BASIC MOTOR ABILITY OF GRADE IV AND V STUDENTS IN SD N KERATON YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2015/2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2009:6)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan suatu metode penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PETUNJUK PELAKSANAAN BARROW MOTOR ABILITY TEST. a. Tujuan : Untuk mengukur komponen power otot tungkai

KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PREMBUN, KECAMATAN PREMBUN, KABUPATEN KEBUMEN

UNJUK KERJA PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS V SD NEGERI NGLERI KECAMATAN PLAYEN GUNUNG KIDUL

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah survei dengan teknik tes dan pengkuran.

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

KEMAMPUAN MOTORIK DASAR SISWA KELAS IV DAN V SD N KERATON YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

PERBANDINGAN MOTOR ABILITY SISWA SEKOLAH DASAR YANG BERASAL DARI TAMAN KANAK KANAK DENGAN YANG BUKAN BERASAL DARITAMAN KANAK KANAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V DAN VI DI SD N PAKEM TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017

Draft Naskah Publikasi Penelitian Dosen Madya

SURVEI KEMAMPUAN MOTORIK SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI TAHUN AJARAN

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD NEGERI BAYANGKARA KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK DAN PERSEPTUAL MOTORIK SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TONGGALAN KLATEN

Tingkat Kemampuan Renang... (Muhammad Noviantoro Sholikhin) 1

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penggunaan metode dalam

Kata kunci: kemampuan motorik kasar, anak tunagrahita, SLB Negeri Pembina Yogyakarta.. ABSTRACT

Kata Kunci: Kemampuan Gerak Dasar.

Gambar 3.1 Korelasi Hubungan Antara X 1, X 2 dengan Y Keterangan ;

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

The Comparison of Gross Motor ability between male and female children at the age 5-6 years at TK Negeri Pembina 2 Pekanbaru

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI KARANGANYAR DONOKERTO TURI SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI SEMBUNG KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP NEGERI 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

KETEPATAN SERVIS BAWAH BOLAVOLI SISWA EKSTRAKULIKULER KELAS VIII SMP NEGERI 1 PURING KEBUMEN Abstrak

MOTIVASI ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN PUTRA/PUTRINYA OLAHRAGA BELA DIRI TAEKWONDO DOJANG EKADANTA RINDAM MAGELANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS ATAS SD NEGERI JOMBOR LOR SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS BAWAH DAN SISWA KELAS ATAS DI SD NEGERI BALEHARJO WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KELAS IV SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANDAK KABUPETEN BANTUL TERHADAP PERATURAN PERMAINAN BOLA VOLI

TINGKAT KOORDINASI MATA- TANGAN-KAKI MAHASISWA PJKR FKIP UMMI ANGKATAN TAHUN 2016/2017

SURVEI KETERAMPILAN KIDSATHLETIC PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGCEGAK KECAMATAN KUTASARI KABUPATEN PURBALINGGA

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LEVEL OF MOTOR AND MOTOR PERCEPTUAL ABILITIES STUDENTS OF SHORINJI KEMPO EXTRACURRICULAR MEMBERS IN KANISIUS ELEMENTARY SCHOOL BONOHARJO KULONPROGO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tingkat Keterampilan Dasar Melempar, Menangkap dan Mem... (Ahmad Ubaidilah)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

MOTIVATION OF LEARNERS IN FOLLOWING ARCHERY EXTRACURRICULAR IN SD ISLAM TERPADU AR- RAIHAN SUMBERBATIKAN TRIRENGGO, BANTUL ACADEMIC YEAR 2015/2016

III. METODE PENELITIAN. Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 PANGGANG GUNUNGKIDUL

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

PENGARUH PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP TERHADAP PENINGKATAN KOORDINASI MATA TANGAN PEMAIN KASTI JURNAL. Oleh DEWI ANITA SARI

Kemampuan Power Otot Tungkai dan Kelincahan...(Ridwan Syahril)

TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR FUTSAL SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEBANG RAYA 1 TANGERANG TAHUN 2016

TINGKAT PENGETAHUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 1 KUTAWIS, BUKATEJA, PURBALINGGA.

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) FITA PEROL KU TAHUN KECAMATAN GANTUNG KABUPATEN BELITUNG TIMUR

MOTIVASI BERMAIN KASTI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. sepakbola di SMK Negeri 1 Jumo Kabupaten Temanggung. Metode yang

MOTIVASI KELAS UNGGULAN DAN KELAS REGULER DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

bagi manusia, karena dengan gerak manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan (1988: 93) mengatakan bahwa

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MINAT SISWA KELAS V SD N PERCOBAAN 4 WATES TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK TAHUN AJARAN 2015 / 2016

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SD NEGERI 02 BALEDONO DI KECAMATAN PURWOREJO

MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 GAMPING TAHUN AJARAN 2016/2017

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS ATAS TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KEDUNGGONG KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

p-issn X Elementary School 4 (2017) e-issn Volume 4 nomor 2 Juli 2017

Transkripsi:

KEMAMPUAN MOTORIK DASAR SISWA KELAS IV DAN V SD N KERATON YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 BASIC MOTOR ABILITY OF GRADE IV AND V STUDENTS IN SD N KERATON YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2015/2016 Oleh: Firman Ardiansyah, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, firman.devilbatz21@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kemampuan motorik siswa kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta. Penelitian ini penelitian deskriptif kuantitatif, metode survei dalam bentuk tes dan pengukuran. Populasi, siswa kelas IV dan V, 37 siswa (22 putra dan 15 putri). Instrumen motor ability test Nurhasan (2004), terdiri dari : tes shuttle run 4x10 meter, tes lempar tangkap ke tembok jarak 1 meter, tes stork stand positional balance, tes lari cepat 30 meter. Teknik analisis data persentase. Hasil penelitian menunjukan kemampuan motorik siswa putra 1 siswa (5%) kategori sangat tinggi, 6 siswa (27%) kategori tinggi, 8 siswa (36%) kategori sedang, 6 siswa (27%) kategori rendah, 1 siswa (5%) kategori sangat rendah. Siswa putri 2 siswa (13%) kategori sangat tinggi, 1 siswa (7%) kategori tinggi, 8 siswa (53%) kategori sedang, 3 siswa (20%) kategori rendah, 1 siswa (7%) kategori sangat rendah. Maka sebagian besar siswa memiliki kemampuan motorik dalam kategori sedang. Kata kunci: Kemampuan motorik, siswa kelas atas. Abstract This research aimed to know how big the motor ability of grade IV and V SD N of Keraton Yogyakarta.This research in Quantitative and Descriptive Research by used survey method which uses test and measurement. The population of this research, 37 students (22 male and 15 female). Instrumen motor ability test Nurhasan (2004), which are: shutlle run test 4x10 meters, throwing-fishing on the wall 1 meter, stork and stand positional balance test, and sprint test 30 meters.the result of this research shown us that the motor ability of male category 1 student (5%) very high, 6 students (27%) high, 8 students (36%) medium, 6 students (27%) low, 1 student (5%) very low, while female category 2 students (13%) very high, 1 student (7%) high, 8 students (53%) medium,3 student (20%) low, 1 student (7%) very low. Therefore, it can be concluded that most have medium category for their motor ability. Keyword: Motor ability, upper grade students. 1

PENDAHULUAN Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui aktifitas fisik. Oleh karenanya pendidikan jasmani harus diutamakan karena mempunyai tujuan yang penting dalam pengembangan pembelajaran. Konsep dasar pendidikan jasmani merupakan wadah bagi siswa agar bisa bergerak secara luas. Di sekolah dasar umur 6-12 tahun, merupakan saat siswa membutuhkan situasi dan atmosfir untuk mengeksplor gerak melalui berbagai aktifitas yang menyenangkan seperti bermain. Melalui aktivitas bermain dalam penjas siswa dapat tersalurkan kemampuan gerak motoriknya. Mengetahui kemampuan gerak motorik siswa sangat penting bagi guru penjas, agar dapat mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan gerak motoriknya, dalam proses pembelajaran penjas di sekolah. Memberikan arahan dan bimbingan agar siswa mampu melakukan gerakan sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik yang sesuai dengan pertumbuhannya. Kemampuan motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Kemampuan motorik dapat ditingkatkan melalui aktifitas bermain bagi anak-anak. Aktivitas seharihari seperti bermain akan menunjang pertumbuhan postur tubuhnya dari masa anak-anak sampai dewasa nanti. Karenanya kemampuan motorik sebaiknya diketahui, dibenahi dan baiknya ditingkatkan sejak dini agar pertumbuhan siswa dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik kasar berbanding lurus dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya, oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik pada anak menurut Soetjiningsih (2012:2) yang dikutip oleh Yhana Pratiwi dan M. Kristanto (2015: 23-24) beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak antara lain adalah faktor lingkungan seperti, 1. Faktor fisik meliputi (cuaca, musim keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, dan radiasi), 2. Psikososial meliputi (stimulasi, motivasi belajar, ganjaran ataupun hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta & kasih sayang, dan kualitas interaksi anakorang tua). Sekolah Dasar merupakan lingkungan tempat belajar. Sehingga setiap harinya saat siswa berada di sekolah pasti melakukan aktivitas gerak seperti bermain dan berinteraksi yang berpengaruh pada kemampuan motoriknya. Jika ditinjau dari aspek pembelajaran penjas yang berlangsung di SD Negeri 2

Keraton Yogyakarta terkendala pada sarana dan prasarana yang kurang mendukung seperti bola yang sudah tidak layak pakai dan jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah siswa. Keterbatasan sarana prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Keraton Yogyakarta memungkinkan menjadi penyebab penghambat dari pelaksanaan pendidikan jasmani yang kurang maksimal, ditambah lingkungan SD Negeri Keraton Yogyakarta yang bisa dikatakan kurang luas. Perkembangan kemampuan motorik dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya seperti kecepatan, kelincahan, koordinasi dan keseimbangan. Aspekaspek perkembangan motorik dasar penting dipelajari dan dipahami baik guru maupun siswa pada saat pembelajaran penjas karena kemampuan gerak merupakan bagian dari ranah psikomotorik dan perkembangannya yang terbentuk dalam penguasaan keterampilan gerak sehingga apabila siswa memiliki kemampuan gerak yang baik siswa akan memiliki dasar untuk menguasai keterampilan gerak khusus kedepannya. Berdasarkan uraian di atas, serta belum adanya penelitian yang dilakukan maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang seberapa tinggi tingkat kemampuan motorik dasar siswa kelas IV dan V SD Negeri Keraton Yogyakarta. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menggunakan metode survei dengan teknik tes dan pengukuran. Penelitian ini hanya memfokuskan pada kemampuan motorik siswa kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tentang Kemampuan Motorik Siswa Kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta. Sedangkan waktu pelaksanaan pengambilan data penelitian ini berlangsung pada bulan Mei sampai bulan Juni 2016. Subjek Penelitian Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian (Sukardi, 2013: 53). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta yang berjumlah 37 siswa (22 siswa putra dan 15 siswa putri), seluruh siswa kelas IV dan V digunakan sebagai subjek penelitian. 3

Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan motorik siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Keraton Yogyakarta. Secara operasional, kemampuan motorik dalam penelitian ini diartikan sebagai kemampuan siswa kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta dalam melakukan tugas tes kemampuan motorik yang meliputi tes shuttle run 4x10 meter, tes lempar tangkap bola dengan jarak 1 meter dari tembok, tes stork stand position balance, dan tes lari cepat 30 meter, yang diukur dengan tes motor ability dari Nurhasan, (2004: 6.6). Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen Instrumen tes motor ability yang digunakan adalah dari Nurhasan. Menurut Nurhasan, (2004: 6.6), tes ini mempunyai reliabilitas sebesar 0,93 dan validitasnya sebesar 0,87. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan gerak dasar bagi siswa sekolah dasar. Instrumen tes motor ability dari Nurhasan, sebagai berikut: a. Kelincahan Tes suttle run 4x10 meter, untuk mengukur kelincahan dalam bergerak mengubah arah. b. Koordinasi Tes lempar tangkap bola jarak 1 meter ke tembok selama 30 detik, untuk mengukur kemampuan koordinasi mata dengan tangan. c. Keseimbangan Tes stork stand positional balance, mengukur keseimbangan tubuh. d. Kecepatan Tes lari cepat 30 meter, untuk mengukur kecepatan lari cepat. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data tes kemampuan motorik dilaksanakan kurang lebih dua hari. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut: a. Mempersiapkan alat-alat dan tempat yang digunakan untuk tes kemampuan motorik. b. Mengumpulkan, menyiapkan dan memberikan pemanasan serta memberikan penjelasan pelaksanaan tes kemampuan motorik pada siswa. c. Setelah diberikan penjelasan tentang pelaksanaan tes kemudian melakukan pemanasan secukupnya, selanjutnya siswa melakukan tes kemampuan motorik dengan urutan: 1) Kelincahan Tes Shuttle Run 4x10 meter Tujuan: Mengukur kelincahan dalam bergerak mengubah arah. Alat/fasilitas: Stopwatch, lintasan yang lurus dan datar dengan jarak 10 meter antara garis start dan garis finish. 4

Pelaksanaan: Start dilakukan dengan berdiri. Pada aba-aba bersedia orang coba atau testee berdiri dengan salah satu ujung jari sedekat mungkin dengan garis start. 2) Koordinasi Tes Lempar Tangkap Bola Jarak 1 Meter ke Tembok Tujuan: Mengukur kemampuan koordinasi mata dengan tangan. Alat/fasilitas: Bola tenis, stopwatch, dan tembok yang rata. Pelaksanaan: Testee berdiri di belakang garis batas sambil memegang bola tenis dengan kedua tangan di depan dada. Aba-aba yak subjek dengan segera melakukan lempar tangkap ke dinding selama 30 detik. Skor: Dihitung jumlah tangkapan bola yang dapat dilakukan selama 30 detik. 3) Keseimbangan Tes Stork Stand Positional Balance Tujuan: Mengukur keseimbangan tubuh. Alat/fasilitas: Stopwatch Pelaksanaan: Testee berdiri dengan tumpuan kaki kiri, kedua tangan bertolak pinggang, kedua mata dipejamkan, lalu letakkan, kaki kanan pada lutut kaki kiri sebelah dalam. Pertahankan sikap tersebut selama mungkin. Skor: Dihitung waktu yang dicapai dalam mempertahankan sikap di atas sampai dengan tanpa memindahkan kaki kiri dari tempat semula. 4) Kecepatan Tes Lari Cepat 30 Meter Tujuan: Mengukur kecepatan lari-lari cepat Alat/fasilitas: Stopwatch, lintasan lurus dan rata sejauh 30 meter, bendera. Pelaksanaan: Start dilakukan dengan berdiri. Pada aba-aba bersedia testee berdiri dengan salah satu ujung jari kakinya sedekat mungkin dengn garis start. Aba-aba siap testee siap untuk lari. Aba-aba yak testee dengan segera lari menuju garis finish dengan jarak 30 meter, sampai melewati garis finish. Skor: Dihitung waktu yang ditempuh dalam melakukan lari sejauh 30 meter. d. Masing-masing siswa melakukan tes secara bergantian dengan urutan: kelincahan, koordinasi mata dan tangan, keseimbangan dan yang terakhir kecepatan. e. Masing-masing hasil tes yang didapatkan siswa dicatat dalam lembar pencatatan yang telah disediakan. 5

Teknik Analisis Data Analisis data penelitian ini adalah dengan persentase. Hasil data kasar yang merupakan suatu ukuran yang berbeda tersebut perlu diganti dengan ukuran yang sama. Satu ukuran pengganti ini menggunakan t-score. 1. Rumus t-score untuk tes shutlle run 4x10 meter dan tes lari cepat 30 meter: t-score = 50 + ( x x SD ) x 10 2. Rumus t-score untuk tes stock stand positional balance dan lempar bola: t-score = 50 + ( x x SD ) x 10 Keterangan: x x = Skor yang diperoleh = Mean (rata-rata) SD = Standar Deviasi Sumber: Nurhasan (2004: 8.31) Pengkategorian kemampuan motorik siswa tersebut menggunakan rumus pengkategorian dari B. Syarifudin (2009: 113), sebagai berikut : Tabel. Kategori Kemampuan Motorik Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Keterangan : X M SD = Skor yang diperoleh = Mean (rata-rata) = Standar Deviasi Sumber: B. Syarifudin (2009: 113) Interval Skor X M + 1,5 SD M + 0,5 SD X M + 1,5 SD M - 0,5 SD X M + 0,5 SD M - 1,5 SD X M 0,5 SD X < M 1,5 SD Kategori yang sudah didapatkan dari kemampuan motorik kemudian dianalisis untuk dipersentasekan menggunakan rumus persentase sebagai berikut: P = f N x 100% Keterangan : P f N : Pereentase : Skor : Jumlah siswa Sumber : Anas Sudijono (1992: 40) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil kemampuan motorik siswa putra kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta. Hasil analisis deskriptif data t- score kemampuan motorik siswa putra diperoleh nilai mean sebesar 50, dan standar deviasi sebesar 7,56. Nilai tersebut kemudian digunakan sebagai patokan pengkategorian data dengan hasil sebagai berikut: Tabel 9. Kategori Data Kemampuan Motorik Siswa Putra Kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta. Interval Kategori Frekuensi Persentase X 61,34 Sangat 1 5% Tinggi 53,78 X < Tinggi 6 27% 61,34 46,22 X Sedang 8 36% <53,78 38,66 X Rendah 6 27% <46,22 X < 38,66 Sangat 1 5% Rendah Jumlah 22 100% 6

SISWA SISWA Jurnal Kemampuan Motorik Dasar Tahun 2016 (Firman Ardiansyah) Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kemampuan motorik siswa putra kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta adalah 1 siswa (5%) kategori sangat tinggi, 6 siswa (27%) kategori tinggi, 8 siswa (36%) kategori sedang, 6 siswa (27%) kategori rendah, 1 siswa (5%) kategori sangat rendah. Distribusi frekuensi tingkat kemampuan motorik siswa putra dapat dilihat pada diagram batang berikut: T ingkat K e m a m p u a n M o t o r ik S iswa P u t r a 6 siswa 8 siswa 6 siswa Tabel 10. Kategori Data Kemampuan Motorik Siswa Putri Kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta. Interval Kategori Frekuensi Persentase X 65 Sangat Tinggi 2 13% 55 X < 65 Tinggi 1 7% 45 X <55 Sedang 8 53% 35 X <45 Rendah 3 20% X < 35 Sangat Rendah 1 7% Jumlah 15 100% Berdasarkan tabel di atas diketahui bahawa kemampuan motorik siswa putri kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta adalah 2 siswa (13%) kategori sangat tinggi, 1 siswa (7%) kategori tinggi, 8 siswa (53 kategori sedang, 3 siswa (20%) kategori rendah, 1 siswa (7%) kategori sangat 1 siswa 1 siswa rendah. Distribusi frekuensi tingkat Gambar 9. Diagram Batang Tingkat Kemampuan Motorik Siswa Putra Kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta. Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa putra kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta mempunyai tingkat kemampuan motorik dalam kategori sedang. Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Hasil kemampuan motorik siswa putri kelas IV dan V SD N Keraton yogyakarta. Hasil analisis deskriptif data t- score kemampuan motorik siswa putri diperoleh nilai mean sebesar 50, dan standar deviasi sebesar 6,72. Nilai tersebut kemudian digunakan sebagai patokan pengkategorian data dengan hasil sebagai kemampuan motorik siswa putri dapat dilihat pada diagram batang berikut: Gambar 10. Diagram Batang Tingkat Kemampuan Motorik Siswa Putri Kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta. Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa putri kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta mempunyai tingkat kemampuan motorik dalam kategori sedang. T ingkat K e m a m p u a n M o t o r ik S iswa P u t r i 1 siswa 3 siswa 8 siswa Kategori 1 siswa 2 siswa Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi berikut: 7

Pembahasan Berdasarkan pada hasil penelitian di atas tingkat kemampuan motorik siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Keraton Yogyakarta 2015/2016 cukup bervariasi. Dimana tingkat kemampuan motorik siswa putra kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta terdapat 1 siswa (5%) kategori sangat tinggi, 6 siswa (27%) kategori tinggi, 8 siswa (36%) kategori sedang, 6 siswa (27%) kategori rendah, 1 siswa (5%) kategori sangat rendah. Sedangkan tingkat kemampuan motorik siswa putri kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta terdapat 2 siswa (13%) kategori sangat tinggi, 1 siswa (7%) kategori tinggi, 8 siswa (53 kategori sedang, 3 siswa (20%) kategori rendah, 1 siswa (7%) kategori sangat rendah. Maka sebagian besar siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Keraton Yogyakarta memiliki kemampuan motorik dalam kategori sedang. Jarang siswa-siswa tersebut memiliki kemampuan motorik baik sekali atau kurang sekali. Tinggi rendahnya kemampuan motorik siswa SD N Keraton Yogyakarta tidak hanya diukur dari satu aspek saja, namun akumulasi dari beberapa aspek seperti kelincahan, koordinasi, keseimbangan, dan juga kecepatan. Setiap aspek-aspek kemampuan motorik penting dipelajari dan dipahami baik oleh guru maupun siswa, apabila kemampuan gerak siswa baik akan memiliki dasar yang baik pula untuk menguasai keterampilan gerak khusus kedepannya. Perkembangan motorik seorang individu kemungkinan besar bisa berjalan optimal jika lingkungan tempat beraktivitas mendukung dan kondusif (Heri Rahyubi, 2012: 226). Halaman yang sempit dan lingkungan sekolah yang sedikit ruang terbuka sangat membatasi aktivitas gerak pada siswa dan merugikan perkembangan kemampuan motoriknya. Sekolah dasar merupakan saat dimana siswa mengalami masa pertumbuhan dan pengenalan gerak dasar. Hasil penelitian ini hanya mau menegaskan bahwa ada banyak unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik, karena kemungkinan ada siswa yang bisa menguasai semua unsur-unsur yang ada dalam kemampuan motorik, tetapi bisa juga hanya menonjol dalam satu atau dua unsur saja. Kualitas motorik terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu (Samsudin, 2008: 11). Jadi untuk dapat mengetahui tingkat kemampuan motorik yang dimiliki oleh setiap orang tidak hanya dapat dilihat dari satu faktor saja, akan tetapi juga melalui berbagai faktor-faktor lainnya dan juga dilakukan tes dan pengukuran kemampuan motorik. Sehingga guru ataupun orang tua siswa dapat memantau perkembangan motorik siswa dan 8

mengarahkannya dengan memberikan aktivitas dan latihan yang sesuai dengan kondisinya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pada uraian di depan maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Keraton Yogyakarta, untuk siswa putra adalah 1 siswa (5%) kategori sangat tinggi, 6 siswa (27%) kategori tinggi, 8 siswa (36%) kategori sedang, 6 siswa (27%) kategori rendah, 1 siswa (5%) kategori sangat rendah. Sedangkan untuk kemampuan motorik siswa putri kelas IV dan V SD N Keraton Yogyakarta terdapat 2 siswa (13%) kategori sangat tinggi, 1 siswa (7%) kategori tinggi, 8 siswa (53%) kategori sedang, 3 siswa (20%) kategori rendah, 1 siswa (7%) kategori sangat rendah. Maka sebagian besar siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Keraton Yogyakarta memiliki kemampuan motorik dalam kategori sedang. Saran Dari kesimpulan di atas saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Kepada para guru dan orang tua agar tidak membatasi anak bergerak pada setiap kesempatan waktu luangnya. 2. Alat dan fasilitas pendukung pembelajaran penjas perlu ditambah di sekolah agar anak memperoleh kesempatan bergerak degan baik dan bervariasi gerakannya. 3. Kepada para peneliti disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan melibatkan populasi yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. (1992). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali. B. Syarifudin. (2009). Panduan TA Keperawatan dan Kebidanan dengan SPSS. Yogyakarta: Grafindo Litera Media. Heri Rahyubi. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Majalengka: Referens. Nurhasan. (2004). Penilaian Pembelajaran Penjas. Jakarta: Depdiknas. Samsudin. (2008). Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Litera Prenada Media Goup. Sukardi. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Yhana Pratiwi dan M. Kristanto. (2015). Upaya Maningkatkan Kemampuan Motorik Kasar (Keseimbangan Tubuh) Anak Melalui Permainan Tradisional Engklek di Kelompok B Tunas Rimba II Tahun Ajaran 2015/2015. Jurnal Penelitian PAUDIA. Hlm.18-39. 9