BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Industri di sektor pariwisata mempunyai potensi yang cukup besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya industri-industri yang mengelola berbagai macam produk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang belum stabil serta penurunan nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pembangunan ekonomi akan berdampak semakin

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen perusahaan berkewajiban untuk mengendalikan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. devisa negara. Salah satu Visi Pariwisata Indonesia yaitu, industri pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Sri Mulyono Herlambang, ketua umum Dewan Pariwisata Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi,

Bab 1. Pendahuluan. Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia mulai. mengalami kemajuan yang cukup pesat, terutama dalam bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasaan, dan ketenangan. Resort berarti tempat beristirahat untuk sementara waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Halim, dkk. (2005;6)

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Dalam industri pariwisata, hotel memegang peranan penting. Hotel adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, salah satu bidang potensi yang digalakkan di Indonesia adalah

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Harapan membaiknya kondisi ekonomi nasional tampaknya sulit menjadi

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang dialami oleh Bangsa Indonesia beberapa tahun silam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha ditandai pula oleh adanya perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian khususnya untuk perekonomian Indonesia. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia perdagangan membuat perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor usaha di Indonesia beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin maju yang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu penerimaan yang rutin, maka pemerintah menempatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dampak akibat krisis multidimensi yang terjadi mulai tahun 1998 masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia didefinisikan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perhatian khusus karena unsur tersebut yang mengendalikan unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja lapangan Mandiri (PKLM) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Desain standard..., Fakhrina 1 Kurnianti, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan walaupun masih ada aliran dana dari pusat kepada daerah seperti dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, sebagai penghasil devisa nomor dua setelah pertambangan. Dalam Garis-

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sendiri digunakan di semua organisasi: manufacturing, merchandising and service (Hansen, Mowen, 2005).

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi dan kemajuan ekonomi memberikan warna tersendiri

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat. sekaligus menjadi ibu kota provinsi. Kota ini merupakan kota terbesar

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat berkembang dan bertahan, perusahaan membutuhkan. manajemen yang mampu melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hotel memegang peranan penting dalam industri pariwisata karena

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas, persaingan dunia usaha semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah Negara yang memiliki daerah yang luas dan kaya akan berbagai objek wisata yang tersebar diseluruh daerah tersebut. Objek wisata tersebut merupakan sumber daya alam yang dapat digunakan untuk meningkatkan devisa bagi negara. Sampai saat ini kita mengetahui dan merasakan juga bahwa Indonesia masih mengalami masa-masa sulit hampir di segala sektor. Padahal Indonesia memiliki sumber daya dan kekayaan alam yang melimpah ruah dan juga potensial serta tersebar di seluruh pelosok negeri. Semua ini disebabkan oleh kekurangan mampuan Bangsa Indonesia untuk mengolah dan mengendalikan daya potensial tersebut. Oleh karena itu, pemerintah semakin gencar mempromosikan dan mengembangkan industri pariwisata. Tidak ada dunia ini yang mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat dalam industri pariwisata selain di Asia, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini cukup beralasan dan dimungkinkan dari letak geografis sosial budaya, jumlah penduduk yang lain sebagainya, terutama Indonesia mempunyai potensi pariwisata yang sangat besar. Bisnis pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Negara Indonesia diluar hasil devisa dari Minyak dan Gas Bumi (Migas). Bila pariwisata dilihat sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah terhadap barang dan atau jasa sebagai satu kesatuan produksi, baik yang nampak atau nyata (tangible product) dan yang tidak tampak atau tidak nyata (intangible product). Pariwisata telah tumbuh menjadi industri yang sangat cerah di kemudian hari bagi sebuah pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat juga dari kunjungan wisatawan mancanegara dari tahun ke tahun selalu meningkat, sehingga mempengaruhi penerimaan devisa Negara. Wisata tidak hanya untuk mencari hiburan atau bersantai-santai saja. Wisatawan merupakan orang yang memasuki wilayah negara asing dengan tujuan 1

2 apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau melakukan usaha yang teratur, dan mengeluarkan uangnya di negara yang dikunjungi serta tidak memperoleh uang dari negara tersebut. Orang yang berpergian memerlukan berbagai kemudahan seperti sarana pengangkutan, tempat makan dan minum, jasa pelayanan, serta tempat menginap bila perjalanan makan waktu lebih dari 24 jam. Maka, bermunculah berbagai jenis angkutan, rumah makan, biro perjalanan, penginapan, dan sarana lainnya. Diantara berbagai jenis penginapan ada yang disebut Hotel. Biasanya di dekat daerah-daerah wisata banyak para pengusaha yang mendirikan hotel-hotel untuk para selain dari objek wisatanya itu sendiri sehingga hotel memerlukan perhatian khusus dari pemerintah karena hotel juga dapat menghasilkan devisa yang tidak sedikit. Salah satu kota yang menarik bagi para investor tersebut untuk engembangkan usahanya adalah Kota Bandung, karena kota Bandung sering dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan luar negeri maupun wisatawan dalam negeri. Ada bermacam-macam jenis Hotel di Bandung mulai dari Hotel melati 1 hingga melati 3 dan Hotel bintang 1 hingga hotel bintang 5. Hotel merupakan jenis industri yang kompleks karena di dalam kegiatannya meliputi pemberian jasa dan perdagangan. Hal ini dapat terlihat dengan lebih jelas pada hotel-hotel berbintang yang menyediakan fasilitas-fasilitas utama, yaitu sebagai tempat penginapan dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya seperti restoran, ruang pertemuan, kolam renang, fitness centre, laundry, etalase yang menjual kebutuhan sehari-hari juga sarana komunikasi seperti telex dan faximile, kegiatan-kegiatan yang ada dalam hotel merupakan kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Adapun pengertian Hotel menurut Webster yang dikutip oleh Sihite (2000;51) adalah sebagai berikut: Hotel is a building or intituition providing lodging, meals and service for the public

3 Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa Hotel adalah suatu bangunan atau lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum, serta pelayanan lainnya untuk umum. Penjualan sewa kamar merupakan kegiatan pokok dari suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan akomodasi terutama pada perusahaan perhotelan. Oleh karena itu pendapatan sewa kamar merupakan pendapatan pokok dari perusahaan perhotelan, sedangkan pendapatan hotel secara keseluruhan. Penjualan sewa kamar perlu dikendalikan, oleh sebab itu diperlukan suatu pengawasan terhadap penjualan sewa kamar dengan baik untuk dapat menjamin bahwa penjualan sewa kamar telah dilakukan secara efektif dan efisien. Dalam hal ini diperlukan seorang contoller untuk melakukan pengendalian terhadap penjualan sewa kamar. Controller mempunyai pengaruh penting dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan suatu analisa yang efektif dan objektif terhadap penjualan sehingga dapat membantu eksekutif penjualan dalam mengambil keputusan yang bijaksana, sejalan dengan tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Controller bekerja sama dengan manajer penjualan agar dapat menilai secara realitas sejauh mana ramalan penjualan yang terjadi dimasa yang akan datang. Untuk menunjang peran controller agar berjalan dengan baik, pihak manajemen penjualan harus terbuka dengan sara-saran yang diberikan oleh controller dan menanggapi setiap alternatif pemecahan yang diajukan oleh controller. Dengan adanya pengendalian penjualan yang dilakukan controller di perusahaan yang bersangkutan, maka kemungkinan kelalaian ataupun penyimpangan-penyimpangan yang tidak menguntungkan dikurangi seminimal mungkin dan diharapkan dapat menunjang efektivitas pengendalian penjualan sewa kamar. Berdasarkan uraian diatas, dalam penyusunan skripsi ini penulis memilih judul:

4 Peranan Contoller dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Penjualan Sewa Kamar Pada Perusahaan Perhotelan. ( studi kasus pada Hotel Horison Bandung ) 1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang penelitian diatas maka dapat ditarik beberapa pokok permasalahan yang akan diidentifikasikan yaitu : 1. Apakah pengendalian penjualan sewa kamar telah dilaksanakan secara memadai? 2. Apakah controller berperan dalam pengendalian penjualan sewa kamar sehingga dapat menunjang efektivitas penjualan sewa kamar? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui upaya perusahaan dalam menunjang efektivitas pengendalian penjualan sewa kamar pada perusahaan perhotelan. 2. Untuk mengetahui peranan controller dalam menunjang efektivitas pengendalian penjualan sewa kamar 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan, penulis berharap bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada : 1. Untuk penulis pribadi yaitu menambah wawasan dan pengetahuan mengenai teori dan praktek controller dalam menunjang efektivitas penjualan sewa kamar. 2. Untuk perusahaan sebagai sumber pemikiran mengenai pentingnya peranan controller dalam pengendalian penjualan untuk mendukung efektivitas pengendalian penjualan sewa kamar.

5 3. Mahasiswa dan pihak lain khususnya di lingkungan perguruan tinggi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan juga dapat menjadi referensi serta bahan untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Kerangka Pemikiran Peranan controller turut menentukan tingkat keberhasilan suatu perusahaan, untuk itu controller dibutuhkan untuk mengetahui sampai sejauh mana masing-masing dapat perusahaan menjalankan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh pimpinan. Seperti yang dikemukakan oleh Usry and Carter (2004,9), yang diterjemahkan oleh Krista tentang definisi controller adalah sebagai berikut : Controller adalah manajer eksekutif yang bertanggungjawab atas fungsi akuntansi, Controller mengkoordinasikan partisipasi manajemen dalam perencanaan dan pengendalian dari pencapaian tujuan, dalam menentukan efektivitas dari kebijakan dan dalam menciptakan struktur organisasi dan proses controller juga bertanggungjawab untuk melakukan observasi atas metode perencanaan dan pengendalian diseluruh perusahaan dan untuk mengusulkan perbaikan atas metodemetode tersebut. Controller sebagai salah satu anggota tim manajer berfikir aktif dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan yang mempunyai kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Dan dapat menjamin keberhasilan sistem pengendalian yang diperlukan untuk pencapaian tujuan, biasanya disebut controller. berikut: Fungsi controller menurut Abdul Halim (2000, 63) adalah sebagai 1. Mendesain dan menjalankan informasi serta mengawasi sistem. 2. Menyiapkan laporan keuangan dan pelaporan keuangan kepada pemegang saham atau pihak lain. 3. Menyiapkan dan menganalisis prestasi dan membantu pimpinan untuk memahami laporan, menganalisis proposal anggaran dan program, mengkonsolidasikan rencana anggaran masing-masing bagian untuk dijadikan anggaran tahunan. 4. Mengawasi prosedur internal dan eksternal audit untuk menjamin validitas data

6 5. Membantu mengembangkan kemampuan masing-masing orang dengan cara pelatihan yang berhubungan dengan fungsi controller. Guna menunjang efektivitas pengendalian penjualan sewa kamar pihak controller dituntut untuk membantu sales manager dalam melakukan pengendalian. Menurut Usry and Carter (2004;15) adapun fungsi pengendalian disini antara lain meliputi : 1. Melakukan pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan sehingga tujuan dan rencana perusahaan dapat dicapai. 2. Penetapan norma-norma pengendalian Hal tersebut diatas penting dilakukan mengingat aktivitas penjualan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam perusahaan karena penjualan berhubungan dengan pendapatan utama bagi perusahaan untuk memperoleh profit sehingga kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada aktivitas penjualan tersebut. Oleh karena itu dalam melaksanakan aktivitas penjualan sangatlah dibutuhkan pengendalian yang memadai dari pihak manajemen sehingga akan tercapai pengendalian penjualan yang efektif yaitu dengan cara pihak manajemen mengawasi dan mengevaluasi apakah aktivitas penjualan yang dilakukan oleh perusahaan sudah sesuai dengan prosedur atau metode yang ditetapkan oleh ketentuan-ketentuan atau aturan yang berlaku. Seorang controller harus memiliki kemampuan untuk menterjemahkan kemampuan untuk menterjemahkan fakta dan data statistika dalam bentuk trend dalam hubungan-hubungannya. Hal ini sangat diperlukan dalam usaha mempertimbangkan tindakan yang akan diambil untuk masa yang akan datang. Dengan demikian maka dapat diketahui betapa pentingnya peranan controller dalam menunjang efektivitas pengendalian penjualan sewa kamar. Berdasarkan uraian diatas penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : Controller dalam pengendalian penjualan yang dilaksanakan akan berperan dalam menunjang efektivitas penjualan sewa kamar.

7 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Peranan controller dalam pengendalian penjualan Kualifikasi controller yang kuat Fungsi controller Memberikan informasi dan sarana yang berhubungan dengan pengendalian penjualan kepada manajemen Karakteristik controller yang kuat Dijadikan masukan/bahan masukan bagi manajemen dalam mengambil keputusan Informasi lain Berbagi keputusan manajemen mencakup - Planning - Organizing - Actuating - Controlling yang sejalan dengan tujuan perusahaan Pelaksanaan kebijakan oleh personel dibawahnya (termasuk keputusan yang berhubungan dengan efektivitas penjualan) Tidak ada penyimpangan Terwujudnya perilaku/staf tingkat bawah yang mendukung pelaksanaan keputusan antara lain: kedisiplinan, efisiensi dan tugastugas Sumber : Penulis

8 1.6 Metodologi Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis yaitu penelitian yang memaparkan keadaan perusahaan yang sebenarnya serta menganalisis dan menginterprestasikan data dan fakta yang diperoleh untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum mengenai peusahaan yang bersangkutan. Dalam rangka memperoleh, mengumpulkan dan menyusun data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan data primer yang dengan cara meneliti secara langsung ke lokasi perusahaan. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data primer adalah : a. Melakukan wawancara langsung dengan pejabat yang berwenang dan menguasai objek penelitian yang sedang diteliti oleh penulis. b. Kuesioner yaitu dengan menyajikan daftar pertanyaan tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk kemudian diisi oleh penulis berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh penulis. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research). Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literaturliteratur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang objektif, penulis memilih HOTEL HORISON yang beralamat di jalan Pelajar pejuang 45 No.121 Buah batu Bandung 40264. Dengan waktu penelitian dilaksanakan dari bulan April 2006 sampai dengan selesai.