KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBIAYAAN KENAIKAN KELAS PERAWATAN BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 4 TAHUN 2017 SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN
POKOK BAHASAN 1. LATAR BELAKANG 2. KONTEN PERUBAHAN PERMENKES 3. TANTANGAN 4. RENCANA TINDAK LANJUT
LATAR BELAKANG
PEMERINTAH Benefit, Fornas, E-catalog, Kompendium, HTA, standar pelayanan Penerapan sistem pencegahan fraud Ketersediaan fasilitas penguatan pelayanan primer Peningkatan upaya promotif & preventif (UKM) PESERTA Sistem rujukan Budget shifting (blm diterapkan krn blm diatur dlm Perpres dlm UU 40 cost sharing hanya utk yg berpotensi moral hazard) UPAYA MENJAGA SUSTAINABILITAS JKN Monitoring & Evaluasi RAMBU RAMBU JKN BPJS Kontrol Utilisasi (URM) Optimalisasi pengumpulan Iuran Penguatan verifikasi FASKES Budget setting (pembayaran prospektif: Kapitasi dan INA- CBG s) Pencegahan fraud Peningkatan efisiensi Mutu Pelayanan 5
Current Social Security in Indonesia Social Protection Financing Government Scheme for the Poor (PBI) Individual Contribution+ Employer Social Health Insurance Individual commercial Social Solidarirty & Cross Subsidy Pilar 1: Social Assistance (Paid by Govt) PBI and Jamkesda Pilar 2: Mandatory + Contribution Principles: Social solidarity Non profit Opennes Accountability Secure management Portability Mandatory Trust Fund Fund managed for the sake of beneficiaries Poor Low Middle High Income
Disesuaikan dg kemampuan pemerintah sediakan PBI PEMBIAYAAN Paket MANFAAT PESERTA Jika Pilhan Arah Prioritas : Perluasan Peserta Masyarakat segera mendapat jamkes Pemerintah memenuhi tuntutan UUD (hak pelayanan kes) Dunia sedang menuju UHC Sumber: WHO, The World Health Report. Health System Financing; the Path to Universal Coverage, WHO, 2010, p.12 1. Jenis Yankes dijamin 2. Jenis Yankes Terbats 3. Jenis Yankes Urun Biaya 4. Jenis Yankes Tidak Dijamin
Perkembangan Kebijakan (Perpres) Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Perpres No. 12 Tahun 2013 Perpres No. 111 Tahun 2013 Perpres No. 19 Tahun 2016 Perpres No. 28 Tahun 2016 Tentang Jaminan Kesehatan, besaran kapitasi dan non kapitasi, Indonesian Case Based Groups (INA-CBG s) dan non Indonesian Case Based Groups (non INA-CBG s)
Perkembangan Kebijakan Kementerian Kesehatan tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Permenkes No 52/2016 Permenkes No 64/2016 Permenkes No 4/2017
Permenkes Nomor 4 Tahun 2017 Pengaturan tambahan biaya untuk peserta jaminan kesehatan nasional (JKN) yang ingin melakukan kenaikan kelas perawatan ke kelas eksekutif di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) Kenaikan kelas yang selisihnya dibayarkan pasien semata-mata adalah untuk kenyamanan dan tidak terkait dengan pelayanan medis serta mutu pelayanan
KONTEN PERUBAHAN PERMENKES
Perubahan yang mendasar pasal 25 ayat (2)b Permenkes 64/2016 Permenkes 4/2017 Untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap ke kelas VIP, tambahan pembayaran adalah sebesar selisih antara tarif kamar rawat inap Untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap ke kelas VIP pembayaran tambahan biaya ditentukan selisih tarif INA CBG sesuai kelas ditambah paling banyak sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari Tarif INA CBG kelas 1
Permenkes Nomor 4 Tahun 2017 Pasal 25, ayat 1 tentang Rawat Jalan Peserta JKN yang ingin pelayanan rawat jalan eksekutif, harus membayar tambahan biaya paket pelayanan rawat jalan eksekutif paling banyak sebesar Rp 250.000 untuk setiap episode rawat jalan
Permenkes Nomor 4 Tahun 2017 Rawat Inap (1) Peserta JKN yang ingin kelas pelayanan rawat inap yang lebih tinggi dari haknya, harus membayar selisih biaya /tambahan. Kenaikan kelas pelayanan rawat inap: Kelas 3 ke kelas 2 Kelas 3 ke kelas 1 kelas 2 ke kelas 1 Membayar selisih biaya antara tarif kelas rawat inap lebih tinggi yang dipilih dengan tarif kelas rawat inap sesuai hak peserta (tarif INA-CBG);
Rawat Inap (2) Kenaikan kelas pelayanan rawat inap ke kelas VIP dengan fasilitas 1 (satu) tingkat di atas kelas 1, pembayaran tambahan biaya (TB) ditentukan sebagai berikut : 1.Kelas 1 ke VIP TB = Maks 75% dari Tarif INA CBG kelas 1 2.Kelas 2 ke VIP TB = Selisih tarif kelas 1 dengan kelas 2 (tarif INA CBG) + Maks 75% dari Tarif kelas 1 (Tarif INA CBG) 3.Kelas 3 ke VIP TB = Selisih tarif kelas 1 dengan kelas 3 (tarif INA CBG) + Maks 75% dari Tarif kelas 1 (Tarif INA CBG)
Tantangan
Tantangan Pemberian informasi besaran selisih biaya atau tambahan biaya kenaikan kelas perawatan karena pembayaran CBG ditegakkan dari diagnosa pulang. Mekanisme keuangan RS dalam menerima langsung selisih biaya dari pasien. Terlebih pada RSUD yang belum BLUD
RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana Monitoring implementasi Evaluasi paling lambat satu tahun Perlunya regulasi teknis perhitungan selisih biaya (turunan) Peningkatan instrumentasi klaim/aplikasi Regulasi penerimaan selisih biaya Penyusunan Standar VIP dst
Peran PERSI ARSADA Mendorong RSUD melakukan usulan penyesuaian regulasi tarif Mendorong RS menyusun tarif kelas VIP berdasar history Mendorong RS implementasi sistem ketersediaan tempat tidur perawatan di Rumah Sakit secara on line Mendorong RS untuk memberikan informasi mengenai perubahan tarif kepada Pasien Mengawasi migrasi perubahan kelas di RS Memberikan masukan utk standar VIP, VVIP dst
Kesimpulan Permenkes 4/2017 mengakomodir peserta JKN yang ingin melakukan kenaikan kelas perawatan menjadi kelas eksekutif di fasilitas pelayanan kesehatan Penambahan selisih tarif yang terjadi karena kenaikan kelas perawatan merupakan biaya dari penambahan kenyamanan yang diterima Diperlukan monitoring dan evaluasi bersama sesuai yang tercantum dalam Permenkes
TERIMA KASIH