BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

I. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI KUDUS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

KEPALA DESA SUMBANG KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA, DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

APA ITU DAERAH OTONOM?

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

KEPALA DESA KIRIG KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS PERATURAN DESA KIRIG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA KIRIG

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

MEWUJUDKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN DESA

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sudah melaksanakan pelayanan secara efektif, yaitu kualitas pelayanan yang

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

1. PENDAHULUAN. tiga prasyarat yaitu kompetisi didalam merebutkan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Desa menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang. Pemerintahan Daerah, merupakan suatu kesatuan masyarakat hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak. perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik.

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, lahir dari perjuangan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

La m piran Hasil Pembahasan Senin PERATURAN DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL NOMOR 8 TAHUN 2015 T E N T A N G TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peraturan perundang-undangan merupakan peraturan tertulis yang memuat

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BAB I. tangganya sendiri (Kansil, C.S.T. & Christine S.T, 2008). perubahan dalam sistem pemerintahan dari tingkat pusat sampai ke desa.

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan masyarakat menjadi salah satu fokus utama dalam. pembangunan pemerintah, hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal bukan konsep baru di Indonesia.

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Agribisnis merupakan suatu cara lain untuk melihat pertanian sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertimbangan yang mendasari terbitnya Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Daerah memegang peranan yang sangat penting dalam

TENTANG TATA PEMERINTAHAN DESA BUPATI DOMPU,

BAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

KEPALA DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. masukan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Adapun kesimpulan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengawas utama kinerja pemerintahan. pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Terwujudnya akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

PEMERINTAH KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Panduan diskusi kelompok

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PENGUATAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pembangunan dan jalannya roda pemerintah dilaksanakan oleh

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAGIAN HUKUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa (UU Desa).

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengatur dan mengelola sumber daya produktif, serta melayani,

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menciptakan pemerintahan Indonesia yang maju maka harus dimulai

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap

I. PENDAHULUAN. susunan pemerintahnya ditetapkan dengan undang-undang. Penyelenggaraan. dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG

PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 59 TAHUN 2016

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

pengantar : Pelayanan Publik dan Standar Pelayanan Publik (SPP)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No. 6 Tahun 2014 Pasal 1 ayat 2). Pemerintahan desa merupakan sub sistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan nasional yang langsung berada di bawah pemerintah kabupaten. Aspek terpenting dalam penyelenggaraan pemerintahanan desa adalah kedudukan kepala desa sebagai pemimpin dan dibantu oleh perangkat desa pada saat melaksanakan tugas, kewajiban dan fungsinya. Pemerintah desa dipimpin oleh seorang kepala desa dan dibantu oleh perangkat desa yang dalam menjalankan tugasnya terdapat pembatasan. Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya masing-masing desa. Pemerintah desa mempunyai tugas membina kehidupan masyarakat, membina perekonomian, memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa. Sistem penyelenggaraan pemerintahan desa berfungsi sebagai pengayom, pembina, pelayan, dan penggerak partisipasi masyarakat. Masyarakat desa baik secara kelompok maupun individu memerlukan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi sendiri, seperti pelayanan dalam hal kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pernikahan, warisan, kelahiran, perijinan dsb. Penyelenggaraan pemerintahan desa harus berdasarkan pada asas; kepastian hukum, tertib penyelenggaran pemerintahan, tertib kepentingan umum, keterbukaan, proposionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, kearifan lokal, keberagaman dan partisipatif (UU No. 6 Tahun 2014 Pasal 24). Masyarakat setiap waktu selalu menutut pelayanan yang berkualitas dari pemerintah, meskipun keinginan tersebut sering tidak sesuai dengan harapan. Pelayanan yang diberikan secara umum masih berbelit-belit dengan berbagai alasan, lambannya kinerja 1

2 aparatur dalam mengurus keperluan administrasi, kemudian melelahkan sehingga cenderung tidak efektif dan efisien. Hasil penelitian Adventus (2014), tentang pelayanan administrasi kependudukan Desa Pakumbang Kecamatan Sompak Kabupaten Landak., disimpulkan berjalan kurang tertib dan belum optimal, masih ada perangkat desa yang tidak mengantor sesuai dengan jam kerja sehingga memperlambat terlaksananya proses administrasi yang baik, serta kurangnya tanggungjawab kerja. Hasil penelitian Ningsih (2013), mengenai pelayanan publik di Kantor Desa Entikong Kecamatan Entikong Kabupaten Sangau ditemukan adanya pelayanan publik yang diberikan masih ada kendala berupa kecepatan waktu, sikap terlambat dalam pelayanan administrasi serta sering membolosnya oknum aparatur pada saat jam-jam kerja, masih banyaknya masyarakat desa yang mengeluh mengenai kinerja dalam pelayanan yang diberikan di kantor desa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa aspirasi yang ditampung kurang cepat ditanggapi, pelayanan yang diberikan aparatur desa masih dirasakan tidak sesuai dengan prinsip administrasi yang benar, serta masih kurang konsisten dan kurang merespon apa yang menjadi masalah masyarakat, kesiapan aparat masih kurang dalam pengadaan dokumen. Hasil penelitian Karim (2015) mengenai E-Government in Service Delivery and Citizen s Satisfaction: A Case Study on Public Sectors in Bangladesh menjelaskan bahwa dalam bentuk administrasi tradisional, pelayanan dikelilingi dengan prosedur yang panjang berbasis kertas yang membuat warga tidak puas dengan layanan karena beberapa masalah seperti keterlambatan dalam pelayanan, korupsi dan lokasi kantor pusat, dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik kepada warga, pemerintah Bangladesh telah mengambil inisiatif untuk membuat layanan yang tersedia melalui online. Pemerintah telah mendirikan portal web nasional, menggabungkan dan membuat situs web resmi pemerintah. Warga sekarang dapat mengajukan aplikasi mereka melalui online untuk mendapatkan pelayanan publik yang diperlukan. Pelayanan publik yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, pembayaran tagihan, pembayaran pajak penghasilan, lisensi perdagangan, catatan tanah, masalah pertanian dan hukum.

3 Hasil penelitian Rafia (2009) tentang E-Governance For Improved Public Service Delivery in Fiji menjelaskan bahwa menggunakan ITC (Information and Communication Technology) dalam bentuk e-governance dapat menghasilkan manfaat besar dalam reformasi dan modernisasi sektor publik. E-governance atau elektonika governance merupakan wujud dari governance (tata kelola pemerintahan) yang dijalankan oleh pemerintah pusat dan daerah didalam melakukan pelayanan publik ke masyarakat dengan berbasiskan teknologi. Pengalaman e-governance di sejumlah negara maju dan berkembang telah menunjukkan bahwa ITC dapat menjadi alat untuk pengiriman layanan yang lebih besar dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan. E-governance dapat mempromosikan baik mengatur yaitu keterlibatan masyarakat yang lebih besar dapat meningkatkan peluang untuk representasi langsung, suara, dan dukungan untuk peningkatan demokrasi. Rekomendasi kebijakan untuk mencapai manfaat e-governance Fiji telah disajikan, kepemimpinan yang kuat diperlukan untuk melaksanakan e-governance. Hasil penelitian Huang (2015), tentang Mixed Supply Model of Public Service Provision in Village to Residence Community: An Empirical Case Study in Jinan menjelaskan bahwa China sedang mengalami transisi cepat dari urbanisasi. Model pasokan campuran dari penyediaan pelayanan publik, atas dasar studi empiris dari dua kasus di kota Jinan, dengan menggambarkan transformasi urbanisasi dan bagaimana pelayanan publik di masyarakat yang disampaikan. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kendala dalam hal pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah desa seperti kinerja aparat yang masih rendah dan kurang bertanggung jawab, pelayanan yang masih tradisional sehingga mengakibatkan masyarakat mengeluh mengenai pelayanan yang diberikan oleh pemerintah desa, tetapi masih ada juga pemerintah yang memperhatikan kualitas pelayanan guna memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menerapkan e-governance atau elektonika governance yaitu pelayanan publik ke masyarakat dengan berbasiskan teknologi untuk memudahkan pemerintah dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. Desa Malangjiwan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar adalah suatu lembaga pemerintah yang berupaya melakukan pelaksanaan tugas pemerintah

4 desa secara efektif dan efisien demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang digunakan adalah sesuai dengan peraturan daerah. Pemerintah daerah mengatur dan mengurus urusan pemerintahan berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan yang menjadi kewenangannya (PERDA Kabupaten Karanganyar No 7 Tahun 2008 Pasal 2 ayat 1). Hasil wawancara dengan perangkat desa setempat bahwa, pemerintah desa Malangjiwan Kecamatan Colomadu mendapat juara satu tingkat kabupaten dalam hal tertib arsip. Pengamatan terhadap kinerja perangkat desa, masyarakat merasa nyaman dan puas atas pelayanan yang diberikan. Berdasarkan latar belakang di atas maka sebagai salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Implementasi Pelayanan Masyarakat Oleh Pemerintah Desa, hal tersebut dikarenakan berkaitan dengan mata kuliah di semester VI yaitu Otonomi Daerah dan Pemerintahan Desa. Hal ini juga terkait dengan materi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP kelas IX semester 1 Standar Kompetensi (SK) yaitu memahami pelaksanaan otonomi daerah, dan Kompetensi Dasar (KD) ialah mendeskripsikan pengertian otonomi derah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Bagaimana pelaksanaan pelayanan masyarakat oleh pemerintah Desa Malangjiwan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar? 2. Apa kendala yang dihadapi dalam pelayanan masyarakat oleh pemerintah Desa Malangjiwan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar? 3. Bagaimanakah solusi untuk mengatasi kendala dalam pelayanan masyarakat oleh pemerintah Desa Malangjiwan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar?

5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Untuk Mendeskripsikan pelaksanaan pelayanan masyarakat oleh pemerintah Desa Malangjiwan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. 2. Untuk Mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam pelayanan masyarakat oleh pemerintah Desa Malangjiwan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. 3. Untuk Mendeskripsikan solusi untuk mengatasi kendala dalam pelayanan masyarakat oleh pemerintah Desa Malangjiwan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan konsep pelaksanaan pelayanan masyarakat oleh pemerintah desa. b. Hasil kajian dapat dijadikan sebagai dasar untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru mengenai pelaksanaan pelayanan masyarakat oleh pemerintah desa. b. Bagi pemerintah desa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pelaksanaan pelayanan masyarakat oleh pemerintah desa. c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan baru mengenai pelaksanaan pelayanan masyarakat oleh pemerintah desa.