BAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

2013, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir deng

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber cadangan batubara yang cukup besar, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006), hampir 83% pergerakan barang di Indonesia terjadi di pulau Jawa, 10% di

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Cirebon Kroya Koridor Prupuk Purwokerto BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 43 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bukit Asam Tbk, PT. Sumatera Bahtera Raya dan PT Putera Lampung. Ada beberapa

ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Data Kecelakaan Kereta Api

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

REKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Data AMDK tahun 2011 Gambar 1.1 Grafik volume konsumsi air minum berdasarkan tahun

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

B A B 1 P E N D A H U L U A N. bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat dapat dikatakan baik apabila transportasi tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN,

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

BAB III LANDASAN TEORI A. Struktur Jalur Kereta Api

BAB I PENDAHULUAN. Data Pengguna Kereta Api

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA Pre-Elemenary Desain Uraian Kondisi Setempat Alternatif Desain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODA KONSTRUKSI GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERENCANAAN JALUR LINTASAN KERETA API DENGAN WESEL TIPE R54 PADA EMPLASEMEN STASIUN ANTARA PASURUAN - JEMBER ( KM KM ) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan prasarana transportasi sangat menentukan dalam

BAB III METODOLOGI DESAIN

KA Nomor Urut Kecelakaan:

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menghubungkan antara suatu area dengan area lain yang terbentang oleh sungai,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LAYANG SUMPIUH - BANYUMAS

MUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.

REKAYASA JALAN REL MODUL 3 : KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa lapis perkerasan dari bahan-bahan yang diproses, dimana

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB III LANDASAN TEORI. Tujuan utama dilakukannya analisis interaksi sistem ini oleh para

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

Tinjauan Terhadap Tarif Angkutan Kapal Cepat KM. Expres Bahari Lintas Palembang-Muntok di Pelabuhan Boom Baru Palembang

BAB I PENDAHULUAN. jurang, lembah, jalanan, rel, sungai, badan air, atau hambatan lainnya. Tujuan

BAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN. tinjauan pustaka yaitu melakukan kegiatan mengumpulkan literatur-literatur yang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat, sehingga mempengaruhi aktifitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan sehari-hari dikota-kota besar di Indonesia. Dalam suatu sistem jaringan

PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :

AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu hal pokok untuk perkembangan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB IV BEBAN BERGERAK DAN GARIS PENGARUH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I.1 Tinjauan Umum

KINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS ANGKUTAN KERETA API DAN IMPLIKASINYA PADA BUMN PERKERETAAPIAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengupayakan pengadaan transportasi massal dengan meluncurkan bus Trans

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Casmaolana, Perencanaan Struktur Rangka... I-1 DIV PPL TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

KULIAH PRASARANA TRANSPORTASI PERTEMUAN KE-8 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki.(

Analisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. negara (Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, 2009).

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu sistem yang menggerakkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya, menggunakan kendaraan, kereta api, pesawat maupun kapal. Terkendalanya transportasi dapat mengganggu lancarnya sistem transportasi yang ada. Hal tersebut menjadi permasalahan yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Masalah transportasi yang selama ini muncul diantaranya adalah kemacetan dijalan raya terjadi akibat kepadatan lalu lintas, kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan bakar minyak (Rosyidi, 2014). Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan transportasi yang ramah lingkungan dan menciptakan penghematan bbm serta mengurangi polusi dalam jumlah yang signifikan dengan menghadirkan moda transportasi berbasis rel. Berdasarkan data dari Mc Kinsey dalam blue sky indonesia (2010), menunjukkan bahwa moda angkutan kereta api memiliki dampak polusi yang paling sedikit bagi lingkungan yaitu sebesar 1% dibandingkan transportasi lainnya di Indonesia. Selain itu kereta api memiliki kelebihan diantaranya bebas dari kemacetan karena memiliki jalurnya tersendiri 1

BAB I PENDAHULUAN 2 serta lebih hemat bahan bakar karena daya muatnya yang besar dalam satu kali perjalanan. Seiring berjalannya waktu terdapat masalah-masalah yang muncul, anjloknya kereta api tercatat sebagai jenis kecelakaan kereta api tertinggi di Indonesia dan menempati peringkat pertama kecelakaan kereta api dalam tiga tahun terakhir. Menurut data dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, di tahun 2012 terjadi 33 kali (2 tabrakan KA dengan KA, 21 anjlokan, 2 terguling, 4 longsor / banjir, 2 lain-lain), tahun 2013 terjadi kenaikan kecelakaan kereta yaitu mencapai 39 kali (0 tabrakan KA dengan KA, 25 anjlokan, 1 terguling, 7 banjir / longsor, 6 lain - lain), dan pada tahun 2014 terjadi 13 kecelakaan kereta (0 tabrakan KA dengan KA, 10 anjlokan, 0 terguling,2 longsor, 1 lain - lain) dari data yang sudah tercatat kereta api anjlok menempati urutan teratas. Upaya penting yang dilakukan yaitu dengan mengecek standar keselamatan yakni, kondisi rel, beban yang menahan rel, sambungan rel, dan kecepatan operasi. Struktur jalan rel meliputi bermacam-macam konstruksi yang dimaksudkan untuk mendukung jalan rel dan pengoperasian kereta api. Jembatan merupakan salah satu struktur pendukung jalan rel. Ketika merencanakan suatu struktur jalan rel kereta api, untuk jembatan rel kereta api dijalurnya, berbagai sumber beban harus dipertimbangkan. Prinsipnya, jalan rel kereta api harus dapat mentransfer berupa beban gandar (axle load) ke struktur jalan rel akan tetapi beban gandar secara aktual belum tentu sama berdasarkan dengan ketetapan Peraturan Dinas No.10 (PD No.10) dan Peraturan Menteri Perhubungan No.60 (PM No.60) Tahun 2012 dengan skema Rencana Muatan 1921 (RM 1921). 2

BAB I PENDAHULUAN 3 Pada kenyataan dilapangan terdapat perbedaan jarak as dan beban masingmasing gandar untuk seluruh kereta yang beroperasi di Indonesia secara umum di Pulau Jawa pada khususnya. Sehingga hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan gaya dalam yang timbul yang bekerja pada struktur jalan rel kereta api, seperti tubuh jalan, jembatan, terowongan, viaduk, maupun struktur lainnya yang dilalui oleh kereta api. Maka perlu diadakan penelitian membuat evaluasi pengaruh pembebanan kereta api disesuaikan dengan beban aktual lokomotif atau gerbong yang beroperasi di Pulau Jawa pada jalan rel kereta api sehingga selanjutnya dapat dibuat sebagai dasar pertimbangan dalam membuat pemodelan pembebanan baru dari rencana muatan kereta api yaitu RM 1921 yang selama ini berlaku di Indonesia dan sudah terlalu lama belum terjadi pembaharuan. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam tugas akhir ini yaitu: a. Bagaimana analisis besarnya gaya dalam (momen dan lintang) jembatan kereta api tipe gelagar pelat (plate girder) akibat beban gandar kereta api berdasarkan skema RM 1921? b. Bagaimana analisis besarnya gaya dalam (momen dan lintang) jembatan kereta api tipe gelagar pelat (plate girder) akibat beban gandar kereta api aktual yang beroperasi di Pulau Jawa? c. Bagaimana perbandingan hasil analisis berdasarkan kedua jenis pembebanan diatas? 3

BAB I PENDAHULUAN 4 1.3 Batasan Masalah Ruang lingkup yang akan dibahas yaitu mengenai pembebanan gandar kereta api di Pulau Jawa pada jembatan tipe gelagar pelat sederhana diatas 2 perletakan. Dalam PD No.10 dan PM No.60 Tahun 2012 bahwa komponen jalan rel kereta api harus mempunyai standar perencanaan beban roda dengan mempertimbangkan jarak gandar dan tekanan gandar agar struktur rel pada jembatan, kuat untuk mendukung beban kereta. Hal tersebut menjadi batasan masalah yang diambil pada tugas akhir ini yaitu tinjauan dilakukan untuk analisis gaya dalam (momen dan lintang) jembatan kereta api tipe gelagar pelat (plate girder) diatas 2 perletakkan, dengan panjang bentang jembatan yang dihitung yaitu antara 15m 22m, bentang jembatan di pakai 15m karna menyesuaikan dengan panjang sumbu roda lokomotif aktual terpanjang di Pulau Jawa. Sementara untuk panjang bentang sampai 22m karna ingin mengetahui perubahan gaya dalam berdasarkan panjang bentang jembatan dengan memperhitungkan satu lokomotif yang lewat diatas jembatan, dan sebagai pembandingnya memakai skema RM 1921 dengan beban 12 ton dan 15 ton. 1.4 Tujuan Penelitian berikut: Dengan adanya batasan masalah, maka penulis menetapkan tujuan sebagai a. Mengetahui besarnya gaya dalam (momen dan lintang) jembatan kereta api tipe gelagar pelat (plate girder) akibat beban gandar kereta api berdasarkan skema RM 1921. 4

BAB I PENDAHULUAN 5 b. Mengetahui besarnya gaya dalam (momen dan lintang) jembatan kereta api tipe gelagar pelat (plate girder) akibat beban gandar kereta api aktual yang beroperasi di Pulau Jawa. c. Dari perbandingan kedua besar gaya dalam tersebut, dapat diketahui apakah skema pembebanan RM 1921 masih memadai apabila dibandingkan dengan beban gandar kereta api aktual yang beroperasi di Pulau Jawa. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui perbandingan gaya dalam (momen dan lintang) pada jembatan tipe gelagar plat antara skema pembebanan RM 1921 dengan lokomotif aktual. b. Mengetahui skema pembebanan RM 1921 masih memadai atau tidak apabila dipakai pada kondisi lokomotif saat ini. c. Hasil analisis ini kiranya bisa menjadi input bagi analisis selanjutnya. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 5

BAB I PENDAHULUAN 6 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori pembebanan gandar kereta api, garis pengaruh, pembahasan berdasarkan PD No.10 dan PM No.60 tahun 2012, dan skema RM 1921. BAB III METODOLOGI Bab ini menjelaskan mengenai lokasi penelitian, pengumpulan data, metode penulisan dan pengolahan data, metode penelitian, dan mengenai konsep analisis penelitian. BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA Bab ini merupakan perhitungan yang dilakukan menggunakan data-data yang telah dijabarkan di bab III sehingga mengetahui hasil analisis perbandingan dari gaya dalam (momen dan lintang) maksimum antara RM 1921 dengan pembebanan aktual. BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari keseluruhan materi yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dari Tugas Akhir ini serta memberikan saran yang diharapkan bermanfaat. 6

BAB I PENDAHULUAN 7 Table of Contents BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Batasan Masalah... 4 1.4 Tujuan Penelitian... 4 1.5 Manfaat Penelitian... 5 1.6 Sistematika Penulisan... 5 7