar menggunakan laser dioda Pada metode interferometer Michelson, laser yang digunakan adalah laser dioda dengan panjang gelombang 650 nm, sebuah optical falat sebagai referensi, beam splitter untuk pembagi sinar dan beberapa test. Jarak antar masingmasing komponen pada rangkaian dibuat tetap. Hanya posisi test yang perlu diatur. Tabel 3, 4, dan 5 memperlihatkan hasil pola frinji untuk masing-masing yaitu 1/10 λ, 5 λ, dan 4-6 λ. Pada sistem ini, pola frinji yang dihasilkan lebih jelas dan lebih mudah diamati karena cahaya laser bersifat monokromatik dan berkas laser mengenai lebih homogen. Pada metode ini jumlah frinji antara masing-masig tidaklah sama. Kesalahan terletak ketika mengatur posisi x dan y pada uji agar berkas laser yang dipantulkan berimpit dengan berkas yang dipantulkan oleh optical flat, namun pada metode ini terlihat bahwa dengan kedataran yang tinggi yaitu 1/10 λ mempunyai bentuk frinji yang lebih teratur, hampir sejajar dibagian tepi mengecil karena adanya debu dan jejak jari. Pada tabel 4 dan 5, bentuk frinjinya tidak teratur karena kerusakan yang terjadi pada peermukaan tersebut. Perlu diketahui jarak rata- Repository FMIPA 6

rata yang diambil adalah jarak rata- rata frinji yang ditengah saja. No Bentuk Cermin Tabel 3. Pola frinji dengan presisi 1/10 Gambar Pola Jarak antar frinji rata-rata Keadaan 1 167, 7 Bagus 2 167,3 Bagus 3 167,7 Bagus Tabel 4. Pola frinji dengan presisi 5 No 1 Bentuk Cermin Gambar Pola Jarak antar frinji rata-rata Keadaan 153 Bagus 2 159 Bagus 3 151 Bagus No Bentuk Cermin Tabel 5.Pola frinji dengan presisi 4-6 Gambar Pola Jarak antar frinji rata-rata Keadaan Repository FMIPA 7

1 153 Bagus 2 159 Bagus KESIMPULAN metode kontak dan metode interferometer telah atau dapat digunakan untuk menentukan hubungan: 1. Antara pola frinji dan kualitas datar yang dispesifikasi dari pabriknya. 2. Metode kontak lebih,udah dalam pengesetan namun lebih sulit untuk memperoleh dan mengamati pola frinji yang dihasilkan karena harus memperoleh sudut yang tepat antara detektor dan kamera, dan permukaan. Metode interferometer memerlukan lebih banyak komponen sistem, namun visualisasi pola frinji lebih baik. 3. Pada metode kontak, jarak frinji untuk masing-masing adalah rata-rata adalah 120 untuk 1/10λ, 161,3 untuk 5 λ. Jumlah frinji rata-rata adalah 4 untuk 1/10 λ dan 5 untuk 5 λ. 4. Pada metode intrferometer jarak rata-rata antar frinji adalah 167,5 untuk 1/10 λ, 154,3 untuk 5 λ, dan 156 untuk 4-6 λ. Sementara jarak frinji rataratanya adalah 7 untuk 1/10 λ, 5 untuk 5 λ, dan 6 untuk 4-6 λ. DAFTAR PUSTAKA Edmund optics, 2014, Understanding Optical Specifikations, Aplication Notes, http : ///www.edmundoptics.com : diakses pada tanggal 21 Agustus 2015. Lawson, Peter R. 2000. Principles of Long Baseline Stellar Interferometry. Pasadena : California Institute of Technology. Repository FMIPA 8

Repository FMIPA 9