Penyisihan Kadar Logam Fe dan Mn Pada Air Gambut Dengan Pemanfaatan Geopolimer Dari Kaolin Sebagai Adsorben

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Molaritas dan Rasio Aktivator Pada Geopolimer Untuk Pengolahan Air Gambut ABSTRACT

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SECARA MAKSIMAL DENGAN CAMPURAN FLY ASH DALAM PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER

FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB PEMUAIAN DALAM PEMBUATAN AGREGAT RINGAN GEOPOLIMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO

KARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

EFISIENSI PENURUNAN KADAR KALSIUM PADA AIR LAUT DENGAN METODA PENUKAR ION YANG MEMANFAATKAN TANAH

PENGARUH MOLARITAS AKTIFATOR ALKALIN TERHADAP KUAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER DENGAN TRAS SEBAGAI PENGISI

PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER PADA KINERJA BETON GEOPOLIMER

Disusun oleh : Lintas Jalur - S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUKSI KOAGULAN CAIR DARI LEMPUNG ALAM DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN AIR GAMBUT: KALSINASI 700 o C/2 JAM

Agregat Buatan Geopolimer dengan Bahan Dasar Abu Terbang (Fly Ash) dan Abu Sawit (Palm Oil Fuel Ash)

BAB II STUDI PUSTAKA

4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Aktivasi dalam Penurunan Kandungan (Pb) dalam Air Laut Menggunakan Tanah Lempung Sebagai Penukar Ion

Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

PEMBUATAN AGREGAT RINGAN GEOPOLIMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO DAN FLY ASH DENGAN MENGGUNAKAN FOAM AGENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AMOBILISASI ION Pb 2+ OLEH GEOPOLIMER HASIL SINTESIS DARI ABU LAYANG PT. IPMOMI PROBOLINGGO

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

Keywords: Rice Husk Ash, Geopolymer, Alkali Activator, dosage activator.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) D-104

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT MENTAH DENGAN BENTONIT ASAL MUARA LEMBU

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

Pemanfaatan Limbah Abu Terbang (Fly Ash) Batubara Sebagai Bahan Pembuatan Beton Geopolimer

Amobilisasi Kation Logam Berat Cr 3+ pada Geopolimer Berbahan Baku Abu Layang PT. IPMOMI

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 15 April 3 Mei 2013, dimana

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara membakar secara bersamaan campuran calcareous ( batu gamping )

Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB 1 PENDAHULUAN. supaya dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Namun akhir-akhir ini. (Ferri) dan ion Fe 2+ (Ferro) dengan jumlah yang tinggi,

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengaruh Massa Adsorben Batang Pisang dan Waktu Kontak Adsorpsi Terhadap Efisiensi Penyisihan Fe dan Kapasitas Adsorpsi Pada Pengolahan Air Gambut

SIFAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH JAWA POWER PAITON SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF

Perkembangan Beton Geopolimer Triwulan dan Januarti Jaya Ekaputri

PENGARUH PERAWATAN DAN UMUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER BERBASIS ABU TERBANG

BAB III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

KARAKTERISTIK BETON GEOPOLIMER BERDASARKAN VARIASI WAKTU PENGAMBILAN FLY ASH

TINJAUAN KAPASITAS AKSIAL BETON GEOPOLIMER TERKEKANG

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hariadi Aziz E.K

Pengolahan Limbah Industri Pewarnaan Jeans Menggunakan Membran Silika Nanofiltrasi Untuk Menurunkan Warna dan Kekeruhan

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

PENYISIHAN KONSENTRASI COD LIMBAH CAIR DOMESTIK SISTEM BATCH MENGGUNAKAN ADSORBEN FLY ASH BATUBARA. *

OPTIMASI KONDISI PROSES (KECEPATAN PENGADUKAN DAN TEMPERATUR) ADSORPSI LOGAM Fe DENGAN ZEOLIT 4A

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPOSISI SOLID MATERIAL ABU TERBANG DAN ABU SEKAM PADI PADA BETON GEOPOLIMER DENGAN ALKALINE ACTIVATOR SODIUM SILIKAT DAN SODIUM HIDROKSIDA

PENGEMBANGAN MATERIAL SEMEN BERBAHAN DASAR INSINERASI LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN TEKNOLOGI HIDROTERMAL

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

PEMANFAATAN TANAH GAMBUT SEBAGAI ADSORBEN PENYISIHAN SENYAWA AMMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU ABSTRAK

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman

STUDI AWAL PENGARUH PENAMBAHAN FOAM PADA PEMBUATAN BATA BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer

PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai

STUDI AWAL PEMBUATAN HIGH VOLUME LIGHT WEIGHT SIDOARJO MUD CONCRETE BRICK

PENGOLAHAN MINYAK PELUMAS BEKAS MENGGUNAKAN METODE ACID CLAY TREATMENT

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PEMANFAATAN FLY ASH BATU BARA SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT ION Pb 2+ YANG TERLARUT DALAM AIR

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

Transkripsi:

Penyisihan Kadar Logam Fe dan Mn Pada Air Gambut Dengan Pemanfaatan Geopolimer Dari Kaolin Sebagai Adsorben Ade Anggriawan 1), Edy Saputra 2), Monita Olivia 2) 1) Mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan, 2) Dosen Teknik Kimia dan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5, Pekanbaru Kode Pos 28293 E-mail: ade.anggriawan@yahoo.com ABSTRACT Geopolymer is kind of shyntetic compound that made by syntesizing alumino and silicate, known has similarity with zeolit. In this study eleborate that geopolymer which made by kaolin used for adsorben to remove ion Ferrum and Mangan in peat water by using adsorption process. The influence of ratio alkaline activator to kaolin and adsorbent dosage examined at constant particle size and contact time to analyzed the eficiency of removal Ferum and Mangan by using batch system. The adsorption process of geopolymer by using batch system made of kaolin as an adsorption prove that geopolymer which made by kaolin have excelence ability to removing Ferum and Mangan from peat water. Keyword: Peat water, Geopolymer, Kaolin, Ratio, Ferrum, Mangan PENDAHULUAN Luas lahan gambut Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Berdasarkan survei dan perhitungan dari Wahyunto et al (2005), diperkirakan luas lahan gambut di Indonesia adalah sekitar 20,6 juta hektar. Luas tersebut berarti sekitar 10,8 % luas daratan Indonesia. Di Sumatra sendiri luas lahan gambutnya adalah sekitar 7,2 juta hektar dan daerah Riau memiliki 4.043.601 hektar luas lahan gambut atau sekitar 56% dari luas lahan gambut pada pulau Sumatra. Pada lahan gambut juga terdapat air permukaan yang biasa disebut dengan air gambut, karena kandungan air pada permukaan lahan ini telah tercemar oleh kondisi lahan gambut disekitarnya. Jumlah air gambut di lahan gambut cukup banyak, hal inilah yang menjadikanp air gambut merupakan sumber air baku yang potensial di daerah Riau. Menurut Setiasih (2010), Air gambut merupakan air permukaan dari tanah bergambut atau air yang mengalir diatas tanah gambut. Umumnya air gambut memiliki intensitas warna yang tinggi (berwarna coklat kemerahan), ph yang rendah, kadar zat organik yang tinggi, kekeruhan dan kandungan partikel tersuspensi yang rendah serta kandungan kation yang rendah. Air gambut juga memiliki kandungan logam pencemar didalamnya, seperti Fe dan Mn. Logam pencemar ini biasanya merupakan unsur bebas yang melekat pada tanah dan batuan yang kemudian terbawa oleh air atau berasal limbah dari suatu industri. Kandungan Fe dan Mn yang terlalu banyak didalam air akan memberikan dampak buruk bagi Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 1

kesehatan manusia, untuk itulah harus dilakukan pengolahan air gambut untuk menyisihkan Fe dan Mn yang ada pada air gambut. Majunya ilmu pengetahuan memberikan banyak solusi dalam mengolah air gambut, salah satunya adalah menggunakan geopolimer berbahan kaolin sebagai media adsorben dalam menyisihkan kandungan logam Fe dan Mn yang terdapat dalam air gambut. Geopolimer adalah bahan yang terbuat dari bahan-bahan alam non organik lewat proses polimerisasi. Bahan dasar utama yang diperlukan untuk pembuatan material geopolimer ini adalah bahan-bahan yang banyak mengandung unsurunsur silikon dan aluminium (Davidovits, 1994). Oleh karena itu, pada penelitian ini akan menggunakan kaolin sebagai bahan dasar pembuatan geopolimer dengan pengaruh variasi rasio larutan alkali per kaolin dan massa adsorben dalam proses adsorpsi logam pencemar Fe dan Mn yang ada pada air gambut. Penelitian ini akan dilakukan dengan variasi rasio larutan alkali per kaolin sebagai berikut 0,2 dan 0,6 sedangkan variasi massa adsorben adalah sebagai berikut 0,5, 1, 1,5, 2 dan 2,5 gr. Diharapkan dengan variasi ini berpengaruh untuk menyisihkan Fe dan Mn pada air gambut sehingga air hasil olahan memiliki kandungan Fe dan Mn yang sesuai dengan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Baku Mutu Air Bersih. Tujuan dari penelitian ini adalah: mengetahui pengaruh rasio larutan alkali per kaolin dan massa adsorben pada geopolimer untuk menurunkan Fe dan Mn pada pengolahan air gambut, menghitung efisiensi penurunan Fe dan Mn pada air gambut yang telah diolah dan membandingkan nya air gambut hasil pengolahan dengan Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990. METODA PENELITIAN Berikut merupakan cara pembuatan geopolimer sampai proses pengolahan terhadap air gambut: 1. Bahan yang akan digunakan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan perhitungan dan variabel yang digunakan. 2. NaOH 16 M dicampurkan dengan Na 2 SiO 3 dengan rasio Na 2 SiO 3 /NaOH adalah 0,5. Lalu aduk hingga rata, campuran ini disebut larutan alkali aktivator. 3. Kemudian larutan alkali aktivator dicampurkan dengan kaolin sesuai dengan variasi rasio larutan alkali terhadap kaolin 0,2 dan 0,6. Campuran tersebut lalu diaduk menggunakan mixer selama ± 15 menit sambil ditambahkan aquadest perlahan sampai terbentuk pasta. 4. Kemudian pasta dituang ke dalam cetakan dan dibungkus dengan aluminium foil. 5. Cetakan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 85 C selama 24 jam. 6. Selanjutnya cetakan dikeluarkan dan dibiarkan pada suhu ruangan selama 3 hari. 7. Setelah 3 hari geoplimer dicuci dengan aquadest hingga ph netral dan kemudian dioven dengan suhu 105 C selama 1 jam. 8. Geopolimer kemudian digerus dan disaring dengan menggunakan saringan 200 mesh sehingga Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 2

didapatkan partikel yang berukuran < 0,074 mm. 9. Kemudian variasikan massa adsorben untuk tiap rasio masingmasing 0,5 gr, 1 gr, 1,5 gr, 2 gr dan 2,5 gr. Masukkan kedalam 200 ml air gambut lalu diaduk menggunakan Jar test dengan kecepatan 240 rpm selama 30 menit. 10. Untuk hasil yang lebih maksimal sebelum dilakukan pengujian terhadap sampel hasil pengolahan, dilakukan pemisahan padatan dan cairan dengan menggunakan kertas saring whatman 42, kemudian simpan pada botol sampel untuk dilakukan analisa hasil uji Fe dan Mn. Analisa yang dilakukan terdiri dari: 1. Dilakukan pengujian terhadap sampel sebelum dan sesudah ditambahkan adsorben geopolimer untuk mengetahui pengaruh rasio larutan alkali per kaolin dan massa adsorben. 2. Uji parameter penelitian meliputi Fe dan Mn dilakukan sebanyak dua kali untuk melihat kesamaan pada hasil atau apakah terjadi perubahan. 3. Menghitung efisiensi penurunan intensitas warna dan zat organik dengan rumus : ɳ ( ) x 100% Persamaan (1) Dimana : ɳ : Efisiensi penurunan (%) C in : Konsentrasi awal C ef : Konsentrasi akhir 4. Prosedur kerja untuk menganalisis uji parameter pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran A, B, dan C sesuai dengan SNI. 5. Hasil pengujian dibandingkan dengan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Baku Mutu Air Besih. HASIL DAN PEMBAHASAN Air yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Desa Air Terbit, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Uji karakteristik pada air gambut ini meliputi kandungan Fe dan Mn yang ada pada air gambut. Adapun hasil kandungan Fe dan Mn yang terdapat dalam Desa Air Terbit, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Analisa Uji Karakteristik Air Gambut No. Parameter Satuan Hasil Analisa 1. Fe mg/l 2,066 2. Mn mg/l 1,819 Berdasarkan data dari Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa air gambut Desa Air Terbit ini tidak memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah melalui Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Baku Mutu Air Bersih. Berdasarkan standar tersebut, kadar maksimum Fe dan Mn yang diperbolehkan adalah 1 mg/l untuk Fe dan 0,5 mg/l untuk Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 3

Efisiensi Penurunan Fe (%) Mn. Untuk itu perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut agar air gambut tersebut agar memenuhi standar yang ditetapkan Pemerintah melalui Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Baku Mutu Air Bersih. Analisa uji parameter penelitian terhadap pengaruh rasio larutan alkali terhadap kaolin dan massa adsorben sesudah dilakukan pengolahan dapat dilihat pada gambar 1. Rasio LA/Kaolin dan Massa Adsorben 100.000 80.000 60.000 0,2 0,6 40.000 20.000 0.5 1 1.5 2 2.5 Gambar 1 Pengaruh Rasio Perbandingan Larutan Alkali per Kaolin dan Massa Adsorben Pada Efisiensi Penurunan Fe Berdasarkan Gambar 1 terjadi penurunan efisiensi terhadap penurunan Fe seiring meningkatnya rasio alkali/kaolin yang digunakan dalam pembuatan geopolimer. Dari hasil pengujian didapatkan rasio geopolimer dengan rasio alkali/kaolin 0,2 lebih baik dalam menyerap ion Fe yang terdapat pada air gambut dibandingkan dengan geopolimer dengan rasio alkali/kaolin 0,6. Hal ini disebabkan jumlah larutan alkali yang semakin meningkat. Larutan alkali terbuat dari campuran antara NaOH dan Na 2 SiO 3. Dimana NaOH berfungsi untuk mereaksikan unsur-unsur silikon (Si) dan alumunium (Al) yang terkandung dalam geopolimer sehingga menghasilkan ikatan polimer yang kuat. Ion OH - pada NaOH merupakan elemen penting pada tahap proses geopolimerisasi. Ion ini diperlukan untuk meningkatkan reaksi pemutusan rantai silika dan alumina, kemudian membentuk ikatan Si-OH - dan Al- OH - dalam jumlah besar (Putri, 2013), sedangkan Na 2 SiO 3 berperan dalam mempercepat reaksi polimerisasi (Ekaputri et al, 2007) dan sebagai perekat antara materialmaterial sehingga membentuk pasta yang padat (Olivia, 2005). Namun Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 4

peningkatan jumlah larutan alkali dalam pembuatan geopolimer menghasilkan ikatan polimer yang kuat dengan jumlah besar, dimana memiliki jumlah pori yang semakin sedikit. Dalam proses adsorpsi jumlah pori pada adsorben akan mempengaruhi luas permukaan adsorben yang dapat digunakan untuk menyerap adsorbat, sehingga semakin banyak pori maka akan semakin luas permukaan adsorben dan semakin banyak adsorbat yang dapat diserap. Semakin besar larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan geopolimer akan menghasilkan geopolimer dengan kemampuan adsorpsi yang semakin rendah. Hal itulah yang mengakibatkan terjadi penurunan efisiensi penyerapan Fe dan Mn pada setiap peningkatan rasio larutan alkali per kaolin. Pengaruh massa adsorben geopolimer terhadap efisiensi penurunan Fe pada air gambut dapat dilihat pada gambar 1, dimana didapat hasil pengujian bahwa selalu terjadi peningkatan efisiensi penurunan Fe pada air gambut di setiap kenaikan massa adsorben. Massa adsorben 2,5 gr selalu memiliki efisiensi penurunan yang paling tinggi untuk tiap rasio perbandingan alkali/kaolin yang telah divariasikan. Hal ini berbanding lurus dengan faktor adsorpsi dimana dinyatakan bahwa, semakin banyak massa adsorben yang digunakan semakin tinggi pula tingkat efisiensinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak massa adsorben yang dimasukkan ke dalam 200 ml air gambut, maka akan semakin banyak pula Fe yang teradsorpsi oleh adsorben. Dari hasil penelitian ini didapatkan efisiensi penurunan Fe dan Mn selalu naik pada setiap peningkatan jumlah adsorben geopolimer, namun selalu terjadi penurunan efisiensi pada setiap peningkatan rasio larutan alkali terhadap kaolin. Dimana didapatkan variasi terbaik untuk menyisihkan Fe dan Mn yang ada dalam air gambut dengan menggunakan geopolimer berbahan dasar kaolin adalah pada saat rasio alkali/kaolin 0,2 dengan massa adsorben 2,5 gr. Didapatkan efisiensi penurunan Fe sebesar 85,67 % dari 2,066 mg/l menjadi 0,296 mg/l dan Mn sebesar 77,55 % dari 1,819 mg/l menjadi 0,408 mg/l. Hasil akhir air gambut yang telah diolah menunjukkan bahwa Fe dan Mn yang ada dalam air hasil olahan tersebut telah sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan, yaitu dibawah 1 mg/l untuk kandungan Fe dan dibawah 0,5 mg/l untuk kandungan Mn. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini adalah: 1. Geopolimer dari kaolin sebagai adsorben telah berhasil dan dapat digunakan dalam menyisihkan kandungan Fe dan Mn yang ada pada air gambut 2. Efisiensi penurunan Fe dan Mn pada air gambut yang tertinggi yaitu pada saat rasio larutan alkali per kaolin 0,2 dan massa adsorben 2,5 gr dengan penurunan Fe sebesar 85,67 % dan Mn sebesar 77,55 %. Dimana hasil sesuai dengan baku mutu dalam Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 5

3. Semakin tinggi rasio larutan alkali per kaolin dalam pembuatan geopolimer akan mengurangi efisiensi penurunan Fe dan Mn pada air gambut, namun semakin besar massa adsorben yang digunakan maka akan semakin tinggi pula efisiensi penurunan Fe dan Mn pada air gambut. SARAN Saran dari penelitian ini adalah: 1. Dalam pembuatan larutan alkali, prosesnya dilakukan di lemari asam, karena terjadi proses eksoterm. 2. Utamakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti: masker, sarung tangan, dan jas lab saat melakukan penelitian. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, Keluarga, Bapak Edy Saputra, MT, PhD, Ibu Monita Olivia ST, MSc, PhD, teman sepenelitian Imelda Dewi Agusti dan Kartika Pratama Syafitri, jurusan teknik kimia dan prodi teknik lingkungan yang telah memberikan bantuan tenaga, semangat maupun pengetahuan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Davidovits, J. (1994). Geopolymer: man-made rocks geosynthesis and the resulting development of very early high strength cement. Journal of Materials Education, 16 [2-3] page 91-137 Ekaputri, Januarty Jaya, Oktavina Damayanti, dan Triwulan. 2007. Sifat Mekanik Beton Geopolimer Berbahan Dasar Fly Ash Jawa Power Paiton sebagai Material Alternatif. Surabaya Ekaputri, J.J dan Triwulan. 2013. Sodium sebagai Aktivator Fly ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer. Jurnal Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Olivia, M., Rachmadani, O., Indrawan, R., Indrawan,, B., & Damon. 2005. Pemanfaatan Abu Sawit Sebagai Bahan Tambah Pada Beton. Jurnal Sains Dan Teknologi 4(1), 10-15. Putri, W. A. H. 2013. Karakteristik Mortar Geopolimer Abu Sawit. Pekanbaru: UR Wahyunto, Ritung, S., Heryanto, B. 2003. Inventarisasi Lahan Rawa Gambut Di Pulau SumateraBerbasis Teknologi Penginderaan Jauh Dan (SIG). Bogor Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 6