BAB I PENDAHULUAN. pembangunan anak juga memiliki hak untuk ikut berpartisipasi dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. nasional, anak-anak Indonesia perlu diikutsertakan baik dimulai dari proses

I. PENDAHULUAN. Konsep good governance adalah konsep yang diperkenalkan oleh Bank Dunia

BUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN KABUPATEN LAYAK ANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang tua. Seorang anak merupakan potensi yang sangat penting, generasi penerus

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah beberapa kali diubah, tera

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TAMAN ANAK CERDAS (TAC) KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

PENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERLINDUNGAN HAK ANAK

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

KEPALA DESA SANETAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG PERATURAN DESA SANETAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kewajiban yang harus dilaksanakan dan dipenuhi. Hak dan kewajiban manusia sering

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN KHUSUS TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KOTA LAYAK ANAK

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG SEKOLAH RAMAH ANAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENEG PP. Layak Anak. Kabupaten. Kota. Kebijakan. Pelaksanaan.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG KABUPATEN LAYAK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK

JAWA TIMUR MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN LEMBAGA ADAT

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. PMKS secara umum dan secara khusus menangani PMKS anak antara lain, anak

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG KABUPATEN LAYAK ANAK

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK WALIKOTA BANJARMASIN,

Pengertian Anak dan Pentingnya Mendefinisikan Anak Secara Konsisten dalam Sistem Hukum 1 Oleh: Adzkar Ahsinin

BAB IV PEMBAHASAN. kecamatan Jebres Kota Surakarta. Kelurahan Jebres terletak di Jl. Pracanda

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

Bidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama.

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa karena menjadi modal utama dalam pengembangan

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan berbasis hak anak sebenarnya adalah suatu proses perubahan dari kondisi tertentu menjadi kondisi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi kepentingan anak dan pemenuhan hak anak. Dalam Pembangunan berbasis hak anak, hak anak ditempatkan dalam konteks yang lebih luas, dimana semua tujuan dari program pembangunan diupayakan untuk memenuhi hak anak secara komprehensif. Dalam melaksanakan pembangunan anak juga memiliki hak untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional mulai dari proses perencanaan dan pelaksanaannnya serta evaluasi. Prinsip dari pendekatan pembangunan berbasis hak anak ini adalah mempertimbangkan semua kebutuhan anak berdasarkan perkembangan anak, pertanggungjawaban yakni anak-anak memiliki hak dan orang dewasa bertanggungjawab atas hak mereka, kesetaraan yakni non diskriminasi dan inklusif dengan menjamin tidak ada diskriminasi dan mencakup semua anak, baik menurut umur, jenis kelamin, etnis, kemampuan, asal-usul, serta mempromosikan hak dan partisipasi anak untuk berpartispasi dan didengarkan pendapatnya, selalu mempertimbangkan kepentingan terbaik anak dan bertanggungjawab terhadap anak. 1

2 Indonesia termasuk negara yang telah meratifikasi Konvensi Hak Anak, maka anak dilindungi terhadap semua bentuk diskriminasi atau hukuman yang didasarkan pada kedudukan, kegiatan, pendapat yang diekspresikan atau kepercayaan dan orangtua anak, walmnya yang sah, atau anggota keluarganya. Negara-negara peserta akan menghormati tanggungjawab, hak dan kewajiban para orangtua atau, dimana dapat diterapkan, para anggota keluarga besar atau masyarakat sebagaimana yang ditentukan oleh adat istiadat setempat, wali yang sah atau orang-orang lain yang secara hukum bertanggungjawab atas anak yang bersangkutan, untuk memberi arahan dan bimbingan yang layak kepada anak mengenai pene-rapan hak-haknya yang diakui dalam Konvensi ini, dengan cara yang sesuai dengan kemampuan anak. (gugustugastrafficking.org) Masa Kanak-kanak adalah masa yang tak pernah terulang, sehingga hak-hak anak yang harus mereka peroleh pada masa kanak-kanak harus diberikan pada masa itu. Jika pada masa dimana anak-anak tidak memperoleh hak-haknya maka mereka tidak akan pernah menikmati selama hidupnya. setiap anak dijamin mempunyai hak yang sama untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan. Anak-anak dapat berpartisipasi dan/atau menyampaikan asprirasinya atau menuntut hak-haknya yang belum terpenuhi secara individu maupun berkelompok. Suara anak merupakan kunci utama dalam setiap tahapan proses pembangunan maka dari itu untuk memenuhi hak anak dalam pembangunan.

3 Walaupun setiap anak dapat menyalurkan aspirasinya dan menuntut pemenuhan hak-haknya secara individu, namun untuk alasan efektifitas, sangat dianjurkan anak-anak dapat berkelompok dan mengorganisir kegiatannya sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya. Dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No 3 2011 disebutkan bahwa Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan menjadi acuan bagi kementrian/lembaga dalam melaksanakan program dan kegiatan yang terkait dengan partisipasi anak dalam pembangunan. Kebijakan partisipasi anak merupakan serangkaian aturan berupa norma, standar, prosedur dan/atau kriteria yang ditetapkan pemerintah sebagai petunjuk pelaksanaan dalam melibatan atau mengikutsertakan seseorang yang belum berusia delapan belas tahun dalam proses pengambilan keputusan tentang segala sesuatu yang berbungan dengan dirinya dan dilaksanakan atas kesadaran, pemahaman serta kemauan bersama sehingga anak dapat menikmati hasil atau mendapatkan manfaat dari keputusan tersebut. Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan meliputi arah dan kebijakan, model partisipasi anak, program partisipasi anak, serta monitoring dan evaluasi. Program Partisipasi Anak dirumuskan sesuai dengan permasalahan dan kegiatan yang diperlukan dalam mewujudkan partisipasi anak dalam pembangunan. Program Partisipasi Anak itu sendiri berupa Forum Anak. Kebijakan partisipasi anak dalam pembangunan dapat dijadikan acuan bagi

4 daerah dalam menyusun program dan kegiatan partisipasi anak dalam pembangunan daerah yang disesuaikan dengan kondisi, situasi, kebutuhan, dan kemampuan daerah. (Peraturan Menteri PPA No 3 2011) Forum anak merupakan kumpulan dari anak-anak yang menjadi pengurus organisasinya masing-masing dan membentuk forum sebagai salah satu upaya untuk memperjuangkan hak-hak anak atau memperjuangkan kebutuhan dan kepentingan anak yang belum terpenuhi. Misalnya anak-anak yang bakat di bidang seni suara memperjuangkan adanya kegiatan kompetisi atau lomba di bidang seni suara, anak yang minat di bidang menulis memperjuangkan adanya perlombaan menulis atau pertemuan penulis anak, pelatihan teknik menulis yang baik. Program kerja dari Forum Anak adalah kegiatan penanaman pohon, peringatan hari anak nasional, pentas teater karawitan, kegiatan lomba untuk anak, reorganisasi Forum Anak periode 2013-2015. Tujuan dari Penyusunan Kebijakan Partisipasi Anak ini dimaksudkan untuk menjamin agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, baik dari segi fisik, mental maupun sosial serta memperoleh perlindungan, sehingga bisa menjawab tantangan jamannya. Kemudian upaya untuk mengembangkan potensi dan kreatifitas anak bersangkutan baik secara pemikiran maupun di dalam kegiatan. Semua itu dibangun atas kesadaran bahwa pihak yang paling mengetahui masalah, kebutuhan dan keinginan anak adalah anak itu sendiri. Banyak keputusan orang dewasa yang selama ini

5 ditujukan untuk anak ternyata tidak sepenuhnya sesuai dengan kepentingan anak. (Peraturan Menteri PPA No 3 2011) Mendasar pada Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No 3 2011 bahwa keterlibatan anak dalam proses pengambilan keputusan dan menikmati perubahan yang berkenaan dengan hidup mereka baik secara langsung maupun secara tidak langsung yang dilaksanakan dengan persetujuan dan kemauan semua anak berdasarkan kesadaran dan pemahaman sesuai dengan usia dan tingkat kematangan berpikir. Partisipasi anak merupakan faktor utama pembangunan bangsa untuk menjadi lebih baik. Dalam http://kla.or.id/ salah satu wujud nyata partisipasi anak adalah dengan melibatkan anak secara aktif suara anak dalam setiap tahap pembangunan sebuah kabupaten kota. Selanjutnya dalam http:// gugustugastrafficking.org/ setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Kebijakan pemerintah di bidang partisipasi anak antara lain adalah dengan pembentukan wadah-wadah partisipasi anak sebagai media untuk mendengarkan dan menyuarakan aspirasi, pendapat dan harapan anak sebagai bentuk partisipasi anak dalam proses pembangunan.

6 Saat ini baru ada dua kelurahan yang masuk dalam kriteria ideal sebagai kelurahan yang ramah anak yang menerapkan segala kebutuhan dan hak-hak anak baik bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan dan partisipasi anak. diantaranya adalah Kelurahan Jebres dan Kelurahan Gandekan. Kedua kelurahan tersebut telah mendeklarasikan Kelurahan Layak Anak (KLA) karena secara intens melakukan sosialisasi dan kegiatan untuk anak-anak. (tubasmedia.com) Kelurahan Jebres dan Kelurahan Gandekan menjadi kelurahan yang masuk dalam kriteria ideal merasa bangga dan terus berupaya melakukan perbaikan untuk pemenuhan hak anak. Dikelurahan jebres didominasi oleh anak-anak usia 0-18 tahun dan di kelurahan gandekan pun didominasi oleh anak-anak usia 0-18. Kelurahan dikatakan layak untuk anak apabila memiliki sejumlah tempat ruang publik tempat bermain, serta jaminan perlindungan terhadap diskriminasi dan kekerasan terhadap anak. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur Kelurahan Jebres 0 9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur 10-19 20-29 30-49 50-59 > 60 2015 7.477 5.231 5.350 10.581 3.293 1.864 Sumber : Bank Data Kelurahan Jebres 2015

7 Jika dilihat dari tabel diatas maka terlihat bahwa jumlah penduduk didominasi oleh anak-anak usia 0 19 berjumlah 12.708. Forum Anak Jebres merupakan wadah dan perealisasi aspirasi anak Jebres mulai dari umur 13-18 tahun, mereka diberi arahan agar anak-anak di lingkungan Kelurahan Jebres menjadi anak yang aktif, kreatif dan inovatif serta anti diskriminasi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Forum Anak Jebres mulai dari pertemuan yang dilakukan secara rutin setiap seminggu dua kali yakni sabtu-minggu, kemudian menyusun Program Kerja Forum Anak Jebres, mengikuti kegiatan Musrenbangkel yang dilaksanakan tiap tahun, festival dolan anak, mengadakan lomba cerdas cermat antar SD, SM, SLTA, Try Out kelas VI SD, lomba cerdas cermat kebangsaan bagi masyarakat. Kemudian Kelurahan Gandekan pun menerapkan KLA yang terdapat pula Forum Anak Gandekan. Kelurahan tersebut di dominasi juga oleh anak-anak dari umur 0-24 berjumlah 3.756 jiwa. Seperti keterangan jumlah penduduk Kelurahan Gandekan pada tabel di bawah ini : Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur Kelurahan Gandekan Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur 0-4 5 10 11 15 16-24 25-30 31-50 50-60 >60 2014 495 629 664 1.968 880 1.913 715 687 Sumber : Bank Data Kelurahan Gandekan 2014

8 Setiap anak berhak berpartisipasi untuk mendapatkan manfaat dari keputusannya, jika anak tidak diberikan ruang dan kesempatan, sarana dan prasarana yang mendukung maka akan menimbulkan tumbuh kembang anak tidak optimal membuat anak-anak rentan terhadap berbagai bentuk pelecehan, kekerasan dan diskriminasi. Agar bangsa dan Negara Indonesia di masa yang akan datang memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam segala aspek kehidupan, maka anak perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Di Solo Partisipasi Anak termasuk dalam Program Kota Layak Anak dan dari kedua Kelurahan tersebut yakni Kelurahan Gandekan dan Kelurahan Jebres yang sama-sama memiliki Forum Anak, akan tetapi penulis lebih memfokuskan penelitian ke Forum Anak Kelurahan Jebres, karena di Kelurahan Jebres Forum Anak nya memiliki kegiatan-kegiatan yang yang dilakukan anak-anak misalnya, mulai dari pertemuan yang dilakukan secara rutin setiap seminggu dua kali yakni sabtu-minggu, kemudian memiliki agenda Program Kerja Forum Anak Jebres, mengikuti kegiatan Musrenbangkel yang dilaksanakan tiap tahun, rutin mengikuti festival dolan anak, mengadakan lomba cerdas cermat antar SD, SM, SLTA tiap setahun sekali, Try Out kelas VI SD tiap setahun sekali, lomba cerdas cermat kebangsaan bagi masyarakat, kegiatan tari kreatif tiap sebulan sekali, serta

9 rutin mengikuti kegiatan festival tari tradisional (Jebres Festival) dalam rangka hari anak nasional. Dari kegiatan Forum Anak Jebres yang lebih aktif dibanding Forum Anak Gandekan, maka dari itu penulis tertarik mengambil penelitian di Kelurahan Jebres. Dalam partisipasinya anak-anak dilibatkan dalam membangun Kelurahan untuk menjadi Kelurahan yang Layak Bagi Anak. Bentuk partisipasinya dalam pembangunan bidang sosial dan budaya mereka di bentuk melalui mental dan pemikiran sebagai pondasinya. Diantaranya wujud nyata partisipasi anak-anak dalam Forum Anak jebres adalah mengikuti kegiatan Musrenbangkel yang dilaksanakan tiap tahun, rutin mengikuti festival dolan anak, mengadakan lomba cerdas cermat antar SD, SM, SLTA tiap setahun sekali, Try Out kelas VI SD tiap setahun sekali, lomba cerdas cermat kebangsaan bagi masyarakat, kegiatan tari kreatif tiap sebulan sekali, serta rutin mengikuti kegiatan festival tari tradisional (Jebres Festival) dalam rangka hari anak nasional. Kemudian pembangunan dalam bidang lingkungan dengan kepedulian menanam pohon, pembangunan dalam memotivasi anakanak dengan minat dan bakat dalam karya tulis Forum Anak Jebres juga rutin mengadakan perlombaan bagi anak-anak yang gemar menulis, pembangunan tentang permasalahan perlindungan anak bisa sebagai pendamping bagi anakanak yang memiliki masalah dengan hukum maupun terindikasi ESKA (Eksploitasi seksual komersial anak).

10 Masyarakat, bahwa : Seperti yang diungkapkan bu utami selaku Kasi Pemberdayaan kalu peran serta anak-anak didalam pembangunan sendiri itu misalnya dari pondasinya dulu berarti mental mbak kan nda mungkin anak-anak ikut membangun yang berbau fisik kan, jadi pembangunan mental nya dulu contohnya bidang lingkungan dengan menanam pohon, terus memotivasi anak-anak diminat dan bakat kalu suka nulis, terus cerdas cermat, kemudian pendampingan untuk anak-anak yang punya masalah dengan hukum atau ESKA, kan kalu sesama anak-anak itu mereka lebih sering terbuka mbak dibanding cerita sama orang dewasa jadi pendampingnya temen nya sendiri gitu yang seumuran... (Wawancara tanggal 13April 2015, pkl 11.41 WIB) Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Kelurahan Jebres karena untuk mengetahui Pelaksanaan Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan di Kelurahan Jebres serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan Kebijakan tersebut. Kemudian juga karena Kelurahan Jebres telah memenuhi segala kebutuhan serta hak-hak anak dilingkungan Kelurahan Jebres terutama dalam Partisipasi Anak yakni telah membentuk Forum Anak Jebres sebagai wadah aspirasi Anak dan telah menerapkan bidang pada Implementasi Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan yakni Bidang Perlindungan telah dibentuk Pusat Pelayanan Terpadu untuk Anak, Bidang Pendidikan adanya Gerakan Wajib Jam Belajar, Bidang Partisipasi Minat dan Bakat adanya seni teater, seni tari, dan lain-lain. Serta keikut sertaan dan keterlibatan Forum Anak Jebres dalam berpartisipasi dalam Musrenbangkel.

11 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuatlah rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana Implementasi Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta? C. Tujuan Penelitian Pada dasarnya setiap penelitian pasti mempunyai tujuan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Tujuan Operasional Untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan di Kelurahan Jebres Kota Surakarta serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan di Kelurahan Jebres. 2. Sebagai bahan refrensi yang bisa dimanfaatkan oleh Kelurahan Jebres tentang Partisipasi Anak dalam Pembangunan di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta. 3. Tujuan Individual

12 Digunakan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis, diantaranya adalah : a. Menambah wawasan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan implementasi kebijakan mulai dari tahap-tahap implementasi kebijakan sampai pada faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan publik. b. Memberikan refrensi serta saran bagi pelaksana kebijakan dalam menjalankan tugasnya serta dapat memperbaiki dalam melaksanakan program tersebut. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dilihat dari kegunaan praktis yang dapat memberikan manfaatnya, diantaranya : a. Hasil Penelitian dapat memberikan pengetahuan mengenai Implementasi Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan di Kelurahan Jebres Kota Surakarta mulai dari tahap-tahap implementasi kebijakan sampai pada

13 faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan publik. b. Untuk Informasi bagi pelaksana kebijakan mengenai Implementasi Kebijakan Partisipasi Anak dalam Pembangunan di Kelurahan Jebres Kota Surakarta.