1. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus Bedah di RS 2. Bidang : Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
HALAMAN PENGESAHAN. 1. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus SC di RS 2. Bidang : Kesehatan

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA SATUAN TINDAKAN ORIF

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity)

ANALISIS BIAYA SATUAN BERBASIS METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI BANGSAL ARAFAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Perhitungan Unit Cost

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN UNIT COST EKSISI FIBRO ADENOMA MAMMAE DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

Nama Pasien :.. BB:.. Kg No.RM :. Penyakit Utama : Kejang Demam Kompleks Kode ICD: LOS : hari Ruang rawat/kelas :../...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP)

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

Analisis Perhitungan Unit Cost Pada Tindakan Tonsilektomi. dengan Metode Activity Based Costing

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (Alashek et al, 2013). Data dari Indonesian Renal Registry (2014)

BAB 1 : PENDAHULUAN. hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS

Indikasi : No. Rekam : Medis Nama pasien : Tanggal Masuk : Jenis kelamin : Laki-laki Rujukan : Ya Tidak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

Cost Of Treatment Tonsilektomi Di Instalasi Bedah Sentral Rsud Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun 2015

PELAYANAN HEMODIALISIS DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

BAB I BAB I PENDAHULUAN. aman, bermutu, dan terjangkau. Hal ini diatur dalam undang-undang kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

Metode Activity Based Costing dalam Penentuan Unit Cost Eksisi Fibroadenoma Mammae

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

2018, No b. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Kendari pada Kepolisian Negara Republik Indonesia

TESIS. Disusun Oleh RIZKA NURUL FIRDAUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS BIAYA SATUAN PADA PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan di awal tahun 2014, mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

Analisis Unit Cost Sectio Caesaria dengan Metode Activity Based Costing di Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. secara berkelanjutan, adil dan merata menjangkau seluruh rakyat.

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

PERANAN ACTIVITY BASED BUDGETING SEBAGAI ALAT PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus Pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

Biaya Satuan dan Pemulihan Biaya (Cost Recovery Rate) Layanan Pasien Acute Coronary Syndrome dengan Rawat Inap di Rumah Sakit X Tahun 2015

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi.

CLINICAL PATHWAY EKLAMPSIA GRAVIDARUM Rumah Sakit Kelas B & C

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Unit Cost Tindakan Appendiktomi Menggunakan Metode Activity Based Costing

Hospital Management Study Program, Muhammadiyah University of Yogyakarta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SCLINICAL PATHWAY SMF THT RSU DAERAH Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan terkait perhitungan unit cost dengan metode ABC pada IBS RS UGM.

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini mendorong, manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu. pelayanan dengan tarip yang bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat

CLINICAL PATHWAY APENDISITIS AKUT

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN

PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU

*FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG TARIF LAYANAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

Petunjuk Pengisian : Isilah kotak yang tersedia dengan menuliskan angka, berapa lama waktu saudara mengerjakan pekerjaan tersebut

Kebutuhan cairan dan elektrolit

Hospital Public Training Schedule

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia berkembang cukup

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 5

ANALISIS BIAYA SATUAN PADA PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TESIS

ESTIMASI PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PADA PROSEDUR PELAYANAN PERSALINAN METODE SECTIO CAESAREA STUDI KASUS RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2014

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

Transkripsi:

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus Bedah di RS 2. Bidang : Kesehatan 3. Ketua Tim Pengusul : 1. Nama Lengkap : Dr. Firman Pribadi, Msi 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. NIK : 4. Disiplin Ilmu : 5. Jabatan Akademik : Lektor 6. Fakultas/Jurusan : Pasca Sarjana 7. Alamat : 8. Telpon/Fax : 0274-387656 ext 218/fax 0274-387646 9. Alamat Rumah : 10. Telp : 11. Email : pribadi.firman@gmail.com 4. Jumlah Anggota Tim : - 5. Lokasi Kegiatan : RS PKU Muhammadiyah Delanggu 6. Waktu Program : 7. Belanja yang diusulkan : Rp. 825.000,- Mengetahui Yogyakarta, Ka. Prodi MMR-UMY Ketua Tim Pengusul Dr. dr. Arlina Dewi, MKes., AAK Dr. Firman Pribadi, Msi

PENDAHULUAN Latar Belakang Untuk dapat bersaing dan bertahan dalam globalisasi di bidang rumah sakit, maka rumah sakit harus berkompetisi dalam segala bidang, baik bidang pelayanan maupun harga. Harga yang kompetitif adalah harga yang diperhitungkan dengan cermat dengen memperhitungkan semua faktor yang mempengaruhi terbentuknya harga yaitu biaya investasi, biaya operasional, biaya pemeliharaan akan menghasilkan total biaya yang jika dibagi dengan jumlah pasien, menghasilkan biaya per jenis layanan atau tindakan. Dalam menyusun besarnya anggaran suatu jasa pelayanan maka perhitungan biaya satuan (unit cost) akan sangat membantu. Penentuan unit cost dalam analisis biaya diperlukan untuk mengetahui besarnya biaya yang benar-benar dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk baik berupa barang ataupun jasa ataupun untuk menilai efisiensi dalam anggaran. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat rumah sakit yang menggunakan akuntansi biaya tradisional. Di sisi lain, penentuan biaya pada suatu produk atau jasa dengan metode tradisional atau konvensional sebenarnya kurang relevan untuk digunakan dan memiliki berbagai macam kelemahan. Akuntansi biaya tradisional hanya menggunakan volume related drivers untuk dapat mengalokasikan biaya overhead ke dalam produk. Dengan demikian, informasi biaya produk yang didapatkan dengan menggunakan cara ini menjadi tidak akurat. Hasil penghitungan biaya produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi biaya tradisional memberikan informasi biaya yang terdistorsi. Distorsi ini muncul karena pengalokasian biaya yang tidak akurat sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian. Hal tersebut pada akhirnya mengakibatkan rumah sakit menetapkan biaya yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dibandingkan dengan biaya yang sebenernya yang muncul untuk menghasilkan jasa. Informasi biaya yang tidak akurat dapat mengakibatkan pihak manajemen rumah sakit tidak tepat dalam mengambil keputusan mengenai tarif dan melakukan analisis profitabilitas. Agar distorsi yang terjadi dapat diatasi, sistem akuntansi biaya tradisonal dapat digantikan dengan sistem akuntansi berdasarkan aktivitas atau yang disebut juga activity based costing (ABC). Activity based costing memiliki keyakinan dasar bahwa biaya ada

penyebabnya dan penyebab biaya dapat dikelola. Metode activity based costing dapat mengendalikan biaya melalui penyediaan informasi tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya. Activity based costing mampu menyediakan informasi tentang aktivitas yang memungkinkan personnel melakukan pengelolaan terhadap aktivitas. Salah satu pelayanan yang diberikan RS adalah jasa layanan ruang operasi. Layanan kamar operasi merupakan salah satu layanan yang melibatkan hampir semua layanan yang disediakan oleh rumah sakit, mulai dari layanan polilinik atau emergency, layanan laboratorium, layanan rontgent, dengan atau tanpa layanan rawat inap, layanan resep atau farmasi, dan lain-lain. Layanan kamar operasi merupakan salah satu daya ungkit yang tinggi bagi pendapatan rumah sakit. Dengan investasi yang tinggi dalam penyediaan layanan kamar operasi akan berakibat pada biaya yang harus dibayarkan oleh pengguna jasa kamar operasi. Penghitungan besarnya jasa yang harus dibayarkan oleh pengguna kamar operasi sangat berpengaruh terhadap daya saing dengan rumah sakit lain yang menyediakan layanan kamar operasi. Penetapan tarif kamar operasi di RS selama ini menggunakan penetapan tarif secara fee for service dimana tarif operasi dibuat berdasarkan perhitungan komponen biaya yang terjadi seperti biaya jasa medis, bahan habis pakai, obat-obatan, kelas perawatan,dan sewa kamar operasi tetapi belum menghitung seluruh komponen biaya berdasarkan aktivitas yang dikaitkan dengan clinical pathway. Saat ini di RS layanan yang sedang berkembang dan salah satu bentuk pelayanan yang ingin diunggulkan adalah pelayanan tindakan bedah. Pelayanan tindakan bedah terutama ORIF dipilih karena banyaknya kasus kecelakaan yang mengakibatkan fraktur di RS Prosedur operasi ORIF (Open Reduction with Internal Fixation) meskipun tidak menduduki peringkat pertama dalam jumlah operasi di Instalasi Bedah Sentral di RS, namun potensi biaya yang dikeluarkan dalam operasi cukup banyak. Penggunaan bahan habis pakai, alat kesehatan seperti pin, plate, atau implan, dan obat-obatan pada prosedur operasi ini dapat mengakibatkan biaya yang cukup tinggi untuk rumah sakit. Masalah yang ada pada layanan tindakan ORIF Fraktur Femur adalah apakah biaya yang dibebankan pada pasien sudah dapat menutupi seluruh biaya dalam layanan tindakan bedah tersebut dan apakah biaya tersebut sudah efisien dan efektif dalam layanan tindakan ORIF Fraktur Femur. Dalam hal ini belum ada informasi mengenai berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh pasien jika dihitung berdasarkan aktivitas, untuk mengetahui hal itu maka pengabdian masyarakat ini mengajak RS untuk melakukan analisa perhitungan biaya satuan tindakan ORIF Fraktur Femur dengan menggunakan metode activity based costing di RS.

Tujuan: 1. Mengetahui Kesiapan RS dalam menghadapi era BPJS dengan sistem INA CBG s terkait kesiapan kebijakan, Clinical Pathway, dan Unit Cost 2. Menganalisis unit cost RS berdasarkan tahapan Clinical Pathway (Metode ABC), untuk mengetahui berapa besar pembiayaan layanan kesehatan per pasien 3. Mengenalisis perbedaan unit cost berdasarkan metode ABC dengan tarif INA CBG s Manfaat 1. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini memberi masukan bagi RS terkait kebijakan RS, Clinical Pathway dan Unit Cost berbasiskan metode ABC 2. Hasil penelitian diharapkan menjadi masukan berapa unit cost layanan per pasien yang sebenarnya berbasiskan metode ABC 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi rekomendasi efisiensi bagi RS untuk mengendalikan biaya dan mutu layanan

Dr. Firman Pribadi, MSi Mengapa penelitian ini penting untuk diteliti: Sistem pembayaran kesehatan Indonesia yang menggunakan INA CBG s di era BPJS saat ini dan kedepanya Dengan sistem INA CBG s menuntut RS harus bisa memberikan layanan kesehatan secara efektif dan efisien (cost containment, Quality Assurance dan Efisiensi internal (terkait dengan produktifitas)) Banyak dari hasil penelitian sebelumnya menunjukan bahwa metode ABC sangat tepat dipergunakan dalam sistem INA CBG;s

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa Metode ABC sangat tepat digunakan didalam sistem kesehatan clinical pathway untuk tata kelola keuangan pelayanan bedah Metode ABC dinilai mampu mengukur secara cermat biaya yang dikeluarkan dari setiap aktivitas, sehingga dapat dihasilkan perhitungan tarif yang tepat Mengetahui Kesiapan RS dalam menghadapi era BPJS dengan sistem INA CBG s terkait kesiapan kebijakan, Clinical Pathway, dan Unit Cost Menganalisis unit cost RS berdasarkan tahapan Clinical Pathway (Metode ABC), untuk mengetahui berapa besar pembiayaan layanan kesehatan per pasien Mengenalisis perbedaan unit cost berdasarkan metode ABC dengan tarif INA CBG s

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini memberi masukan bagi RS terkait kebijakan RS, Clinical Pathway dan Unit Cost berbasiskan metode ABC Hasil penelitian diharapkan menjadi masukan berapa unit cost layanan per pasien yang sebenarnya berbasiskan metode ABC Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi rekomendasi efisiensi bagi RS untuk mengendalikan biaya dan mutu layanan Perhitungan dan analisis unit cost pelayanan kesehatan berdasarkan clinical pathway (metode ABC) dan membandingkanya dengan INA CBG s untuk layanan bedah Mengapa Bedah? angka insidennya tinggi, dan biaya perawatan tidak sedikit di sisi lain tarip INA CBG s masih terlalu minim

Proses perhitungan biaya satuan (unit cost) tindakan layanan bedah: 1. Menentukan activity centers pada unit yang terkait, biaya dan cost driver masing masing kategori biaya. 2. Membebankan biaya langsung 3. Menentukan biaya overhead, baik biaya indirect resource maupun direct resource. 1. Indirect resource overhead 2. Direct Resource Overhead 1. Labour-related 2. Spaced-related 3. Serviced-related 4. Biaya Terkait dengan Instrumen (tambahan utk layanan bedah) CONTOH KASUS BEDAH ORTHOPEDI

Activity Centre di Instalasi Bedah Sentral Activity Center Kamar Operasi (Praoperasi) Periksa tanda vital oleh dokter/perawat anestesi Pemeriksaan lokasi fraktur Pemasangan infuse elektrolit oleh perawat Pemasangan kateter tinggal oleh perawat Kamar operasi durante operasi Tanda vital oleh dokter anestesi Tindakan anestesi regional (spinal) oleh dokter anestesi Posisi intra operasi oleh tim Pelaksanaan tindakan bedah ORIF Cek perdarahan dan komplikasi Kamar operasi post operasi Skor oleh dokter anestesi Serah terima pasien oleh perawat Serah terima barang-barang pasien oleh perawat Cost Driver Jumlah kegiatan Jumlah kegiatan Jumlah tindakan Jumlah tindakan Jumlah kegiatan Jumlah tindakan Jumlah kegiatan Jumlah tindakan Jumlah kegiatan Jumlah kegiatan Jumlah kegiatan Jumlah kegiatan Biaya Sterilisasi per Satu Kali Steril di CSSD No Komponen Proses Biaya Keterangan Sterilisasi 1. Alat dan Bahan Desinfektan 3 liter air Rp. 12.000 Desinfektan menggunakan tablet x @Rp. 4.000,00 (per tablet) presept. 1 liter air menggunakan 1 tablet. Autoclave Tape Rp. 4.000 Mesin autoclave Rp. 4.148 * Terdapat dua mesin autoclave yang masih memiliki nilai ekonomis. Harga mesin autoclave Rp. 62.500.000. Cost drivernya adalah pemakaian dua mesin autoclave pada tahun 2012 di CSSD, yaitu 3013 kali. Lampu UV 4 bohlam x @Rp. 300.000,00 Biaya kantor dan langganan di CSSD tahun 2012 Rp. 19.926.032,00 2. Sumber Daya Manusia Biaya pegawai CSSD tahun 2012 Rp. 206.772.864,00 Rp. 2.400 Dalam proses sterilisasi menggunakan 4 buah lampu UV yang memiliki umur hidup 2000 jam. Cost drivernya adalah waktu. Dalam sekali proses sterilisasi memerlukan waktu 4 jam. Rp. 4.536 ** Cost drivernya adalah waktu. Dalam sekali proses sterilisasi menggunakan listrik untuk autoclave selama 2 jam. Rp. 99.590 *** Total Rp. 126.674 Cost drivernya adalah jumlah kasa, linen dan instrumen. Dalam tahun 2012 jumlah kasa yang disteril adalah 228.013 lembar, linen 3.504 set dan instrumen 26.065 set.

Direct Cost ORIF fraktur shaft femur tanpa penyulit No. RINCIAN BIAYA SATUAN HARGA 1 Jasa medis dokter spesialis orthopedi Rp 700.000 2 Jasa medis dokter spesialis anestesi Rp 280.000 3 Sterilisasi alat (di CSSD) Rp 126.674 4 Alkes/obat Spuit terumo 2.5 cc 1 Rp 3.000 Spuit terumo 5 cc 1 Rp 3.675 Spuit terumo 10 cc 1 Rp 4.800 Ringer lactate 500 ml 3 Rp 29.250 Chloret sod 0.9 500 ml 1 Rp 8.925 Spinocan G 26 1 Rp 35.100 Sedacum 15 mg inj 0,4 Rp 12.000 Ephedrin inj Ethica 1 Rp 11.400 Ketorolac 30 mg inj 1 Rp 12.600 Bupivacain inj 0.5% 1 Rp 20.625 Ondansetron 4 mg/2 ml inj 1 Rp 7.275 Pethidin HCL 50 mg inj 1 Rp 11.250 Morphin 10 inj 1 Rp 9.600 Ceftriaxone 1gr inj 1 Rp 9.000 Braunol sol 150 Rp 17.850 Alkohol 70% /cc 150 Rp 3.900 Mess Aesculap No.23 1 Rp 2.550 Sofratulle 1 Rp 15.825 FC Noctra No.16 1 Rp 14.625 Urine bag NS Ramson 1 Rp 5.175 Kasa lipat 5cm x 13cm x 12 ply 40 Rp 34.050 Handscoen ST 8 Gamex 1 Rp 15.000 Handscoen Ortho NO.6.5 3 Rp 61.275 Transfusi set Terumo 1 Rp 21.675 Aquadest OPLS 25 cc 3 Rp 7.425 Aquadest steril Wida 1L 1 Rp 9.375 Suction bag 0,5 Rp 38.700 Polysorb 0 CL 933 1 Rp 86.625 Polysorb 2/0 CL 916 1 Rp 85.125 TOTAL Rp 1.704.349 Direct Cost ORIF fraktur shaft femur tanpa penyulit berkaitan dengan screw-plate Alat Kesehatan Jumlah Harga Broad plate 10 holes * 1 Rp 782.850 Cort screw 4.5 D 38 mm 3 Rp 242.550 Cort screw 4.5 D 40mm 5 Rp 404.250 Cort screw 4.5 D 42mm 2 Rp. 134.400 TOTAL Rp 1.563.750

Indirect Resource Overhead Biaya Indirect Resource Overhead RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2012 Biaya Labour-related Biaya Pegawai Rp 8.318.871.403 Equipment-related Biaya depresiasi Perabotan dan alat kantor Rp 293.911.128 Biaya depresiasi mesin dan instalsi Rp 108.085.548 Spaced-related Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Rp 395.923.835 Biaya Depresiasi Gedung Nonfungsional Rp 3.181.579,80* Service-related Biaya Pemakaian Barang Pengadaan Rp 2.919.068.372 Biaya Kantor dan langganan Rp 4.697.790.843 TOTAL Rp 16.786.832.708,80 Proporsi Jumlah Pegawai UNIT FUNGSIONAL JUMLAH PEGAWAI PROPORSI (PERSEN) BIAYA* Rawat Inap 147 45% Rp7.554.074.718,96 Rawat Jalan 28 9% Rp1.510.814.943,79 Instalasi Bedah Sentral 20 6% Rp1.007.209.962,53 Instalasi Gawat Darurat 20 6% Rp1.007.209.962,53 Penunjang 111 34% Rp5.707.523.120,99 *Biaya : proporsi (%) x total biaya indirect resource overhead

Faktor-Faktor Pembebanan Faktor-Faktor Pembebanan Operasi Kecil Operasi Ringan Operasi Besar Oparasi Khusus Operasi Canggih Tingkat Kesulitan Dokter 1 2 3 4 6 Jumlah Asisten 1 2 3 3 3 Waktu 1 2 3 3 4 Alat 1 2 3 5 5 Resiko 1 2 3 5 7 Total 5 10 15 20 25 Pembebanan Overhead Indirect Resource AKTIVITAS INSTALASI BEDAH SENTRAL Waktu (menit) Biaya (rupiah)*** Kamar Operasi (Praoperasi) Periksa tanda vital oleh dokter/perawat anestesi 5 Rp1.323 Periksa lokasi fraktur 1 Rp264,60 Pemasangan infuse elektrolit oleh perawat 5 Rp1.323 Pemasangan kateter tinggal oleh perawat 5 Rp1.323 Kamar operasi durante operasi Tanda vital oleh dokter anestesi 5 Rp1.323 Tindakan anestesi regional (spinal) oleh dokter anestesi 10 Rp2.645,99 Posisi intra operasi oleh tim 1 Rp264,60 Pelaksanaan tindakan bedah ORIF 120 Rp31.751,90 Cek perdarahan dan komplikasi 1 Rp264,60 Kamar operasi post operasi Skor oleh dokter anestesi 5 Rp1.323 Serah terima pasien oleh perawat 5 Rp1.323 Serah terima barang-barang pasien oleh perawat 2 Rp529,20 TOTAL 165 Rp43.658,86

Direct Resource Overhead Biaya Direct Resource Overhead unit IBS RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2012 Labour-related Biaya Pegawai Equipment-related Biaya Peralatan medis IBS Biaya Peralatan non medis IBS Biaya Pemeliharan alat dan gedung IBS Service-related Biaya Pemakaian Barang Pengadaan Biaya Listrik unit IBS Biaya Air unit IBS Biaya Telepon unit IBS Biaya Kebersihan unit IBS TOTAL Biaya Rp995.866.516 Rp58.346.400 Rp11.250.400 Rp5.395.000 Rp24.669.892 Rp49.365.168 Rp106.948 Rp2.935.150 Rp22.452.546 Rp1.170.388.020 Instrumen yang digunakan Saat Operasi Alat Jumlah alat yang digunakan Harga Doek klem 6 Rp.71.700 Pean bengkok sedang 2 Rp.34.000 Needle holder 1 Rp.17.000 Handle mes no.4 1 Rp.10.000 Pinset 2 Rp.34.000 Gunting 1 Rp.17.000 Reduction forceps 2 Rp.1.800.000 Bone holding forceps 1 Rp.900.000 (Verbrugge) Bone levers / Hohmann retractor 2 Rp.1.420.000 Raspatorien kecil 1 Rp.906.250 Large fragment instrument set 1 Rp.85.875.000 (Synthes) Zimmer Hall surgical drill 1 Rp.22.900.000 TOTAL BIAYA Rp.113.984.950 * total biaya/2000 operasi

Pembebanan Direct Resource Overhead Waktu (menit) Biaya (rupiah) Aktivitas Instalasi Bedah Sentral Kamar Operasi (Praoperasi) Periksa tanda vital oleh dokter/perawat anestesi 5 Rp3.264,36 Periksa lokasi fraktur 1 Rp652,87 Pemasangan infuse elektrolit oleh perawat 5 Rp3.264,36 Pemasangan kateter tinggal oleh perawat 5 Rp3.264,36 Kamar operasi durante operasi Tanda vital oleh dokter anestesi 5 Rp3.264,36 Tindakan anestesi regional (spinal) oleh dokter anestesi 10 Rp6.528,73 Posisi intra operasi oleh tim 1 Rp652,87 Pelaksanaan tindakan bedah ORIF 120 Rp78.344,75 Cek perdarahan dan komplikasi 1 Rp652,87 Kamar operasi post operasi Skor oleh dokter anestesi 5 Rp3.264,36 Serah terima pasien oleh perawat 5 Rp3.264,36 Serah terima barang-barang pasien oleh perawat 2 Rp1.305,75 TOTAL 165 Rp107.724,03 Total Overhead Aktivitas Instalasi Bedah Sentral Indirect Direct Total Overhead amar Operasi (Praoperasi) riksa tanda vital oleh dokter/perawat anestesi Rp1.323 Rp3.264,36 Rp4.587,36 riksa lokasi fraktur Rp264.60 Rp652,87 Rp917,47 masangan infuse elektrolit oleh perawat Rp1.323 Rp3.264,36 Rp4.587,36 masangan kateter tinggal oleh perawat Rp1.323 Rp3.264,36 Rp4.587,36 amar operasi durante operasi nda vital oleh dokter anestesi Rp1.323 Rp3.264,36 Rp4.587,36 ndakan anestesi regional (spinal) oleh dokter anestesi Rp2.645,99 Rp6.528,73 Rp9.174,72 sisi intra operasi oleh tim Rp264,60 Rp652,87 Rp917,47 laksanaan tindakan bedah ORIF Rp31.751,90 Rp78.344,75 Rp110.096,65 k perdarahan dan komplikasi Rp264,60 Rp652,87 Rp917,47 amar operasi post operasi or oleh dokter anestesi Rp1.323 Rp3.264,36 Rp4.587,36 rah terima pasien oleh perawat Rp1.323 Rp3.264,36 Rp4.587,36 rah terima barang-barang pasien oleh perawat Rp529.20 Rp1.305,75 Rp1.834,94 TOTAL Rp43.658,86 Rp107.724,03 Rp151.382,89

Pembebanan Biaya Overhead pada Setiap Aktivitas Aktivitas Instalasi Bedah Sentral Jumlah kegiatan Biaya overhead per aktivitas (rupiah) Total Biaya (rupiah) Periksa tanda vital oleh dokter/perawat anestesi 2 Rp4.587,36 Rp9.174,72 Periksa lokasi fraktur 1 Rp917,47 Rp917,47 Pemasangan infuse elektrolit oleh perawat 1 Rp4.587,36 Rp4.587,36 Pemasangan kateter tinggal oleh perawat 1 Rp4.587,36 Rp4.587,36 Tindakan anestesi regional (spinal) oleh dokter anestesi 1 Rp9.174,72 Rp9.174,72 Posisi intra operasi oleh tim 1 Rp917,47 Rp917,47 Pelaksanaan tindakan bedah ORIF 1 Rp110.096,65 Rp110.096,65 Cek perdarahan dan komplikasi 1 Rp917,47 Rp917,47 Skor oleh dokter anestesi 1 Rp4.587,36 Rp4.587,36 Serah terima pasien oleh perawat 1 Rp4.587,36 Rp4.587,36 Serah terima barang-barang pasien oleh perawat 1 Rp1.834,94 Rp1.834,94 TOTAL Rp151.382,89 Jumlah Semua Biaya No Struktur Biaya Biaya 1 Biaya langsung tindakan ORIF fraktur shaft femur Rp 1.704.349 tanpa penyulit 2 Biaya langsung screw-plate Rp 1.563.750 3 Biaya overhead instalasi bedah sentral tindakan ORIF Rp 151.382,89 fraktur shaft femur tanpa penyulit TOTAL Rp 3.419.481,89

Perbedaan Unit Cost ORIF Fraktur Shaft Femur tanpa Penyulit antara Metode ABC dengan Tarif INA CBG s Parameter ABC Tarif INA CBG s Jasa medis dokter Rp. 700.000 spesialis orthopedi Jasa medis dokter Rp. 280.000 spesialis anestesi Sterilisasi alat Rp. 126.674 * Bahan habis pakai Rp. 597.675 * Screw plate Rp 1.563.750* Akomodasi Rp. 151.382,89 a. Indirect resource overhead Rp. 43.658,86 b. Direct resource overhead Rp. 107.724,03 TOTAL Rp 3.419.481,89 DIAGNOSA KERJA: CVA Aktifitas Pelayanan Hari rawat 1 Hari rawat 2 Hari rawat 3 Hari rawat 4 Hari rawat 5 Hari rawat 6 Jumlah Ruangan 270.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 Pemeriksaan klinis Visite dokter 45.000 Visite dokter 45.000 Visite dokter 45.000 Visite dokter 45.000 Visite dokter 45.000 Visite dokter 45.000 270.000 Tanda vital Konsultasi dokter - Status cairan - Visite - Pemeriksaan penunjang DL 63.500 63.500 CT/BT 23.000 23.000 GDA 27.000 27.000 LFT 221.500 221.500 RFT 71.000 71.000 EKG 55.500 55.500 CT Scan 750.000 750.000 TG 46.000 46.000 Choles (Choles) 37.000 37.000 Foto Thorax 69.000 69.000 Tindakan Pasang DC - Pasang NGT - O2 2L/menit 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 150.000 Infuse 8.300 8.300 8.300 8.300 33.200 Observasi (3x) 15.000 15.000 15.000 15.000 60.000 Injeksi 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 9.000 Asuhan keperawatan 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 18.000 Sonde 20.000 20.000 20.000 20.000 80.000 Abocath 4.200 4.200 Infus set 5.600 5.600 Infus - Spuit 50 cc - Spuit 5 cc 900 900 Spuit 3 cc 500 500 Needle 25 3.000 3.000 DK 16 7.300 7.300 Urobag 4.800 4.800 Water for inj 3.200 3.200 Hand Scoon 4.000 4.000 Spuit 10 cc 1.100 1.100 NGT 16.000 16.000 - - Nutrisi Diet sonde extra 200cc Diet sonde extra 200cc entrasol Diet sonde extra 200cc Diet sonde extra 200cc entrasol Diet sonde extra 200cc entrasol entrasol entrasol - Obat-obatan Inj Citicholin 2 X 500 48.800 Inj Citicholin 2 X 500 48.800 48.800 3.600 3.600 Inj Citicholin 2 X 500 mg Piracetam 2 x 1.200 mg Piracetam 2 x 1.200 mg Piracetam 2 x 1.200mg mg mg 153.600 Inj Vit B1 2 X 1 amp 1.838 Inj Vit B1 2 X 1 amp 1.838 Inj Vit B1 2 X 1 amp 1.838 Inj vit B1 2 X 1 amp 1.838 - Asetosal 0-1-0 840 Astika tab 0-1-0 1.600 9.792 Asetosal 2 tab (extra) 840 Asetosal 2 tab 0-1-0 840 Asetosal 2 tab 0-1-0 840 Asetosal tab 0-1-0 840 - Neurodex 2 x 1 636 Neurodex 2x1 636 4.632 37.620 37.620 37.620 Asam Mefenamat 3 x 500mg - Asam Mefenamat 3 x 500 Asam mefenamat 3x1 mg 112.860 Captopril 3 x 12,5 mg 240 240 Infus RL 2 flac/hari 12.200 Infus RL 2 flac/hari 12.200 Infus RL 2 flac/hari 12.200 Infus RL 2 flac/hari 12.200 48.800 - - - - Duduk ( 24 jam) Duduk ( 24 jam) Duduk ( 24 jam) - Mobilisasi Duduk ( 24 jam) Duduk ( 24 jam) Konsultasi Dr. 67.500 Sp. cardiologi 67.500 Edukasi/rencana pulang - Outcome (hasil) - Kesadaran - Demam - Administrasi 70.000 70.000 Jumlah 1.778.078 2.771.724 226.478 264.098 177.678 162.196 163.196